Mengingatkan Kembali Anjuran Untuk MENGEMBARGO DIRI SENDIRI
Mari kita simak lagi artikel Pak Satrio agar anak bangsa ini semakin Mandiri
EMBARGO DIRI SENDIRI menuju KEMANDIRIAN
Kemandirian di segala bidang sangatlah diperlukan oleh negara sekaliber negeri kita Indonesia, termasuk kemandirian dalam industri militer. Industri Pertahanan dalam negeri merupakan industri VITAL untuk menopang kemandirian dan kemampuan mempertahankan kedaulatan NKRI tanpa embel – embel dan diATUR oleh negara lain.
KEDAULATAN ITU MUTLAK.
Negara kita berprinsip “Zero Enemy” dan Indonesia sejak lama telah memproklamirkan sebagai negara netral, negara Non Blok. Namun dalam perkembangannya, terkadang masyarakat berharap pengadaan alutsista cenderung bersandar ke bekas Blok Timur, Rusia. Semua itu efek domino dari rasa sakit hati akibat embargo barat yang dimotori US sejak 1999 hingga 2005, buntut dari kasus Timor Timur.
Pada pengalaman masa lalu kita pernah diembargo secara militer oleh pihak barat. Banyak pengaturan dan syarat yang merepotkan kita sebagai Negara merdeka. Akibatnya timbul kesimpulan, Kemandirian pengadaan Alutsista adalah hal mutlak.
TRAUMA diembargo oleh barat sering terngiang dan menjadi ketakutan pada rakyat, terutama para pemerhati blog militer di dunia maya dan para analisis dunia militer. Kita mempunyai PENGALAMAN diembargo secara militer dan sangat merepotkan. Tetapi dengan tumbuhnya industri militer dalam negeri, kekhawatiran dampak yang ditimbulkan seperti masa lalu tidak lagi begitu mencemaskan. Pengalaman adalah guru yang sangat berharga.
Kita mencoba menganalisa yang lebih ekstrim dengan satu pertanyaan, bagaimana bila kita diembargo secara TOTAL oleh PBB yang disponsori Negara Negara Adidaya yang tidak puas dengan kebijakan yang diambil pemerintahan bangsa ini ?.
Bila Indonesia diEMBARGO oleh PBB, maka kita tidak bisa Impor dan ekspor. Beberapa efek akan timbul dengan berlakunya Embargo internasional terhadap kita, misalnya dalam sektor di bawah ini:
PANGAN
Kita tidak bisa menikmati semua makanan CEPAT SAJI yang berlabel Internasional. Keuntungannya, semua makanan bermerk lokal akan naik omzetnya dan makananan tradisional akan terangkat pamornya. Masalah ketahanan pangan akan sedikit terguncang dengan tidak bisanya Impor beras yang lumayan besar tiap tahunnya, tetapi hal ini akan melecut kita untuk meningkatkan produk pangan berupa: beras, jagung dan lain-lain. Bangsa ini bisa menyesuaikan pola makanannya. Daging sapi akan meroket tajam harganya tetapi kondisi ini akan membuat rakyat beralih ke daging ayam, ikan laut, ikan hasil ternak tambak: lele, bandeng, udang dan lain-lain.
Dalam hal PANGAN kita malah BISA menuju KEMANDIRIAN dan SWASEMBADA PANGAN. Bila kita kena embargo ekonomi, kondisi Perekonomian Indonesia pada awalnya akan terguncang dan laju inflasi akan tinggi, melemahnya rupiah terhada mata uang asing, juga indeks harga saham akan banyak terjun bebas.
Tetapi apakah kita akan terpuruk selamanya?. Jawaban para patriotik pasti Tidak!!!.
Kita langsung membalasnya dengan kebijakan semua perusahaan asing akan kita NASIONALISASI, Freeport, Blok Mahakam, Blok Cepu dan sebagainya akan kembali menjadi milik rakyat Indonesai sepenuhnya.
SDA migas yang tidak diekspor akan mencukupi konsumsi BBM dan kebutuhan energi dalam negeri.BUMN akan dipaksa untuk bisa menambang sendiri, mengolah sendiri dan menjual sendiri untuk kepentingan Industri dan konsumsi rakyat indonesia.
Emas, dan logam lainnya akan melimpah bisa dimanfaatkan oleh kebutuhan dalam negeri. Dan EMAS yang melimpah akan banyak peminatnya di black market dunia, bila kita mau sedikit membanting harganya.
Industri dalam negeri bisa mengubah arah produk dan marketnya untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri. Sekiranya pengusaha nasional patriotik bisa tetap menjalankan pabrik pabriknya tetap beroperasi dan bekerjasama dan BERSINERGI sesama industri.
TRANSPORTASI
Memang kita akan sedikit terguncang tetapi bisa ditangani dengan SINERGI PERINDUSTRIAN dalam negeri untuk bisa mencukupi kebutuhan sparepartnya. Merk merk kendaraan asing yang beredar di Indonesia langsung saja diuubah diganti merk merk berbau Indonesia.
MILITER
Kita akan terguncang sementara dengan tidak adanya dukungan suku cadang negara asal pembuat alutsista. Kembali lagi peran SINERGI PERINDUSTRIAN kita diharapkan mencukupi semua kebutuhan sparepart dan alutsisita.
Tentunya keberadaan black market dunia memberikan kita ruang gerak dalam mencukupi apa yang kita perlukan untuk alutsista. Selain itu PT PAL, PTDI, PT Pindad, Koja Bahari, PT LEN, PT Dahana dan lain lain akan dipaksa berpacu mencari solusi jitu agar tetap berproduksi dan mencukupi kebutuhan alutsista dan suku cadang.
NEGARA SEPENANGGUNGAN
Sinergi sesama negara negara yang diEMBARGO, bisa dimanfaatkan. Kita bisa bekerjasama, dengan negara negara yang keadaannya sama sama di embargo misal dengan Korut, Iran juga Myanmar. Mereka akan SENANG bisa bekerjasama dengan Indonesia yang kaya raya sumber dayanya. Skenarionya, Korut bisa menyuplai produk militer ke kita. Demikian juga dengan Iran bisa menyuplai minyak bila kita memerlukan. Komoditi Non migas kita bisa dibarter kepada negara negara tersebut.
Tentunya negara negara Blok Timur, Rusia, Pecahan Rusia, China, juga India akan berlomba mendekati dan bekerjasama dengan kita melalui jalur BACKSTREET.
Apakah PBB atau negara lain berani mengembargo Indonesia secara ekonomi ? Indonesia terlalu sexy dan berharga untuk diembargo. Mereka takut kalau negara Indonesia akan menuju MANDIRI bila nanti diembargo. Singapura sebagai Negara yang terkena dampak paling besar bila kita diembargo oleh PBB.
Singpork is nothing, can not be rich without Indonesia. Itu salah satu perkataaan kawan Warga Negara Singapura yang mempunyai bisnis besar di negara kita. PERKIRAANNYA penghasilan dari 50 ribu kapal yang lewat selat Malaka tiap tahunnya akan hilang, bila kita menutup selat tersebut menyikapi embargo yang ada.
500 000 orang Indonesia berlibur ke Singapore tiap bulannya. Apartemen apartemen terbaru di sana banyak dibeli orang indonesia. Rumah sakit rumah sakit isinya kebanyakan orang Indonesia. Berapa saham negara itu yang berputar di perusahaan perusahan indonesia yang mencakup di seluruh sektor? Bagaimana bila dinasionalisasi kan?.
Kasus efek Domino dengan kolapsnya perekonomian negara lain bisa terjadi terhadap Jepang, China dan lain lain yang nilai perdagangannya dengan Indonesia begitu besar. Afrika Selatan, Republik Rakyat Cina dan Taiwan merupakan contoh yang mengesankan, sebagai Negara yang pernah diembargo oleh PBB.
Negara-negara tersebut telah menguasai beberapa teknologi dan dapat bersaing di pasar global. Kuncinya ternyata adalah kekuatan techno-nasionalisme yang tangguh dan berkelanjutan. HARUSNYA Rakyat republik ini belajar untuk MENGEMBARGO DIRI SENDIRI.
-Belajarlah membeli tekstil,garmen,pakaian, sepatu dan lain-lain dari hasil pabrik kita sendiri. Kurangi memakai produk asing.
-Belajarlah lebih suka dan membeli produk makananan dari merk lokal Indonesia dan makanan tradisional kita sendiri.
-Belajarlah membeli produk produk hasil Industri kita sendiri
-Belajarlah naik pesawat memakai Airways kita sendiri.
-Belajarlah Menonton budaya kita sendiri, dan lain lain
Dan Militer-nya. BELAJARLAH untuk menyukai produk hasil Industri militer kita sendiri dengan kebijakan nyata bukan sekedar lips service dengan membeli hasil produksi inovatif yang dihasilkan oleh Industri militer dalam negeri.
JIka kita bisa MENGEMBARGO diri kita sendiri, muncul istilah INDONESIA WILL RULE THE WORLD. Bukan seperti keadaan kita sekarang ini. Kita yang diatur oleh kekuatan asing (Dunia).
Kita perlu critical mass untuk bisa tumbuh sendiri (MANDIRI). Kita juga memerlukan tokoh tokoh gerakan techno-nasionalisme. Para penggerak techno-nasionalisme negara ini yang bisa meyakinkan pemerintah dan rakyatnya untuk mengembangan berbagai kemampuan teknologi dalam bidang penerbangan, perkapalan, nuklir, energi, telekomunikasi, pertanian dan lain sebagainya. Gerakan Aku Cinta Indonesia (ACI) yang HARUS terus bergulir.
Perlu martir gerakan nasional yang dilandasi oleh pemikiran menciptakan kemandirian bangsa kita dalam teknologi dan industri.
GERAKAN nasional yang membawa angin segar bagi digairahkannya lagi pemikiran techno-nasionalisme. Saat ini kita memerlukan kembali gerakan nasional ‘Aku Cinta Produk Indonesia’ dan perlu cara jitu untuk menggerakan rakyat Indonesia agar lebih mencintai produk asli Indonesia. Apa langkah jitu tersebut?. coba kita analisa dan pecahkan bersama.
MENGGAPAI KEMANDIRIAN
Selera orang Indonesia diberbagai tingkat perekonomian memang UNIK. Untuk tingkatan middle-Up, membeli suatu produk kadang bukan hanya kualitas yang dikejar tapi juga faktor GENGSI yang didahulukan. Untuk kaum yang ini, mereka merasa lebih bangga memakai produk luar negeri demi gengsi ataupun memenuhi gaya hidup hedonisme. Walaupun kadang barang KW yang dibeli asal bermerk (Branded mainded). Tetapi mereka diperkirakan hanya menyumbang 25 persen saja pasar global Indonesia.
Sedangkan pasar menengah ke bawah masih 75 persen di Indonesia. Pasar masyarakat bawah terlihat, mereka tidak peduli merk ataupun kualitas, tetapi yang dicari adalah harga yang terjangkau. Terbukti produk sepatu, sandal, garmen, dan sebagainya dari hasil industri lokal dan home industri masih laku keras mencukupi kebutuhan pasar lokal Indonesia masyarakat bawah tersebut. Bahkan sebagian sudah diekspor. Untuk beberapa jenis barang, produk kita sebenarnya menang dan merk kita sudah mendunia.
Terbukti misal produk sepeda ontel. 3 merk lokal sudah menguasai pasar nasional kita mengalahkan produk china sekalipun dan kita sukses mengekspornya ke berbagai belahan bumi. Memang kalau untuk produk premium kita kalah jauh berdasarkan bahan, image product dan tenaga ahlinya.
JADI, masih kurangnya kepedulian membeli produk asli Indonesia ada di kalangan menengah-keatas yang masih banyak menganut paham branded mainded.
Nah untuk menggelorakan masyarakat menengah-keatas yang berduit ini, harus mempunyai LANGKAH JITU agar mereka lebih suka produk nasional.
Beberapa contoh kasus mengungkapkan misalnya. Sebuah merk Sepatu dari US dulu diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan Indonesia untuk pasar nasional dan dunia. Mereka puluhan tahun memproduksi merk sepatu yang mempunyai image global tersebut. Setelah perusahaan tersebut pecah kongsi dengan induknya dari US, mereka memproduksi sendiri dengan merk nasional yang tentunya MUTUnya sama dengan merk dari US tersebut. Akan tetapi penjualan produk ini belum sepesat saat menjual merk lama.
Juga ada rakyat bangsa ini yang suka bepergian ke luar negeri membeli produk apparel dari club kesebelasan Inggris yang ternyata sudah dibeli dan dilihat labelnya adalah madein Indonesia.
Dan juga terbukti di manca Negara harga produk sepatu dari US yang berimage global made in Indonesia ternyata lebih mahal harga jualnya dari pada made in Vietnam ataupun china, walau merknya sama.
BUKTI LAIN kalau mutu kita tidak Kalah. Ada temen pas lagi di Jerman mereka jalan jalan ke bazar, banyak produk kebutuhan yg dijual di bazar itu. Mereka mendengar salah satu pedagang menawarkan produk sepatu merk nasional kita. “Silahkan beli sepatu berkualitas hand made,” begitu teriak pedang. Teman tersebut melirik merknya dan ternyata sepatu itu merk lama asli Indonesia. Masyarakat eropa di sanna sangat tertarik dengan sepatu tersebut karena HAND MADE. Mereka begitu menghargai produk yang dihasilkan oleh Hand made. Harga jual di sana MAHAL untuk ukuran kantong kita. Sedangkan di sini merk tersebut mungkin hanya dipakai oleh anak sekolah dan masyarakat menengah saja.
INI menunjukan bahwa masyarakat kita masih banyak yang branded mainded. Mereka lupa kalau barang yang diproduksi oleh kita tidak kalah mutunya bahkan dihargai lebih mahal dibanding yang diproduksi oleh negara lain walaupun merknya sama.
KESIMPULANNYA, MUTU bukan jaminan untuk masyarakat kita mencintai produk dalam negeri. Diperlukan suatu GREGET langkah JITU untuk membudayakan masyarakat kita mau membeli dan mencintai produk kita sendiri.
APA ITU KIRA KIRA ?
LANGKAH JITU
Langkah Jitunya kira kira seperti gambaran di bawah ini:
Masyarakat muslim kita mungkin banyak yang percaya dengan pruduk makanan kita yang diolah oleh saudara sesama muslim cenderung HALAL.
Tetapi masyarakat kita lebih suka dan merasa aman bila mengkonsumsi produk produk yang mempunyai sertifikasi Halal yang dikeluarkan oleh MUI kita.
Masyarakat tidak ragu ragu membeli karena produk tersebut karena ada jaminan sertifikasi. Kadang masyarakat non muslim kita malah lebih suka produk yg punya sertifikasi halal tersebut mempertimbangkan masalah kesehatannya. Tidak mungkin non muslim malah menjauhi dan tidak membeli produk yang bersetifikasi halal tersebut dikarenakan beda agama.
Jelasnya bahwa Sertifikasi HALAL bisa menembus segala lapisan masyarakat kita tanpa memperdulikan sara dan harga. CONTOH di atas adalah ROADMAP jalan penunjuk kita menuju langkah jitu yang kita pertanyakan di atas. kita butuh SERTIFIKASI NASIONALISME atau PATRIOT di setiap produk kita. Sertifkasi yang dikeluarkan oleh lembaga/Komisi Independent di negara ini. Masyarakat akan membeli produk yang mempunyai sertifikasi Nasionalisme /Patriot untuk menunjukan bahwa mereka peduli dengan kemandirian bangsa ini (walaupun aslinya banyak yang kurang peduli) dan akan menimbulkan fenomena tersendiri dalam perdagangan di Indonesia yang tentunya untuk MEMACU kemandirian bangsa ini.
Bila selama ini ada SNI standart Nasional Indonesia yang melabelli produk produk yang beredar di pasar nasional kita menunjukan bahwa produk tersebut sudah memenuhi standart yang ditentukan oleh regulasi kita. MAKA Kita perlu SPI (Standar Patriot Indonesia) yang harus dicantumkan di semua produk lokal yang beredar di pasar kita.
SPI menunjukan bahwa produk tersebut hasil dari produk dalam negeri dan kandungan lokal bahannya lebih dari 75 persen. Dengan adanya sertifikasi ini dan diberi Logo SPI misalkan memakai logo burung garuda menunjukan mana mana saja produk yang sudah asli buatan kita sendiri, maka akan Timbul Fenomena di tengah masyarakat kita” Gak pakai produk yg ada lambang garudanya berarti gak cinta produk Indonesia”. Mungkin ide di atas bisa MENGGUGAH rasa nasionalisme seluruh lapisan masyarakat kita dan mau membeli barang barang produk kita dengan alasan nasionalismenya yang tinggi, atau malu kalau dibilang kurang rasa nasionalismenya, atau sekedar untuk GENGSI saja. HAL ini pernah terjadi saat booming mobnas yang diikuti semua masyarakat ANTUSIAS ingin memiliki mobnas tersebut walau aslinya bukan produk dalam negeri.
Kita ingat bagaimana masyarakat Indonesia Timur sampai pada menunggu mau beli oto timor kapan datang di sini ?. Dan moment tersebut didahului dengan kebanggaan bangsa ini yang mampu membuat pesawat N250 dari tangan tangan terampil Techno-nasionalisme bangsa ini di tengah perayaan INDONESIA EMAS pada tahun 1995. Sayangnya asing keburu membunuh fenomena itu agar KEMANDIRIAN bangsa ini tidak berkembang.
Apapun produk yang beredar di pasaran dengan Logo Garuda/SPI maka kita tidak ragu membelinya karena secara langsung turut mensukseskan percepatan kemandirian bangsa. Pesan pesan untuk masyarakat agar mengutamakan membeli produk yang berlabel Garuda bisa digencarkan melalui media dan sistim materi pengajaran di sekolah sekolah sehingga dari dini anak anak kita tahu bahwa membeli produk berlabel garuda adalah PERWUJUDAN CINTA TANAH AIR.
TEKNIS Regulasi untuk produk apa saja yang bisa menyandang sertifikasi SPI dan berlogo garuda bisa kita cari formulanya yang tepat dan bisa dikonsultasikan antara Pemerintahan, DPR, Pengusaha, Pabrikan dan Pihak Akademisi sehingga bisa dibuatkan undang undang yang mengatur bagaimana bentuk dan juga sanksi sanksinya. Dan tentunya juga produk tersebut juga sudah mengantongi SNI (Standart Nasional Indonesia).
Tentunya ide di atas akan banyak ganjalan dari pihak produsen asing yang sudah lama enak enakan menikmati pasar nasional kita yang gemuk ini dengan membanjirinya dengan merk merk internasional, dan akan banyak yang ingin menggagalkannya atau membuat komisi boneka tandingan untuk mengaburkan SPI tersebut. Apalagi bila berkaitan dengan produk otomotif.
Masyarakat Indonesia CERDAS harus memulai belajar mengembargo diri sendiri (bisa mulai dikampanyekan dan diterapkan di lingkup keluarga) untuk menuju kemandirian bangsa dengan cara jitu dan digulirkan oleh pemerintah.
By: Satrio Surabaya
Gambar By Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman
29 Komentar
marilah mulai mengembargo diri kita dengan mencintai produk produk asli indonesia 🙂
Seharusnya memang harus iya.belajar mengembargo sendiri dgn mencintai dan memakai produk dlm sendiri akan membuat pelaku2 ekonomi di dlm negeri akan berdaya saing dan dampaknya kita akan menjadi negara pengeksport disamping itu juga kita akan terbiasa dan berpengalaman bila diembargo kelak.
Kerja sama dgn negara2 yg pernah diembargo juga akan membuat negara2 lain akan turut menyertainya .negara senasib dan seperjuangan.
Mengembargo diri sendiri menuju kemandirian bangsa adalah langkah yang paling bijak…..
Salam ndan Satrio
Sukseskan embargo diri dengan meningkatkan riset serta penguasaan iptek, budayakan UKM berbasis riset dan iptek, mendirikan industri komponen [ elektronik, mesin, sparepart ] di dalam negeri, dan sadar diri [ bangsa Indonesia itu sebenarnya mampu ] 💡
Harusnya pemerintah yg meng embargo diri sendiri, sekarang malah ingin beli sapi dari ostrali sebanyak ratusan ribu ekor dan akan membeli 2500 kapal dari cina selama 5 tahun
Kemarin2 ada berita pak presiden berkunjung ke NTT bersama gubernur DKI dan Jawa Tengah.
.
Menariknya, gubernur DKI dan Jateng membuat MoU dgn gubernur NTT.
DKI dan impor sapi dari NTT dan membantu peternakan sapi di NTT.
.
Saya pikir sih, jika pemerintah masih impor dari negara lain, bisa saja merupakan cash program, dan pembangunan ketahanan pangan dalam negeri (seperti MoU DKI dan NTT) tetap berjalan.
.
Ya seperti import Leopard 2RI, Marder 1A3, dan M113 tetap dilakukan sambil menunggu Pindad retrofit AMX-13 dan membuat tank medium baru.
Akan gegabah kalau ada kekosongan jika kita hentikan sama sekali impor sedangkan produk dalam negeri belum dapat menggantikan sama sekali, ya?
.
Saya pengguna tas berkualitas produk dalam negeri Eig*r dan C*nsina yg dpt bersaing dgn Deut*r dan Karrim*r.
Menariknya, ada orang Jerman mau dan sudah menjadi distributor Eig*r utk Jerman dan Eropa.
Sama bung Dropzone saya lebih suka memakai Produk Outdoor dan Gear dalam negeri
terimakasih Bung Satrio S, ini artikel yg sangat bagus.
Kalau aku perhatikan dari tv berlangganan dan majalah asing, kita bisa mencontoh USA, di pabrik alutsista USA baik yang besar maupun kelas UKM dipasang bendera USA ukuran jumbo dan ada tulisan PROUDLY MADE IN THE USA…atau PROUDLY CRAFTED IN THE USA untuk product lainnya selain senjata. Ditanam kebanggaan memakai productsi bangsa sendiri dan pemerintah USA menanamkan kesadaran bahwa memilih productsi USA berarti memilih kualitas no 1.
Kenapa slogan BANGGA BUATAN INDONESIA jarang terdengar lagi? Kenapa PAMERAN PRODUKSI INDONESIA/PPI tidak ada lagi
Pilih mana?
mempersiapakn diri untuk diembargo atau tiba2 kena embargo?
keduanya pasti punya efek yg berbeda…
Akan sangat beda efeknya bila kita sudah mempersiapkan diri untuk diembargo dari pada hanya terlena dengan produk Import disekeliling kita
Dengan siap di embargo maka Embargo itu akan menjauh dengan sendirinya, Bangsa lain Segan mengembargo kita
Terima kasih Bung Satrio…
Artikel diatas mengingatkan artikel serupa di jkgr, mohon maaf bukan untuk membandingkan karena sumbernya sama 🙂
Sebenarnya Indonesia memiliki product yg kualitasnya sangat bagus, apabila dibandingkan dgn produksi luar.
Tetapi kita kebanyakan kurang pd untuk membuat brand tersendiri.
Banyak brand2 yg terkenal didunia mempercayakan Indonesia membuat beberapa produknya disini. Ambilah contoh nike, adidas,dsb. Apabila disandingkan dgn buatan cina atau lainnya dgn bahan kualitas sama,harga juga sama kemungkinan besar para pembeli akan mengambil yg made in Indonesia. Karena mereka tau kualitas produk kita, kebanyakan produk yg beredar disini adalah yg tdk lolos qc alias sortir.
Coba bayangkan bagaimana yg kualias AA itu ?
Yg tidak lolos qc saja sdh sedemikian bagus.
Tp memang banyak yg menganggap brand luar lebih mempunyai gengsi walaupun KW.
Itu untuk garment ato alas kaki, belum yg lainnya. salah satu produk andalan kita seperti furniture dan handicraf, adalah yg banyak dicari pr collector dunia
Untuk yg menyangkut alutsista saya ndak tau… 😉
Salam.. . ..
memang kami admint menulis ulang tulisan pak Satrio yang pernah di muat oleh warjag.
Sesuai Prolog tulisan diatas .,. “”Mengingatkan Kembali Anjuran Untuk MENGEMBARGO DIRI SENDIRI
Mari kita simak lagi artikel Pak Satrio agar anak bangsa ini semakin Mandiri””
Terimaksih
Siap Bung Naga Samudra…
Mulai membiasakan dr diri sendiri untuk menggunakan produk2 produksi dari dalam negeri, sedangkan yg belum bisa tetap menggunakan produk luar… 🙂
Semoga pemerintah juga membuat regulasi untuk melindungi produk2 asli Indonesia, apalagi MEA sudah didepan mata.
Salam. . . ..
Ass.Salam kenal ndan patsus.Masalahnya msyarakat banyak yg tdk tau produk asing buatan Indonesia atau produk Indonesia buatan asing.Dibutuhkan contoh & regulasi dari pemerintah utk memulai.Rakyat kebanyakan pasti pada ngikut bila pemimpinnya mau jadi contoh suri tauladan bagi rakyat.Sungguh sebuah artikel yg menggugah idealis patriotisme bangsa.TQ Ndan.
Betul Perlu regulasi dari pemerintah untuk mendorong rakyat bangsa ini mencintai produk dalam negeri, Didalam Tulisan diatas diberikan solusi ,misal membuat regulasi perlunya Sertifikasi SPI (Standart Patriot Indonesia) seperti halnya sertifikasi Halal dari MUI untuk setiap produk nasional
Memang selama ini untuk mengambergo diri kita perlu di galakan…kenapa : coba kita liha iklan yang ada di media sosial disitu yang sering muncul disitu produk di serbu…maka kita perlu bagi teman-teman yang punya blog, FB, Twetter dll kita bisa mempromosikan produk indonesia pariwisata kita dan meskipun han sekali …dalam sebulan….lumayan untuk mengingatkan….
NKRI BISA
betul Bung Borneo Untuk selalu mengingatkan
Cintailah Ploduk2 Indonesia… (tp inget naro duit jgn di LN ntar klo rusuh kabur mentang2 sudah kaya raya) Nasionalisme kita pasti ada,, tp klo yg bikin itu barang senengnya kabor melarikan diri ke LN pas rusuh sambil membawa harta kan bikin nyesek,, kemana Nasionalisme mereka yg cari makan dan harta benda di Indonesia..
Jangan lupa slogan DAMN I LOVE RUPIAH harus di angkat lagi.. Salam Persatuan,, NKRI SETROONG!! RUPIAH SETROOONG!!
welcome back bung, nice article.
sy mulai dr dri sy sndri mulai dr sandal clna spatu buatn dlm negri mulai mkn buatn dlm negri dan hp serta elektronik buatn dlm krn dr kuliah sy sdh mnanamkn dri sy untuk cinta produk indonesia
Jumat pagi habis subuhan kemarin saya ke pasar dekat rumah sama istri, beli makanan produk nasional tentunya. saya siapkan beberapa uang recehan dan paling besar 10.000. Beli grontol (jagung godok plus kelapa dan ngaram) Rp 2.000,- eh dimarahin penjualnya, “oalah mas nopo telas mengke ?”. saya sih cuek aja dan ternyata alamak banyak banget, isinya 4 gelas ukurannya. Pantesan bilang gitu penjualnya, hehehe… Masih kurang saya beli gethuk, Rp. 2.500,- eh dapetnya 5 lonjor tambah Rp. 500,- buat blondo 5 bungkus (parutan kelapa yg sudah jadi minyak kelapa). Terus makan diwarung menunya pecel plus telor sama bakwan en minumnya kopi cucu berdua ma istri dan bungkus 2 porsi lagi buat anak2 habis Rp 15.000,-. Kalau saya bandingkan pergi ke K*C di salah satu mini market di kota saya utk kami sekeluarga (4 org ) habisnya Rp 130.000,- jauh banget deh. Toh makanan itu kan utk ngisi perut dan lebih utama itu kan buat kesehatan, kalau punya kita murah, alami, dan menyehatkan kenapa pilih produk luar, udah jelas mahal, gak alami plus berbahaya.
Maaf gak nyambung bung Satrio en bung Naga… biasa otak dodol… 😀
Sepertinya sangat mungkin asalkan menjadi gerakan nasional.
Semua tergantung pemimpin kita, karena kecenderungan rakyat Indonesia dipengaruhi figur pemimpinnya. Menurut saya begitu…
btw: kalau sekarang embargo total.. gak bisa ngikuti formil Patga donk? 😉
negeri ini sudah saatnya mengalami fase restorasi secepatnya, motor n kemudi ada pada para pemimpin bangsa khususnya Presiden cs. Kamenei & Iran adalah contoh nyata bagaimana sebuah yg menjadi target mati dr negara barat justru lebih lebih hidup berbekal kemandirian.
kalo menurut saya produk dalam negeri kalah bersaing dari segi iklan dan harga tapi soal kualitas sama dengan produk dari luar.
Cintailah produk2 dalam negeri. kalo sebagian besar masyarakat kita lebih memilih produk import maka tingal tunggu kehancuran ekonomi kita. yang harus benar2 kita waspadai adalah pakem budaya kepercayaan masyarakat yang menganggap luar negri itu serba lebih baik. merasa bangga dengan produk luar negeri, bangga kalau tamasya /liburan ke luar negeri. hormat sama orang luar negeri. Mari budayakan bangga dengan produk lokal.
Terima kasih Bung Satrio…………., moga sehat2 semua
Seandainya saja para produsen dalam negeri pada saat ini percaya diri memasang label “made in indonesia” maka akan sy ganti barang2 sy dengan produksi dalam negeri.
Keadaan sekarang seharusnya para produsen dalam negeri lebih berani memasang label indonesia karena sy yakin 100% bangsa kita sudah pintar dan akan memlih produk2 dalam negeri.
Seeep , artikelnya bagus sekali …
salut Ndan Satrio
Pie Kabare sampeyan ndan , wes suwe g ikutan di forum sebelah ,
Ayo share pula artikel – Ndan satrio , Juga sespuh yang lain
Semoga diberi selalu Kesehatan besert keluarganya ya Ndan Satrio
@ Daniel maranata ,
Terima kasih icon anda dipakai untuk Seluruh generasi muda Indonesia
anda pun juga malah bangga dipakai … tidak ( profit oriented )
miris…. melihat mereka yang lebih menyukai produk luar ter utama asu, dan mereka lebih menyukai liburan keluar negeri karena prestise. padahal kwalitas produk bangsa sendiri lebih baik, padahal pariwisata dalam negeri lebih indah n lebih exsotic…
mulai dari diri sendiri itu kuncinya