PERADABAN NUSANTARA

10

DIGITAL MONOCHROME PHOTOGRAPHY

deddy21

Ternyata cara membaca lempeng prasasti dari logam di masa lalu dengan teknik gesek ataupun cetak negatif “mempunyai resiko tinggi”, sekalipun dilakukan sendiri oleh ahli pembaca prasasti.

Dalam teknik gesek arsir yang dicoba oleh komunitas TAPAK JEJAK KERAJAAN di Museum Negeri MPU TANTULAR hari minggu 28 Februari 2016, ada beberapa pelajaran yang disimpulkan.

Bahwa methode tersebut dilakukan oleh ahli pembaca prasasti di masa lalu guna memperoleh salinan otentik atas prasasti yang tidak bisa dibawa oleh yang bersangkutan dari lokasi penyimpanannya (proses salinan duplikasi).

Media yang dipakai adalah kertas tipis dan konte atau pensil lunak dengan kepekatan warna tertentu. Diupayakan penggosok menggunakan sarung tangan, dengan tujuan agar keringat tidak menempel pada logam prasasti sehingga menyebabkan proses kimia yang merusak prasasti. Juga agar tidak mempengaruhi hasil gesek diatas kertas tipis yang dilakukannya.

Proses harus dilakukan secara hati-hati, lakukan dengan tekanan yang lembut agar prasasti tidak rusak tetapi harus cukup konstan agar mendapat kepekatan warna yang seragam.

Dari beberapa pelaku uji coba tersebut, ternyata lebih banyak yang gagal dan harus diulang. Itu karena tekanan yang kurang konstan (kurang atau bahkan berlebihan), menghasilkan salinan yang “sulit dibaca”.

Butuh kesabaran tinggi untuk bisa mendapatkan salinan prasasti dengan metode ini. Faktor kesulitan lain adalah bila lempeng prasasti berjumlah banyak dalam satu set nya, ukuran aksara yang kecil dan guratan yang aus pada logam prasasti. Jelas itu akan menguras fisik dan mental dari ahli prasasti.

Pada kesempatan itu pula, saya menguji kemajuan ilmu pengetahuan dunia digital guna melakukan tugas tersebut. Saya melakukan salinan prasasti dengan teknik fotografi digital. Kamera handphone yang digunakan beresolusi 13 mega pixel, diambil dilingkungan dengan cahaya merata (difuse), hindari cahaya langsung yang menyebabkan timbulnya bayangan di bagian tertentu dari obyek. Rubah set up kamera ke mode “Grayscale” dan naikkan konstras sesuai kebutuhan.

Ini amat sangat menolong, karena mampu menghilangkan efek bias yang ditimbulkan oleh warna. Pada prasasti aslinya ada warna gelap terang dari karakter logam serta warna akibat oksidasi lingkungan, tetapi bisa hilang dengan teknik fotografi ini. Bahkan penyetelan kontras dan ketajaman kamera secara langsung cukup membantu mendapatkan detailnya.

Proses foto digital lapangan bisa ditingkatkan ke proses desktop digital menggunakan komputer berlayar besar, dimana foto tersebut bisa di perbesar secara visual ketika membutuhkan ketelitian tinggi atas guratan aksara yang secara fisik berukuran kecil. Ini akan membuat pembacaan lebih akurat dan menghilangkan intepretasi atau pembacaan berdasarkan perkiraan akibat keterbatasan obyeknya.

Teknik GRAYSCALE PHOTOGRAPHY FOR ARCHEOLOGY ini juga dianjurkan guna mendapatkan detail pada obyek besar 3 dimensi semacam arca. Sebab bila dilakukan full color justru menyebabkan hilangnya detail. Pada arca atau relief, faktor kesulitan pembacaan ada pada kerusakan artefak atau aus, adanya pori, adanya jamur yang disebabkan kelembaban material tidak merata dan lainnya. Dengan mengatur tingkat gradasi, kontras dan ketajaman digital, semua masalah tersebut dapat diminimalisir dengan sempurna.

Demikian hasil uji coba penyalinan artefak dengan metode digital fotografi telah merubah mekanisme ahli guna mendapatkan salinan data secara lebih cepat dan akurat.

deddy19

BHAIRAWA TANTRA
Sepanjang yang saya ketahui dan pahami …
BHAIRAWA TANTRA memang secara literatur merupakan suatu sekterian keagamaan “Hindu” yang melakukan pemujaan secara khusus atau bahkan berlebihan kepada “hanya salah satu ornamen dewa / dewi”, menganggapnya sebagai bagian yang dapat menolong kehidupan dari sang pemuja. Kedudukan dewa / dewi yang dipuja secara khusus itu diletakkan jauh lebih tinggi diatas kedudukan dewa / dewi lainnya.

BHAIRAWA sendiri mempunyai makna kosa kata : Raksasa, tetapi itu dalam arti kias atau perlambang. Sebab yang dimaksud adalah tata kelola nafsu dan keinginan mahluk yang mampu kemudian dirubah menjadi sangat besar diluar kewajaran. Nafsu atau keinginan yang berubah menjadi besar atau meraksasa itulah sang BHAIRAWA.

Didalam prakteknya yang banyak ditemukan pada era DHAHA – SINGHASARI – MAJAPAHIT, ada beberapa pemahaman baru tentang sekterian BHAIRAWA ini. Kalau umumnya kekuatan BHAIRAWA digunakan demi kepentingan perorangan atau golongan keagamaan itu sendiri, maka di masa ke 3 kerajaan yang saya sebut diatas, kekuatan BHAIRAWA telah di kelola menjadi bagian “Dharma Ksatrya”.

Pendidikan bela negara atau militerisme yang kuat pada era itu, telah memasukkan BHAIRAWA sebagai bagian kurikulum wajib upaya belanegara. Karena sifatnya yang sangat keras, kejam dan ekstrem pada lingkungannya (disebabkan sang penganut merasa sebagai alat dewa / dewi yang dipuja), maka ilmu ini hanya diajarkan secara terbatas dilingkungan yang dipilih oleh sang guru. Orang umum yang tahu keperkasaannya tetapi tidak memahami inti ajarannya bahkan menganggap sebagai aliran sesat yang harus dijauhi (mereka sadar kekuatan mereka juga tidak bisa melenyapkan keperkasaan BHAIRAWA yang jauh diatas mereka).

Bila saja kita masuk sedikit pada inti ajarannya, “TERNYATA ADA KEWAJIBAN TENTANG BELA TANAH AIR” yang dibebankan dipundak penganut BHAIRAWA Tantra. Karena ada sebagian kekuatan fisik dan spiritualnya diserap dari Pertiwi (bumi) dan itu adalah ibu sumber kekuatan yang pantang untuk dikhianati apapun alasannya. Kekuatan penganut BHAIRAWA secara fisik sangat luar biasa apalagi secara spiritual saat mereka mampu berkolaborasi dengan alam semesta.

Sebagai “Dharma Ksatrya” yang mengarah pada kadigdayan dan bela negara inilah yang menyebabkan para bangsawan dan raja kerajaan DHAHA – SINGHASARI – MAJAPAHIT menganut BHAIRAWA Tantra. Kalau dilambangkan dalam penggolongan, saya bisa menyebut penganut BHAIRAWA Tantra adalah golongan ULTRA NASIONALIS. Yang berani mempertaruhkan segalanya termasuk hidupnya demi membela kepentingan ibunya Pertiwi.

Setiap tetes darah lawan dan setiap daging lawan yang tercabik oleh senjatanya, memberikan mereka kekuatan ketika menjalankan dharma BHAIRAWA nya. Ini menakutkan bagi lawan ataupun orang sekelilingnya yang tidak paham, menelan mentah ajaran sanepan BHAIRAWA yang seakan pengikutnya harus meminum darah dan memakan daging lawannya guna mencapai perkasa.

Ketika ilmu ini jatuh ketangan manusia yang salah, maka akan amat fatal akibatnya merusak lingkungan disekelilingnya. Maka dibuatlah struktur atau pembagian tingkatan, dimana bila ada penyelewengan ilmu oleh penganut BHAIRAWA, tingkat diatasnya yang harus turun untuk “memusnahkannya”. Di musnahkan karena memang tidak ada lagi kamus menyerah diantara para BHAIRAWA, bahkan mati adalah bagian penentu yang membuka gerbang kehidupan selanjutnya.

Kalau anda pernah datang ke wilayah seputar kerajaan DHAHA – SINGHASARI – MAJAPAHIT, maka akan ditemukan banyak artefak berupa arca yang menunjukkan suburnya ilmu BHAIRAWA diseputaran gunung Wilis pada khususnya. Berbagai aliran BHAIRAWA yang ada disana, diantaranya : DURGA, GANESHA, dan yang tertinggi adalah SYIWA.

SYIWA BHAIRAWA ini lebih bersifat ekseklusif dan tertutup, diajarkan pada lingkungan bangsawan tertinggi dan pemuka sekterian itu sendiri. Mereka meyakini bahwa dirinya adalah alat dan bagian dari SYIWA dalam menertibkan dunia dan menghancurkan musuh-musuhnya. Sri Kertanegara dan Adityawarman adalah contoh penganut SYIWA BHAIRAWA yang kehadirannya sempat menggetarkan Nusantara.

deddy18

PERADABAN NUSANTARA
Sesungguhnya sudah menjadi takdir semesta, bahwa peradaban di suatu wilayah akan jatuh dan bangun akibat kejadian alam (bencana) ataupun perbuatan manusia (perang). Tidak terkecuali yang terjadi di Nusantara.

Seiring takdir pula, lahir pula peradaban baru di wilayah Nusantara yang menandai eranya. Banyak penilaian bahwa kita telah mampu membangun peradaban modern melebihi pendahulu kita, tapi banyak juga pendapat yang menyatakan bahwa kita semakin kehilangan jatidiri kebangsaan Nusantara tertindas oleh peradaban lain.

Atas dasar itu, saya pribadi berusaha menggali kembali tata nilai budaya bangsa yang pernah diwariskan oleh leluhur. Tetapi saya dekati dalam pemahaman cara berpikir modern sesuai pendidikan yang saya dapatkan saat ini. Saya berharap dari metode itu, dapat dilahirkan budaya dan tata nilai baru yang masih punya roh jatidiri kebangsaan dalam nafas kekinian tanpa harus kehilangan akar budaya aslinya.

Puluhan komunitas budaya dan sejarah ataupun yayasan saya ikuti, agar saya memahami pola dari kecenderungan masyarakat luas terhadap tata nilai budaya Nusantara. Beberapa karakter bisa saya baca dari komunitas tersebut dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Salah satu metode membangun peradaban dengan tata nilai tinggi adalah dengan menjejak kembali peradaban leluhur lewat budaya dan sejarahnya, kemudian meneruskan serta menyempurnakannya tanpa harus mengulang kembali dari awal (culture setback).

Banyak orang dan ahli saya temui dalam penjejakan kebelakang guna langkah kedepan ini. Ada arkeolog, Sejarahwan, Budayawan, Negarawan dan lainnya. Semakin membuka cakrawala berpikir dalam memahami tata nilai yang ada.

Ketika sebagian berpendapat bahwa sisa peradaban dapat dijejaki dari situs, artefak, sejarah masa lalu guna merangkai kembali repihan peradaban yang punah … ITU BENAR ADANYA. Tapi menangisi barang yang sudah hancur atau hilang dicuri atau menyesali sejarah yang kelam … ADALAH BUKAN LANGKAH BIJAK.

Kita harus punya semangat dan kesucian niat dalam usaha besar menegakkan kembali peradaban Nusantara yang bertata nilai tinggi dan berbudi luhur melanjutkan apa yang sudah dibangun pendahulu kita tetapi pernah dihancurkan oleh peradaban lain.

Tolok ukur yang bisa dijadikan pedoman adalah : DIANGGAP BERHASIL bila kita mampu kembali menjadikan Nusantara sebagai tanah yang subur gemah ripah lojinawi secara fisik. Berhasil memulihkan karakter sebagai bangsa yang ramah dan suka bergotong royong. Berhasil melahirkan kembali budaya dan adat istiadat seluruh suku bangsa Nusantara. Mampu melahirkan tata nilai luhur dalam memahami semesta dan mewariskannya kepada generasi berikutnya.

Bangunan, karya seni maupun ilmu pengetahuan hanyalah hasil dari suatu proses peradaban dan budaya. Tak akan pernah lahir suatu karya besar peradaban (masterpiece of civilization) tanpa pemahaman yang menyeluruh tentang peradaban itu sendiri dari seorang pemimpin hingga seluruh rakyatnya berbajukan keyakinan NASIONALISME yang tinggi.

Bantu saya meraih mimpi ini, bukan untuk saya … bukan pula untuk anda. Ini untuk bangsa ini dan anak-cucu kita dikemudian hari. Selamat berdharma pada ibu kita PERTIWI.

deddy17

KSATRYA – PININGIT

Hakekatnya “Ksatrya Piningit” itu ya kita semua, yang berjiwa ksatrya. Disebut “Piningit” karena jiwa ksatrya itu tertutupi atau terpingit oleh kebodohan kita, kesombongan kita, ego kita dan semua penyakitnya dunia.

Maka tugas utama kita adalah “agar mampu keluar dari pingitan” itu, dan kemudian tampil kedunia sebagai ksatrya utama yang juga alat Tuhan YME dalam menegakkan kebenaran dan berbhakti kepada ibu kita Pertiwi.

Jaya – Jaya – Wijayanti

Deddy Endarto Wilwatikta untuk KSATRYA YANG HARUS MAMPU KELUAR DARI PINGITAN SEMESTA

Gambar by Patsus Deddy Endarto dan Patsus Citox

Share.

10 Komentar

  1. Naga Samudra on

    GARUDA JANTAN

    Ibu… Terimakash sudah memelihara Burung Garuda Jantanmu ini
    Hingga sekarang ku terbang bebas dan bersarang di rimbun

    Ibu maafkan bila KEPAK ku yang terlalu kuat selama ini hingga terlalu jauh melanglang hingga kau tak bisa menatapku lagi..

    Ibu Maafkan bila cakar dan Patuk ku belum bisa membunuh dan menghalau semua ular yang ingin mengusai dan merongrong ibu,

    Ibu kebenaran arti ini mewaris dari hangatnya enggramanmu dengan Doa doa suci leluhur merasuk dalam butir darah menjadi Pancasilais

    Ibu biarkan aku menuju KESEMPURNAAN PERILAKU
    Sebagai Burung Garuda Jantan yang terbang menjaga Kedaulatan NKRI

    Ibu.. Bila aku nanti tak mampu terbang tinggi dan mengepakkan sayap lagi,dan menjadi Garuda Tua,,ijinkan anakmu ini tetap menjadi Garuda Jantan

    Ibu restumu dan Doamu menguatkanku selalu memberi petuah dan PITUTUR kepada Garuda Jantan belia yang meneruskan perjuangan menjaga ibu,

    Ibu bila Garuda Jantanmu ini suatu saat mati dan Gugur ,,menjadi seonggok batu dan menjadi kayu pajangan…,

    Kami telah BANGGA mengabdi kepada ibu,

    By : Bapak Satrio

    http://patriotgaruda.com/2014/10/28/garuda-jantan/

  2. Timur_Nusa Kambangan on

    Peradaban Nusantara, Nusantara Gemah Ripah Loh Jinawi.
    Mas Wijayanti kalau berkenan mohon di share ttg ilmu filosofi Jawa/Nusantara pada umumnya.
    Serat Centini, Serat Joyoboyo, Tembang Mocopat atau mungkin yg lainnya mas.
    Matursuwun.
    Berkah Dalem, Rahayu Rahayu Rahayu.

  3. Nusantara mmng pnuh dg budaya n peradaban mha tinggi. Salut atas upaya wilwatika menjaga n mngolala warisan nusantara n mmbagikanny pd publik..

    Kasamago.com | Yakena.com

  4. artikel yang bagus tapi setiap ada artikel seperti ini dengan penulis yang sama, apa perlunya mencantumkan foto pribadi dalam artikel, mending gambar lain saja yang sesuai dengan isi. thanks

  5. Artikel bung Deddy senantiasa menggugah rasa bangga dan percaya diri bangsa Indonesia, ternyata bangsa kita bukan bangsa yang lemah..kita keturunan orang hebat. Hal ini harun diturunkan pada anak cucu kita agar kita bisa berdiri tegak dalam percaturan dunia…Salam buat Bung Deddy dan rekan PATGA semua.

  6. gambar yang pertama ikon kampung kelahiran saya, pedati gede pekalangan, walau cm imitasi tapi ttp bangga dengan peninggalan dr kampung kami, tapi sayang ada beberapa situs yang tidak terawat bahkan hilang, contohnya patok tempat kerbau dungkul (kerbau yang menarik pedati gede) ditambahkan dulu sewaktu sy kecil msh dirawat bahkan di keramatkan, sekarang sudah hilang menjadi pemukiman, mudah2an peninggalan budaya lainya khususnya di kota cirebon dpt dilestarikan

  7. Jenggot Bonar on

    Bung PAJAJARAN, lama tak bersua… Kemana aja gerangan, semenjak situs topix malaisia di tutup, kok tidak ada kabar… Semoga anda berkenan memberikan setetes 2 tetes goresan tinta demi warga patga ini. Tak lupa dari abdi , semoga anda slalu di beri kesehatan ,supaya terus berkarya di patga ini. Dari abdi, saya aturkan .. SAMPURASUN… Di patga.

Reply To Arkodm V Cancel Reply