Pahlawan Ham adalah Pelanggar HAM terbesar

47

SEBUAH CATATAN TENTANG HAM “JANGAN MAU DIBODOHI PAKAI HAM”

Pahlawan HAM adalah Pelanggar HAM Terbesar
citoxnew83

Gara-gara memposting tulisan terkait kasus pelecehan dasar negara Pancasila serta aksi penyadapan terhadap pemimpin Indonesia yang terjadi sebelumnya, dengan mengungkap jaringan UKUSA dan ECHELON yang diikuti ejekan bahwa Australia adalah Negara kriminal koloni Inggris yang tidak sederajat dengan Indonesia dan penduduknya secara genealogis adalah keturunan perampok, maling, bajak laut, pencoleng, pembunuh, pemerkosa, tukang copet, mata-mata asing, pengedar opium, budak dan pengkhianat negara, Pesantren Sufi didatangi sejumlah doktor dan master lulusan Australia yang dipimpin Dr. Rini Syaharini Dursilarini dan Dr. Sungut Sangit Sanguto. Mereka memprotes pandangan negatif yang disebarkan para sufi dan santri di dunia maya yang mengandung unsur diskriminasi ras. Agar berimbang, obyektif, jujur dan terbuka dalam kasus penggunaan media sosial para alumnus Australia itu diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka di depan para sufi dan santri, dengan perjanjian hasilnya akan disebarkan lewat media sosial fesbuk, blog, web, dan twitter. Dr Sungut Sangit Sanguto, doktor ilmu politik lulusan universitas di Canberra itu mula-mula mengungkapkan bahwa Australia adalah Negara yang menghormati kebebasan dan hak asasi manusia, tidak pernah membedakan penduduk berdasar warna kulit, bahasa, budaya, bahkan agama.

“Orang-orang beragama Islam bebas menjalankan agamanya di Australia, karena itu muslim Afghanistan, Bangladesh, Rohingya yang tidak aman di negerinya beramai-ramai menuju ke Australia yang menghargai hak manusia dalam menjalankan agamanya,” ujar Dr Sungut Sangit Sanguto mengawali pembicaraan.

”Secara obyektif, sangat aneh menyatakan Australia sebagai Negara kriminal dan penduduknya keturunan perampok, pembunuh, maling, bajak laut, pemerkosa, pengedar opium, dan pelaku kriminal lain. Itu fitnah tanpa dasar.”, lanjutnya.

Usai meluruskan pandangan keliru tentang negeri Kanguru itu, Dr Sungut Sangit Sanguto memaparkan ‘kebiadaban’ praktek bernegara yang dijalankan Bangsa Indonesia. Dengan mula-mula mengungkit kasus pembantaian sejuta pengikut PKI pada tahun 1965 – 1966, kebijakan bersih lingkungan, manipulasi Pemilu yang selalu memenangkan Golkar selama 30 tahun, intimidasi, terror, ketidak-adilan hukum, bahkan penculikan disertai penyiksaan dan pembunuhan terhadap aktivis buruh dan demokrasi yang melahirkan kasus-kasus seperti Marsinah, Leonardus Gilang, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Wiji Thukul, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser yang lenyap tak pernah ditemukan.

“Jadi kalau kita mau obyektif, siapa yang sejatinya lebih biadab dan lebih kriminal: orang Indonesia ataukah orang Australia?”, kata Dr Sungut Sangit Sanguto dengan suara tinggi.

Dr Rini Syaharini Dursilarini yang duduk di samping Dr Sungut Sangit Sanguto selanjutnya menyambung dengan memberikan komentar positif kepada Australia, ”Sejak reformasi Australia terus mendorong terjadinya demokratisasi di Indonesia. Australia secara konsisten memberikan dukungan bagi tegaknya HAM di Indonesia. Australia juga berperan penting dalam mencerdaskan bangsa Indonesia dengan memberikan bea siswa kepada 12.000 orang sarjana Indonesia agar mengambil program S-2 dan S-3. Jadi Australia sangat positif membantu Indonesia, termasuk kerjasama dalam pendidikan polisi dan latihan militer bersama. Sungguh, kami tidak bisa menerima pandangan negatif orang-orang pesantren ini terhadap Australia yang terbukti adalah bangsa yang lebih beradab daripada bangsa kita.”

Sufi tua tertawa terbahak-bahak mendengar pandangan dan simpulan dua orang doctor didikan Australia itu. Sambil mengulum senyum, Sufi tua, pensiunan perwira intelijen itu berkata lantang, ”Sampean berdua tidak bisa menjadikan Rezim Orde Barunya Soeharto yang brengsek dan bejat itu sebagai representasi peradaban Bangsa Indonesia.”

citoxnew225

“Maaf pakde,” sergah Dr Sungut Sangit Sanguto dengan nada mengejek, ”Apakah Soeharto dengan Rezim Orde Baru itu bukan Bangsa Indonesia? Memangnya mereka itu Bangsa Australia?”

“Sampean itu doktor ilmu politik,” sahut Sufi tua ketawa, lalu dengan suara datar berkata, ”Harusnya sampean faham bahwa Rezim Orde Baru adalah rezim yang ditegakkan, didukung, dibela, dibentuk, diarahkan, dan dikendalikan oleh UKUSA. Maksudnya, sejak rezim Soekarno yang disebut Orde Lama, yaitu orde pemerintahan yang tidak mau tunduk dan tidak mau kompromi dengan UKUSA tumbang akibat rekayasa UKUSA, yang tegak adalah rezim Orde Baru yang berkedudukan sebagai vassal UKUSA. Tambang emas, tembaga, minyak, intan, gas alam, alumunium, mangan, dan aneka jenis tambang diserahkan kepada UKUSA. Bahkan sepanjang rezim Orde Baru berkuasa, menteri-menteri utamanya didominasi doktor-doktor lulusan Berkeley, sehingga muncul istilah Mafia Berkeley. Tidak ada kebijakan Orde Baru yang tidak meminta restu dari UKUSA. Bahkan sewaktu menginvasi Timor Timur tahun 1974, Soeharto meminta ijin UKUSA. Jadi kejahatan kemanusiaan yang dijalankan Orde Baru harus dipandang sebagai kejahatan yang dilakukan rezim bentukan UKUSA. Amerika, Inggris, Australia, New Zealand, dan Canada tidak boleh lepas tangan dari tanggung jawab kejahatan Orde Baru.”

“Setuju pakde,” sahut Dullah menyela, ”Karena pasca Orde Baru runtuh, keuntungan besar justru diperoleh UKUSA yang menguasai puluhan BUMN dan Swasta Nasional yang dijual lewat BPPN.”

“Yang patut dicatat, selepas Timor Timur dari tangan Indonesia dengan membentuk negara baru Timor Leste, yang menarik keuntungan tidak lain adalah Australia,” kata Sufi tua.

“Itu simpulan ngawur,” sahut Dr Sungut Sangit Sanguto berang, ”Tidak ada fakta Australia memungut keuntungan dari lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Itu simpulan orang paranoid.”

Sufi tua tertawa. Lalu dengan suara merendah bertanya, ”Setelah Timor Leste jadi negara merdeka, siapakah yang menjadi presiden dan perdana menteri?”

“Xanana Gusmao dan Ramos Horta,” sahut Dr Sungut Sangit Sanguto.

“Mereka berdua itu orang Timor kulit hitam atau kulit putih?” tanya Sufi tua. Dr Sungut Sangit Sanguto diam tak menjawab.

“Isteri Xanana Gusmao itu seorang perempuan Australia kulit putih atau aborigin kulit hitam?” tanya Sufi tua memburu. Dr Sungut Sangit Sanguto tetap diam tidak menjawab.

“Sejarah mencatat PBB mendirikan UNTAET (United Nations Transitional Administration in East Timor) pada 25 Oktober 1999 diketuai Sergio Vieira de Mello dari Brazil dan Letnan Jenderal Jaime de los Santos dari Filipina. Tapi semua mafhum kontingen terbesar UNTAET berasal dari Australia dan New Zealand yang bekerja sampai 20 Mei 2002, yang dilanjut pembentukan UNMIT (United Nations Integrated Missions in Timor-Leste) yang menurut agenda PBB harus bekerja di Timor-Leste sampai Desember 2012. Nah apa yang dilakukan pasukan Australia dan New Zealand selama bertugas di Timor Leste sepanjang tahun 1999 sampai tahun 2002 itu, pak doktor? Apakah ras White Anglo-Saxon asal New Zealand dan Australia itu sejenis malaikat yang tidak punya nafsu syahwat?” tanya Sufi tua mendesak.

“Itu pandangan ras diskriminasi orang paranoid,” sahut Dr Sungut Sangit Sanguto berang.

“Lepas dari penilaian paranoid dan ras diskriminasi,” sahut Sufi tua ketawa, ”Yang pasti Timor Leste selalu dipimpin Kulit Putih dan lahirnya komunitas baru Kulit Putih sebagai akibat logis hadirnya pasukan Australia dan New Zealand selama 13 tahun di Timor Leste. Adalah fakta pula bahwa putera-putera Timor Leste kulit hitam banyak dikirim ke Indonesia dengan alasan studi dan banyak menikahi perempuan Indonesia, yang tampaknya keturunan mereka itu ke depan akan tetap tinggal di Indonesia.”

“Itu analisis rasialis,” sergah Dr Sungut Sangit Sanguto marah, ”Anda pengikut Fasisme. Anda penganut faham Neo-Nazi. Anda seorang Hitlerist!”

“Silahkan menilai saya apa saja,” sahut Sufi tua terkekeh, ”Saya hanya mengungkap sejarah dengan obyektif, jujur, faktual, terbuka tanpa ditutup-tutupi dan tanpa manipulasi. Saya hanya ingin mengungkapkan sejarah gelap orang-orang White Anglo-Saxon yang sekarang ini menjadi pejuang dan pahlawan HAM sekalipun mereka itulah sejatinya Pelanggar HAM terbesar sepanjang sejarah.”

“Sejarah apa?” tukas Dr Sungut Sangit Sanguto dengan suara ditekan tinggi, ”Pelanggaran HAM apa yang dilakukan orang-orang Australia?”

Sufi tua ketawa melihat doktor didikan Australia itu marah. Sambil ketawa ia bertanya, ”Saya tanya kepada bapak dan ibu doktor lulusan universitas Australia yang terhormat, siapakah penduduk asli benua Australia?”

“Orang Aborigin,” sahut Dr Sungut Sangit Sanguto tidak senang.

“Apakah makna Aborigin?” tanya Sufi tua memburu.

“Ahh.. eee.. saya kurang tahu itu, saya doktor ilmu politik bukan antropolog dan bukan pula etnolog apalagi biolog,” sahut Dr Sungut Sangit Sanguto tergagap.

“Menurut Oxford Dictionary dan sejumlah buku yang ditulis sejarawan, etnolog, antropolog sebutan ABORIGIN diberikan oleh orang-orang White Anglo-Saxon kepada penduduk pribumi Australia dengan tujuan merendahkan dan menghinakan, karena sebutan itu bermakna AB-ORIGIN yang sama dengan AB-NORMAL. Ya, sebutan ABORIGIN diberikan kepada penduduk asli ras Melanesia kulit hitam dengan makna merendahkan karena berarti AB (Setengah) ORIGIN (Manusia), yang sama makna dengan AB (Setengah) NORMAL (normal). Itu sebabnya, sampean semua yang pernah kuliah di Australia pasti mafhum jika penduduk pribumi benua Kanguru itu selalu marah jika disebut ABORIGIN yang menghina itu,” kata Sufi tua membuat santri-santri terhentak kaget.

citoxnew226

“Anda jangan memprovokasi untuk menimbulkan kebencian rasialis dong,” tukas Dr Sungut Sangit Sanguto tidak suka, ”Ini soal materi pendidikan militer dan sadap-menyadap jadi melebar ke mana-mana.”

“Saya hanya bicara fakta,” sahut Sufi tua tidak memperdulikan protes doktor Sungut Sangit Sanguto, ”Sebab fakta menunjuk penduduk pribumi memiliki identitas kesukuan sendiri yang mereka gunakan secara turun-temurun dari leluhur mereka. Antropolog dan etnolog sedunia sudah faham bahwa penduduk pribumi Australia terdiri dari suku Koori di New South Wales dan Victoria, suku Ngunnawal di Australian Capital Territory, suku Murri dan Murrdi di Queensland, suku Nyungar, suku Yamatji, suku Wangai di Australia Barat, suku Nunga dan Anangu di Australia Selatan, suku Yapa di Northern Territory, suku Yolngu, suku Tiwi, suku Anindilyakwa di Arnhem Land, suku Pallawah, suku Gundungurra, suku Dharawal di Tasmania dan puluhan suku lain yang tidak satu pun menggunakan sebutan ABORIGIN.”

“Apa maksud Anda mengungkit-ungkit masalah suku-suku asli dan sebutan Aborigin?”, tanya Dr Rini Syaharini Dursilarini dengan nada tidak suka.

“Saya hanya ingin mengungkapkan fakta sejarah, bahwa penduduk kulit putih Australia yang menepuk dada sebagai pejuang, pegiat, pembela, dan pahlawan HAM yang telah mengeluarkan dana besar untuk LSM-LSM pembela HAM pada hakikatnya adalah Pelanggar HAM terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan,” kata Sufi tua dengan lantang.

“Anda punya bukti pelanggaran HAM warga kulit putih Australia?” sergah Dr Rini Syaharini Dursilarini berang, ”Jangan hanya menfitnah karena kebencian dan pengaruh paranoia.”

“Sebagai doktor lulusan universitas unggulan Australia,” kata Sufi tua dengan suara merendah mulai menjelaskan, “Sampean harusnya sudah membaca karya-karya sejarawan, antropolog, etnolog kulit putih Australia seperti Christina Smith, yang menulis The Booandik Tribe of South Australian Aborigines: A Sketch of Their Habits, Customs, Legends, and Language, (1880); Gordon Reid, yang menulis Nest of Hornets: The Massacre of the Fraser Family at Hornet Bank Station, Central Queensland, 1857, and Related Events,(1982) ; Deborah Bird Rose, yang menulis Hidden histories: black stories from Victoria River Downs, Humbert River, and Wave Hill Stations, (1991) ; Ian D. Clark, yang menulis Scars in the Landscape: A Register of Massacre Sites in Western Victoria, 1883 – 1859, (1998); Roger Milliss yang menulis, Waterloo Creek: the Australia Day massacre of 1838, George Gipps and the British conquest of New South Wales, (1994); Richard Broome, yang menulis Aboriginal Victorians:a history since 1800, (2005); Ben Kiernan, yang menulis Blood and soil: a world history of genocide and extermination from Sparta to Darfur, (2007); Ross Gibson yang menulis Seven versions of an Australian badland, (2008); Peter Taylor yang menulis A summary of the Barrow Creek conflict as told in An End to Silence, (2007); Jeffrey Grey,yang menulis A military history of Australia, (2008), dan puluhan buku lainnya yang harus dibaca sarjana-sarjana, master dan doctor lulusan Australia.”

 

“Maaf, satu pun dari buku yang Anda sebut belum pernah saya baca,” kata Dr Rini Syaharini Dursilarini minta penjelasan, ”Kira-kira membahas soal apa buku-buku itu?”

Sufi tua tidak menjawab, sebaliknya memberi isyarat kepada Johnson, Azumi dan Marholy untuk membawa buku-buku dari perpustakaan yang sudah disiapkan. Setelah buku-buku tertumpuk di depan, sambil menepuk-nepuk buku Sufi tua berkata, ”Ini sebagian dari buku yang saya sebutkan barusan. Semua buku ini mencatat peristiwa genosida yang dilakukan orang-orang White Anglo-Saxon terhadap penduduk pribumi kulit hitam Australia. Sekali pun bukti material sudah banyak yang dihapus dan dihilangkan, tetapi semua penduduk Australia – kulit hitam maupun kulit putih – tidak akan bisa menghapuskan peristiwa bersejarah yang mereka kenal dengan sebutan khusus : Risdon Cove Massacre (1804), Cataract Gorge Massacre (1816), Bathurst Massacre (1824), Cape Grimm Massacre (1828), Flinders Island Massacre (1830), Fremantle Massacre (1830), Gunditjmara Massacre (1833), Battle of Pinjarra (1834), Bunbury York Massacre (1836), Waterloo Creek Massacre (1838), Faithfull Massacre (1838), Myall Creek Massacre (1838), Gwydir River Massacre (1838), Bowman-Ebden-Yaldwyn Massacre (1838), Campaspe Plains Massacre (1839), Gully Massacre (1839), Wiradjuri War (1840), Gippsland Massacre (1840), Rufus river Massacre (1841), Brisbane Valley Massacre (1842), Pelican Creek tragedy (1842), Goanna Headland Massacre (1842), Warrigal Creek Massacre (1843), Cape Otway Massacre (1846), Balonne and Condamine Rivers of Queensland Massacre(1849), Hospital Creek Massacre (1849), Butcher Tree Massacre (1849), Avenue Range Station Massacre (1849), Hornet Bank Massacre (1857), Central Highlands of Queensland’s Massacre (1861), La Grange expedition (1865) dan berderet-deret sebutan bermakna ‘pembantaian’, ‘ethnic cleansing’, ‘tumpas kelor’ yang dilakukan orang-orang white Anglo-Saxon terhadap warga kulit hitam penghuni asli Australia, baik dilakukan oleh peternak, pemburu paus, petani, polisi berkuda, polisi perbatasan, tentara, rangers.”

citoxnew209

“Apa maksud Anda membicarakan semua ini? Apa Anda ingin menyebar-luaskan kebencian rasialis?” seru Dr Sungut Sangit Sanguto berang.

“Kami ini orang-orang yang mengamalkan ajaran tasawuf yang didasarkan pada cinta kasih,“ kata Sufi tua merendah, ”Tidak sedikit pun terbersit di hati dan pikiran kami untuk menimbulkan kebencian terhadap satu kaum.”

“Tapi faktanya Anda bicara soal suatu kaum secara negatif, apa maksudnya?”

“Qul al-haqq walau kaana muroon – Katakan Kebenaran Sekali pun pahit”, kata Sufi tua mengutip Hadits Nabi Muhammad, ”Yang kami inginkan bukan kebencian tapi kewaspadaan dan kehati-hatian. Jangan percaya kepada ucapan orang-orang yang manis tapi mengandung racun. Jangan sampai kita mengulang nasib suku Yeeman, warga kulit hitam Australia yang lahap menyantap suguhan puding Christmast yang sudah dibubuhi racun strychnine, sehingga laki-laki, perempuan, tua, muda, anak-anak suku Yeeman tewas tanpa sisa. Begitulah, saya menghimbau kepada saudara-saudara saya sebangsa kulit berwarna untuk tidak gampang percaya dengan bujukan, rayuan, iming-iming, hasutan kulit putih Australia agar memisahkan diri dari Negara Indonesia. Sebab sejarah sudah mencatat bagaimana jahatnya rencana mereka dalam memperluas habitatnya dengan membasmi etnik kulit hitam. Sungguh membenci dilarang tapi waspada dibolehkan.”

“Tapi pakde,” sahut Johnson menyela, ”Waktu ribut-ribut kasus penyadapan dulu, Dubes Australia justru datang ke Papua. Apa maksudnya?”

“Aku tidak mau jawab,” sahut Sufi tua, ”Aku ingin kalian berpikir dan menganalisis sendiri. Aku tidak suka kalian hanya menunggu jawaban. Ayo mikir sendiri! Mikir sendiri, apa makna di balik kunjungan Dubes Australia ke Papua?”

 

Oleh : *KH. Ng. Agus Sunyoto

Gambar oleh patsus Citox dan Patsus Dede Sherman

Share.

47 Komentar

  1. Artikelnya mantap.. jika kita kembali bernostalgia dengan sejarah, maka Indonesia lebih mendapat tempat dihati saudara2 kita di australia khususnya pribuminya..dlm lontara mencatat bahwa jauh sebelum Bangsa Eropa berlayar ke benua australia Pelaut2 tangguh dari Kerjaan Gowa-Tallo (SukuMakassar) abad 16 telah sering berkunjung ke Australia Utara, menjalin kontak dagang,. Tak hanya sebatas dagang, tp nenek moyang kita malah mengajari mereka bagaimana mengembangkan peradaban logam, membuat alat2 dari besi dll.. sampai memasuki abad 18 Australia telah dimonopoli oleh kulit putih, sementara di nusantara kerajaan Makassar telah jatuh ketangan Belanda… #Salam Nusantara Agong_Rewako Indonesia

    • Lalaki Nusantara on

      Assalamualaikumwrwb. Salam sejahtera buat segenap Bangsa Indonesia.
      Mohon maaf, Sekedar menambahkan bahwa sebagian wilayah northern territory Australia sejak abad 16 merupakan bagian dari wilayah imperium kerajaan maritim Gowa. Bahkan mereka memberi nama suku/bangsa ‘aborigin’ dengan nama ‘Mare’ge’. Sampai abad 20, jalur pelayaran Makassar – Darwin, oleh pelaut-pelaut niaga dan nelayan-nelayan pencari teripang dari Makassar, dianggap sebagai jalur tradisional. Hal ini yang menyebabkan banyak dari mereka yang ditangkap dan perahunya dibakar oleh Australia. Demikian, Wassalamwrwb.

  2. Siapa yg menyangkal kalo memang Aussiet kulit putih adalah keturunan para perompak perampok pemerkosa napi ban*sat bajing*n buangan dari eropa…….

  3. pemburu rajawali on

    Jangan Terlena,terbius dg Manis nya Gula
    jangan tertipu dg Pahit dan Hitamnya Kopi.

    Jika kita sdh Bangga dg Bangsa Lain lalu membenci Bangsa Sendiri dg keragamannya maka sejatinya kita sdh MengIkhlaskan diri nya utk Dijajah Sampai Mati.

    Banyak lulusan Luar Negeri yg akhirnya Stres setelah mereka tersadar dirinya sdh Dijajah oleh bangsa lain demi menjajah bangsanya sendiri.

    Bkn berarti belajar diluar sana salah tp kita hrs punya sikap Tegas,fokus dan militan sbg bangsa Indonesia.. memang secara fisik tdk terjajajah tp secara Moral dan pola pikir kita sdh terjajah sedikit demi sedikit tampa SADAR.

    • Betul Bung. Untuk itu kepada para penerima bea siswa ke luar negeri agar senantiasi tertancapkan di sanubari kecintaannya terhadap bangsanya shg tdk mudah terdoktrinisasi. Amat disayangkan kepada mereka para lulusan luar negeri malah menjelekkan bangsanya dan malah membela bangsa dimana mereka dulu mendapatkan beasiswa. Apalagi bila mereka tidak tahu menahu mengenai sejarah bangsa tsb dan termakan propaganda mereka. Australia tidak akan pernah lepas dgn slogan white color policy sampai kapanpun apalagi standar ganda mereka.

  4. Nenek Moyang Bangsa Australia adalah buangan dari Inggris…! mereka adalah para perampok dan lain2 itu fakta Sejarah dan tidak bisa ditutupi…..! Jadi Wahai Bangsa Ausi… ! Jangan ajari bangsa kami tentang tata krama dan sopan santun….! Karena itu adalah ajaran nenek moyang kami yang diturunkan secara turun temurun…! Jika kalian masih tetap berula…! Maka jangan salahkan kami jika kami kembali membangkitkan semangat dan hubungan yg telah dirintis oleh nenek moyang kami (Kerajaan Gowa – Tallo ) untuk membantu suku asli benua yang kini kalian sebut asutralia, melawan dan mengusir kalian kembali keasal kalian…( Inggris )….!

    • Bukan Fan Boy on

      baru Ngeh saat ini setelah sekian lama sekolah sampai berkeluarga kalau aborgin itu artinya

      AB- ORIGIN alias setengah normal

      aniwei,salut sama pak sufi tua , pengetahuannya melebihi usianya

  5. “Tapi pakde,” sahut Johnson menyela, ”Waktu ribut-ribut kasus penyadapan dulu, Dubes Australia justru datang ke Papua. Apa maksudnya?”…..lho kan gagak albino-nya udah mati kena penyakit lubang-lubang kancing krn itu gak bisa kirim surat ke tuannya di jakarta…..xixixixixixi

    Pesan dan nasihat yg tepat untuk kami, rakyat NKRI , unt selalu waspada dan berhati-hati thd kawanan asing + aseng……..

    • Ah..cerita hoax yang dulu itu..kekekekke
      gimana lanjutanya ituuuhhh

      *tentang gagak albino yang kebanyakan lubang angin eh kancing

      • iyo Kang….lha wong bung PR cuman kasih “file containing dog tag” buat oleh2nya si julie bishop jika diijinkan mampir dimari…..hehehehe…

        smg aja isinya bukan hanya file gagak albino doang namun ketambahan gagak2 lainnya…..

        # edisi penasaran hasil intercept way out proposal bishop kpd buaya buntung, nogo buntung, kadal buntung and the gang…….

  6. Ayo dishare sebanyak2ny agar saudara2 kita di papua dapat membaca tulisan ini, semoga terbuka mata hati saudara2 kita disana. Jgan mudah terlena oleh bujuk rayuan syaiton aushit.
    Terima kasih utk mbah @KH. Ng. Agus Sunyoto atas ilmu yg sangat berharga ini.
    #Papua adalah bagian dr NKRI harga mati, jgn sampai papua hilang dari peta NKRI.

    • Bukan Fan Boy on

      saya kok lebih suka sindiran dari gambaran no 4 ,

      edisi : mari belajar sejarah Timles- sekarang jadi apa ,kembalinya pun ke RI dipastikan rakyat RI tdak sudi menerima lagi ………

  7. Ya sejatinya meemang seperti itu, apa maksud nenek ely membuang sampah di depan halaman kita, tidak lain untuk projek masa depannya, terhadap Indonesia. Dengan anggota keluarga yg terdiri dari Paman” tua dan anak” yg jenius namun super licik, jadilah mereka berhasrat menggangbang dunia ini, tidak terkecuali Indonesia, Indonesia adalah bidadari dunia yg kesucian dan kemurnianya adalah hal utama yg mereka rebutkan, mendapat Indonesia sama saja mendapatkan surga dunia, dan mereka tdk akan berhenti samapai mereka mendapatkanya, jadi semoga kita bisa lebih sadar dan saling mengingatkan satu sama lain, bahwa kita tidak boleh terpecah dan harus tetap solid bagaimanapun keadaanya dan bagaimanapun caranya persatuan adalah yg utama di atas semua kepentingan golongan, Salam kencur.

    • Bukan Fan Boy on

      kalau tak salah pernah dibabarin edisi presiden AS mengatakan indonesia …
      Richard nixon, gerald ford dan terakhir George bush
      pernyataaanya kalu ga salah

      “kalah dari vietnam adalah hal paling memalukan bagi AS ( sejarah) , akan tetapi mendapatkan negri bernama ( Indonesia ) adalah kado Istimewa ”
      ” Indonesia itu seprti “kain Pel” , bila perlu kita peras sampai kering – george bush ( kalau tak salah , akhirnya di masa pensiunnya mendapat kado sangat-2 instimewa , yaitu lemparan Sepatu…….

      silakan dikoreksi rekan-2

  8. bung @BFB, penyesalan akan sllu datang belakangan bung. yg pasti jgn sampe papua bernasib sama dgn timles dan aborigin.

    • Iya ya om sempak… Penyesalan selalu dtgnya belakangan… Kalo dtgnya duluan namanya pendaftaran ya om….hihohihihi…..

  9. cut nyak dhien on

    semoga saudara2 kita diujung timur sadar dengan ini semua, contoh sudah ada didepan kita yakni Timlees dijajah oleh kulit putih

  10. Ya begitulah bangsa samiri, selalu menerapkan standar ganda dalam segala. Disatu sisi mereka menyokong dan mendukung orde baru termasuk dlm hal aneksasi timles yg dulu sdg mengalami perang bersaudara dan berkembangnya paham komunis disana tetapi disisi lain setelah orde baru mulai berpaling dan keinginan aussie utk memeras dan menguasai timles, mereka malah menjelek-jelekkan pak harto. Yang paling utama dan mendasar adalah hak-hak kaum aborigin yg terpinggirkan dan mengalami penindasan sampai skg belum terpecahkan di aussie tetapi dengan jumawanya mereka malah mengkomentari masalah HAM di negara yg berseberangan dengan mereka.

  11. kasihan..orang2 timless yg berkulit warna (hitm maupun coklat) akhirnya hanya jadi minoritas di negerinya sendiri…sudah diserbu oleh imigran cina 90.000 orang…kini giliran meledaknya generasi keturunan kulit putih. sudah gitu ….orang2 ini terusir secara massive dan halus.

  12. Kok rasanya kangen baca hoax corner ya..

    Apa para sesepuh lg pd sibuk skrg2 ini ?
    Atau kena jewer gara2 bocornya kebanyakan ?eheheh

    Mudah2an mereka selalu diberi kesehatan dan kelancaran aamiin

  13. kita harus melakukan doktrin ulang kepada setiap pelajar pemuka agama yg telah melakukan pendidikan,pembelajaran ataupun studi banding keluar negeri.

    jujur setiap hari ada sekitar 50-70 orang china imigran yg datang ke timur leste melalui bali.

    jalur imigran china ke indonesia=dari china masuk ke indonesia melalui bali lalu dari bali mereka menuju ke wilayah kalimantan untuk berbaur dengan warga china yang sudah lama tinggal di indonesia seperti warga singkawang,lalu mereka melakukan pemalsuan identitas setelah itu mereka menyebar ke berbagai wilayah di indonesia.
    mereka di sediakan modal untuk membuka usaha oleh pemerintah china mereka biasanya membuka toko bangunan,membangun ruko” yg disewakan di kemudian hari,mereka membuka panti pijat yang semua perkerjanya wanita china yg juga merangkap menjadi psk seperti yg tertangkap di surabaya,mereka juga membuka tempat” karaoke yg pekerjanya juga orang china lagi yg juga merangkap menjadi psk,mereka juga membuka toko elektronik seperti yg terjadi di bandung elektronik center yang sering melakukan penipuan terhadap pembelinya.

    tolong teman” bantu untuk menyebarkan dan juga mengawasi pergerakan mereka agar kita tidak menjadi seperti timor leste yg di kuasai 70000 warga china,bagi china tunggu pembalasannya nanti.

  14. Bung PR
    Benarkah pak Gatot dikomplen oleh Jokowi krn mengsuspend kerjasama pertahanan dng Australia?atau hanya hoax jebakan betmen bung?mohon pencerahan nya…

    • pemburu rajawali on

      Sempat di tegur Halus krn bisikan advisor yg salah kpd RI1, tapi setelah di jelaskan maka RI1 pun paham. Dan gantian skrg advisor nya yg panas dingin..hehehe!

      Hasil intercept Bishop!!.. ya lihat saja skrg bagaimana Sonotan berubah panik!

  15. Selamat pagi para patga dan patsus semua, maaf ikutan nimbrung….
    saya berharap SKS (Sistem Kebut Sekali) yang sedang diterapkan untuk pembangunan infrastruktur di seluruh papua tidaklah menjadi satu proyek yang mubazir apabila tujuan nya hanya untuk pembangunan infrastruktur dan kelancaran jalur distribusi barang dan “jasa” saja, karena suka atau tidak suka, keberhasilan merangkul kembali papua tidak dapat diraih hanya dengan proyek pembangunan infrastruktur apalagi proyek pengamanan, terlalu riskan mengingat agen2 seberang sudah cukup lama bercokol dan mendapat lahan subur untuk meracik “jamu komplit” di sana. misalkan 10 agen dikasih kancing baju, tp hasil racikannya toh sudah kepalang tanggung nyebar di kampung2 dan belantara rimba papua. Garis besar pemikiran awam saya soal papua adalah bagaimana merebut hati orang papua.
    1. OTSUS gagal?? Iya. Akar permasalahannya adalah tata kelola Uang dan Kewenangan Otsus di papua yg nyaris tanpa kontrol. Tumpang tindih terjadi mulai dari level kabupaten, provinsi hingga ke pusat. Dengan mudahnya ini jadi jualan jamu “akal2an Pusat” oleh agen asing dan OPM di sana,
    2. Pemahamam yg minim soal persepsi kebangsaan dan kenegaraan, terutama di daerah pedalaman, yang dengan mudahnya dapat dicekokin jamu plus2 “kemerdekaan adalah hak segala bangsa”,
    3. Masyarakat lokal terutama di pedalaman papua, lebih mendengar apa kata kepala suku, tokoh adat dan agama, hal yg selama ini selalu dieksploitasi oleh agen2 asing lewat International NGO dan missionary sebagai pintu masuk menjual “jamu kram otak” mereka bahwa bangsa papua harus merdeka, ditambah lagi dengan pola pendekatan “keras” rezim orde baru yang tentu saja masih membekas di benak sebagian orang baik di pesisir maupun di pedalaman papua.
    4. Rekrutmen putra-putri lokal yg dilakukan oleh TNI, POLRI maupun SIPIL sudah berjalan dengan baik saya rasa, akan tetapi jangan kesampingkan pengaruh dewan adat dan lembaga keagamaan di sana, itu front yang sangat menjanjikan apabila ternyata komposisi pasar PRO-MALU2-KONTRA RI adalah 30-40-30. Perlu digarisbawahi, belanda tidak berperang di Papua, apa rahasia nya? hehe.
    5. Bukan hanya orang Papua saja ras melanesia di Indonesia, jadi propaganda rasialis murahan tukang jamu selatan harusnya bisa dengan mudah dikubur bersama tukang jamu nya setelah diberi oleh2 kancing baju.

    Teringat celetukan spontan kawan sy yg juga putra asli papua disaat membaca kolom artikel berita dengan judul propaganda anti pembangunan jalan trans-papua oleh salah satu elite politik OPM “Orang Papua tidak butuh infrastruktur…”
    Dia berujar: “Lalu siapa yang akan bangun???”
    Semoga mega proyek multi-tujuan ini dpat terselesaikan dengan baik. SALUTE untuk para patriot yang sedang berjuang membuka isolasi di tengah belantara, bahkan untuk para pahlawan yang telah gugur menunaikan janji bhakti di sepanjang bentang jalan trans papua ini. Perjuanganmu tidak akan sia-sia.

  16. Tuh kan mantap artikel2nya dipatga
    Yang tabu diungkap dimedia oline lain bisa dibabar disini,hebat ga tuh!!!
    Menyoal tentang sonotan,pamansam,paman hu,mereka smua adalah bngsa2 bengis dan rakus apapun akan dilakukan untk mendptkan kemauan mereka yah termasuk mendokrin ank2 bngsa indonesia dngn iming2 beasiswa keluar negri dan terbuktikan lulusan2 dri luar sana membela mati2an negara rakus tersbut bukn mlh mmbla tanah dimana mereka dilahirkan,dibesarkan bahkan meninggal jg ditanah indonesia.
    #SAVE NKRI#

  17. Heran ya rezim orba, kok bisa jadi budak nya zionis anglo saxon? Cinta dunia eh Mati juga kan dikubur? Kuburan nya sama juga ukurannya dg tukang becak. Mau Harta di dunia triliunan rupiah….. Yg penting how to be a good man.

    • Bukan Fan Boy on

      Bung Defcon , mungkin kala itu RI membutuhkan dana luar biasa besar bagi percepatan pembangunan secara luar biasa, bayangkan dimulai dari negeri “morat-marit” dikarenakan Negara baru Lulus dari peperangan dalam negeri ( pemberontakan) dan luar negeri / penjajah maka saat itu benar-2 kacau , hanya penegakan indentitas diri-lah preseiden saat itu yang masih konsen , selanjutnya dimuali dengan orde baru saat itu yg dibutuhkan dana luar biasa banyak serta hutang, bila perlu ditukar dengan apapun asal bukan “jual diri” membuat Alm eyang Suharto memutar otak , sayangnya pak harto nego dengan perangkap musang mulai goldman&sachs,atau Berkeley team ( bisa dibantu koreksinya ) , yang kahirnya RI menjelma dengan negeri stabil perekenomian , pemerataan pembangunan , meski masih ada daerah tertinggal saat itu, akan tetapi pemerintah sat itu emang konsen untuk pemerataan , antar laindengan penyebaran penduduk/transmigrasi…
      tentu juga mungkin deal-deal “tersembunyi” juga ada , misalkan penyerahan FIR batam dikuasai oleh Singapura dengan ditukar ini dan itu … ( sekadar analisa) , ataupun kurs stabil moneter tetap dijaga …. ( oleh AS lewat IMF, IGGI ) dna memang terbukti saat itu kurs rupiah hampir Flat tidak pernah gejolak saat itu , hanya riak kecil aja , sampai masa saya saat itu pernah merasakan 3 tahun lebih ( kalau ) tak salah kurs rupiah 1 USD = 2,400-2453 , ditandai dengan perdangan kebutuhan bahan pokok stabil , disuruh ibu beli telur kepasar seharga 1 kg =2,500 rupiah ( tahun 1990 )
      jadi yaa selama rezim apapun , pastinya ada plus minusnya , mungkin minusnya saat itu untuk harga kedaulatan FIR misalnya kita dipandang “murah” sebagai gantinya nilai kurs stabil dan terjaga saat itu ( oleh AS as quaranty )
      terlepas dari negatifnya tentu juga banyak pula,

      Itulah Sejarah sebagian Orde baru yang saat itu pula untuk pelajaran bagi kita ,
      dan saya sendiri sempat mencicipi era saat itu sebagai bagian dari Cerita kehidupan di orde baru

  18. Kira2 bgitu bung bfb,sampai alusista kita tdak boleh melebihi negara tetangga tp negara kita aman ndamai jaman orba kita mau kluar malam pun ga masalah tanpa kwatir mgkin bsa dbilang smua itu ada harga y.hampir semua sendi ekonomi n sda dkuasai n sbagai gntinya kita aman n ekonomi stabil.

    • mantap Bung…memang ada tiga pilihan: mau ke kanan, ke kiri, atau di tengah (non-blok)..Tiap pilihan pun ada risikonya, terlalu ke knan bikin iri kiri, terlalu ke kiri bikin iri kanan, di tengah ya harus siap2 disenggol kanan kiri…Pilih yg mana? pilih yg paling menguntung tuk MASA DEPAN NKRI, bukan tuk masa sekarang saja yg dipikir!!!

  19. Artikel Menarik 4 thn lalu yg sangat menambah wawasan diunggah kembali oleh PATGA…KEBETULAN sama dengan Video 4 thn lalu yg dijadikan dasar tuntutan habib Rizieq…hehehe..Wes ketimbang mumet mikir mending ngopi wae sambil denger lagu Ahmad albar”Panggung sandiwara”

  20. Bakulo Wajaro on

    Hehehehehe….
    Mafia brekelle mulai bekerja.. Bukannya bertindak menurunkan harga2 justru malah pasang ranjau…Wait and see..apa yg terjadi jk adminstrtatur tdk bertindak sesuai harapan rakyat… Apa hanya hujan yg akan turun.?? Atau ada yg hrs turun dgn kolor2nya..?? Hehehe..mbuh wes sakarepe sampean ae…wkkwkwkwk
    Pengkondisian sdh diciptakan utk menciptakan efek domino ekonomi..
    Adios#apa yg terjadi jika semua tuntutan bergabung menjadi 1 tujuan..??? Only god knows…Mari awasi paramafia brekele yg jg bermain air yg mulai keruh..

      • Hehehehe… Bung Preman wis genting iki kondisine ..ta tiarap ae sambil ngupi takut ada pelor mampir ngajak becanda ..xixixixii…
        lha iku artikel kumendan syafri sing metu saiki..
        Adios# eskalasi semakin meningkat seiring meningkatnya harga cabe yg makin pedas..

        • pemburu rajawali on

          loh kok tiarap toh kang? hehehe!!
          Dodolan wajane laris manis..
          semanis ciuman mesra Rudal Israhell ke barat daya damaskus.. Pancingan Putin dimakan si Benyamin jg Asu.

          Jadi apa sinyal yg sdg di tampakan di Timteng terhadap kebijakan dlm negeri Indonesia,khususnya Freeport?

          SeAbad lagi deh disini jg gpp!

          • pancingan..penempatan iskander di suriah, mesir, yg mneghadap israel dan arab saudi kah?
            dikarenakan pergeseran 455 kekuatan buaya buntung and the gang dan kekuatan naga buntung dimari….ya

  21. Yh skrg liat deh aktor2 umat islam 212 mulai dicari2 kesalahannya,biar g bergerak bebas,media islam dibungkam yng menyatakan kebenaran dibilng hoax
    Kyanya g bebas yh ky zaman dlu lgi
    Smga kdepan pemimpin kt pro rakyat dan nasionalisme seperti mh.thamrin,kh noer ali dan tentu bpk ir soekarno
    #save nkri#

  22. sastro gantol on

    Proyek infrastruktur aja yg dibangga banggain tp urusan lain ga diperhatiin.. cabe bisa sampe 200rb per kg, listrik dicabut subsidinya ckckck… coba dicek dong kondisi real rakyatnya. Jalan aja pd bolong2 n bergelombang sama sekali ga ada perbaikan.

  23. Mungkin cabe dikira ada subsidinya kali om sastro… Jadi hrs dinaikin juga…hihohihi…..om mlm jumat msh mantengin patga aja…mang gak mau naik om…??lha om preman aja udah 2X naik om..naik sepeda om…wkwkwkwk

  24. pemburu rajawali on

    Cabe memang Pedas dan merah warnanya.
    gara-gara cabe bisa Rapat Kabinet terbatas!
    Ada Apa dg Harga Cabe? ibarat komponen, cabe ini adalah Core dri sebuah sistem..

  25. juga akan ada rasta.. rapat semesta… Lha wong masalah perut rakyat masalh hidup mati..sopo sing tahan ra mangan..?? Duhhh biyung..biyung…
    Adios# hajat rakyat adl yg utama..jika rakyat hrs menangisi beban hidup, artinya ada yg salah dgn negeri ini.. Walahhh malah adu panco pamswakarsa jejadian nyembul membela yg bayar..hehehe… Edisi# berburu kodok

    • Lho kang BW… Itu demo masak kangguru dan pesta kembang apinya udahan ya?…. Skrng koq buru kodok ngorek yg sembunyi di safe house buat dimasak-swike kah? Siapa ya Kang yg piarain? Hihihi ….

  26. bingung mau koment apa hehehe..tapi saya jadi selalu ingat dan berusaha menjaga agar kalimat “jangan pelit terhadap bangsa sendiri” bisa dilakukan setiap saat.. dari hal yang sederhana tapi efek nya mungkin bisa luar biasa..mungkin bisa merangkul Papua yang mungkin merasa jauh dari rangkulan bahkan mungkin malah merasa dipeluk orang luar xixixixixi…
    kalo cabe mahal ya gk usah terlalu pedes yg penting petani nya gk rugi..kalo listrik naik ya matiin kalo gk perlu pake listrik, yg penting2 aja.. yang penting semua kondisi nya aman lancar terkendali.. yg gk perlu ada ya gk usah ada atau kalo susah untuk dihilangkan ya dijaga supaya efek negatif nya gk bikin ambrol.. yang penting waspada, mawas diri, tetap semangat…

Reply To Kim Cancel Reply