Lirik Kuno Navajo (12) : Asal-usul pesan

17

Lirik Kuno Navajo (12) : Asal-usul pesan
==================================

arman17

“Tetap tabah Meg. Semoga kedamaian senantiasa bersamanya.”
“Terimakasih Alex. Terimakasih telah datang.”

Alex memeluk Megan, janda mendiang Walter diacara penghormatan terakhir untuk Walter.

“Apa yang terjadi? Kalian sempat makan malam?”
“Ya. Sempat. Namun dia terlambat dan … sepertinya dia terlihat cemas.”

Alex ingin bertanya lebih jauh namun karena begitu banyak tamu yang ingin menyalami Megan sehingga tidak memungkinkan bagi Alex untuk melakukannya. Disamping itu, Alex ingin bertanya sesuatu yang sifatnya rahasia namun jelas tidak bisa dalam suasana yang begitu ramai. Alex juga khawatir bahwa sebenarnya seisi rumah dan seluruh anggota keluarga Walter telah disadap. Apalagi sebelumnya dalam perjalanan mendekati rumah Walter, terlihat beberapa orang mencurigakan yang sepertinya sedang mengamati rumah Walter.

Di pemakaman pun, Alex bisa melihat terdapat orang-orang yang mengamati dan beberapa mobil yang diparkir agak jauh dari tempat acara dilangsungkan. Alex segera menyadari keberadaan mereka. Ketika Alex secara sengaja bertatapan mata dengan salah satu dari mereka, orang tersebut membuang muka dengan kesal. Rentetan kejadian itu meyakinkan Alex bahwa pasti ada yang disembunyikan dengan kematian Walter. Alex pun bertekad untuk menyelamatkan Peter agar tidak bernasib seperti Walter. Karena itu tujuan berikutnya adalah Chicago, tempat keluarga Peter, Shannon dan anak-anaknya, tinggal.

*************************

“Maaf Alex. Tidak ada yang dapat kubicarakan. Dan aku sedang sibuk.”

Begitu respon Shannon melihat Alex mendatanginya di ruang jaga rumah sakit tempat Shannon bekerja sebagai seorang perawat. Shannon berbalik melangkah cepat sambil membawa daftar pasien yang harus diperiksanya. Alex menyusulnya juga dengan langkah cepat. Ketika merasa bahwa tidak ada lagi orang di sekitar mereka, Alex berkata dengan agak keras.

“Shannon… Lelaki yang bekerja di tempat yang sama dengan Peter telah tewas. Dibunuh tiga malam lalu.”

Shannon berhenti namun tanpa membalikkan badannya.

“Itu sebabnya Peter memaksamu untuk merahasiakannya. Dia dipaksa. Karena semakin sedikit yang mengetahuinya, semakin aman untuk mereka.”

Shannon berbalik, “Tidak! Itu tidak akan terjadi pada Peter. Atasannya seorang yang baik. Seluruh gaji dan penghasilannya selalu dikirimkan tepat waktu kepadaku. Seperti yang selalu kukatakan, Peter meminta merahasiakannya karena ini adalah sebuah proyek yang sangat rahasia dan demi keamanan negara.”

“Peter bekerja untuk sebuah proyek persenjataan. Dan begitu mereka telah selesai, mereka mungkin akan menghabisinya. Seperti yang dilakukan kepada pria ini.”
“Untuk apa engkau menakut-nakutiku soal itu? Dari mana engkau mengetahui dia dibunuh oleh orang-orang dari tempat Peter bekerja? Sudahlah Alex, aku harus bekerja.”
“Shannon… aku hanya minta waktu 10 menit saja. Tolonglah! Aku cuma ingin menyelamatkan Peter dari kematian. Itu saja.”

Setelah berpikir sejenak, Shannon pun akhirnya luluh, “Baiklah! Temui aku di kafe rumah sakit ini 15 menit lagi. Biar aku menyelesaikan pekerjaanku dulu.”

*************************

arman16

Peter memang memiliki karakter yang berbeda dengan Alexander. Alex adalah seorang yang senang bergaul dan memiliki banyak teman. Sedangkan Peter lebih cenderung tertutup dan pendiam. Alex betah mengobrol dan menghabiskan waktu berlama-lama dengan teman-temannya. Adapun Peter lebih sering asyik dengan komputernya dan buku-bukunya. Kebiasaan Peter ini semakin menjadi ketika kuliah dimana dia senang menghabiskan waktunya dengan berbagai “bongkahan batu” dari laboratoriumnya.

Terpaut usia yang jauh, Alex sebagai seorang kakak tertua sering bertindak seperti ayah bagi Peter. Terutama setelah ayah mereka meninggal. Peter sering merasa tidak nyaman dan memberontak dengan sikap Alex itu. Hubungan mereka pun sering mengalami pasang surut dan hilang kontak untuk beberapa lama. Terjadi cukup perubahan dalam hubungan mereka sejak Martin, putra Alex, kuliah dan sering berkonsultasi dengan Peter. Hubungan itu mulai terjalin dekat kembali karena kesukaan Martin yang relatif lebih dimengerti oleh Peter. Sebegitu akrabnya keduanya, bahkan mereka berdua sering menarikan tarian Navajo bersama meskipun dengan expresi yang konyol.

Namun, kurang lebih setahun terakhir, Alex tidak pernah mendengar kabar apapun dari Peter terkait kehidupan dan pekerjaannya. Peter memang tidak pernah berkonsultasi dengannya mengenai pekerjaan yang akan ditekuninya setelah lulus kuliah. Peter merasa bahwa Alex terlalu banyak mengguruinya sehingga dia tidak terlalu senang untuk berdiskusi dengan abangnya itu. Itulah sebabnya ketika dia mengambil keputusan untuk bekerja di sebuah tempat yang rahasia dan terisolir, Peter tidak merasa perlu untuk memberitahu saudara-saudaranya, terutama Alex.

“Terakhir, dia bekerja selama 3 bulan sebagai konsultan untuk GeoStatio. Mereka puas dengan pekerjaannya dan menawarkan sebuah pekerjaan lain dengan bayaran yang sangat besar dan kebebasan riset yang luas. Kontrak tersebut berlaku 2 tahun dan Peter akan menerima pembayaran 10% dimuka, 72% yang akan dibayarkan tiap bulan selama 24 bulan dan sisanya ketika pekerjaan selesai dengan memuaskan. Namun ada syaratnya, Peter harus tinggal di tempat yang mereka tentukan di sebuah lokasi rahasia di Los Alamos dan tidak boleh menyebarkan informasi apapun tentang pekerjaannya. Jika informasi ini tersebar atau jika Peter mengundurkan diri di tengah jalan maka keseluruhan pembayaran yang telah diberikan harus dikembalikan.”

Demikian kira-kira rangkuman informasi yang diberikan Shannon malam itu.

“Engkau tidak bisa begitu saja datang melabrak kantornya dan mencari Peter. Itu akan membuat kita semua terlibat masalah.”, Shannon berpesan.
“Tapi bagaimana kalau hidupnya dalam bahaya? Kita harus mengabarinya agar dia paham situasinya.”
“Aku bisa memberikan pesan berbentuk video sebulan sekali kepadanya. Namun aku yakin video itu akan diedit sebelum sampai ke tangan Peter.”
“Jadi tidak ada lagi cara lain untuk berkomunikasi kepadanya?”
“Alex, aku istrinya, aku pun sama khawatirnya. Tapi memang sepertinya tidak ada cara lain. Maaf.”

Setelah keduanya terdiam cukup lama, Shannon akhirnya berpamitan.

“Alex, maaf, saya harus kembali bekerja. Engkau seorang Navajo. Engkau pasti menemukan cara. Kalau perlu gunakan sinyal asap jika memungkinkan.”

Kata-kata Shannon tersebut meskipun terkesan mengada-ada justru memberikan ide kepada Alex. Dia tahu dia akan minta bantuan pada siapa dan kebetulan orang yang akan dimintai bantuannya jika tinggal di dekat Los Alamos. Orang tersebut adalah sahabat lamanya sesama Navajo dan Alex pun segera menuju ke tempatnya.

“Semoga dia masih ingat kepadaku dan mau membantuku.”

*************************

Setelah hampir 2 jam berdiskusi, akhirnya pembicaraan yang terjadi antara tiga pria Navajo itupun berakhir. Pembicaraan yang terjadi di ruang tamu tempat siaran radio itu dipancarkan, sepertinya menghasilkan sebuah kesepakatan.

“Baik. Tentu Nakai akan dengan senang hati menolong. Nakai akan selalu mengabarkan dalam setiap acara yang Nakai bawakan. Nakai pun masih ingat dengan adik anda sewaktu bersama anda membantu kami tuan Alex.”
“Terimakasih Nakai. Terimakasih. Tapi bagaimana jika ada pendengar yang menanyakan maksud pesanmu?”
“Hanya orang Navajo atau yang mengerti bahasa Navajo yang memahaminya pak. Kalaupun mereka mengerti, mereka tidak akan bertanya. Nakai selalu berbicara yang aneh-aneh jadi mereka akan mengira Nakai sedang mengigau.”
“Jangan khawatir tuan Alex. Nakai pandai mengolah kata untuk membuat pemirsanya bisa menerima penjelasannya.”, kepala suku Charanimo yang lebih banyak diam ikut meyakinkan.
“Baiklah. Aku percayakan kepada kalian untuk menanganinya. Semoga tidak ada masalah yang timbul karenanya.”
“Saya punya satu pertanyaan tuan Alex. Bagaimana kalau Peter tidak pernah menangkap atau mendengar pesan dari kami?”

Suasana hening sejenak. Ya, bagaimana kalau Peter tidak mendengar pesan yang dipancarkan oleh Nakai dalam setiap acara siarannya. Pertanyaan yang sulit dan Alex pun nampaknya tidak punya jawaban atas pertanyaan itu.
“Yaaah… saya hanya berdoa bahwa dari begitu banyak usaha yang saya lakukan, ada satu yang berhasil.”, jawab Alex pasrah.

Sebuah ide terlintas di pikiran sang kepala suku.
“Hey…bagaimana kalau engkau menerima saja tawaran dari televisi itu untuk tampil di acara mereka Nakai?”, kata Charanimo kemudian.
“Itu acara hanya untuk mempermalukan tamu-tamunya. Saya hanya akan jadi bahan olok-olokan disana.”, jawab Nakai dingin.
“Yah… hanya sebuah usul. Siapa tau saja. Acara TV itu sifatnya nasional dan mungkin saja itu akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.”
“Baiklah… akan Nakai pertimbangkan.”

*************************

arman26

Kemujuran masih berpihak kepada para lelaki Navajo itu. Meskipun Nakai harus menerima perlakuan yang sangat tidak mengenakkan di acara TV tersebut, pesan yang dikirimkannya ditonton oleh Peter. Pesan itu yang kemudian membuka mata Peter dan membuatnya menyadari keadaan di sekitarnya. Kesadaran itu yang kemudian mendorong Peter untuk mencari tahu lebih jauh yang kemudian membuatnya menemukan acara radio yang dibawakan oleh Nakai.

Bersambung

By Patsus Namraenu biro Jabodetabek
Gambar by Google

Share.

17 Komentar

  1. baru ngeh jalan cerita navajo ini pas nyampek episode ini. jd yg episode kmaren itu, Peter dikasih tanda2 oleh abang nya melalui si nakai. hoooooo

  2. Inti dari Kisah Episode kali ini ” Tetaplah berusaha walaupun kemungkinan nya kecil.
    Setidak nya Satu dari banyak usaha membuah kan hasil yang Di inginkan.”

    • … dan kadang hidup pun demikian bung Aldy.
      Tetaplah berusaha meski kemungkinannya kecil.
      Salaam… ^_^

Reply To orang pinggiran Cancel Reply