DI BALIK TIRAI PERINGATAN KAA KE-60
Saya bangga dengan gaung Konferensi Asia Afrika(KAA) yang masih menggema dan mendunia hingga saat ini.
Tapi saya tidak tahu, apakah saya harus bangga atau bersikap sebaliknya, manakala pertemuan yang di mata saya semestinya lebih fokus membahas tentang terciptanya keseimbangan, penghormatan kedaulatan dan perdamaian dunia, namun nyatanya justru dimanfaatkan untuk melakukan transaksi senjata. Ironisnya, hal ini justru dilakukan oleh Indonesia sendiri sebagai tuan rumah, dengan negara-negara lain di dunia..!
Hahaha..! Rasanya lucu, atau mungkin karena pengetahuan saya tentang KAA ini masih sangat minim. Saya juga tidak tahu, bagaimana Soekarno yang 60 tahun lalu menginisiasi pertemuan ini, telah melakukan lobby-loby penting dengan para pemimpin dunia lainnya. Dari Bandung inilah sejarah Gerakan Non Blok itu muncul dan lahir..!
Secara kasat mata, Gerakan Non Blok adalah sebuah usaha untuk membebaskan diri dari pengaruh dua blok dunia yang pada saat itu sedang berseteru. Namun secara faktual,Gerakan Non Blok juga mengandung makna sarkasme. Gerakan Non Blok adalah sebuah bentuk aliansi lain, yang didalamnya tetap saja mengandung kekuatan. Jadi tidak mustahil, pada waktu yang sama pada saat itu, transaksi senjata juga terjadi dan diskenariokan sedemikian rupa, yang tujuannya semata-mata untuk mewujudkan sebuah balancing..!
Dari sini saya mengerti, mengapa belakangan ini Panglima TNI berkali-kali membahas tentang the new Asia balancing power. Siapakah sesungguhnya the new Asia balancing power itu? China..?Oh tentu saja tidak, karena China telah cukup matang sebagai salah satu the Asian Power. Saya justru merasa curiga, bahwa panglima TNI ingin mengatakan pada dunia bahwa Indonesia sedang menjalani proses untuk menjadi sebuah the new Asia balancing power..!
Hal ini diperkuat dengan adanya transaksi senjata yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara lainnya. Selain itu, pernyataan PM Cambodia yang secara lantang menitipkan 6000 tentara Angkatan Udaranya pada Indonesia, adalah sesuatu yang jujur tidak atau belum bisa saya mengerti. Apakah tindakan itu pantas diumbar dalam forum yang saya sendiri lebih mengharapkan agar lebih banyak tercipta solusi damai bagi dunia yang kurang damai.
Bagaimana juga dengan sikap negara Afrika yang menyatakan minat untuk memborong produk militer dari Indonesia..? Sungguh, rasanya pertemuan perayaan KAA yang ke-60 ini, menjadi sesuatu banget. Setidaknya itulah yang ada dalam kepala saya.
Blok Timur sudah runtuh, artinya saat ini dunia hanya meninggalkan dua blok, yakni Blok Barat dan Non Blok itu sendiri..!
Jangan-jangan, dari sini pulalah mungkin spirit terbentuknya the new balancing power itu muncul dan terlahir. Gerakan Non Blok tidak lagi menjadi media penolakan terhadap blok Barat dan blok Timur, tetapi telah dan akan terus didorong untuk menjelma sebagai sebuah penyeimbang kekuatan baru..!
Coba perhatikan pernyataan Jokowi yang mendorong reformasi PBB dan pembubaran IMF dan World Bank..! Hehehe..! Tanpa kekuatan nyata, statement itu hanya menjadi sebuah igauan belaka.
Kesimpulannya, Negara Non Blok itu harus kuat, supaya memiliki bargaining power terhadap blok Barat yang tetap kuat dan kian kuat. Wallahualam..!
By Patku Yayan Supriatna
Gambar by Google dan Patku Yayan Supriatna
29 Komentar
I love indonesia
Ehm… Ini Sebuah Pesan Isyarat yang Penuh Warning Buat Block Rakus.
nunggu pencerahan dr para patku senior
Jangan curiga bung gak baik, Indonesia sekarang lebih kuat dan sangat kuat bila dibandingkan dengan asean lainya termasuk Singapura dan Vietnam, saya malah ingin tahu Reaksi Amerika tentang pernyataan Jokowi tentang pembubaran moneter asing
setuju bung
Bung yayan ini mengungkapkan kecurigaan yang bersayap bung he…he…
Seperti menoleh ke barat, menyikut ke timur…
seakan menyesalkan sesuatu, tapi sekaligus mengungkapkan adanya kebangkitan sesuatu 🙂
ini ni yg ag suka dengan bung yayan. Analisanya tajam sekali. Makasih bung yayan
yg pasti orang pesimis hanya akan membuat negri ini mkin sakit,
optimis berlebih gpp asalkam mampu memberi semangat optimis yg luar biasa kpada yg lain.
senjata bagi orang pesimis ga penting, tapi tanpa senjata, kita ompong cief 😀
saya sudah baca tadi di FB bung Yayan supriatna, mantap sekali. semoga berjalan dengan lancar amin….
aminn.. sebagai kekuatan netral yang tetap bsa memukul mundur pasukan asing, jayalah Nusantaraku..
Bukankah satu negara yg ingin damai harus siap berperang bung yayan.??? Memang benar KAA mengedepankan perdamaian, tapi sangat riskan juga klo negara tsb ngga punya Daya tawar & efek deterent nye untuk melawan ataupun bilang tidak thdp negara besar/maju yg ingin mengatur / menghancurkan negaranye..untuk itu pastilah harus punya power dg dukungan alutsista yg gahar..mungkin itulah tujuan indonesia sebagai tuan rumah untuk trs mengedepankan dialog & perdamaian dlm menyelesaikan konflik, namun ga sebatas omongan/ tindakan doank. Tapi harus punya power..soft power & hard power..capek doank teriak – teriak dialog &,perdamaian tapi negara tsb lemah, yg ada juga dicuekin..sambil bilang siape eloch..!!!
….NKRI HARGA MATI….
IMF lembaga yang membuat krisis moneter tahun 1998,membuat IPTN hampir kolaps karena Indonesia berhasil membuat pesawat dan Barat tidak suka disaingi.No free Lunch ketika berurusan dengan negara barat,karena mereka pasti punya kepentingan
Mantab.. inilah kelebihan Non Allied Movement.. wadah kekuatan Alternatif.
berharap, wacana pembubaran IMF, WB bkn hny sbtas teori tp diwujudkan dlm aksi nyata yg sungguh2..
Saya suka dengan analisis bung Yayan…
saya malah suka dengan analisis bung pengracik makanan …
tidak butuh IMF ? indonesia udah punya modal sendiri buat pembangunan? atau punya sumber pendonor dana yg lain, China mungkin? akan sampai sejauh apa kerjasama dgn China?
Dalam Konferensi perdamaian memang mengutamakan “Perdamaian” namun percayalah, masing-masing negara di rumahnya menyiapkan senjata, agar siap perang
kali ini saya tdk setuju dgn bung yayan, apa yg dilakukan indo sah2 saja. cambodia dan negara2 afrika lainnya yg mo borong senjata ato yg koar2 mo kerjasama militer dgn indo, justru bagus untuk menunjukkan bahwa indo sekarang tidak bisa dianggap enteng , sudah bosen dikadali terus dari mulai jaman sukarno. skrg saatnya menunjukkan taring.
Mohon maaf, saya hanya sekedar mengingatkan agar penulisan nama sebuah negara apalagi negara tercinta “Indonesia” ndak di singkat dengan kata “indo”.. kedengerannya ndak enak.. mohon perhatiannya ya Mas Priya.. terima kasih..
Bung PROJECT WARRIOR akhirnya muncul kembali…
….Coba perhatikan pernyataan Jokowi yang mendorong reformasi PBB dan pembubaran IMF dan World Bank..! Hehehe..! Tanpa kekuatan nyata, statement itu hanya menjadi sebuah igauan belaka….
Sepertinya cuma igauan semata bung, melihat ketidakberdayaan Presiden Jokowi dalam mengendalikan POLRI, bahkan untuk pengangkatan Wakapolri pun mengatakan tidak tau..ironis.terlalu banyak wacana…benar kata Syafii Maarif..Bangsa kita butuh pemimpin bermental Rajawali, bukan mental kelelewar..kita bisa menilai sekarang seperti apa….
wow…. Yang pasti Indonesia sekarang kuat, makannya pak Jokowi berani mengatakan hal tersebut ! Keep forward and good luck 😉
Nonblok ,Penyeimbang,punya kekuatan ???iya juga ya!he,,he
hmmm….permainan wijaya memang berbahaya tapi ga ada yg salah dengan strategi
Dr paragraf terahir tulisan bung yayan saya menyimpulkan bhw bung yayan yakin jokowi berani berpidato sprti itu krn indonesia telah kuat ekonomi dan militernya.
Setuju
Jika panglima TNI berani mengeluarkan kalimat lantang…berarti Qt benar” sdh mampuh n mumpuni…
hebat, lantang sekali suaramu pak presiden, salud.. anda bukan dr kalangan militer tp suaramu terbukti tegas membuat ciut nyali pemimpin dunia…. indonesia sudah kuat
mantap