MENGINTIP DARI BALIK KELAMBU..! ( Catatan Seorang Chef Part 53 )

PIN POLIO

Kemarin, 8 – 15 Maret 2016, Indonesia telah sukses menyelenggarakan kembali Pekan Imunisasi Nasional Polio, atau lebih dikenal dengan sebutan PIN Polio. Selamat..!

Sebagai warga negara Indonesia, saya tentu saja merasa bahagia dan bangga..! Bagaimana tidak, nyatanya tidak semua bangsa di dunia ini mampu melakukan kegiatan yang amat besar dan juga mahal tersebut..! Tapi terbukti, kita mampu dan telah menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lainnya. Ucapan selamat pun berdatangan, termasuk dari badan kesehatan dunia WHO, serta badan perlindungan anak-anak, UNICEF.

Mari sejenak kita berfikir..! Mengapa kita mampu, sedangkan banyak negara lain justru baru sekedar bisa bermimpi..?
Inilah fakta dan musababnya..!

Terima kasih kepada pemerintah dan seluruh ahli medis Indonesia yang telah bekerja keras serta mampu menghasilkan berbagai vaksin yang amat berguna bagi kesehatan dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Melalui PT Biofarma, Indonesia telah menjadi salah satu negara pengeksort vaksin terbesar di dunia. Hingga kini, vaksin produksi Biofarma ternyata telah diekspor ke 130 negara di dunia, termasuk diantaranya adalah 49 negara Muslim. Khusus dari negara-negara Muslim, permintaannya terus mengalami peningkatan yang signifikan. Arab Saudi adalah negara muslim yang menjadi pengimport terbesar produk vaksin Indonesia.

Untuk menjamin supply vaksin dari Indonesia, beberapa negara bahkan ada yang turut menyumbang pembangunan fasilitas produksi dan penunjangnya. Tidak heran, karena konon Indonesia juga termasuk negara yang tidak pelit untuk berbagi ilmu dan menerima para wakil negara sahabat untuk belajar ilmu vaksin di Indonesia. Khusus di Asia, diam-diam nama Indonesia termasuk negara tujuan bagi para mahasiswa untuk mendalami ilmu medis. Posisi Indonesia berada di belakang India..!

Anak anda mau sehat..? Jangan takut untuk memberinya vaksin..! Selain mudah dan murah, juga dijamin halal..! Hehehe…

MENGINTIP DARI BALIK KELAMBU..!

Masih ingat dengan kisah penolakan Menlu Retno Marsudi ke wilayah West Bank oleh Israel..?
Hahaha..! Saya yakin banyak diantara kita yang masih ingat dan bahkan mungkin sangat mengetahuinya.

Satu hal yang mungkin tidak banyak yang tahu adalah mengapa Israel harus menyebut nama West Bank di saat Menlu Retno hanya berniat berkunjung ke Ramallah untuk meresmikan kantor Konsul Indonesia untuk Palestine. Jadi siapa sih yang mau berangkat ke West Bank..? Hahaha..! Ora ono toh..?

Ternyata sekenario drama cinta terlarang ini, mulai terendus publik di Tel Aviv..! Wakil Menlu Israel diam-diam berkunjung ke Jakarta untuk menemui koleganya guna negosiasi route kunjungan Menlu Retno. Selebihnya adalah mengatur agenda rutin yang telah dimulai sejak 2013 yang lalu, dimana delegasi Indonesia akan bertemu partnernya dari Isarel, yakni Kementerian Pertahanan Israel dan beberapa industri pertahanannya yang sedang mengerjakan pesanan dari Indonesia..! Hayooo..! Kali ini siapakah yang akan kebakaran jenggot..?

Dari Tel Aviv, sang Wakil Menlu ngeles, keukeuh gak mau ngaku pertemuannya dengan Retno Marsudi di Jakarta. Tapi pers Singapore saling lirik dan tersenyum..! Inilah realita diplomatika diantara dua negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik..!

Belum ada laporan bantahan dari pihak Indonesia, ketika isu ini mencuat di Tel Aviv..!

 

APAKAH ANDA BAHAGIA..?

Hahaha..! Lembaga polling terkemuka, yakni Gallup Poll, baru saja mengeluarkan hasil surveynya. Konon Indonesia merupakan salah satu negara paling berbahagia di dunia. Bahkan di Asia sendiri, posisi Indonesia hanya kalah terpaut 1% dari posisi Uzbekhistan..!

Sudahkah dan benarkah anda berbahagia..? Hehehe..

DWELLING TIME ON DUEL TIME

Kali ini saya harus angkat topi pada kebiajakan pemerintah yang menekan jajaran kementerian terkait untuk memangkas jangka dwelling time di pelabuhan. Dwelling time ternyata memiliki makna yang sangat strategis, bukan hanya bagi sektor bisnis, tetapi juga bagi sektor pertahanan. Berikut kisahnya…

Tidak dipungkiri, belakangan industri pertahanan Indonesia tengah menggeliat, bahkan geliatnya konon mampu membangunkan para tetangga yang sedang terlelap..! Adalah Indonesia yang semakin masif mengakuisisi berbagai peralatan tempurnya, baik yang dibeli secara built up maupun melalui skema TOT. Derasnya arus masuk alutsista yang diimpor Indonesia, ternyata telah membetot perhatian sekaligus juga kecurigaan banyak negara. Sehingga tidak heran jika negara sekelas Australia pun tidak segan-segan menurunkan agen rahasianya. Lambannya dwelling time di pelabuhan-pelabuhan Indonesia, telah menjadi celah yang amat menganga untuk memasuki dapur perencanaan strategis Indonesia. Selama dwelling time masih lambat, maka selama itu pula kita akan menjadikan Singapore sebagai pusat transit barang-barang import kita. Sehingga hampir bisa dipastikan, negara manapun akan dengan mudah mengendus peta pertahanan kita berdasarkan barang-barang yang disinyalir sebagai bahan baku sistem persenjataan yang akan dibangun Indonesia..!

Tersentak, sang presiden pun bergegas untuk mereformasi sistem logistik kita. Standarnya sederhana, minimal bisa menyamai kemampuan Malaysia yang dwelling timenya dua hari, atau Singapore yang sudah mampu satu hari. Bayangkan dan bandingkan dengan kemampuan dwelling time kita sebelum ini, satu minggu..! Pantas saja jika perusahaan logistik lebih memilih untuk menurunkan barang pesanan Indonesia di Singapore, jika tidak begitu, pesanan negara lain yang dibawanya akan ikut terbengkalai..! Sebuah alamat kematian bisnis bagi mereka..!

Berkat keberanian sang Presiden, yang konon semata-mata demi perbaikan dwelling time di Indonesia, beberapa waktu lalu melakukan resufle kabinetnya. Rizal Ramli, sang kritikus nan vokal pun dirangkulnya. Meski harus ditebus dengan kemungkinan gaduhnya para menteri, pak Jokowi tidak bergeming. Beliau menganggap hal itu sebagai sebuah autocritic yang sangat berguna..! Alhasil, hari ini kita telah mampu memperbaiki dwelling time, yang semula seminggu, kini telah mendekati dwelling time Malaysia..! Dengan kemampuan baru ini, kapal-kapal barang yang menuju Indonesia, tidak lagi perlu menurunkan barangnya di Singapore..! Dengan ini, tidak akan pernah ada lagi pihak ketiga yang bisa mengintip dapur perencanaan strategis Indonesia..!

Sebagai jawaban atas hal itu, saya tidak terlalu kaget, jika Pusat Logistik Berikat pertama yang bergerak adalah PLB yang dikelola PT Dahana. Sejak lama, perusahaan plat merah ini mengeluh dan mewanti-wanti pemerintah untuk lebih melindungi kerahasiaan yang diamanahkan kepada mereka. Selama barang pesanan mereka dititipkan terlebih dahulu di Singapore, maka selama itu pula, nilai dan usaha kerahasiaan akan menjadi sia-sia..!

Selamat dan terima kasih kepada seluruh pihak di Indonesia, semoga usaha dan kerja keras ini berbuah manis bagi segenap bangsa Indonesia, bukan saja dari sisi bisnis, tetapi juga dari sisi strategis..! Terima kasih..

GOMBAL ALA PENTAGON..!

Hati-hati dengan kebijakan baru yang diambil oleh Pentagon. Jangan sampai kita mudah kepincut..! Hari ini, Pentagon mengeluarkan kebijakan yang lembut namun ekstrim..!

Ketika melakukan kontrak atau deal dengan suatu negara, Pentagon akan siap untuk merugi secara material, selama value yang dimiliki oleh suatu negara masih bisa dia dapatkan dikemudian hari..! Kebijakan ini sangat berbahaya bagi suatu negara, karena sangat tidak mustahil akan mampu melahirkan pergesekan internal di negara bersangkutan. Contoh sederhana, adalah masalah akuisisi alutsista. Masing-masing negara akan mendapatkan harga yang berbeda, bahkan sangat mungkin suatu negara juga bisa mendapatkannya tanpa harus mengeluarkan sesenpun biaya..! Akibat tidak adanya kesamaan inilah, kerusuhan di institusi pertahanan akan sangat rawan terjadi, yang efeknya akan mengubah kebijakan suatu negara untuk lebih melihat dan memilih US sebagai partner sejati yang terpercaya..!

Di Indonesia, ancaman seperti itu akan sangat mungkin terjadi antara Dephan, BPK, KPK, dan mungkin DPR. Jika kekacauan telah terjadi, maka Presiden sebagai lembaga eksekutif, akan terkesan menyendiri..! Disaat itulah, pengaruh US akan masuk dari berbagai penjuru, yang pada akhirnya sang Pemimpin pun akan tunduk, takluk dan bertekuk pada kepentingan yang diinginkan US.

Mari kita perhatikan, jangan sekedar melihat..! Sudahkah kiranya fenomena serupa itu menjangkiti institusi pemerintahan kita..? Hehehe…
Selamat menganalisa..! Salaam..

NEKAD ALA INDIA..!

Mulai hari ini, mari kita tanggalkan istilah Menangis Gaya India, yang sudah sering kita dengar atau bahkan mungkin biasa kita terapkan..! Sudah tidak ada lagi gunanya..!

Hari ini, India telah memperlihatkan kenekadannya, dengan membangun bandara Cochin, salah satu bandara terbesar dan tersibuk di India, menjadi bandara pertama di dunia yang secara total memanfaatkan panas matahari sebagai sumber energi yang diperlukannya. Bahkan kini, Cochin Airport menyatakan sedang mengalami kelebihan pasokan energi listriknya, sehingga pihak Bosch, perusahaan Germany yang dipercayakan membangun project tersebut, mengajukan untuk memperbesar kembali grid penyimpanan energi listrik yang dihasilkan, sehingga kelak management Airport bisa memanfaatkannya hingga 25 tahun yang akan datang..!

Dengan total cost yang kurang dari sepuluh juta US Dollar, atau kurang dari enam tahun jumlah biaya pembayaran bill electricity, mulai hari ini bandara tersebut tidak lagi perlu membayar listrik selama 25 tahun, dan mampu mengurangi jumlah konsumsi batubara India, yang pada akhirnya mampu mereduksi gas emisi India yang saat ini terbilang amat besar..!

Melihat ambisi dan prestasi yang dimiliki India, haruskah kita berdiam diri dan sekedar turut berdecak bangga..?
Hehehe..! Ingat, kita dikaruniai anugerah alam dengan panas mataharinya yang melimpah, yang secara nyata ada setiap hari, tanpa perlu menggunakan teknologi satelit untuk memastikan hadir tidaknya sang surya di keesokan hari. Bagi Indonesia, kehadiran matahari di pagi hari telah menjadi sebuah tradisi, yang keberadaannya bersifat pasti, namun belum cukup kita gali, meski fenomena mati lampu telah sering kali terjadi. Akankah atau bisakah kita meniru langkah India saat ini, atau sekali lagi kita hanya mampu menari, menyanyi dan mungkin menangis dengan gaya India lagi..?

Semoga dengan pencapaian India hari ini, kita bersama-sama terpecut untuk lebih berprestasi lagi. Jangan sampai kita tidak mampu memanfaatkan anugerah Illahi yang amat besar ini. Betapa malunya kita, andai kelak mampu melihat bahwa Tuhan sedang melihat kita dengan tertawa geli..! Subhanallah..

WELCOME TO INDONESIA, PAK CIK..!

Di tengah lesunya iklim investasi di Malaysia, akhirnya konglomerasi milik negara Malaysia, Khazanah Group, mendorong anak usahanya yang bergerak dalam bidang konstruksi, yakni UEM Group, untuk terus meningkatkan investasinya dalam sektor pembangunan jalan tol di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, menurut penuturan dari sahabat saya yang kebetulan menduduki jabatan strategis di perusahaan kelas kakap Malaysia tersebut, kini perusahaannya telah mempersiapkan dana hingga puluhan bilion dollar US, atau setara dengan ratusan triliun Rupiah..!

Kebijakan ini diambil berdasarkan pertimbangan matang yang memprediksi bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh pesat dan mampu menyalip pertumbuhan bombastis yang saat ini dicapai India..!

Sebagai tambahan pengetahuan, perusahaan UEM Group adalah induk perusahaan semen Malaysia, CIMA, yang beberapa tahun lalu diakuisisi oleh PT Semen Gresik. Hasil produksi CIMA difokuskan untuk memenuhi kebutuhan semen Malaysia dan selebihnya diekspor ke Thailand, Cambodia, Laos, Vietnam dan Myanmar.

Selain itu, dari Malaysia dikabarkan bahwa para nelayan disana sedang terpukau oleh aksi Indonesia yang mempertontonkan peledakan kapal nelayan berbendera Nigeria di laut Pangandaran, Jawa Barat.
Kapal Viking yang telah lama menjadi uberan interpol dan terkenal sangat liat untuk ditangkap, adalah kapal penangkap ikan ilegal yang diawaki oleh para gabungan pelaut ulung dari Norwegia dan Canada. Kapal tersebut, berhasil ditangkap di wilayah perairan Riau Kepulauan, 25 Februari 2016 yang lalu. Setelah melewati prosedur pemeriksaan, akhirnya menteri Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti, menekan tombol sinyal untuk penghancuran kapal tersebut..! Dengan bantuan TNI AL, kapal tersebut berhasil ditenggelamkan. Kisah kepergiannya, kini sedang menggema di tengah industri perikanan dunia..! Interpol pun menyambut gembira..! Thank you, Indonesia..!

PELUANG DAN KEPERCAYAAN

Menarik dan beruntung sekali jika kita sudah memiliki dua komponen sukses tersebut. Bagi para entrepreneur tentu tidak terlalu susah untuk mentrasformasikan kedua unsur hebat itu ke dalam bentuk laba atau setidaknya pendapatan.

Bicara peluang dan kepercayaan, saya tertarik dengan berita rencana kedatangan Puteri Mahkota Belgia beserta rombongannya yang terdiri atas 127 pengusaha kelas kakap dari negerinya. Selama di Indonesia mereka akan menyelenggarakan 500 event meeting, konferensi, seminar, dan pertunjukan budaya. Setelah itu, kunjungan akan berlanjut pada penandatanganan nota kesepahaman antara perusahaan-perusahaan Belgia dengan para partnernya di Indonesia. Semoga kita semua bisa menangkap berbagai peluang yang kian sering datang bertandang ini. Pandanglah sebagai sebuah kepercayaan, agar kehadirannya dapat memberikan kebaikan dan nilai tambah bagi kehidupan bangsa dan negara kita..! Selamat berjuang..

Selain itu, hari ini kita juga kedatangan egine pesawat penumpang CN235 milik Royal Malaysian Force yang 26 Februari 2016 kemarin mengalami kecelakaan. Selain engine, RMF juga mengirimkan berbagai piranti aviasi yang masih bisa terselamatkan. Tujuan pengiriman barang-barang tersebut, konon untuk keperluan investigasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Malaysia sedang dan ingin terus belajar tentang ilmu pesawat terbang. Terbukti dengan disertakannya beberapa insinyur dan staff pengajar dari institusi pendidikan tinggi terkemuka disana. Inikah bentuk offset yang diinginkan oleh fihak Malaysia..? Wallahualam..

Dari kabar yang terbetik, Kuala Lumpur berniat untuk segera mengakuisisi pesawat patroli maritim canggih dari PTDI. Sebagai jalan menuju terwujudnya proses TOT, maka Malaysia pun menyiapkan strateginya..! Indah sekali..! Cara ini pernah dipakai Indonesia saat merefurbish kapal selam tuanya di Korea. Selain belajar memperbaiki kapal selam, kemudian Indonesia pun melangkah lebih jauh, untuk membeli sejumlah kapal selam dari Korea yang disertai dengan kesepakatan TOT. Akankan usaha Malaysia akan bermuara pada titik yang sama dengan Indonesia..? Meski sangat ingin, konon Malaysia sesungguhnya lebih tertarik pada penguasaan teknologi helikopter..!

Melihat kesibukan dan akan semakin sibuknya PTDI dimasa yang akan datang, sepertinya sangat tidak mustahil jika kelak PTDI pun mengambil keputusan strategis dengan mengalihkan kegiatan perakitan helikopternya di pabrik milik partnernya di Malaysia..! Meski akan banyak pro dan kontra, saya tetap melihatnya secara positif, sebagai sebuah peluang dan juga kepercayaan yang amat menantang..! Siapkah kita untuk menerima realita selanjutnya..?
Hehehe…!

BELANJA LAGI..!

Belum lama ini Presiden Jokowi berkunjung ke US. Selain bertemu dengan pemimpin pemerintahan negeri tersebut, beliau juga berbincang banyak dengan para pengusaha teknologi terkemuka disana. Hasilnya..?

Hari ini, tiba-tiba terendus kabar bahwa US menerima sejumlah nyamuk special dari salah satu negara di Asia Tenggara, yang konon mampu melawan proses pembiakan Zika Virus..! Kabar mengejutkan tersebut tidak berhenti sampai disitu, kini Sekjen Dephan US juga kembali mengijinkan pembelian 36 unit rudal udara ke udara nan canggih AMRAAM lengkap dengan sarana pendukungnya..!
Sebegitu mudahnyakah US memberikan produk unggulannya pada Indonesia..?

Ternyata tidak..! Selalu ada penawaran alot yang cukup menegangkan. Apalagi sekarang Indonesia tergolong rajin belanja senjata dari sana. Hampir setiap tahun..!
Mungkinkah kita telah menjadikan nyamuk sebagai media barter..? Seberapa strategiskah Zika Virus bagi USA..? Hehehe…

INDONESIAN COFFEE NEWS TODAY..!

Selamat pagi sahabat dan saudaraku semuanya..!
Doa dan harapan saya, semoga anda senantiasa diberkati kesehatan, kebahagiaan dan kesejahteraan oleh Allah SWT..! Aamiin..!

Ada yang menarik dan amat nikmat dari setiap tegukan kopi saya pagi ini. Meski konon produk kopi ini buatan negeri Jerman, tapi mereka tidak pongah untuk tetap menjelaskan bahwa kopi mereka aslinya berasal dari perkebunan kopi tropis di Indonesia..! Hahaha..! Label tropis selalu menjadi andalan dan mata pisau yang amat tajam untuk menyelipkan rasa percaya sekaligus cinta di dalam hati para konsumen..!

Tapi hal yang lebih menarik juga adalah tentang berita kopi di pagi ini..!
Ada kabar dari Vietnam bahwa tingkat produksi kopi di negeri tersebut sedang mengalami penurunan yang sangat drastis, yang kemudian dijawab oleh bursa komoditi dengan peningkatan harga komoditas kopi itu sendiri..! Semoga kenaikan harga kopi dunia saat ini akan mampu memberikan kepuasan dan kesejahteraan bagi para petani kopi di Indonesia..! Pun demikian dengan anda dan juga saya, bisa bersama-sama meneguk kenikmatan segala mahakarya nusantara, hasil jerih payah para petani kita..!
Damai dan sejahteralah Indonesiaku..! Kopimu, kopiku, kopi kita, persembahan terbaik Indonesia untuk dunia..! Selamat menikmati..!

MENUNGGU FASHION SEASON DI INDONESIA

Di akhir tahun 80an, Indonesia pernah merajai industri tekstil Asia. Meski disaat yang sama, kita harus menanggung konsekuensi logis dengan menjadi salah satu negara pengimport kapas dan bahan baku tekstil terbesar di dunia. Masuknya industri tekstil dunia ke Indonesia di saat itu lebih disebabkan oleh rendahnya labour cost yang kita miliki.

Seiring kemajuan yang dicapai Korea, China, Brazil dan Mexico, akhirnya pertumbuhan industri tekstil mulai berpaling ke negara-negara tersebut. Sialnya, pasca kepergian mereka, kita justru dihantam oleh badai migrasi produk tekstil murah dari Tiongkok..! Kita pun terkulai, nyaris tak berdaya..!

Beruntung, kita memiliki budaya batik yang amat kental dan khas. Selain itu, komposisi penduduk Indonesia yang mayoritas muslim juga telah membantu survivenya industri tekstil di negeri ini.

Tumbuhnya industri batik dan busana muslim, cukup bisa mengobati duka dan dahaga yang ada. Alhasil, tidak lama kemudian Indonesia tumbuh dan menjelma menjadi pusat industri batik dan busana muslim terbesar di dunia. Sesaat kita tertolong dan masih bisa bernafas lega..!

Kini, pertumbuhan industri tekstil di negara-negara yang saya sebut di atas tadi sedang mengalami gradasi. Out put mereka mengalami penurunan yang amat drastis. Ironisnya, ketika industri itu mulai beringsut untuk hengkang dari negara-negara mereka, nama Indonesia justru hilang dari radar pencarian destinasi industri tekstil yang baru..! Alasannya tiada lain, karena labour cost di Indonesia sudah melambung tinggi, dan akan sangat sulit untuk diajak kompetisi. Namun untungnya, disaat yang sama, dunia mulai mengetahui bahwa di Indonesia telah dan sedang terjadi peningkatan penguasaan teknik dan kultur fashion yang relatif tinggi. Bahkan konon, dimasa yang akan datang akan mampu menyalip kemampuan Korea dan Jepang..! Benarkah..?

Ya, setidaknya hal ini telah dicermati oleh beberapa pengusaha fashion dari Swedia. Mereka sedang berancang-ancang untuk memboyong kepiawaiannya ke Indonesia. Diperkirakan dalam waktu dekat, Indonesia akan terlahir sebagai salah satu pusat fashion terbesar yang dimiliki Asia. Jika dulu industri fashion di Osaka, Jepang pernah bermigrasi besar-besaran ke Korea, akankah fenomena yang sama terjadi antara Swedia dan Indonesia..?
Melihat optimisme yang ada, saya sangat meyakini bahwa hal itu akan segera menjadi sebuah realita. Pertanyaannya, sudah siapkah kita menyambut kehadirannya..? Bagaimana dengan daya saing yang harus kita persiapkan sejak dini..? Negara-negara maju sedang meramalkan kemajuan ekonomi Indonesia yang akan mampu menyalip prestasi gemilang yang telah ditorehkan India. Dunia terus berputar, dan matahari itu sedang menuju ke arah kita. Sebagaimana gerhana matahari total yang kemarin nenghampiri kita, marilah kita sambut iklim perubahan yang akan segera tiba. Siapkan jejaring untuk meraih kegemilangan. Jangan tegang, apalagi harus berperang..! Mari bersama menjaring matahari..!

By Patku Yayan@ Indocuisine
Gambar by Google dan Patsus Dede Sherman