Untuk SEKUNTUM TERATAI SORGA Nusantara

5

deddy21

Nusantara adalah sekeping sorga yang jatuh ke bumi …
Cara Tuhan menguji dirimu, apakah engkau mampu memeliharanya dengan kesucian hatimu …
Ataukah akan engkau rusak karena nafsu serakah dan angkara murkamu …

Bila saja engkau tak mampu menjaga dan memeliharanya, itu jadi perlambang bahwa kelakpun engkau bukan calon penghuni sorga …
Karena engkau telah gagal menerima ujian dari Nya …

Kelak api nafsu dan angkaramu akan menjadi tungku, yang membakar habis jiwamu yang melolong panjang dalam derita pilu …
Lalu semuanya berubah jadi hening …
Karena semesta menyimak pelajaran berharga, siapa yang akan dimuliakan dan siapa yang akan ditenggelamkan dalam siksa …
Yang tertulis dalam tinta emas sejarah dan abadi sepanjang masa …

deddy22

Kadang aku heran dan bertanya-tanya …
Mengapa Tuhan berkenan menganugrahiku alam semesta yang indah
Tanpa aku paham apa alasan beliau atasnya …
Aku jauh lebih heran ketika mengamati …
Ada manusia mahluk ciptaannya dengan pongah merusaknya …
Dan menepuk dada dirinya adalah ciptaan paling sempurna …
Yang berhak membuat hitam dan putihnya semesta …
Oh … mahluk durhaka …
Begitu katanya mengaku calon penghuni sorga …
Pantasmu jadi penghuni neraka saja …
Karena bisamu merusak ciptaan Tuhannya semesta …

deddy24

Setelah capai seluruh jasad ini …
Terduduk dalam lunglai disudutnya Kahyangan …
Mencari pusaka bernama : PADMA KALOKA …
Atau Teratai Kemuliaan Kahyangan …
Dalam derap lamunanku …
Ketika mengatur nafas dan sejuta angan …
Sebuah tepukan lembut dari belakang …
Menyapa di bahu kanan …
Mendongak aku kepadanya …
Oooo Sri Bhatara Indra rupanya …

Dewa pemilik kahyangan Indraloka …
Yang kusambut senyum tipis hormatku padanya …
Kemudian beliau bersimpuh mensejajariku …
Membisikkan lembut tentang cerita …
Bahwa sesungguhnya PADMA KALOKA …
Letaknya bukan di Sorga tapi dihatinya manusia …
Bila dia mekar sempurna adanya …

Jangankan semesta, para dewa pun akan tunduk padanya …
“Jadi tidak usah engkau mencari sejauh ini …
Karena sinar biasnya mulai terlihat di dada mu kini”
Terhenyak aku oleh khabar itu …
Dan kembali aku hanya bisa membalas …
Dengan senyum tipis rasa hormat tanpa suara …
Kamipun saling hormat di dada …
Sebagai tanda ketulusan …
Dari Mahluk atas kehendak Sang Hyang Maha Perkasa …

deddy25

Keselarasan alam yang diingat kembali.
Ini foto salah satu obyek wisata di Bali yang mengandalkan penjelajahan dengan menunggangi gajah di kawasan sekelilingnya.
Dahulu masyarakat kita ini dekat dengan alam dan satwanya : Gajah, kuda, kerbau, sapi, burung dan banyak lagi. Tidak ada salahnya kita kembali menggunakan alam sebagai alat peradaban dengan arif.

Konon kuda-kuda di Nusantara dibantai oleh penjajah agar mobilitas kaum pejuang bisa dilumpuhkan. Demikian pula dengan gajah sebagai tunggangan kaum bangsawan dibantai termasuk yang hidup liar untuk diambil gadingnya (mungkin mereka iri tidak punya hewan itu dinegeri asalnya). Begitu pula dengan harimau dan badak.

Kini kita hanya akrab dengan hewan ternak saja, sedangkan hewan asli Nusantara dianggap hama yang mengganggu ladang kita. Kita lebih akrab dengan hewan TRAKTOR dari pada kerbau dan sapi untuk membajak sawah, yang hidup dibesarkan untuk dibantai saja.
Orang hutan, gajah dan harimau diracun dan diburu, karena kita mau merebut rumah mereka untuk kebun sawit semata.

Mari kembali berguru pada kearifan leluhur kita, yang dahulu piawai menjinakkan harimau dan gajah, mengawinkan banteng dan sapi menjadi sapi kerapan yang tangguh.
Kembali memelihara kuda sebagai kendaraan daerah terpencil dan medan sulit yang jelas nggak tergantung minumnya pada BBM.
Mari kita kembalikan apa yang pernah ada dan terpinggirkan dimasa lalu, agar alam kembali seimbang sesuai kodratinya

 

deddy23

Ini adalah CANDI KIDAL (Desa Tajinan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang), yang merupakan candi pendharmaan bagi raja Singhasari ke-2 Sri Bhatara Anusapati. Menurut Pararaton beliau adalah putera dari perkawinan antara Kendedes dengan Tunggul Ametung.

Candi pendharmaan ini mempunyai tanda kebesaran berupa arca Mahasinghanada yang menunjukkan beliau adalah anak keturunan Singha betina Tumapel yang perkasa (maksudnya adalah Kendedes), penghias tangga berupa motif Naga Laut Selatan yang menunjukkan Singhasari adalah pemimpin maritim konfederasi kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Dan beberapa relief Garudeya, yang melambangkan pembebasan Dewi Winata oleh puteranya Garuda dari perbudakan dua naga yang juga saudara tirinya. Konon itu adalah satire dari rasa cinta beliau kepada ibundanya Kendedes, menurut pandangannya seperti Dewi Winata yang di sia-siakan ayah tirinya Ken Arok karena lebih memanjakan ibu tirinya Ken Umang. Maka disini Bhatara Anusapati berperan sebagai Garuda membebaskan ibu kandungnya dari segala deritanya.

Karenanya candi ini dianggap pula sebagai candi pangruwatan dharma bhakti, yang menunjukkan rasa sayang anak terhadap ibunya.

Jaya-Jaya-Wijayanti
DEDDY ENDARTO untuk SEKUNTUM TERATAI SORGA
Gambar by Google dan Patsus Citox

Share.

5 Komentar

  1. timur_nusakambangan on

    Saya masih ingat dgn tulisan anda
    ” menganggap agung yang datang dari seberang, menistakan warisan leluhur bak barang haram. ”
    Semoga sepenggal tulisan anda tdk sepenuhnya terjadi di NUSANTARA tercinta ini.
    Amin…. rahayu rahayu rahayu.
    Gusti ingkang Paraning Dumadi nuntun lampah Nuswantoro kito.

Leave A Reply