Nilai-nilai Pancasila Sudah Mulai Luntur
Jakarta (Parsial.com)-Bangsa Indonesia akhir-akhir ini mengalami permasalahan yang sangat kompleks. Untuk itu harus dibutuhkan suatu penanganan yang serius. Dari persoalan ekonomi, korupsi, kemiskinan, pengelolaan BBM, sistem pendidikan, sempitnya lapangan kerja, mahalnya harga pangan dan persoalan yang lain. Itu semua terjadi karena bangsa ini sudah tidak mengindahkan lagi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Untuk itu, para tokoh yang tergabung kedalam Majelis Kebangsan Pancasila Jiwa Nusantara (MKPN), kembali menegaskan komitmennya untuk mengembalikan Pancasila sebagai jatidiri dan ideologi bangsa.Komitmen tersebut diimplementasikan dalam kegiatan sarasehan dan konsolidasi gerakan Pancasila, di Hotel Desa Wisata, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, 29-30 Agustus 2015.
Keperihatinannya terhadap kondisi bangsa Indonesia ini. Tata kelola negara yang ada saat ini sudah lari dari pakem yang telah diajarkan oleh para pendiri bangsa. Rakyat sudah tidak lagi mempunyai jiwa patriotisme yang kuat. Nilai-nilai kebangsaan seolah sudah tercabut dari akarnya.
”Kenapa sesama anak bangsa sekarang jadi beringas, tawuran antar kampung sering terjadi, dan kejadian yang sangat memilukan baru-baru ini, tewasnya anggota TNI oleh oknum Polisi. Masyarakat dipertontonkan dengan ulah arogansi politisi yang hanya mementingkan kepentingan pribadi kelompok dan golongannya, ini semua terjadi karena dampak dari lahirnya demokrasi,”
Adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan di gelar 9 Desember 2015 mendatang, tidak akan menjawab persoalan bangsa. Karena, , untuk menentukan nasib suatu bangsa tidak bisa ditentukan lewat bilik suara, yang benar adalah sesuai dengan sila ke-4, yakni melalui majelis, dengan musyawarah dan mufakat. Kalau yang terjadi saat ini kata dia, suara PSK dengan suara Profesor sama. Sehingga, yang terjadi hanya lahirnya kembali raja-raja kecil di daerah. Padahal, dalam sila ke-3 dijelaskan, diperintahkan menjunjung tinggi semangat persatuan.
”Coba kita lihat, semenjak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah sudah tujuh ratus triliun rupiah uang negara dikorupsi. Artinya ini harus dijadikan bahan evaluasi bangsa. Jadi, demokrasi bukan solusi untuk memperbaiki kondisi bangsa,”
MKPN bukan organisasi politik, melainkan komunitas anak bangsa yang peduli pada kondisi negerinya yang sedang memprihatinkan. Untuk mewujudkan tujuan itu, dirinya pun mengajak semua kalangan untuk bergabung dalam lembaga tersebut.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Dewan Pembina MKPN Pusat, Laksamana (Purn) Jenderal Slamet Soebijanto mengatakan, saat ini nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur, akibat adanya upaya-upaya penghancuran Pancasila yang dilakukan secara sistematis.
”Kondisi bangsa saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Bangsa ini sudah meninggalkan sejarah bangsanya sendiri. Karena itu kami mengajak seluruh komponen anak bangsa agar bersama-sama kembali pada Pancasila,” tegas mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Ia juga menegaskan kalau Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan kepada azas Pancasila dan bukan azas demokrasi. Menurutnya, demokrasi telah melunturkan nilai Pancasila sehingga Indonesia tidak lagi dimiliki oleh rakyatnya, tetapi menjadi milik penguasa.
Nilai-nilai dalam Pancasila juga lanjut dia sudah mulai bergeser, seperti sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia saat ini sudah dibawa ke otonomi daerah, dan sila keempat sudah dibawa ke demokrasi.
”Kurikulum pendidikan di Indonesia sekarang ini juga sudah kurang menanamkan nilai-nilai Pancasila. Mata pelajaran seperti PPKN sudah bukan lagi menjadi pelajaran pokok di sekolah-sekolah,” sesalnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pancasila akan membawa bangsa ini ini untuk ber-Tuhan, beradab menjalin persatuan. Dan lebih memilih jalan bermufakat untuk memecahkan berbagai persoalan, yang pada akhirnya akan menciptakan masyarakat yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejak dibentuk lima tahun yang lalu, Slamet mengaku kalau MKPN telah melakukan audensi ke para tokoh agama, pemimpin daerah, kampus, pemuda dan mahasiswa di sekitar 450 wilayah di Indonesia. Dirinya menyebut kalau respon dari komponen masyarakat di Indonesia sangat positif untuk kembali tegaknya Pancasila. (Red)
Sumber Parsial.com dan MKPN
Gambar by Parsial.com dan Dede Sherman
7 Komentar
NKRI Harga Mati… Mawas diri adalah kuncinya… Mawas diri dan saling menahan diri, ini yang sudah tidak ada lagi di sebagian dada rakyat indonesia… maaf hanya opini pribadi, maaf kalau lancang dan salah.. Salam Patriot.
Kulo nuwun…..
nDerek ngangsu kawruh wonten ing mriki poro sesepuh,adi sepuh lan poro rencang sedoyo….
Kita memang harus kembali menerapkan pancasila,kalau tidak maka bangsa kita mati rasa dan selanjutnya binasa.karena itu yg diinginkan oleh para burisrawa utk memperbudak kita dan mengeruk sumber daya alam kita.sadarlah wahai sodara2 semua anak anak bangsa.
Menurut ane secepatnya dikembaliin ke pancasila coz demokrasi sudah terlalu membahayakan
diantara buih reformasi, yg paling sy sesali adlh pemakzulan pula tataran pedoman penghayatan pancasila, penistaan thdp orba adlh wajar akan tetapi akankah cap nista oleh generasi masadepan kelak jg akan kita peroleh ?? menilai sama thdp produk Reformasi sbg produk panasan belaka, ya asal tak amis orba, ya asal eksis, ya asal bebas, ya asal asalan saja vokal, ya asal kebagian jg pd akhirnya hihi (ma’af reformasi kebablsan sy mnilainya)
Hmm nilai nilai pancasila ya … sejenak saya coba menulis, hasilnya lumayan saya dapat mentahan untuk membuat sebuah artikelnya seperti apa nanti gambarannya, bung naga bila masih diperbolehkan apa boleh saya menyumbang sebuah artikel ?
Masih perlu penambahan sana sini serta butuh beberapa referensi untuk jadi sebuah artikel, mungkin nanti malam baru saya kerjakan selepas isya, mohon link emailnya bung admin … saya lupa link email patga … hehehe
silahkan bung Yudha bisa dikirim di email [email protected]