TRAGEDI ROHINGYA

82

TRAGEDI ROHINGYAIMG-20170902-WA0149

Penghuni Tanah Arakan

Akar sejarah perseteruan antara etnis Burma yang Budha dengan Muslim Rohingya.

Cikal-bakal kelompok Rohingya terlacak pada awal abad ke-15. Pada 1404, pasukan dari Ava, ibukota kerajaan Burma kala itu, menyerang kerajaan Arakan yang membuat Raja Narameikhla mengungsi ke negeri Bengali (kini Bangladesh). Dua puluh empat tahun kemudian, bersama bala bantuan dari Sultan Bengali, dia kembali untuk merebut Arakan.

Menurut Wilhem Klein dalam Burma, The Golden, selama di Bengali, Narameikhla belajar matematika, ilmu pengetahuan alam, dan Islam di kota Gaur. Ketika kembali menjadi penguasa Arakan, pengaruh Islam yang didapatkannya di pengasingan begitu terasa. Dia mengubah namanya menjadi Solaiman Shah. Dia juga membangun masjid, mendirikan pengadilan yang memadukan budaya Budha dan Islam, serta mendirikan sebuah kota bernama Mrauk U yang akan menjadi kota terpenting di wilayah itu. Pengaruh Islam tetap bersemayam dalam diri setiap penguasa Arakan, kendati Arakan tetaplah kerajaan Budha yang merdeka.

Pada 1784, Bodawphaya, raja Burma dari Dinasti Konbaung, mengerahkan tentara untuk menginvasi wilayah Arakan. Ribuan orang tewas dan ditawan. “Setidaknya 20.000 tawanan termasuk simpatisan Muslim, seniman, dan ilmuwan digelandang menuju pusat Burma melintasi bukit Arakan. Ratusan di antaranya tewas selama di perjalanan,” tulis sejarawan Inggris G. E. Harvey dalam Outline of Burmese History.

Pemerintahan Arakan jatuh. Dimulailah perseteruan antara etnis Burma dan orang-orang Arakan, terutama penganut Islam, yang berlarut-larut hingga kini. Kekuasaan Inggris, yang menginvasi Burma dalam apa yang dikenal sebagai Perang Anglo-Burma I pada 1823, tak menyurutkan perseteruan itu.

Selama memerintah Arakan, Inggris mendatangkan orang-orang Muslim yang sebelumnya terusir ke Chittagong, Bengali, karena membutuhkan tenaga kerja di lahan-lahan pertanian serta membangun infrastruktur.

Kebijakan ini, menurut Apipudin, dosen sejarah Universitas Indonesia, menyemai bibit-bibit kecemburuan pada orang-orang asli Burma. “Tapi kecemburuan yang tumbuh menjadi kebencian itu dibiarkan, kalau tidak bisa dikatakan didukung, oleh pemerintah rezim militer. Seringkali setiap kali terjadi pengusiran, perampasan harta benda, pembakaran, maupun pembantaian, pemerintah tak pernah menindak kelompok yang menyerang,” ujarnya.

Pada 1942, Jepang menginvasi Burma. Penduduk Burma mengambil kesempatan ini untuk memprovokasi penganut Budha di Arakan. Terjadilah kerusuhan yang menewaskan sekitar 100.000 Muslim dan ratusan ribu lainnya melarikan diri ke Bengali. Di bawah kekuasaaan Jepang, umat Budha menjadi mayoritas di Arakan. Kerusuhan ini membagi wilayah Arakan menjadi dua bagian: selatan dihuni penganut Budha, utara dihuni orang-orang Muslim Rohingnya.

Inggris, yang terdesak ke Arakan utara, menjalin hubungan dengan orang-orang Rohingya. Ketika Inggris menyusun rencana perang gerilya dengan sandi “V Force” pada April 1943, dengan tujuan merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai Jepang, orang-orang Rohingya ikut dilatih sebagai calon tentara. Tentara Arakan yang tergabung dalam “V Force” berperan penting dalam upaya Inggris merebut kembali Arakan pada 1945.

Merasa andil dalam memenangkan Inggris, orang-orang Rohingya menuntut imbalan berupa kemerdekaan di sebuah wilayah bernama Maungdaw di Arakan. Permintaan ini dikabulkan. Para pengungsi Rohingya, yang terusir ke Bengali dalam kerusuhan tahun 1942, akhirnya kembali ke kampungnya. Untuk mengamankan kekuasaan, mereka tak memberikan jabatan-jabatan strategis kepada orang-orang Budha; suatu keadaan yang memperdalam sentimen kebencian.

Sebagai hasil dari Konferensi London, kekuasaan Inggris akhirnya diserahkan kepada Burma pada 4 Januari 1948. Tanggal ini kemudian dijadikan hari kemerdekaan Burma.

Sayangnya, pasca kemerdekaan, keberadaan orang-orang Rohingya justru tak diakui. Dalam draf konstitusi Burma yang baru disusun, mereka tak dimasukkan dalam kategori kelompok minoritas. Konsekuensinya, mereka tak berhak mendapatkan hak-hak minoritas seperti kuota di parlemen dan perlindungan hukum.

Perlakuan ini memicu kembali perlawanan orang-orang Rohingya. Banyak di antara mereka bergabung dalam gerakan Mujahidin yang dipimpin Jafar Kawal. Gerakan ini ditandingi Burma Teritorial Force (BTF) yang dibentuk Jenderal Ne Win. Ribuan Muslim dan rumah mereka dimusnahkan pasukan Jenderal Ne Win.

Salah satu keberhasilan gerakan Mujahidin adalah memaksa pemerintah Burma memberikan distrik otonom yang terdiri dari Maungdaw, Rathedaung, dan Buthidaung pada 1950. Wilayah ini nantinya dikenal sebagai Mayu Frontier.

Rohingya yang Kian Tersingkir

Di daratan mereka diusir, di lautan mereka diabaikan. Orang-orang Rohingya terlunta-lunta tak tentu nasibnya.

Rohingya mengalami keadaan lebih baik semasa U Ba Swe menjabat Menteri Pertahanan pada 1959. U Ba Swe mengakui orang-orang Rohingya sama seperti ras-ras lainnya di Burma sehingga memiliki hak setara. Orang-orang Rohingya pun bisa ikut pemilihan umum pada 1960. Pemerintah bahkan membentuk Mayu Frontier Administration (MFA). Burma Broadcasting Service (BBS), stasiun radio milik pemerintah, juga mulai menyiarkan berita-berita berbahasa Rohingya dalam acara bertajuk Rohingya Language Program.

Namun, nasib baik orang-orang Rohingya tak berlangsung lama. Pada 1962, Jenderal Ne Win mengkudeta pemerintahan Perdana Menteri U Nu. Seketika Burma pun berubah menjadi pemerintahan junta militer. Program-program yang berpihak kepada orang-orang Rohingya seperti MFA dihapus.

Setelah nasionalisasi ekonomi besar-besaran oleh pemerintahan Dewan Revolusioner Ne Win pada 1963, orang-orang Rohingya melintas ke Bengali. Pemberontak Mujahidin membubarkan diri, namun segera muncul gerakan baru bernama Rohingya Independence Force (RIF) pada 26 Maret 1963. Setelah itu muncul Rohingya Independence Army, Rohingya Patriotic Front (RPF), dan Rohingya National Alliance (RNA) yang bertujuan menuntut pembentukan daerah otonom bagi Muslim Rohingya di wilayah pemerintahan Burma. Gerakan-gerakan tersebut memunculkan kesadaran baru bagi orang-orang Rohingya untuk memperjuangkan wilayah dengan pemerintahan sendiri. Namun, di sisi lain, ia meningkatkan tindakan represif dari junta militer.

Identitas Rohingya pelan-pelan dihapus. Arakan, nama wilayah yang selalu identik dengan orang-orang Rohingya, secara resmi diubah menjadi Rakhine pada 1974. Empat tahun kemudian, pemerintah menggelar operasi militer bernama Naga Min. Operasi ini dilakukan dengan memeriksa kartu identitas penduduk. Semua yang tercatat sebagai Rohingya diusir. Terjadi pula pembunuhan, penahanan, penyiksaan, dan pelanggaran lainnya, yang mendorong 200.000 orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh.

Tak lama setelah operasi Naga Min, junta militer menerbitkan Burma Citizenship Law pada 1982. Dalam undang-undang tersebut termaktub bahwa pemerintah hanya mengakui 135 kelompok warga negara yang disebut “national race”. Celakanya, Rohingya tak termasuk di dalamnya. “Rohingya adalah rakyat tanpa negara,” maklumat Jenderal Ne Win.

Sejak itulah orang-orang Rohingya tak memiliki status kewarganegaraan. Akses sekolah dan rumah sakit ditutup. Orang-orang Rohingya juga kembali mengalami pengusiran.

Simpul penting dalam kisah pengusiran orang-orang Rohingya adalah dibentuknya Nay-Sat Kut-Kwey Ye atau NaSaKa di Rakhine utara. NaSaKa terdiri dari polisi, badan imigrasi, badan intelijen, dan lembaga anti huru-hara. Lembaga ini menjadi alat junta militer untuk mengusir orang-orang Rohingya. Segera saja gelombang pengungsi Rohingya membanjiri berbagai tempat: Bangladesh, Thailand, Malaysia, hingga Indonesia. Di tempat baru mereka hanya mendapat izin tinggal sementara atau tempat pengungsian. Namun tak sedikit yang bersikap tak ramah.

Kritik dari komunitas internasional pun mendera pemerintah Burma. “Pemerintah Burma akan memperoleh keuntungan politis dan ekonomis jika mengakui Muslim Rohingya sebagai warga negara. Secara politis, dunia internasional akan menilai pemerintah dan rakyat Burma sebagai masyarakat beradab dan mengakui hak asasi manusia,” tutur Apipudin.

Toh junta militer Burma bergeming. Bahkan Ye Myint Aung, konsul jenderal Burma di Hong Kong, menyebut orang-orang Rohingya “bukan orang Myanmar, bukan pula kelompok etnis Myanmar.” Dia juga menyebut orang-orang Rohingya sebagai orang-orang “sebodoh makhluk pemakan manusia.”

Hingga kini, perahu-perahu berisi orang-orang Rohingya terdampar di perairan Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Malaysia dan Indonesia dikenal sebagai persinggahan yang ramah. Namun, untuk mencapai kedua negara tersebut, para “manusia perahu” ini harus melintasi wilayah perairan Thailand, yang sering tak bersahabat. Polisi Thailand menembaki orang-orang Rohingya ketika perahu mereka memasuki perairan negara itu.

Orang-orang Rohingya selalu diusir, sementara tak ada rumah yang memanggil mereka untuk pulang.

IMG-20170903-WA0038

Beberapa fakta supaya dukungan kita jangan salah arah versi Dubes RI utk Myanmar :

– Saat ini Indonesia adalah satu-satunya negara yg diterima dan diberi akses oleh Myanmar utk bantu handle masalah ini.
– Krisis di Myanmar bukan hanya di Rakhin di Selatan, ttp juga separatis oleh kelompok Maoist dan suku Yunan di Utara.
– Setelah disusupi ISIS dg dikepalai turunan Pakistan, Rakhin menjadi kancah perang dan menuntut kemerdekaan. Yg menjadi pengungsi seluruh penduduk Myanmar setempat, bukan hanya Rohingya.
– ISIS melakujan penyerangan persis sehari sebelum Kofi Anan menyampaikan pesan solusinya. ISIS menggunakan senjata tempur modern, juga memenggal Kades Muslim asal Myanmar.
– Populasi Rohyangya juga ‘meledak’ karena pendatang haram yg datang belakangan. Myanmar kesulitan memberikan kewarganegaraan kpd mereka. Ketimpangan pembangunan desa-desa di Rakhin tidak terelakan.
– Sebagian besar video sekarang sdh kadaluarsa, bercampur hoax, krn saat ini tdk ada satupun perwakikan resmi Negara dan Kantor Berita yg diijinkan dan berani masuk daerah konflik.

Rohingnya Butuh Doa dan Lobi Diplomasi

Beberapa hari lalu saya menghubungi Dubes RI di Myanmar ingin tahu lebih jauh soal Rohingnya. Saya mengenal bapak Ito Sumardi sejak 2014 lalu. Beliau seorang Jenderal polisi dengan jam terbang luar biasa.

Hubungan Diplomasi RI – Myanmar sangat hangat. Dalam konflik Rohingnya, Pemerintah RI memiliki peran cukup strategis terutamanya dalam menjembatani kepentingan kemanusiaan. Setidaknya sudah ada 6 sekolah RI yang di bangun untuk menjembatani hubungan antar etnik di kota Rakhine ini, dalam waktu dekat juga akan di bangun Rumah sakit RI dikota Rakhine untuk minimalisir jatuhnya korban konflik lebih banyak.

Loby diplomatik untuk negara perbatasan sekitar Rohingnya agar mau menampung pengungsi juga di lakukan Pemerintah RI. Hari ini Menlu RI juga akan melakukan kunjungan Diplomatik bertemu National Security Advicer Myanmar, Aung San Su Kyi untuk melakukan pembicaran lebih lanjut. Menlu RI Retno LP Marsudi menjadi satu satunya Menteri luar negeri yang di ijinkan berdialog dengan Aung san su kyi tentang Rohingnya. Langkah ini di apresiasi luar biasa oleh PBB dan sejumlah negara Islam.

Mendengar paparan beliau saya heran dengan adanya desakan dari sejumlah pihak untuk menarik beliau dari Myanmar sebagai ‘hukuman’ untuk tindakan militer Myanmar. Padahal dengan keberadaan beliau di sana jauh lebih banyak yang bisa dilakukan.

Konflik Rohingnya menjadi alat propaganda. Beragam gambar sadis dan banyak yang hoax beredar. Seruan provokasi beredar. Kita semua prihatin dengan pengusiran dan pembunuhan yang menimpa etnik Rohingnya, tetapi menyebar info hoax untuk mendramatisir situasi justru akan memanaskan situasi.

Dari Info yang berkembang di Rohingnya ada gerakan yang namanya RSO (Rakhine Solidarity Organisation) yang masuk ke dalam daftar kelompok teroris versi Amerika Serikat.

Setelah ISIS tercerai berai, ratusan pendukung ISIS dari Indonesia kembali dari Suriah. Menurutnya, sebagian dari mereka melakukan kegiatan di Indonesia, sebagian bergabung ke Filipina selatan, dan sebagian lagi masuk ke Malaysia.

Nah yang di Malaysia ada indikasi mereka akan berangkat ke Myanmar. Kita perlu tahu sistem pengawasan orang asing di Myanmar sangat ketat tapi tidak menutup kemungkinan kalau mereka masuk dari Bangladesh karena perbatasan di sana sangat sulit diawasi.

Dalam situasi provokasi dan konflik berkepanjangan bukan tidak mungkin Rakhine akan berubah menjadi Suriah atau Marawi kedua. Jalan panjang perdamaian dan cita hidup berdampingan makin jauh diraih. Etnik Rohingnya adalah etnik terbuang, mereka tidak di akui sebagai orang Myanmar, tradisi dan budaya jauh berbeda. Bahkan bahasa Myanmar etnik Rohingnya banyak yang tidak mengerti. Begitu juga di Bangladesh mereka juga ditolak, dianggap orang asing. Mereka terusir dan terbuang.

*Ladang Minyak dan Gas*

Yang menjadi catatan kita, wilayah Arakan – Rakhine yang di huni mayoritas etnis Rohingya adalah ladang minyak dan gas. Artinya ada dugaan kuat konflik ini didasarkan pada perebutan secara paksa tanah dan sumber daya, khususnya minyak dan gas, di wilayah-wilayah sekitar. Catatan berikut mungkin sedikit membantu :

1). Pipa gas (mulai beroperasi 1 Juli 2013, dengan kapasitas 193,6 juta kubik kaki per hari) dan pipa minyak (mulai beroperasi 1 Desember 2013 dengan kapasitas 400 ribu barrels per hari) dari Kyauk Phyu ke perbatasan China sepanjang 803 km – yang dikelola oleh konsorsium bersama dengan komposisi kepemilikan saham 50,9 % CNPC (China), 25,04% Daewoo International (Korea), 8,35% ONGC (India), 7,37% MOGE (Myanmar), 4,17% GAIL (India) dan 4,17% investor-investor swasta lainnya;

2). Pipa gas (mulai beroperasi 1 Juli 2013, dengan kapasitas 105,6 juta kaki kubik per hari) dari Shwe ke Kyauk Phyu sepanjang 110 km – yang dikelola oleh konsorsium bersama dengan komposisi kepemilikan saham 51% Daewoo International (Korea), 17% ONGC (India), 15% MOGE (Myanmar), 8,5% GAIL (India) dan 8,5 KOGAS (Korea);

3). Blok-blok minyak dan gas di Semenanjung Rakhine di mana Daewoo International (Korea), ONGC (India), MOGE (Myanmar), GAIL (India), KOGAS (Korea), Woodside Petroleum (Australia), CNPC (China), Shell (Belanda/Inggris), Petronas (Malaysia), MOECO (Jepang), Statoil (Norweigia).

Kemudian, Ophir Energy (Inggris), Parami Energy (Myanmar), Chevron (Amerika Serikat), Royal Marine Engineering (Myanmar), Myanmar Petroleum Resources (Myanmar), Total (Prancis), PTTEP (Thailand) dan Petronas Carigali (Malaysia) beroperasi dan berproduksi.

Wilayah tersebut dilaporkan memiliki cadangan terbukti sebesar 7,836 triliun kaki kubik gas dan 1,379 milyar barel minyak – yang beberapa blok di antaranya berproduksi sejak 2013, ditawarkan tahun ini sebagai temuan baru, dan beberapa blok lainnya jatuh tempo kontraknya tahun 2017 ini; dan

4). Blok-blok minyak dan gas di daratan Arakan di mana North Petro-Chem Corp (China), Gold Petrol (Myanmar), Interra Resources (Singapura), Geopetrol (Prancis), Petronas Carigali (Malaysia), PetroleumBrunei (Brunei), IGE Ltd. (Inggris), EPI Holdings (Hongkong/China), Aye Myint Khaing (Mynmar), PTTEP (Thailand).

Kemudian, MOECO (Jepang), Palang Sophon (Thailand), WIN Resources (Amerika Serikat), Bashneft (Russia), A1 Construction (Myanmar), Smart Technical Services (Myanmar), Myanmar Petroleum Resources (Myanmar) dan ONGC (India) beroperasi dan berproduksi, di mana daerah tersebut dilaporkan memiliki cadangan terbukti sebesar 1,744 triliun kaki kubik gas dan 1,569 milyar barel minyak – yang beberapa blok di antaranya jatuh tempo kontraknya pada tahun 2017 ini.

Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan untuk masalah Rohingya?

Dukung langkah diplomatis RI

Dalam dua tahun terakhir, bahkan misi PBB sangat tergantung pada pendekatan misi diplomatik indonesia ke myanmar. Karena bahkan di forum PBB dan ASEAN sekalipun, myanmar hanya mau bicara dan bernegosiasi dengan pihak manapun apabila didampingi dan difasilitasi oleh indonesia

Silahkan tanya ke sekretariat ASEAN soal ini. Indonesia adalah big brother myanmar dan secara tidak langsung mereka sebenarnya ikut mengarahkan pengungsi agar mau ke indonesia untuk disalurkan ke negara yang ditugaskan PBB menerima pengungsi. Tapi, banyak pengungsi rohingya memilih eropa sebagai tujuan sehingga banyak jatuh korban

Negara seperti malaysia yang punya bisnis minyak dan gas di rakhine, justru teriak kencang memecat myanmar dari ASEAN dan sejauh ini indonesia yang selalu menolak pembahasan

Bodohnya malaysia, kalau myanmar keluar dari ASEAN maka satu-satunya jalur bantuan kemanusiaan yang dibuka oleh pemerintah myanmar otomatis akan tertutup. Jadi, malaysia ini mau bantu apa malah ikut mempercepat kematian rohingya?

Sampai hari ini, indonesia masih terus menerima dan menyelamatkan arus pengungsi asal rohingya khususnya dari jalur laut. Saya tahu karena mereka “dibantarkan” di sekitar gedung tempat saya kerja dimana UNHCR juga berkantor di tempat yang sama.

Secara teknis, kita, indonesia, walaupun mau menampung orang rohinghya, secara aturan internasional tidak boleh. Di kawasan asia pasifik, salah satu negara tujuan pengungsi yang sudah ditunjuk oleh PBB adalah australia

Jadi mereka di indonesia itu hanya untuk registrasi dan mengajukan proses permohonan mengungsi melalui perwakilan UNHCR

Dalam hal ini indonesia yang selama ini dipercaya oleh PBB, bukan malaysia, bukan thailand, bukan filipina

Jadi tolong bantu luruskan narasi kebodohan yang menghujat pemerintah indonesia sendiri dalam isu rohingya

Menlu RI satu2 nya yg di terima oleh Su kyi untuk bicara Rohingnya.

Menlu Bu retno dan tim misi diplomatik asal indonesia satu-satunya yang diterima karena tiga alasan penting:

1. Indonesia adalah satu-satunya negara dengan penduduk muslim terbesar dan beraliran moderat yang tidak terafiliasi gerakan politik dan teror islamis timur tengah

2. Indonesia dianggap paling paham dan sukses menangani radikalisme dan terorisme islamis pengaruh dari timur tengah dan ASEAN, seperti rembesan dari marawi dan malaysia

3. Indonesia satu-satunya negara ASEAN yang bersahabat sejak lama dengan faksi militer dan demokratik myanmar sampai saat ini dan hanya Indonesia satu-satunya negara yang punya hubungan bilateral murni tanpa tendensi geopolitik dan BISNIS dibandingkan anggota ASEAN lain yang justru berbatasan langsung sehingga sarat konflik interest.

twit obrolan dengan sahabat d sebelah. Kmarin saya juga kontak dubes RI myanmar pak Ito sumardi. Masalah Rohingnya komplek,,banyak milisi bersenjata di Arakan-Rakhine yg kaya akan minyak dan gas.

 

dedenew298

Untuk Menghindari Tirani Mayoritas, Myanmar Harus Belajar dari Para Bapak Pendiri Bangsa Indonesia

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute, dan Radaktur Senior Aktual.

Inggris ketika masih menjajah Birma atau sekarang kita kenal Myanmar, sudah memasang bom waktu sejak awal dengan melembagakan pemisahan kelompok suku minoritas yang tinggal di Utara dan kelompok suku yang tinggal di bagian tengah dan Selatan.

Birma sendiri merupakan suku dominan di Myanmar, namun berbeda dengan suku Jawa di Indonesia yang meskipun dominan namun merupakan perekat persatuan dan kekuatan penyeimbang yang tidak menimbukan resistensi dari suku-suku lain, di Myanmar suku Birma selalu gagal mencapai konsensus dengan suku-suku minoritas seperti Pwo Karen.

Alhasil, antar suku-suku tidak pernah bisa hidup berdampingan secara damai. Sehingga seringkali terjadi pemberontakan bersenjata dari kalangan suku minoritas.

Pada awal kemerdekaan, tentara Myanmar memang terdiri dari beberapa suku seperti suku Karen, Kachin dan Chin. Namun ketika suku Karen berontak dengan menggunakan sarana angkatan bersenjata, maka di ketentaraan Myanmar diadakan reorganisasi di angkatan darat. Suku Karen sejak itu disingkirkan dari keterlibatannya di jajaran ketentaraan Myanmar.

Ketika pemerintahan sipil pimpinan Unu, pejuang kemerdekaan Myanmar dan salah satu pemrakarsa Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955, digulingkan oleh junta militer pimpinan Jendral Ne Win, untuk seluruh jajaran korps perwira baik menengah maupun tinggi, dikuasai oleh suku Birma.

Untuk tingkat prajurit, suku suku minoritas seperti Chin, Kachin dan Shan, masih tetap diberi tempat. Maka praktis untuk komando regional atau setingkat Kodam kalau di Indonesia, semuanya dikuasai oleh suku Birma.

Kalau kita cermati dari fakta sejarah ini saja, bisa saya tafsirkan adanya sikap defensif dan protektif di kemiliteran Birma untuk melestarikan dominasi suku Birma di dalam tbuh kemiliteran.

Menyadari kenyataan yang berlangsung sejak 1962 ketika rejim militer Ne Win hingga pewarisnya Jenderal Than Shwe berkuasa, kecenderungan militer Myanmar untuk mempertahankan dominasi suku Birma terhadap suku-suku lainnya yang minoritas, harus jadi latarbelakang untuk memahami akar persoalan meletusnya tragedi Rohingya yang kebetulan selain salah satu suku minoritas, kemudian agamanya Islam pula.

Padahal, kalau kita telisik penelitian beberapa pakar politik Myanmar, peergesekan suku Karen dengan militer Myanmar pada 1949, salah satu faktor pemicunya juga karena suku Karen mayoritas beragama Kristen. Suku Karen awalnya terdiri suku Sgawa Karen dan Pwo Karen. Sebelum dijadikan satu menjadi suku Karen.

Inilah bom waktu yang ditanam Inggris sebagai pemerintah kolonial di Birma waktu itu, yang mana justru suku Karen yang sebagian besar beragama Kristen, dengan sengaja diberikan jabatan jabatan strategis baik di kemiteran maupun birokrasi pemerintahan.

Nah, ketika Myanmar merdeka, bukannya menetralisir potensi konflik kesukuan yang seringkali tumpang tindih dengan agama domian dari masing-masing suku, malah justru mempertajammya.

Misal, waktu pemerintahan sipil di awal kemderdekaan, pemerintah cenderung mendukung gerakan misionaris Budha ke daerah-daerah non Budha. Bahkan kemudian ditegaskan lagi bahwa Budha sebagai agama resmi.

Padahal Indonesia saja yang jelas-jelas mayoritas Muslim, melalui Pancasila, menghindar dari kebijakan seperti di Myanmar tersebut. Bagi para bapak pendiri bangsa, persatuan nasional di atas segala-galanya. Sehingga mayoritas keagamaan seperti Islam maupun mayoritas kesukuan Jawa, sama sekali dihindari sebagai sebagai dasar penyusunan kebijakan nasional di segala bidang.

Namun di Myanmar, justru di sini pokok soalnya. Suku-suku minoritas seperti Karen, Mon, apalagi Arakan(yang beragama Islam) merasa dipinggirkan dan dianggap bukan bagian dari warga bangsa Myanmar. Akibatnya muncullah berbagai pemberontakan bersenjjata dari suku-suku tersebut.

Kalau Arakan mayoritas Islam maka suku Karen, Chin, dan Kachin mayoritas beragama Kristen. Pemberontakan bersenjata dari suku2 minoritas ini, karena mereka menolak kebijakan asimilasi pemerintahan Myanmar. Artinya, mereka menolak di Birma-kan yang tentunya juga menolak di Budhakan.

Dengan makna lain, ketika Budha dijadikan agama resmi negara, maka masalahnya bukan soal menyingkirkan agama-agama lain di luar Budha. Melainkan akan menghancurkan jatidiri suku-suku tersebut. Dan buat sebuah bangsa yang ingin tetap menjaga jatidir bangsanya, maka kesukuan atau asal usul kesamaan darah, biasanya erat kaitannya dengan budaya, adat istiadat dan bahasa. Ketika itu semua hilang, maka punah pula kesejarahan sebuah bangsa.

Untunglah di UUD 1945, Indonesia menyadari betul hal tersebut, sehingga memberi penegasan bahwa kebudayaan nasional merupakan puncak-puncak kebudayaan daerah. Di sini nampak jelas Indonesia memberi ruang yang istimewa pada budaya kedaerahan, kesukuan, dan adat istiadat, yang sama pentingya dengan keberadaan agama.

Sehingga meskipun para bapak pendiri bangsa menyadari sepenuhnya Islam merupakan agama sebagian besar masyarakat Indonesia, namun dihindari untuk menegas-negaskan hal itu dalam narasi kebangsaannya. Pancasila dan UUD 1945 mengunci semua potensi konflik SARA seperti yang dialami Myanmar sejak awal kemerdekaan dan tetap bahaya laten hingga sekarang.

dedenew366

Persatuan Indonesia benar benar bisa menjadi Role Model untuk Myanmar

Untuk Menghindari Tirani Mayoritas, Myanmar Harus Belajar dari Para Bapak Pendiri Bangsa Indonesia

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute, dan Radaktur Senior Aktual.

Inggris ketika masih menjajah Birma atau sekarang kita kenal Myanmar, sudah memasang bom waktu sejak awal dengan melembagakan pemisahan kelompok suku minoritas yang tinggal di Utara dan kelompok suku yang tinggal di bagian tengah dan Selatan.

Birma sendiri merupakan suku dominan di Myanmar, namun berbeda dengan suku Jawa di Indonesia yang meskipun dominan namun merupakan perekat persatuan dan kekuatan penyeimbang yang tidak menimbukan resistensi dari suku-suku lain, di Myanmar suku Birma selalu gagal mencapai konsensus dengan suku-suku minoritas seperti Pwo Karen.

Alhasil, antar suku-suku tidak pernah bisa hidup berdampingan secara damai. Sehingga seringkali terjadi pemberontakan bersenjata dari kalangan suku minoritas.

Pada awal kemerdekaan, tentara Myanmar memang terdiri dari beberapa suku seperti suku Karen, Kachin dan Chin. Namun ketika suku Karen berontak dengan menggunakan sarana angkatan bersenjata, maka di ketentaraan Myanmar diadakan reorganisasi di angkatan darat. Suku Karen sejak itu disingkirkan dari keterlibatannya di jajaran ketentaraan Myanmar.

Ketika pemerintahan sipil pimpinan Unu, pejuang kemerdekaan Myanmar dan salah satu pemrakarsa Konferensi Asia-Afrika Bandung 1955, digulingkan oleh junta militer pimpinan Jendral Ne Win, untuk seluruh jajaran korps perwira baik menengah maupun tinggi, dikuasai oleh suku Birma.

Untuk tingkat prajurit, suku suku minoritas seperti Chin, Kachin dan Shan, masih tetap diberi tempat. Maka praktis untuk komando regional atau setingkat Kodam kalau di Indonesia, semuanya dikuasai oleh suku Birma.

Kalau kita cermati dari fakta sejarah ini saja, bisa saya tafsirkan adanya sikap defensif dan protektif di kemiliteran Birma untuk melestarikan dominasi suku Birma di dalam tbuh kemiliteran.

Menyadari kenyataan yang berlangsung sejak 1962 ketika rejim militer Ne Win hingga pewarisnya Jenderal Than Shwe berkuasa, kecenderungan militer Myanmar untuk mempertahankan dominasi suku Birma terhadap suku-suku lainnya yang minoritas, harus jadi latarbelakang untuk memahami akar persoalan meletusnya tragedi Rohingya yang kebetulan selain salah satu suku minoritas, kemudian agamanya Islam pula.

Padahal, kalau kita telisik penelitian beberapa pakar politik Myanmar, peergesekan suku Karen dengan militer Myanmar pada 1949, salah satu faktor pemicunya juga karena suku Karen mayoritas beragama Kristen. Suku Karen awalnya terdiri suku Sgawa Karen dan Pwo Karen. Sebelum dijadikan satu menjadi suku Karen.

Inilah bom waktu yang ditanam Inggris sebagai pemerintah kolonial di Birma waktu itu, yang mana justru suku Karen yang sebagian besar beragama Kristen, dengan sengaja diberikan jabatan jabatan strategis baik di kemiteran maupun birokrasi pemerintahan.

Nah, ketika Myanmar merdeka, bukannya menetralisir potensi konflik kesukuan yang seringkali tumpang tindih dengan agama domian dari masing-masing suku, malah justru mempertajammya.

Misal, waktu pemerintahan sipil di awal kemderdekaan, pemerintah cenderung mendukung gerakan misionaris Budha ke daerah-daerah non Budha. Bahkan kemudian ditegaskan lagi bahwa Budha sebagai agama resmi.

Padahal Indonesia saja yang jelas-jelas mayoritas Muslim, melalui Pancasila, menghindar dari kebijakan seperti di Myanmar tersebut. Bagi para bapak pendiri bangsa, persatuan nasional di atas segala-galanya. Sehingga mayoritas keagamaan seperti Islam maupun mayoritas kesukuan Jawa, sama sekali dihindari sebagai sebagai dasar penyusunan kebijakan nasional di segala bidang.

Namun di Myanmar, justru di sini pokok soalnya. Suku-suku minoritas seperti Karen, Mon, apalagi Arakan(yang beragama Islam) merasa dipinggirkan dan dianggap bukan bagian dari warga bangsa Myanmar. Akibatnya muncullah berbagai pemberontakan bersenjjata dari suku-suku tersebut.

Kalau Arakan mayoritas Islam maka suku Karen, Chin, dan Kachin mayoritas beragama Kristen. Pemberontakan bersenjata dari suku2 minoritas ini, karena mereka menolak kebijakan asimilasi pemerintahan Myanmar. Artinya, mereka menolak di Birma-kan yang tentunya juga menolak di Budhakan.

Dengan makna lain, ketika Budha dijadikan agama resmi negara, maka masalahnya bukan soal menyingkirkan agama-agama lain di luar Budha. Melainkan akan menghancurkan jatidiri suku-suku tersebut. Dan buat sebuah bangsa yang ingin tetap menjaga jatidir bangsanya, maka kesukuan atau asal usul kesamaan darah, biasanya erat kaitannya dengan budaya, adat istiadat dan bahasa. Ketika itu semua hilang, maka punah pula kesejarahan sebuah bangsa.

Untunglah di UUD 1945, Indonesia menyadari betul hal tersebut, sehingga memberi penegasan bahwa kebudayaan nasional merupakan puncak-puncak kebudayaan daerah. Di sini nampak jelas Indonesia memberi ruang yang istimewa pada budaya kedaerahan, kesukuan, dan adat istiadat, yang sama pentingya dengan keberadaan agama.

Sehingga meskipun para bapak pendiri bangsa menyadari sepenuhnya Islam merupakan agama sebagian besar masyarakat Indonesia, namun dihindari untuk menegas-negaskan hal itu dalam narasi kebangsaannya. Pancasila dan UUD 1945 mengunci semua potensi konflik SARA seperti yang dialami Myanmar sejak awal kemerdekaan dan tetap bahaya laten hingga sekarang.

 

Yang kita mesti jeli. Masalah krusial di Myanmar itu hakekatnya adalah sentimen kesukuan yang dikobarkan oleh suku Birma yang ingin menguasai dan membirmakan suku suku lain. Kebetulan agama sebagian besar suku birma adalah budha

Namun motif dasarnya adalah hanya boleh ada suku birma di ketentaraan. Di Birokrasi penerintahab. Dalam skemq perintahan kayak gitu. Benturan dengan suku non birma tak terhindarkan Misalnya dengan suku Karen. Chin dan Kochin yang mayoritas Kristen

Apa kemudian ini benturan agana? Bukan. Saya mendapat kesan pemerintah mengobarkan sentimen agama yang arah sesungguhnya adalah etnik cleansing. Pembasmian suku yabg berakibat religious cleansing.

Dalam kasus Rohingya yg sejatinya adalah suku Arakan dan muslim memang ada banyalk faktor yang memicu tragedi ini. Namun akar penyebabnya sama. Menafikan suku suku lain yang bukan suku birma.

Jadi dalam rangka pikir penguasa birma yang kayak gini. Suku non birna yang beragama budha akan mengalami nasib seperti Karen yg Kristen atau Arakan yang Muslum.

Kejahatan terbesar penguasa Myanmar sekarang adalah. Melestarikan ketidaktahuan rakyatnya tentang soal ini.

 

dedenew321

 

Dubes RI untuk Myanmar Bantah Terjadi Genosida Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laporan adanya genosida terhadap Muslim Rohingya dari Organisasi HAM internasional, dibantah Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi Djunisanyoto. Ito menyebut, ada informasi yang keliru terkait informasi genosida Muslim Rohingya yang belakangan menjadi perhatian masyarakat Indonesia.

“Saya orang yang langsung ke lapangan selama tujuh hari, bersama perwakilan Kedubes RI dan perwakilan UN. Pada awal November, kita rombongan delegasi yang baru pertama kali diberi akses melihat dan bertanya dengan Muslim Rohingya,” kata dia, kepada Republika.co.id, Senin (21/11).

Menyinggung isu pembakaran kampung, di Rakhine, Ito menjelaskan, khususnya di dekat Maungdaw memang betul ada rumah-rumah yang dibakar, tapi sebagian kecil saja. Ia mencontohkan, ada satu kampung yang berjumlah 260-an rumah, kemudian 13 rumah yang dibakar di wilayah dekat Maungdaw.

“Dan lokasi pembakaran itu betul-betul kosong tidak ada bekas cangkir, piring. Jadi, betul-betul rumah itu dibakar dalam keadaan kosong,” kata dia.

Kemudian, pertanyaannya siapa yang membakar, tentu ini harus dibuktikan. Menurutnya, kalau memang tentara atau polisi di sana berniat ingin membakar, pasti bisa saja satu kampung dibakar habis.

Dan pada saat pembakaran, laporan yang diterima pihak Kedubes RI di Yangoon, memang saat itu kampung betul-betul kosong. “Sampai kita datang, baru warga berbondong-bondong keluar dari persembunyian,” ujarnya.

Ito menegaskan, kalau memang betul ada pembantaian, tentu ada bekas-bekasnya. Karena, sebagai mantan polisi dan pernah juga bertugas di Bosnia saat tragedi genosida di sana, ia pastikan bisa membedakan apakah benar ada pembantaian itu atau tidak. “Karena kalau ada genosida bisa dilihat bekasnya,” ujar dia.

Tapi, yang terjadi tidak seperti itu. Konflik dan pembakaran rumah di desa sekitar Maungdaw itu, menurutnya, semua bermula dari serangan kelompok RSO (Rohingya Solidarity Organisation). Kelompok RSO ini bagi pemerintah Myanmar merupakan separatis, karena ingin memisahkan diri dari pemerintahan Myanmar yang sah.

Alasan yang digunakan karena mereka Muslim dan etnis minoritas yang ditindas oleh pemerintah Myanmar. Padahal kata dia, sebenarnya ada beberapa kelompok Muslim di Myanmar yang bisa hidup berdampingan dengan kelompok mayoritas agama dan etnis di sana. Dan pimpinan kelompok RSO itu memang alumni-alumni dari Taliban, Pakitan, dan Afganistan.

Terkait sikap pemerintah Myanmar, mantan Kepala Bareskrim pengganti Susno Duadji ini menilai, sebenarnya Aung San Suu Kyi sudah lebih mengakomodiasi kelompok Muslim di Myanmar, termasuk Muslim Rohingya. Suu Kyi telah mengubah paradigma agar Muslim Rohingya itu disebut sebagai Kelompok Muslim Rakhine agar tidak terjadi diskriminasi.

Selain itu, Suu Kyi juga telah membungkam kelompok-kelompok Budha radikal yang digerakkan oleh Biksu Ashin Wirathu, yang juga dikenal dengan kelompok 969. Sekarang, kelompok Budha Radikal itu sudah tidak difasilitasi oleh pemerintahan Suu Kyi dan mereka tidak bisa berbuat banyak, seperti pada masa pemerintahan sebelumnya.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto.

Oleh wartawan senior Teguh K dan Hendrajit
Dirangkum dari Google
Gambar Google dan Patsus Dede Sherman

Share.

82 Komentar

  1. pemburu rajawali on

    Rohingya adalah collateral damage yg memang hrs di korbankan utk menutup Motif besar yg akan di jalankan yakni MIGAS..tidak adil memang tp itu lah yg terjadi. Badan intelijen lokal dan kawasan serta UN pun tahu betul bahwa byk “military advisor” yg disewa baik dr pihak lokal maupun kontraktor migas dsna. Sdg yg di sebut separatis ya hanya sbg pemain cabutan sj. Junta hrs standdown dan buat buffer zone enclusive sampai misi humatarian UN msk dg Peace Restoration nya berjalan.. Junta tdk punya pilihan lain.. Jika sikap respresif super keras maka nasib nya kan menjadi Syria nya ASEAN.. Dg membanjirnya berita genosida via tweet jg WA ke seluruh dunia yah tinggal tungga saja para War Junkie bermain dsna..

    Stand Down and hold up adalah jalan akhir junta.. Yah kita lihat saja nti apa junta msh keras kepala krn ada backup Beijing dan viet serta kontraktor migas di lain sisi.. Itu jg klo msh ada nurani.

    • Permasalahannya adalah: Terlalu banyak kepala batu di dalam Tatmadaw dan ini sudah berurat akar sejak kudeta Jendral Ne Win. Ini diperparah dengan munculnya ekstrimis berjubah plontos macam Ashin Wirathu cs. Tentang pihak luar: Bukankah Beijing adalah kekuatan eksternal yang dominan mengingat rencana pembuatan jalur minyak melewati Arakan? Ada tiga persh minyak RRC disana selain Barat dan nasional. Kita perlu mencari jendral yg tangannya sedikit berlumuran darah rakyatnya sendiri utk kita “bina”.

  2. pemburu rajawali on

    Jakarta dan yangoon pun tahu siapa bermain apa, siapa berlaku siapa dan siapa bersikap siapa..
    Junta saja sdh tdk bsa mengatur kelakuan para jendral lapangannya sendiri,itu baru di AD blm di AU-AL nya jg ada yg muslim sdh mulai “bergolak hati” nya. Nasib junta mungkin akan berakhir di ronghiya. Apa pun motifnya Genocida adalah kejahatan manusia tertinggi. Jakarta bermain aman sdg para bikhsu garis keras mynmar tdk berfikir luas dan global apa efek dari pola pikir garis keras mereka, mrk tdk berkaca kpd “cap fundamentalis”. Mrk berfikir prakmatis dg sikap keras ini.. Jd jgn salahkan jika teater afganistan,gaza,syria,yaman bermain di bioskop ygsama.

    Analis intelijen myanmar pun tahu dg sikap keras biksu mrk akan mengundang para “war jungkie” dtg.. Mrk tdk akan siap jika kalimat “JIHAD” di kumandangkan maka habis lah mrk, bukan sj myanmar yg membara maka seluruh dunia pun kan jd merah membara. Se sinting Jong Un sj msh punya akal sehat hehehe!

    • ya betul bung PR, kelompok radikal Myanmar telah berbuat blunder fatal , terbukti bahwa Bhiksu Budha Viratu telah mengirim surat tantangan perang,
      “masuklah kesini, kami tunggu jihadmu”.
      Sebuah tantangan perang yg jelas !!

    • sehat selalu bung PR
      wew ah…kenapa selalu ada isis di setiap pergolakan ya bung?apalagi dng keterangan RSO yang melakukan aksi kreatif yang menimbulkan efek domino…
      dan cukup kaget juga, ada faktor SDA di balik kejadian di rakhine…

  3. pemburu rajawali on

    Surat tantangannya sdh dijawab al qaeda,itu knp sebuah negara smpe marah apa sanggup perang berlarut? Sedang hadapi gerilya Karen sj smp semaput..xixixi

  4. Mantab, gamblang dan menusuk..
    Untuk blm menerbitkan Artikel ttg Rohingya..

    Klo SDH begini, pondasi negara Myanmar perlu di gubah total dg bimbingan dan supervisi dr Indonesia..

    Tp jika tragedi ini adlh bagian dr grand design kaum globalis.. adalah tantangan berat bagi Indonesia dan masyarakat internasional

  5. Bukan main masif nya pemberitaan tentang nasib Rohingya di media sosial, setelah membaca artikel diatas jadi penyejuk. Ijin share ya bung.

  6. Sangat percaya dengan kita karena mengerti benar dan paham bagaimana masa lalu mereka dengan kita.
    Bukankah banyak titipan titipan disana diawal negara ini mulai membangun alutsista?

  7. Infonya banyak beredar foto2 hoax terkait kjahatan lemanusiaan di myanmar,, kira2 lbh banyak mana foto hoax dan yg reel,,

  8. Myanmar membutuhkan pemimpin yg arif dan bijaksana…
    Apapun namanya penbersihan etnis dan agama itu melanggar HAM, semakin keras myanmar menutup diri mereka, mereka akn tetap hancur hancuran ketika kasus suriah ditarik ke myanmar.. Kasus myanmar akan lebih mengerikan, karna Ini bukan hanya bicara Isis,, karna yg anti Isis pun menyatakan siap berangkat ke myanmar… Apa ini tdk lebih mengerikan dr suriah…??
    Apa lg yg memprofokasi adalah seorang biksu, seolah ini tantangan perang agama…!!!
    Khabarnya warga aceh eks GAM pun siap di berangkatkan kesana, itu karna bacot si viradathu ini…
    Pemerintah hrs segera menetralisir agar hal ini tdk merembet ke Indonesia.. Dan pimpinan umat budha disinipun harus berhati hati dlm berucap,, kata kata : “di burma bukan perang agama” itu seharusnya tdk terucap dr mulut mereka.. Karna sebodoh apapun rakyat, tahu jelas profokator di burma itu seotang biksu… Itu tdk meredakan keadaan, malah semakin membuat umat islam menganggap, dlm hati kecil umat budha disini setuju pembantaian di burma…
    Alangkah lebih baik jika mereka menunjukan empati dg “mengutuk keras” dan berkata jika itu bukan cerminan ajaran budha dll…

    Di tutup atau tdk nya akses ke myanmar,, mereka sdh menyulut api perang global di negri mereka sendiri… Dan biarkan mereka memadamkan sendiri api itu… Kelak andai api itu sdh terlalu besar dan tdk bs dipadamkan, mereka jg akn meminta bantuan memadamkannya…

    • biksu itu mungkin begundal yahudi (israel)..alias agen rahasia zionis/illuminati untuk membuka front baru buat memecah kekuatan muslim (selain front timur tengah)…dengan sasaran budha vs islam. sedangkan sasaran utamanya adalah melemahkan kekuatan militer dan keamanan dalam negeri indonesia (setelah kegagalan kaum illuminati/zionis mengobok2 indonesia dari dalam dan luar negeri beberapa waktu yang lalu).

      hanya analisa aku aja.

  9. pemburu rajawali on

    High level rank myanmar inconigto datang ke jakarta dg tujuan meminta saran,petunjuk jg arahan dan siap bekerja sama bagaimna selesaikan konflik internal ini. Disisi lain peningkatan aktifitas militar tdk terduga terjadi di 4 perbatasan myanmar dg deploymen setaraf 1 divisi blm lg sliwerannya unit signit-elint-photint 36jam terakhir..

    Jakarta sdh tegas mengatakan! Hentikan aliss stand down total tanpa syarat.. Jd cuma gara2 satu orang nantang,keras kepala maka 1 negara terancam di Kosovo kan! UN berniat terapkan enclave zone mirip Kosovo dsna.. Only time will told!

    • pencari kebenaran on

      wah sampai 4 perbatasan siaga segala, memangnya selain ama bangladesh musuh potensial myanmar siapa lagi bung PR?

      • mungkin RRC.., kan ada tuh separatis yang dibeking cina, kalau kalah merka lari ke cina, lalu dikejar myanmar dan di bom, lalu RRC tembak jatuh pesawat myanmar. mungkin sekarang suasanya beda…kalau diperbatasan situ gerakan 1 divisi RRT siap2 utk dukung myanmar bila di perangi turki plus banfladesh. (kalee ya…?) mungkin satu nya lagi ada di perbatasan thailand untuk apa ? siapa tahu…

  10. Jika saudara-saudari berharap perubahan mendasar di 2019, mohon maaf saudara-saudari hanya berkhayal dan siap menjadi korban politik oligarki. Ini karena UU Pemilu dan Pilpres adalah turunan UUD Amandemen. Jadi itu hal mustahil Kedaulatan berada ditangan anda. Karena anda hanya akan dibeli dengan harga murah. Solusinya adalah Sidang Istimewa 2017.

    MOHON DIBANTU VIRALKAN…!!!.

    Jika saudara-saudari merasa menjadi Pemilik Negeri ini, mari kita bersama siapkan fisik, jiwa, lahir dan batin untuk bersama ke Gedung DPR-MPR untuk desak Sidang Istimewa.
    Saudara-Saudari tidak perlu takut ditangkap karena tuduhan Makar. Karena kita memang bukan mau Makar. Tapi untuk memperbaiki Rakyat, Negara, Bangsa yang mengagungkan Allah. Kita rencanakan tanggal 20an September ini. Yakinlah, kita tidak terkalahkan. Karena Allah bersama kita dan tujuan kita tulus sebagai Perjuangan mewujudkan Kedaulatan Rakyat atas Negara ini. Merdeka…!!!!!

    Yudi Syamhudi Suyuti.
    Jakarta, 3 September 2017…

  11. mf sesepuh dimri bsa mnjlskn artikl sidang istmwa yg aq copas itu,,,apkh rezim boneka ini ingin trs brkuasa kah…apkh negri ini sudh dlm cengkrmn naga,,dan apkh ada jln solusinya utk menggnti rezim boneka ini

  12. Hehehehehehe
    Hanya pemimpin negara dam militet yg bodoh dan dungu yg mau dgn suka rela menjadikan negaranya menjadi daerah awal konflik regional..
    Negara kecil dan kismin mau belajar perang..?????mereka tdk sadar sedang membawa api kehancuran bagi bangsanya dgn mengundang tamu yg sgt berpengalaman tempur di berbagai palagan..apakah tentara myanmar pernah keluar dari tempurungnya..????
    Silahkan belajar dari pinoy yg mampu berdamai dgn mnlf shhga aburayap pun bisa dilokalisir atau mungkin Mereka ingin spt suriah dgn konflik skala globalnya dgn cawe2 negara besar sbg kontraktor dan sponsornya..hehehehe
    Adios#inikah medan baru yg disiapkan sbg plan b dari skenario aburayap dan marawi..? Dgn tujuanasean spring…????Metode sarang lebah sptnya akan berhasil jika RI dan asean tdk mampu menyelesaikan konflik secara cepat dan tepat dan sekaligus meredam arus para lebah petarung memasuki palagan baru disana.. Pertanyaannya..mengapa begitu byk. Dan cepat foto dan video hoax yg tersebar ..? Terlepas itu hoax atau real maka masakan sdg digoreng utk menu palagan baru..wait and see

  13. pemburu rajawali on

    Media warfare sdg berjalan kang. Ini yg di tampilkan msh dari segi kekejaman nti akan muncul sisi malaikatnya junta! Hehehe.. Ingat syria spring 3bln pertama dg massive media photo & streaming over youtube! Xixixi.

    Junta hrs bsa lokalisir para militannya jika tidak konflik antar negara tinggal menunggu wkt. Bangladesh sdh perintahkan armed forces nya utk menembak myanmat jika refugee di tembaki.. Makin seru dan carut marut myanmar.

  14. harus ada loby 3 pihak Indonesia, Myanmar, dan Bangladesh.
    bangladesh harus menyediakan tanah kosong diperbatasan agar menjadi rumah bagi arakan, infrastruktur bisa di bantu indonesia.
    arakan kesulitan diterima myanmar bukan saja karena agama tapi faktor budaya dan bahasa sangat mempengaruhi dalam komunikasi.
    hubungan baik tni dan high rank person di myanmar dan bangladesh harus bisa meredam konflik. khususnya kendalikan militer myanmar terpecah.

    cina mengintai dibalik fokus yg tertuju ke myanmar, isu2 baru disiapkan. be strong ASEAN

  15. Pejuang Zaadul on

    Apakah jika myanmar tidak masuk jadi anggota asean penyelesaian bisa lebih cepat.
    Apa mungkin karna myanmar sudah jadi anggota asean jadi tindakan yg lebih tegas menjadi sungkan untuk di lakukan oleh para anggota yg lain. Di sisi lain saat ini anggota asean sudah punya tujuan masing” untuk keberlangsungan hidupnya, saling sikut antar anggota asean. Indonesia pun sudah memetakan mana yg bisa di ajak maju bersama untuk kemajuan bersama.

  16. Melempar 2 burung dgn 1 batu, bahkan mgkin 3,4 burung dst, ane yakin Garuda lbh paham peta prgeseran dan kpn konflik terbuka

  17. Permasalahan Myanmar semoga dapat diselesaikan dengan cara khas Indonesia.. Bukan dengan ala koboy… Baik koinku dari asu maupun dari si naga

  18. Maaf OOT bung Admin, NS. Setiap hari, entah berapa x, saya mesti membuka laman ini, kadang terasa kangen dengan tulisan2 Hoax Cornernya bung Hadna, Catatan Chefnya bung yayan, dan behind the scene nya bung Trahlor. Mohon kiranya bung admin memberi penjelasan, kenapa beliau2 ini tidak lagi menjadi kontributor tulisan lagi di PatGa?, dan apakah ada alasan tertentu?, misal : sudah tidak sepaham dengan patga, atau yang lain?. Mohon maaf bila pertanyaan ini kurang berkenan.

  19. Singaperbangsa on

    Makin kesini semakin masif,sedih melihatnya..
    Kira2 menurut para sesepuh apakah myanmar bisa kembali normal dan sdra muslim kita rohingya juga bisa kembali hidup damai,tenang dan bahagia..
    Lalu adakah para ksatria yg punya nurani trun langsung meringkus dalang dr semua genosida ini.. Semoga para kafirin yg bermain di sana mendapat balasan yg setimpal..
    Kira2 kapan cina bisa hancur..

  20. Tragedi rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan dan tidak bermoral atas nama agama dimana agama dieksploitasi untuk membunuh sesama manusia dan melakukan genoside.

  21. Yang bisa direalisasikan oleh myanmar dari 5 himbauan pemerintah ri hanya 1 yany diluluskan yaitu bantuan kemanusiaan, itupun harus dikendalikan oleh myanmar, sehingga bantuan tidak tepat sasaran. Jadi kesia-siaan/kebohongan semua yg dilakukan.
    _____________ apakah yang ditunggu selanjutnya oleh rezim ini. Kehancurankah… naudzubillah

    • Loh…kok nyalakan rezim/pemerintah saat ini? Masalah Rohingya itu internal myanmar…!. Sebagai negara tetangga yang baik..kita sdh melakukan upaya2 diplomasi dan juga bantuan kemanusiaan…!. Dan bahkan saat Perdana Menteri Malaysia menyuarakan dengan politik megafon…presiden Jokowi menjawab dengan tindakan riil mengirim bantuan kemanusiaan dan saat ini langkah konkrit dilakukan dengan mengutus menlu unt bertemu dengan pemimpin myanmar. Ada tata aturan berdiplomasi dan bangsa kita konsen dgn aturan komunikasi diplomasi yg setara dan saling menghormati. Jadi jangan hanya bisa menyalahkan…. jangan sampai seperti sekumpulan org penyebar foto hoak ttg pembantaian..yg sebenarnya itu adalah kejadian ditempat lain dan disetting seakan2 terjadi di Myanmar….he he. move on Bung….!. Skrg sdh tahun 2017.

        • Saya paham….komen saya juga jelas..bahwa myanmar adl negara berdaulat dan ttg Rohingya itu adlh konflik..internal negara mereka…!. kita bs membantu jika diminta…!. Jd akses pemerintah kita pun yg atas persetujuan mereka. Jd jelaskan…!. Knapa nyalahin pemerintah kita jika mereka mengalami kehancuran…?

          • BANGSA KLINGON on

            menurut info resmi dan sono? yang mati cuma 300 orang, dari intel banglades udah 3000 orang. tpf pbb aj blum bisa masuk, blum ada ijin dari sono, nunggu itu benalu (menurut sono) habis, nanti boleh masuk.
            nanti di alam bangsa klingon, mereka yang digenosida ditempatkan kederajat yang tinggi.
            —————————
            tidak ada yang bisa diharapkan dari pemerintah palsu yang bikin dasar negara dan uud 1945 seperti kertas yang dilempar ke tempat sampah, bahkan uu yang dibikin sendiri dibuat seperti floorpaper.
            kalo pemerintah yang asli sebaliknya.
            —————————-
            salah jika menyalahkan pemerintah, ane salahkan diri ane sendiri aja, mengapa ane tidak bisa berbuat apa2 untuk turun berjuang, melihat kejahatan kemanusiaan seperti itu terjadi.
            setelah merenung berlama2, ane sadar bahwa ane bukan manusia, ane bangsa klingon. ane akan turun berjuang jika melihat kejahatan keklingonan…
            wkwkwkwk…

        • Makasih bung mm, gak usah diladenin para kecebong blasteran libkom. Darah dan hati mereka mati karena keracunan hal2 yg haram. Hingga sampai saat maut menjemput.

      • Pejuang Zaadul on

        Inget bung indonesia punya UUD 45. Pahami isinya, UUD 45 yg mengharuskan indonesia untuk ikut campur. Toh yg di paparkan para rekan” di atas sudah sangat gamblang. Kelamaan eksekusi bisa kaya timur tengah nanti.

        • @Bung Pejuang…Coba sebutkan satu pasal dalam konstitusi kita…yg mengamanatkan bahwa bangsa kita bisa melakukan intervensi ke negara yg berdaulat ?.

        • Kita hanya bisa melakukan upaya2 diplomasi dan tindakan kemanusiaan, dan merupakan wujud dari politik bebas aktif. Dan ada pun mengirim tentara maka harus dibawah bendera PBB..itu pun klau konflik antar negara…atau bisa juga internal suatu negara ttp smua harua atas restu Badan Dunia/PBB.

          • Biar saja bung, dr dulu dlm menurut dia pemerintah saat ini selalu salah. Apa pun yg sudah dilakukan rezim ini, tetap saja salah di mata mereka. Mungkin belum bisa terima takdir Allah.

          • Minggu kemarin udah 200rb refuge sekarang udah 300rb refuge, nunggu jutaan orang lebih terusir dari tempatnya yang udah ratusan tahun beranakpinak. atau refuge sisanya digenosida untuk menjadi bangsa klingoooonn. .
            wkwkwkwk…………..

        • Makasih bung PZ, gak usah diladenin para kecebong blasteran libkom. Darah dan hati mereka mati karena keracunan hal2 yg haram. Hingga sampai saat maut menjemput.

  22. Saya sgb warga sipil yg kurang faham ttg politik/ekonomi. tiap kali melihat presiden di TV seperti melihat kegelapan. seperti ada sesuatu yg sedang direncanakan oleh pemerintahan skrg apalagi pendukunya seuatu yg jahat (Bukan berarti saya anti pancasila) toh setiap manusia punya rasa merasa sbg contoh awan mendung tandanya hujan.. itinya ada yg tdk beres

  23. Saya percaya pemerintah dan aparat nya sudah bekerja keras untuk Myanmar. Tentu tdk semua info yg publik harus tahu. Saya miris melihat masih saja ada yg menghujat pemerintah tdk peduli sama etnis Rohingya. Padahal banyak pengungsi Rohingya sudah ditampung di beberapa wilayah Indonesia. Malah jika mereka dikasih kesempatan bekerja, saya yakin produktifitas mereka lebih tinggi dr pekerja setempat. Tapi bisa berefek konflik dengan penduduk setempat.

  24. pemburu rajawali on

    Maklumin aja bung si kumbang mungkin apriori blm punya waktu utk lihat laag lokasi refugee nya hehehe!

    @xxx anti dot ny sudah ada kok. Jd jgn kuatir

  25. Coba perhatikan sikap negara2 yg dpt jatah kelola SDA di myanmar, rata2 mendukung myanmar, malaysia yg kmarin2 gahar aja dah mulai kliatan jaga sikap, Indonesia?? Yg skarang kritis banget beda dgn yg heboh rohingya yg lalu, pengungsinya pun sampe2 mau diusir balik, tanya kenapa? Jd klo skarang bisa sdemikian hebohnya, kira2 siapa yg diuntungkan? Utk yg OOT nya, gimana nih klanjutannya FIR, dah 72 th Merdeka masa msh dikangkangin red dot

  26. pemburu rajawali on

    @chrome pokoknya F16 sanggup ladenin 1:1/1:2 F15sg dan raptor*

    @asbun kembali kepada kebijakan internal malaysia bung. sdg kita jelas kok ! junta hrs stand down dan stop kekejaman kpd minoritas,kita jg sdh siapkan pasukan utk misi perdamaian kapan saja diminta UN

    • pencari kebenaran on

      wah antidotnya sesama US-made gak apaapa tuh sparepart dan tetek bengek lain bungPR ? trus tuh tanda bintang di raptor maksudnya ada syarat dan ketentuan berlaku ?

    • Terimakasih jawabannya bung PR. Wuih f16 bs ladeni f22…., ruar biasa…,kok feeling saya mirip dg f16… J10b.. Hehe. Kl lawan f22 pake strategi sprti yg di Danger Zone ka bung PR??… Mohon maaf bung PR… Edisi kepo nih.. … Hehehe

    • Bung PR apakah f16 kita mutant, oprekan sana sini sudah tidak standart pabrikan, kalau iya yang buat ngoprek produk karya anak bangsa atau produk luar juga.
      Bung pr tahukah bung pocong serem kemana ya kok gak pernah kelihatan lagi… Apa sibuk main mainan baru terus ya

      • BUng @karomi….dindonesia ada namanya menu Oreg, menu karedok, yang diramu dari berbagai bahan yg bisa dinikmati menjadi olahan kuliner legit.
        Bung pocong serem lagi jadi pocongan…bua bikin serem….hwhhhwhwh

        • bung KJM kalau bumbunya banyak produk lokal berarti sejatinya indonesia bisa bikin pesawat sendiri ya,,, moga ifx cepet jadi. kalau menurut saya soalnya yang bikin bertaring itu bukan alutsista yang dibeli dari luar tapi ya yang dibikin indonesia sendiri,,, trimakasih bung kjm sudah jawab pertanyaan saya

  27. jika china bisa menguasai myanmar, maka china punya akses langsung ke samudra hindia hanya melewati satu negara saja, tanpa harus memutar lewat selat malaka dan berhadapan dgn penjaga laut kita. secara ekonomi arus barang ke eropa/afrika lancar. secara militer mereka bisa bangun markas angkatan laut menghadap selatan. apa yg birma mau apa yg china bisa beri, apakah rakhine masuk di dalamnya?

  28. Bung PR, kalau masalah ranjau yg ditanam diperbatasan & Sdh ada korban dari pengungsi Rohingya itu gimana y bung? Yg nanam militer Myanmar ato orang2 yg mau memanfaatkan suasana utk bikin kondisi semakin panas & mudah meletupkan konflik besar? Kalo militer Myanmar kok mereka sengaja bunuh diri y?

  29. pemburu rajawali on

    F16 update sys agar bisa… Dan sama dengan xxxx hehehe.

    Ranjau di pasang personel AD myanmar dg tujuan menghalangi,menghambat pengungsi jg mrk yg akan masuk..

  30. COPAS

    Eng Ing Eng… siang ini Kami akan ungkap, Project New Jakarta 2025 dan didalamnya termasuk proyek MEIKARTA, berikut informasi nya.

    1. Project New Jakarta 2025, adakah yang pernah mendengarnya?

    2. Mendengar project New Jakarta, ibarat menempatkan pemindahan ibukota ke luar Jawa hanya menjadi sekedar wacana hoax belaka.

    3. Project New Jakarta 2025, ibarat sebuah project yg sudah disiapkan oleh para taipan properti berdasarkan pesan China dgn meniru Singapura.

    4. Project New Jakarta 2025, adalah project masa depan, menjadikan Jakarta seperti Singapura.

    5. Pernah tau rencana penggabungan Jabotabek menjadi bagian terintegrasi untuk terwujudnya peta baru Jakarta?

    6. Project New Jakarta 2025 adalah melingkupi Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi menjadi satu kesatuan peta baru Jakarta 2025.

    7. Wilayah yang saat ini melingkupi Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi pada 2025 akan menjadi wilayah New Jakarta.

    8. Lupakan wacana pengalihan, dengan rencana pemindahan ibukota ke luar Jakarta, itu semata taktik menutupi rencana besar New Jakarta 2025.

    9. Mari kita bicara, fakta penguasaan oleh para taipan properti dengan memanfaatkan peta New Jakarta 2025 yg sudah disepakati di Cina.

    10. New Jakarta 2025, mulai terbaca ketika para taipan serta China conection mati matian menjadikan Ahok sebagai gubernur DKI, demi 2025.

    11. Pada 2025, yang dulunya Jabodetabek akan berubah menjadi New Jakarta. Mengapa project ini dirahasiakan?

    12. Ketika rakyat disuguhi mimpi dan berbagai wacana pemindahan ibukota, para taipan sibuk membuat peta penguasaan wilayah Jabodetabek.

    13. Para taipan sudah berbagai lapak penguasaan wilayah, untuk proses persiapan penyatuan Jabodetabek menjadi New Jakarta 2025.

    14. Wilayah Utara Jakarta serta pulau reklamasi hingga pelabuhan New Tanjung Priok. Perusahaan taipan besar dapat jatah hingga Li ka shing.

    15. Wilayah Tanggerang Selatan hingga kabupaten Tanggerang, menjadi jatah sinar mas hingga Lippo group.

    16. Tak beda dengan Tanggerang, di Bekasi pun menjadi wilayah bagi jatah antara Sinarmas, Sumarecon agung dan Lippo group.

    17. Perusahaan properti milik taipan kini telah menghabisi wilayah persawahan di kota Bekasi hingga kabupaten Bekasi.

    18. Dari Bekasi hingga perbatasan Karawang dan Bogor (Jonggol) semua kini terkoneksi oleh properti milik taipan.

    19. Dan Lippo group ambil wilayah kab Bekasi dgn konsep Meikarta, yg kedepannya menjadi wilayah perbatasan New Jakarta 2025 dgn Jawa barat.

    20. Menyambung dari Bogor hingga Tanggerang, menjadikan satu kesatuan sabuk lingkaran yang memutari New Jakarta 2025.

    21. Peta New Jakarta 2025, dilingkari oleh properti milik taipan, ibarat melingkar seperti tembok China dari Bekasi, Bogor sampai Tanggerang.

    22. Dan untuk kawasan pelabuhan new tanjung Priok nantinya akan dimiliki lebih besar oleh pengusaha Li Ka Shing mirip Singapura.

    23. Pribumi cukup disibukkan dgn kue bohongan terkait wacana pemindahan ibukota. Agar tidak menganggu mimpi taipan membuat New Jakarta 2025.

    24. Ibart negara dlm negara, New Jakarta 2025 dilingkari tembok properti milik para taipan mirip tembok China (Bekasi, Bogor dan Tanggerang).

    25. Apakah nanti pribumi terbuang dari wilayah New Jakarta 2025?

    26. Apakah kita telat sadar lagi, bahwa mrk sdng bangun negara didalam negara, New Jakarta 2025 sprt Singapura lalu dbatasi ala tembok China?

    27. Ingat kisah warga pribumi Singapura yg tersingkir hingga tinggal di flat-flat (rusun), tak mampu biaya hidup, maka memilih pindah ke malaysia?

    28. Kalau saja kalian sadari, peta properti milik taipan ibarat melingkari peta New Jakarta 2025, mirip tembok China yg mebatasi dan mebedakan.

    29. Pada 2025, kalau anda tak sanggup hidup dgn biaya tinggi di New Jakarta maka opsinya adalah keluar dari wilayahnya.

    30. Dan akhirnya, peta New Jakarta 2025 menjadi pembeda mana pribumi dan pendatang yg menguasai akses masuk dan sebagainya.

    31. New Jakarta 2025, diawali dengan pembangunan kota kota mandiri (topeng) yang ujung akhirnya terintegrasi menjadi satu kesatuan tembok.

    32. Pribumi akan terusir krn dibuat terklasifikasi sendiri, dari warga usiran menjadi warga pinggiran lalu akhirnya warga kebingungan.

    33. MEIKARTA hanyalah salahsatu bukti, mimpi New Jakarta 2025 semakin mendekati kenyataan. Satu titik poin dari sekian banyak titik poin.

    34. Titik titik yang menjadi satu kesatuan yang melingkar, dari Bekasi, Bogor, Tanggerang. Ala tembok China dgn properti milik taipan.

    35. Ibu Pertiwi hanya bisa meratapi, nasib anak negeri yg tidak mau menyadari akan ancaman penjajah dan pengkhianat negeri. Merdeka atau Mati!

    #Intelijen
    #kontraIntelijen

Reply To arfandy Cancel Reply