Serangan Umum 1 Maret 1949, Bukti Eksistensi TNI & Pemerintah Indonesia Pada Dunia

34

*Serangan Umum 1 Maret 1949, Bukti Eksistensi TNI & Pemerintah Indonesia Pada Dunia*

IMG-20170301-WA00618

Serangan Umum 1 Maret 1949 berhasil membuka mata dunia Internasional bahwa TNI masih ada dan tidak hancur seperti yang digembar-gemborkan Belanda.

Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta merupakan satu episode penting dalam sejarah revolusi Indonesia. Berawal dari Agresi Militer Belanda II, Belanda berhasil menduduki Kota Yogyakarta, yang saat itu merupakan Ibukota Republik Indonesia.

Setelah kota Yogyakarta diduduki, Belanda berturut-turut berusaha menduduki kabupaten-kabupaten sekitar Kota Yogyakarta yaitu Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan akhirnya Gunung Kidul.

Situasi ibukota negara saat itu sangat tidak kondusif. Keadaan tersebut diperparah propaganda Belanda di dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada. Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang saat itu telah melepas jabatannya sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengirimkan surat kepada Letnan Jenderal Soedirman untuk meminta izin diadakannya serangan.

Jenderal Sudirman menyetujuinya dan meminta Sri Sultan HB X untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehkreise III.

Sri Sultan HB IX mengadakan pertemuan empat mata dengan Letkol Soeharto di di NdalemPrabuningratan. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan untuk mengadakan Serangan Umum pada 1 Maret 1949.

Pada tanggal 1 Maret 1949, beberapa jam sebelum serangan umum berlangsung, sudah banyak gerilyawan yang mulai memasuki kota Yogyakarta. Tepat pada pukul 06.00 pagi, sirene penanda berakhirnya jam malam berbunyi. TNI memanfaatkannya sebagai tanda dimulainya serangan umum.

Kurang lebih 2.500 orang pasukan gerilya TNI di bawah pimpinan Letkol Soeharto melancarkan serangan besar-besaran di jantung Kota Yogyakarta.

Pasukan gerilya mengepung Kota Yogyakarta dari berbagai arah. Mayor Sardjono memimpin pasukannya melakukan penyerangan dari arah selatan. Di arah barat, pasukan gerilya menggempur kota Yogyakarta dibawah pimpinan Letkol Soehoed. Sedangkan dari arah utara, pasukan gerilya yang dipimpin oleh Mayor Soekasno.

Pertempuran-pertempuran hebat terjadi di ruas-ruas jalan kota Yogyakarta. Serangan Umum 1 Maret 1949 terbukti ampuh untuk mengalahkan Belanda dan kembali merebut Yogyakarta. Belanda merasa terkejut dan kurang persiapan dalam menghadapi serangan tersebut sehingga perlawanan yang diberikan kurang begitu berarti.

Dalam waktu singkat, Belanda berhasil didesak mundur. Pos-pos militer ditinggalkan. Beberapa buah kendaraan lapis baja berhasil dirampas oleh pasukan gerilya.

Pasukan RI berhasil menguasai Yogyakarta selama kurang lebih 6 jam. Tepat pada pukul 12.00 siang, Letkol Soeharto memerintahkan pasukannya untuk mengosongkan kota dan kembali menuju pangkalan gerilya seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Berita kemenangan ini segera disebarkan secara estafet lewat radio PC1 di Playen, Gunungkidul, kemudian diteruskan ke pemancar di Bukit Tinggi, kemudian diteruskan oleh pemancar militer di Myanmar ke New Delhi (India) lalu sampai pada PBB yang sedang bersidang di Washington D.C, Amerika Serikat.

Serangan Umum 1 Maret 1949 membawa dampak yang sangat besar bagi pihak Indonesia yang sedang bersidang di Dewan Keamanan PBB. Serangan ini menjadi bukti keberadaan dan memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB serta membuka mata dunia Internasional bahwa TNI tidak hancur seperti yang digembar-gemborkan Belanda. Kemenangan ini juga berhasil mempertinggi moril dan semangat juang pasukan gerilya TNI di wilayah-wilayah lain.

 

dedenew257

Semoga terus menjadi pedoman bagi para generasi penerus kemerdekaan, Jangan sampai melupakan ‘kekuatan’ semangat juang para patriot Bangsa.

Mau menghancurkan Gerilya? lebih mudah menghancurkan satu divisi lapis baja penuh atau menghancurkan Battleship Fleet ketimbang menghancurkan mental tempur Gerilya fanatik…

Gak penting Punya Sukro ribuan biji, Armata puluhan Divisi atau Kilo ratusan kalo mental tempur gak punya…selip selip ditinggal kabur sama awaknya karena takut mati dan gak yakin menang kayak tentara Irak…terutama mental perut…kabur paling duluan…

Moga moga yang disebelah segera tobat dan kembali ke jalan yg benar…amin…

Okeh patsus Whermach
GambaR oleh google dan patsus dede sherman

Share.

34 Komentar

  1. hahaha….nyinggug yang sebelah bang…smoga ya bang, tapi klo ga ditepok jidadnya bisa nyadar ga ya…..agak susah kayaknya…dah banyak makan soalnya, trus disuapin lagi makannya…..

  2. Iya demi bangsa Indonesia serta anak cucu kita kelak.semoga sadar jangan kau gadaikan dan jual negeri ini demi ambisi egoisme pribadi dan golongan.ingatlah negeri ini bukan milik #Mbahmu

  3. Pendidikan seperti inilah yang patut disadurkan ke sekolah2 kita dalam konteks kebanggaan atas perjuan para pendahulu.

  4. Serangan umum 1 Maret 1949 menjadi tonggak sejarah bagi perjalanan bangsa ini karena berkat serangan umum tsb bisa membuktikan kepada dunia internasional bahwa republik ini khususnya TNI masih ada walau semua kota sudah direbut oleh belanda. Serangan ini juga sudah membuat kaget belanda dan memaksa belanda untuk duduk ke meja perundingan. Setelah serangan umum ini diselenggarakanlah perundingan KMB dan New york yang berisi penyerahan kedaulatan seluruh wilayah jajahan hindia barat termasuk irian jaya kepada republik. Bisa kita pikirkan tanpa adanya serangan umum 1 Maret ini mungkin tidak akan ada penyerahan kedaulatan tsb dan belanda tentunya akan masih lama menjajah bangsa ini.

  5. Kingdom Black Pirates on

    bung KASAMAGO azabnya bagus ditembak pake pantsir ato pake mbt sekalian buat latihan nembak

  6. “Gak penting Punya Sukro ribuan biji, Armata puluhan Divisi atau Kilo ratusan kalo mental tempur gak punya…selip selip ditinggal kabur sama awaknya karena takut mati dan gak yakin menang kayak tentara Irak…terutama mental perut…kabur paling duluan…”

    tetapi punya alutsista dg kuantitas dan kualtias yg baik serta mental dan moral perang yang baik pula adalah suatu pilihan yang lebih bagus tentunya (SDM dan non SDM).

    sebagai contoh…..ketika jerman menyerang uni soviet dg 3 juta tentara yg terlatih baik (150 divisi) dg 3000 tank, hancur oleh semangat tempur membela tanah air orang2 uni soviet dg jumlah jutaan juga…dg dilengkapi tank tempur T34 yg jumlahnya tak pernah terpikirkan oleh jerman sebelumnya…yg walaupun secara kualitas kalah dg tank tiger..tetapi dg kemampuan kecepatan dan jumlah produksi yg luar biasa…akhirnya US menang.
    perang gerilya dilakukan karena pilihan terakhir karena kalah secara kuantitas dan kualitas.
    coba kalau TKR/TNI secara kualitas dan kuantias menang atau setara dg belanda atau sekutu jangankan perang gerilya secara frontal mereka akan berpikir 3-10 kali lipatnya.

    • Bung Arya jawa tolong dipelajari lagi sejarah nya tentang perang dunia 2 ya,jerman kalah oleh uni soviet sebagian besar karena musim dingin yang ekstrem di russia,rantai pasokan logistik yang terlalu jauh karena luasnya daratan russia,napoleon Bonaparte juga kalah karena faktor cuaca,dan yang kedua karena jerman membuka 2 front pertempuran sekaligus,yaitu front barat yang bertempur dengan US,Inggris,prancis dan sekutunya,di front timur Hitler memaksakan kehendak untuk segera menguasai Uni Soviet

      • sugie freedom on

        mslahx skrg perang di masa kini bukan hrus faktor cuaca skrg perang rudal dmn rudal mekuncur sdh dk ad lagi kata fakor cuac pasti mnuju target

        • yakin bung faktor cuaca tidak menentukan dalam perang?semua panglima ataupun perancang strategi pasti memperhatikan faktor cuaca kalo tidak ingin mati konyol

      • dalam konteks ini …tulisanku menitik beratkan pada pihak resitens (perlawanan) dalam hal ini uni soviet antara model gerilya dg perang frontal. bukan masalah kekalahan jerman nya kok.
        alangkah baiknya langkah defensif di imbangi dg kemampuan produksi alutsista yg baik meliputi segi kuantitas dan kualitas termasuk alutsista SDM nya.

        dalam hal ini saya menilai pemikir2 kita di TNI maupun kemenhan sudah cukup bagus dg menitik beratkan pada produksi massif alusista medan perairan (produksi kapal2 patroli dan combatan dan udara (drone, roket, missile pesawat pengintai).

    • sekali lagi faktor kuantitas gak menjamin Bung aryajawa…Mental tempur dan pelatihan Jerman sangat tinggi sehingga dlm waktu 3 bulan saja hampir separuh Soviet dikuasai Jerman…padahal yg dihadapi Jerman 5 kali lipat…Blunder Hitler lah yg menyebabkan Jerman kalah dimana ia menghentikan pasukannya di pinggir Moskow dan malah menyerang daerah yg tdk penting scr politik dan militer yaitu Ukraina dan Kaukasus demi mengejar logistik…padahal musim dingin sdh didepan mata…ini memberi waktu Stalin untuk menyusun kejuatan dan menungkatkan produksi ank T34…saat Hitler menyadarinya sdh terlambat…Musim dingin yg sangat ditakuti Napoleon itu sdh menerjang dgn ganasnya…

      Apalagi kalau Jerman cm berperang di satu front…sdh luluh lantak itu Soviet…jd kekalahan Jerman adalah gabungan antara blunder Hitler dan musim dingin…bukan alutsista atau jumlahnya

      • Betul bung wehrmcaht….,sekarang bandingkaan tentara prancis vs jerman,berapa kali lipatnya jumlah pasukan prancis dengan jerman,juga dengan alutsista nya?tapi toh prancis tunduk juga oleh

      • betul memang…kalau blunder nya Hitler yg bikin jerman kalah di perang front timur…termasuk ketika secara tiba2 dia memerintahkan tentara jerman membantu sekutunya italia yg secara tragis malah kalah di palagan yunani…walaupun cuman dua bulan (berhasil menyelamatkan italia) etapi memaksa eksekusi operasi barbarosa jadi tertunda…sehingga waktu yg seharusnya merupakan faktor keberhasilan angkatan perang jerman dalam melibas uni soviet sebelum musim dingin jadi gagal. sehingga angkatan perang jerman gagal dalam memenuhi target.

        kesalahan angkatan perang jerman dan hitler dalam mengkalkulasi kekuatan sebenarnya dari angkata perang uni soviet (miskalkulasi) juga faktor penting bagi kekalahan jerman di front timur ini. Dari perkiraan jumlah angkatan perang UNi soviet yg semula hanya 1 juta lebih…ternyata uni soviet mampu meningkat sangat cepat menjadi 10 juta bala tentara….jumlah tanknya yg tadi nya hanya diperkirakan 10 ribu buah tahu2 bisa menjadi 2 kali lipatnya…padahal jerman udah buanyak loh.

  7. ane emang kagak konkesuen, mo pensiun komen kok ya kagak bisa gara2 kegelitik ma artikel wehrmacht kekekekek 😀 ….

    semangat, nyali n berani mati dlm suatu pertempuran emang mutlak.. tapi ngehadapi musuh yg pake alutsista lengkap kagak bisa dilawan pake kolor doang, wehr..
    dalam pertempuran yg kagak berimbang, pihak yg kekurangan alutsista akan menderita lebih nyonyor daripada pihak yg memiliki alutsista komplit pake telor..

    emang sih yg minim senjata belon temtu kalah, tapi makan korban nyawa yg jauh lebih besar..
    perang kemerdekaan indonesia, perang vietnam, ntu beberapa contoh perang dengan persenjataan yg kagak berimbang..bisa ente cari tau sendiri dari kedua negara ntu korbannya berapa..

    kalo mengacu konteks so 1 maret 49, dalam serangan ntu minimnya persenjataan dipadu dengan koordinasi yg solid n masif, serta unsur serangan kejut atawa blitzkrieg..
    pun begitu pejuang kagak bisa bertahan lama, ditandai dgn meninggalkan jogja pada jam 12 siang..karna apa, jika tni tetap bertahan di dalam kota maka akan dihajar artileri ma pesawat belanda n setelah ntu disapu ma infantrinya..bisa bisa kek black hawk down, pengepung jadi terkepung, penyerang jadi terserang..
    dari pejuang korbannya pun banyak..malah yg di pemakaman daerah mana ntu ane lupa namanya, ada 1 grup pejuang bersenjata ringan yang dibabat habis ma panser belanda..

    intinya, kalah senjata sama dengan kalah pertempuran..
    walopun mungkin bisa menang perang, karna banyak faktor yg terlibat kenapa bisa suatu perang ntu dikatakan kalah/menang..
    dulu, bergerilya emang strategi perang berlarut yg tangguh..kalo sekarang ane ragu..

    tapi ane paham maksud ente..
    bahkan ane bisa tambahin opini ane, selain semangat nyali n berani mati..kelancaran suplay logistik pada pihak yg minim senjata akan lebih ngegigit daripada pihak yg bersenjata lengkap tapi suplaynya sotoy..

    • soal Logistik setuju Bang…sesuai tulisan saya terdahulu…tapi dlm gerilya logistik diperoleh berdasarkan self supporting dr wilayah gerilya itu sendiri…itulah esensi dr sistem wehrkreisse…lingkar pertahanan…jadi menghasilkan logistik secara mandiri dana sebaliknya menghancurkan rantai logistik musuh untuk melemahkannya agar mudah dihantam…

      • makanya wehr, ane ragu dgn strategi perang gerilya kalo diterapin jaman sekarang..
        musuh yg lebih mantab persenjataannya akan lebih bisa mengontrol jalannya cerita..dia kuasai wilayah ato tempat tempat strategis n obvit buat ngedukung kelangsungan pendudukan..
        blokade darat n laut pun diterapin buat minimalisir jalur logistik..

      • lare sarkem on

        ada yg kurang pada komen ane, terlalu keburu hahah 😀
        pada waktu ntu wehrkreise bisa diterapin karna indonesia masih punya wilayah yg bebas pendudukan yg memang diakui belanda bahwa wilayah ntu punya kita..
        tapi gimana kalo total invasi, maksudnya melibas semua wilayah tanpa menyisakan satupun daerah bebas pendudukan, kek irak misalnya?

    • Jiakakaka….ternyata gatel jga jariny y ndan kem,mkany jgan kebanykan ngelus2 moncong tank aj….hehehe
      #nice artikel bung@werh kaya strategi sun zhu,ane kabur dlu ah tkut dijepret karet gelang am ndan kem….hehehe

      • moncong tenk apaan, ngelus moncong selangkang sih iya hahah 😀

        bukannya apa apa..tapi tulisan2nya pak wehrmacht enih yg sedikit bisa ane komenin biar cuman ngawur, yg kagak harus bikin ane baper karna nyenggol sana nyenggol sini..
        artikel pak wehr enih isinya sekitar sejarah perang n tetek bengeknya..n ane bisa komen karna selain berforum didunia militer ane jg suka baca kisah peperangan n pertempuran walo cuman sekilas aja, kagak sampe mendetail n hapal..jg cuman liat film perang lewat youtube, yg sejarah kek perang pd1 pd2 yomkipur vietnam maupun perang perang modern kek perang teluk ampe suriah..lalu ane analisa n main logika dikit, dicampur cocok cocokan n opini pribadi kenapa sebuah perang ato pertempuran bisa begini bisa begono..cuman ntu modal ane, ane kan cuman penunggu gardu monyet alias saptam yg berkhayal jadi kumendan jendral wekekekekek 😀
        jadi..ntu kenapa ane suka artikel kangmas wehrmarcht, selain ntu kayak ada chemistry jg sih ma si wehr 😀

        • Hahaha…..yg jelas bukan tankTOP lho ndan kem,hehehe,,,bisa aj ndan kem merendah,pdhal udh khatam tentang perang n tetek bengekny,salam hormat kumendan jenderal…eh salah satpam gardu ding…..hahahaha
          #kabuuuuuur….

  8. Mungkinkah kika perang dimasa depan langsung 2 or 3 front seklgus, mengingat potensi musuh yg begitu byk disekeliling kita. Kalo mmg itu hrs terjadi smg kita yg jd pemenang.

    • lare sarkem on

      sangat mungkin sekali karna wilayah kita adalah kepulauan yg terpisah antara satu dgn yg laennya..
      ane yakin sekali yg dihabisin pertama kali ntu jawa sumatera, kalimantan ma sulawesi disisir dari utara melalui malaysia ma filipina, indonesia timur dibabat dari australi ma papua new guini..dimulai dgn pelumpuhan satrad n obvit..

  9. “….ga penting punya sukhoi dn bla bla bla….Kalo tidak punya mental tempur…”
    Hehehe…Jangankan Di militer..Di sipil ajah…Kalo ga punya mental yang baik cenderung Akan sia sia…seperti kerja Di pemerintahan tapi melakukan korupsi…diberi amanah malah korupsi..ngeles nya koruptor dng alasan konspirasi jebakan batmen…hadddehhhhhhh…..

  10. Faktor cuaca memang sangat menentukan pertempuran di masa silam baik cuaca dingin maupun arah angin dimana kemenangan israel atas mesir dulu salah satunya krn dibantu oleh angin. Untuk pertempuran modern saat ini, ketergantungan atas faktor cuaca bisa diminimalkan mungkin terutama di pertempuran darat karena infantri sekarang bisa di back up dengan kendaraan mekanis kecuali cuaca yang ekstrim seperti gempa bumi, banjir, angin puyuh dll. Tetapi sebagian besar negara-negara ekspansi skg spt amerika sangat meminimalkan penerjunan angkatan darat sebelum keadaannya aman dan clean. Spt amerika di irak dan perancis di libya, mereka lebih dulu melancarkan seranga udara utk membombardir pusat2 pertahanan dan logistik musuh dgn rudal tomahawk dan pesawat pembom dan multirole. Tapi untunglah TNI sudah bisa mengantisipasinya karena saya lihat TNI sekarang semakin banyak melakukan pengadaan penangkis serangan udara dari berbagai jenis baik jarak dekat maupun jarak sedang mungkin juga jarak jauh sdh diakusisi walau masih secret. Penangkis serangan udara ini sdh merupakan suatu keharusan saat ini bila kita baik TNI dan rakyat bisa tidur tenang walau kesiagaan merupakan hal yg utama terutama bagi yang bertugas di daerah terluar.

    • lare sarkem on

      penangkis udara hasil beli n jumlahnya terbatas, belon bisa di andalin..
      selama indonesia belon mampu bikin mesin sendiri, jangan harap bisa tidur nyenyak..
      -rudal butuh mesin roket..
      -pesawat butuh mesin jet n turbo fan..
      -kapal butuh mesin, kendaraan butuh mesin, tenk butuh mesin, mesin bubut, mesin komputer, mesin pembuat mesin, mesin ini mesin itu mesin mesin..
      jgn harap juga kita jadi negara maju n kuat kalo belon bisa bikin mesin..

Reply To Kabayan Cancel Reply