Menara Impian Aurora (4) : Ancaman tenggat waktu

19

Menara Impian Aurora (4) : Ancaman tenggat waktu
=======================================================

arman57

Hari itu, Gulzhan Ayzen, seorang professor geofisika di Universitas Novizbirk kedatangan dua orang tamu. Salah satunya adalah putra dari sahabatnya sesama peneliti kampus. Sejak kecil putra sahabatnya itu sangat menyukai segala hal yang bertemakan teknologi luar angkasa dan penjelajahannya. Kini putra sahabatnya itu bekerja di FSB dalam divisi teknologi khusus. Ya, hari itu Dimitry dan Nikolai berkunjung untuk menanyakan beberapa hal yang terkait dengan penyelidikan mereka, terutama tentang sebab dugaan kehadiran seorang geofisis dalam peristiwa itu.

“Daerah sekitar Kaukasia memang memiliki anomali magnetik yang cukup kuat. Tapi daerah seperti ini jamak di muka bumi. Di Amerika sendiri pun ada. Jadi jelas bukan itu sebabnya.”, kata Gulzhan memulai penjelasannya.
“Anomali ini salah satunya dipengaruhi oleh sisa medan magnetik dari mineral yang terendap di bawah permukaan. Jika mereka sedang melakukan pencarian mineral tertentu, seharusnya tidak dengan cara seperti ini.”
“Saya yakin mereka telah melakukan uji coba senjata pak. Bukan kegiatan explorasi.”, Dimitry menimpali.
“Oke. Senjata magnetik memang sebuah ide yang brillian. Dengan senjata seperti ini, segala arsenal perang lawan bisa rusak dan tidak berguna karena hampir seluruh bagian-bagian penting dari alutsista modern memiliki kandungan logam.”, kata Gulzhan kemudian.
“Betul pak. Itu pula yang kami pikirkan. Mereka telah berhasil menguji-cobakannya pada tiga jip milisi Abkhazia.”, Dimitry menanggapi.
“Ya. Tapi sejauh yang saya amati, dengan instalasi seperti itu, rasanya penggunaannya tidak praktis dan sulit untuk menggerakkannya,”, Nikolai ikut berkomentar.
“Untuk tujuan agressif mungkin memang sulit. Tapi bayangkan jika mereka menggunakannya untuk melindungi suatu kota. Mereka bisa membangun instalasi yang melingkari pertahanan kota sehingga serangan lawan yang menggunakan unsur logam akan tidak berfungsi dengan baik atau bahkan gagal.”, Gulzhan memberikan opininya.
“Mungkin saja.”, Nikolai mengangguk. “Kita tunggu saja siapa pihak yang akan membangun pertahanan seperti itu.”

“Bagaimanapun…”, lanjut Nikolai, “kita belum tahu apa alasan seorang geofisis ikut hadir diantara mereka.”

“Ah ya…tentang itu.”, Gulzhan teringat kembali tujuan pertemuan itu.” Kemungkinan kondisi magnetis harian dan terkini sekitar menjadi salah satu parameter yang mempengaruhi kerja alat tersebut. Mereka membutuhkannya untuk mengukur atau bahkan mengkompensasi keadaan magnetis harian sekitar bagi alat itu. Dalam kebanyakan kasus, kondisi magnetis harian sebenarnya tidak banyak pengaruhnya terhadap sebuah alat. Namun nampaknya alat ini sangat sensitif terhadap adanya perubahan medan magnetis yang kecil sekalipun.”

Dimitry dan Nikolai tidak berkomentar mendengar penjelasan tersebut. Mereka sepertinya agak kebingungan.

Melihat hal itu, Gulzhan berusaha menjelaskannya dengan cara lain.
“Begini. Bumi ini dilingkupi oleh arus medan magnetik kuat yang diakibatkan oleh gerakan cairan logam inti bumi. Kita ketahui dari hukum fisika dasar, zat yang memiliki unsur logam jika bergerak akan menimbulkan medan magnet di sekitarnya.”
“Tentang itu, saya sudah cukup paham pak. Tapi apa maksudnya dengan kondisi magnetis harian?”, tanya Dimitry.
“Arus medan magnetik yang melingkupi bumi mirip dengan arus angin dan arus lautan yang juga bekerja di permukaan bumi. Ada arus utama yang kuat dan dominan. Juga ada arus mikro dan bersifat lokal. Baik arus utama dan arus mikro keduanya terpengaruh oleh waktu dan kondisi lingkungan yang dilewatinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai kondisi magnetis harian.”
“Dan si Navajo ini bertugas mencatatnya?”, tanya Dimitry mencoba memastikan.
“Mencatat dan mungkin mengkompensasi keadaan yang terjadi pada alat tersebut. Analoginya, jika anda sedang berlayar lalu terjadi badai yang kuat yang membuat anda menyimpang dari arah tujuan anda, tentu anda akan melakukan apapun kan agar kapal yang anda bawa tetap berlayar di lintasan yang menuju tujuan anda?”
“Sebentar… anda bicara tentang badai. Apakah badai matahari memiliki pengaruh terhadap alat ini?”, tanya Nikolai yang teringat dengan badai matahari yang terjadi saat di malam kejadian itu.
“Alat ini berada di permukaan bumi bukan? Dalam kebanyakan kasus, badai matahari tidak berpengaruh banyak terhadap berbagai alat yang digunakan umat manusia. Itulah salah satu hikmahnya Allah menciptakan medan magnet bumi. Untuk melindungi kehidupan di bawahnya.”

Nikolai tersenyum mendengar seorang tua yang pernah lama hidup dibawah dominasi kekuasaan komunis yang anti-Tuhan menyebutkan nama “Tuhan” dengan begitu fasihnya.

“Anda seorang yang religius tuan Gulzhan.”, komentar Nikolai kemudian.
“Tidak masalah bukan?”, jawab Gulzhan juga tersenyum.
“Sama sekali tidak. Saya hanya sedikit heran. Anda dulu lama bekerja di Baikonur dibawah kekuasaan Soviet-Tua, tapi ternyata segala macam indoktrinasi itu tidak ada bekasnya sedikitpun.”
“Ya. Segala indoktrinasi tentang ‘ketiadaan Tuhan dan bahwa hidup ini hanya sekedar untuk menjadi pekerja’ itu tidak berhasil untukku. Dan juga untuk jutaan rakyat Soviet. Dan itu salah satu yang menyebabkan akhirnya Soviet-Tua menjadi lapuk dan rubuh.”

Kata-kata dari professor Gulzhan itu menutup pembicaraan mereka siang itu.

arman56

 

“Oke…apa yang bisa engkau simpulkan?”, tanya Nikolai kepada Dimitry dalam perjalanan pulang.
“Bahwa alat tersebut sangat sensitif terhadap pengaruh magnet sekitar dan bahwa dibutuhkan seseorang untuk mengkompensasi alat itu. Itulah sebabnya si Navajo itu, jika dia memang masih hidup, dibutuhkan dalam tim ini.”
“Jika memang dia masih hidup dan masih bekerja dengan pihak yang mempekerjakannya dulu, maka kita menemui batu karang.”, Nikolai menyambung dengan nada gundah.
“Kenapa?”, tanya Dimitry bingung.

“Pihak-pihak itu memiliki relasi yang kuat di seluruh dunia. Bukan saja di Barat sana tapi juga disini di Russia.”
“Tapi mereka melakukan kegiatan yang berbahaya di dekat negara kita.”
“Di dekat negara kita. Bukan di Russia. Dan kita tidak benar-benar tau apakah kegiatan mereka benar berbahaya atau tidak.”
“Mereka membunuh beberapa orang dan termasuk warga kita.”, tegas Dimitry mencoba mempertahankan pendapatnya.
“Beberapa orang bersenjata yang secara de-facto terlibat dalam sebuah peperangan. Bukan rakyat sipil biasa. Sedangkan Ivan ….”, ada jeda sebelum Nikolai meneruskan.
“Ivan dengan sangat terpaksa kita tidak bisa akui sebagai warga Russia. Itu resiko yang harus dia tanggung. Kamu juga tahu itu.”
“Ivan yang malang. Aku kira dia sahabatmu. Kenapa kamu jadi begini pesimis?”

Nikolai tidak langsung menjawab pertanyaan dan keheranan Dimitry.
“Semalam deputi dan para staf utamanya memanggilku…”, kata Nikolai akhirnya.
“Dia memberiku waktu seminggu untuk menyelesaikan tugas ini. Jika tidak maka kasus ini akan dibekukan sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.”
“Mengapa? Apa yang terjadi?”
“Sepertinya tekanan politis. Tiga hari lalu setelah aku melaporkan adanya dugaan keterlibatan orang Amerika keturunan Navajo dalam kejadian ini, tiba-tiba saja media Barat kembali meributkan keterlibatan kita pada kasus pemberontakan Abkhazia.”
“Menurutmu ada hubungannya?”
“Saya yakin petinggi intelijen kita menanyakan secara rahasia lewat jalur diplomatik informasi tersebut kepada pihak Barat dan itulah respon mereka. Mengungkit-ungkit kembali peran kita di Abkhazia.”
“Hipokrit! Pada saat yang bersamaan mereka juga mendukung pemberontak Chechnya.”
“Kamu tahu mereka pernah tidak mengakui dukungan itu. Dan… sepertinya ada hal lain juga …”

Melihat Nikolai yang memutus ceritanya, Dimitry bertanya kembali.

“Apa hal lain itu?”
“Beberapa perusahaan riset dan teknologi di Russia ternyata supplier untuk Coil-Core, perusahaan yang akan mempekerjakan si Navajo ini saat dia tewas. Mereka mendapat banyak keuntungan dari berbisnis dengan Coil-Core.”
“Lalu?”
“Para perusahaan suplier tersebut melobi beberapa orang berpengaruh di pemerintahan untuk menghentikan kasus ini yang lalu kemudian menekan agensi.”
“Tekanan politis dan tekanan ekonomi. Taktik lama yang hampir selalu berhasil. Itu dari hasil penyelidikanmu?”
“Semalam ketika pertemuan singkatku dengan deputi selesai, dia mengatakan itu sambil berbisik ketika aku sudah akan membuka pintu untuk keluar. Yah.. dia tidak mengatakan nama ‘Coil-Core’, tapi aku memang sudah tahu sebelumnya.”
“Baik kalau begitu. Kita percepat saja investigasinya. Mereka memberi waktu seminggu maka itulah pilihan kita. Kita lakukan yang terbaik dalam sisa waktu seminggu ini.”

Dalam perjalanan kembali ke kantor, kedua anggota agensi itu sibuk berpikir tentang apa yang sebaiknya dilakukan dengan sisa waktu yang diberikan kepada mereka. Namun meski memikirkan kasus yang sama, keduanya tidak berbagi optimisme yang sama. Dimitry meyakinkan dirinya bahwa mereka bisa berhasil sementara Nikolai tampaknya tidak lagi seantusias sebelumnya.

Apa yang bisa dilakukan dengan sisa waktu seminggu untuk kasus serumit ini? Demikian pikir Nikolai.

Kasus pembunuhan terhadap rekan mereka yang kewarganegaraannya sudah dicabut. Dan terjadi di zona perang diluar negara mereka dimana kematian dan pembunuhan adalah hal yang lazim terjadi. Sebuah pembunuhan yang melibatkan sebuah alat yang sangat canggih namun tidak diketahui jenis maupun bentuknya. Serta melibatkan perusahaan internasional yang memiliki kemampuan untuk menekan pihak manapun diseluruh dunia.

“Semoga ada titik terang. Dan semoga tidak menjadi lebih rumit.”, hanya itu harapan yang bisa diucapkan Nikolai di dalam hati.

Sebuah harapan yang ternyata tidak semudah kenyataan yang akan dia hadapi di hari-hari berikutnya.

***************

Ya sudah…. kita kasih waktu seminggu deh bagi Nikolai dan Dimitry untuk menyelesaikan penyelidikannya.
Akankah berhasil? Kita lihat saja nanti.

Oleh Patsus Namraenu PATGA biro Jabodetabek
Gambar oleh Google

Share.

19 Komentar

  1. Kuncinya ada pada “Si Navajo” yg keberadannya masih belum diketahui sampai artikel ini diterbitkan,hehehe…
    Thanks bung Namraenu…
    Ditunggu kisah selanjutnya

  2. Bagi mereka yg masih pusing melihat bahaya yellow, ngga usah khawatir, Al Mulk itu ALLAH Swt. ALLAH pemiliki kerajaan, Indonesia bukan milik orang Indonesia baik pribumi maupun non pribumi, tapi pemilik al Mulk.

  3. Semakin penuh teka teki,menegangkan,apa yg akan terjadi…
    Sdh lama br ada lanjutan nya bung,tapi tetap selalu ditunggu..

  4. Wah jdi kisah long case detective nih.. Seruu

    Kekuatan uang mmng luar biasa

    Dbalik coil core tentu kaum globalis yg mencengkram kuat Eropa dan Amerika

    Ditunggu versi Novel nya..

  5. Cerita fiksi yang menguak fakta,sekarang ini
    Trmish bung nameuru
    Smngt trus untk menyadarkan ank bangsa memlalui artikel2 yg hoot dan tidak ada di forum2 militer laennya

  6. @Bung Nam, kpn novelnya terbit ?? ahahaha

    @Bung PR, ternyata bukan aku aja yg kangen aman Hoax Corner :’)

Reply To Paga nagari Cancel Reply