*MENJELANG TENGAH MALAM DI MONUMEN PROKLAMASI JAKARTA DAN TUGU PAHLAWAN SURABAYA*
Di tugu Proklamasi Pegangsaan,
Di tengah malam yang dingin,
Embun dan kabut mulai turun,
Mengusap lembut patung,
Bung Karno dan bung Hatta,
Yang membacakan teks Proklamasi,
Refleksi tekad bangsa untuk merdeka…!!
Dalam temaram lampu sorot,
Yang menyinar berkas ke tubuh patung,
Terbias pelangi dari tetes embun,
Menitik air darah dari sudut mata kedua patung,
Tangis sendu dari Sang Proklamator,
Dan bisik lirih bersama angin :
Kemana akan dibawa bangsaku,
Ketika para pemimpin sudah asyik,
Berebut kursi dan duniawi ??
Di tugu Pahlawan Surabaya,
Gerimis mengguyur dingin,
Patung Bung Karno dan Bung Hatta,
Dan air menitik dari sudut mata patung,
Berupa cairan darah yg terang disorot lampu,
Yang menerangi temaram kedua patung,
Dan lembar teks proklamasi,
Mengibas pelahan,
Tak lagi berisi teks naskah yang asli,
Tetapi kata-kata hati kedua proklamator,
Berbunyi :
Jangan hancurkan NKRI,
Karena para pemimpin,
Sekarang penuh ambisi,
Akibat Pancasila dan UUD 1945,
Dikebiri untuk nafsu pribadi,
Yang dikemas dalam mangkok demokrasi,
Model asing yang penuh intrik,
Untuk menguasai dan menjajah kembali,
Isi bumi milik Ibu Pertiwi…!!
Ketika mentari terbit di awal pagi,
Kedua patung di tugu Proklamasi,
Dan di taman tugu Pahlawan Surabaya,
Merintih sepi di derap hari,
Jangan gadaikan negeri ini,
Agar jaya bagi generasi nanti,
Sebab itu amanah dari kami,
Para founding fathers yang telah terbaring,
Dari ujung Sabang sampai Merauke…!!?!
Bendera Sang Saka meliuk dalam sunyi,
Mengirim pesan agar dicermati dengan hati..!!
_*Hai, engkau yang jadi pemimpin negeri*_
_*yang menguasai semua lini kekuasaan*_
*_apakah telingamu tuli_*,
*_nggak bisa dengar jerit suara rakyat_*
*_yang menitipkan amanah kepadamu_*
*_apakah otakmu beku_*
_*atau telah diganti tahi udang kering*_
_*yang tak lagi bisa jernih berpikir*_
_*ketika duniawi jadi selimut tebal diri*_
_*sehingga engkau tak lagi punya malu*_
_*dimuka umum kau puasi diri beronani*_
_*di gemerlapnya kuasa, harta dan wanita*_
_*sehingga tak peduli nasib kedepan anak, cucu yang katanya engkau kasihi?*_
_*ketika negeri ini tergadaikan*_
_*dan pribumi jadi cagar budaya tanpa arti*_
_*sumpah serapah dan caci maki anak cucumu*_
_*akan membuatmu tak akan pernah tenang*_
_*di tidur panjang di kuburmu*_…!!!
*Menguak waktu*
Dulu…, ketika aku kecil…,
Ayahku selalu membimbing tanganku…,
Melalui jalan panjang menurutku…,
Yang menyeret sandal atau terompah…
Menuju masjid di ujung jalan kerumahku…!!
Dulu…, ketika aku masih kecil…,
Aku selalu bertanya pada ayah dan kakekku…,
Mengapa ketika masih lelapnya tidur…,
Kita harus bangun dan menuju ke masjid,
Sambil kakiku terseok karena kantuk masih berat menggantung di pelupuk…,
Ayah dan kakek cuma tersenyum sambil mengusap kepalaku….,
Katanya : Kita datangi rumah Allah…,
Yang telah memberi karunia paling berharga …,
Engkau …, kepada kita…!!
Ketika aku beranjak remaja…,
Ayah dan kakek menyuruhku baca…,
Sebuah kitab yang katanya penuh makna…,
Keselamatan saat aku nanti dewasa…!!
Bertahun sudah…,
Aku sudah beranjak tua…,
Kini aku berjalan tertatih membimbing cucu..,
Menuju masjid .., seperti aku dahulu…,
Menapis rasa rindu-rindu….,
Ketika mereka mengumandangkan adzan..
Dan melantunkan ayat indah penuh makna..,
Dari buku Al Qur’an yang mereka baca..!l
Waktu tak akan pernah kembali…,
Kesalahan dan dosa tak bisa diperbaiki…,
Yang harus dilakukan diri…,
Adalah ruku’ dan sujud mohon kepada Illahi Robbi…,
Ampunan dan kebaikan dunia dan hari nanti..,
Sebab hanya DIA…,
Yang Maha Mendengar doa dan pinta kita…,
Yang Maha Pengabul segalanya…,
Bagi hambaNya yg senantiasa beriman dan bertakwa hanya kepadaNya…!!!
Waktu merajut ceritera…,
Yang kujalani dalam skenario indah…,
Kadang aku penuh tanya…,
Mengapa pinta tak dikabulkanNya…,
Mengapa doa seolah mengambang dalam hampa….,
Dan ternyata DIA memberi…,
Bukan saat kita meminta…,
Tetapi saat kita butuh akan essensi pinta kita!!
Dan ketika aku coba menguak waktu…,
Aku tersungkur disajadahku….,
Dalam derai airmata penuh syukur..,
Di tengah usap bayu disepertiga malam sepi..,
Menuju hari demi hari di awal pagi….,
Nanar mata tuaku menatap cucuku..,
Generasi penerus amanahMU…!!
Ketika waktu beringsut menuju Ramadhan tahun ini….,
Aku berbisik lirih dalam doa dan pintaku :
*Allahumma inna nas alukaa jannah wa naudzubiika minnannaar.*
*Allahumma innaka affuwun tuhibbun afwa wa fu’anni.*
*La hauwla wala qauwwata illaa billaah*
*Robbana atiina fiiddunnyaa hazanaah wa fil akhiraatii hazanah, waqinaa adzabbannaar..!!*
*Aamiin ya robbal alamiin !!*
Dan bayu membawa doa dan pintaku…,
Menuju ujung ufuk lazuardi Arsy yg tinggi..!!
_*aa al jalanubi, 2017*_
*_ADA YANG BERTANYA PADAKU, APAKAH AKU SUDAH PUNYA CINTA_*
_*aku punya banyak cinta,*_
_*yang ada dan terbingkai,*_
_*di setiap tarikan nafasku,*_
_*di setiap ayunan langkahku,*_
_*di goresan tulisan dan lukisan jemariku,*_
_*di setiap pori tubuh dan tetes darahku,*_
_*di detak jantung dan kata hati sanubariku,*_
_*di runduk ruku’ dan sujudku,*_
_*dalam untai kasih, sayang dan cinta*_
_*bertatahkan permata indah ketulusan,*_
_*berwarnakan warna-warni kebajikan, kebaikan, kebenaran, mau berbagi, peduli, kebersamaan dan saling mengerti,*_
_*yang harus kita persembahkan,*_
_*ketika kita masih diberiNya waktu,*_
_*yang masih tersisa buat kita…!!?!*_
_*maka, janganlah sangsi lagi,*_
_*untuk bersamaku meniti hari,*_
_*berjabat jemari dan hati,*_
_*kita raih bahagia surgawi nan hakiki,*_
_*saat ini dan akhir nanti….!!!?*_
_*ketika angin dingin mengusap tubuh*_
_*yang pasrah menyerah diri di atas sajadah tua yang setia menemani,*_
_*di sepertiga malam menuju awal pagi,*_
_*tak ada kata terucap lagi,*_
_*selain doa dan pinta kepada Sang Illahi Robbi,*_
_*pengatur hidup yang telah ditata indah,*_
_*di sela jalannya waktu….!!?!!*_
_renungan ramadhan 1438 H, 2017_
_*jusuf mahdi al jalanubi*_
Kolonel Laut ( Purn) Ir. Jusuf Mahdy.
Gambar Parsus Dede Sherman dan Patsus Citox
8 Komentar
nyimak.cukup menyentuh buat renungan sanubari.termikasih bung NS
Test
Hanya bisa mengumpat dalam hati,ibarat keledai jatuh dilubang yg sama,siapapun pemimpinnya asal yg berkuasa partai congor white pasti ada kegaduhan,dulu mboknya suka jualan,eeh keponakanya malah gak karuan…..mau dibawa kemana negeri ini ????????????
Pokonya saya ga mau bayar utang yg di lakukan …
Untuk mbayar utang luar negri yg di buat partai moncong putih, sita saja aset partai dan kadernya..
Kehidupan, Semeseta dan isinya semua milik Ilahi yang dapat di cabut, diatur oleh NYA..
Apalah kita dihadapanNYA.
Kekuasaan Duniawi hanya setetes embun di tengah hujan lebat..
Selamat meningkatkan Iman dan Taqwa kita di Bulan Penuh Berkah
RESTORASI JONAN ??
DIKALA NEGERI INI HANYA UNTUK ORANG KAYA
http://news.beritaislamterbaru.org/2017/03/hanya-untuk-segelas-air-panas.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook&m=1
.
Si mbah itu bersama cucu nya. Naik kereta dari stasiun Senen. Cucunya lapar setelah menempuh perjalanan sampai sekitaran stasiun Purwokerto.
.
Si mbah menggendong cucunya menuju kantin kereta. Meminta air panas untuk satu cup mie instan yang cucunya ingin makan.
.
Tapi. Pihak kantin kereta tidak boleh memberikan atau menjual air panasnya saja. Menurut salah seorang pegawai, itu sudah aturan perusahaan.
.
Simbah tidak menyerah. Dia menanyakan apakah kantin kereta itu juga menjual satu cup mie, kalau ada, si mbah akan membelinya.
.
Pegawai tsb menerangkan bahwa mie instan dalam bentuk cup sudah habis, yang ada hanya jenis makanan yang lain.
.
“Cucu saya maunya makan mie cup mas, mumpung dia mau makan, biasanya dia susah makan mas. Dari tadi pun cuma minum air putih. Tolong mas, saya bayar berapapun”. Si mbah memohon.
.
Seisi kantin masih menonton adegan itu. Rakyat kecil meminta sepotong gelas air panas diatas transportasi milik negaranya. Memohon, mengemis. Dan tetap tidak bisa.
.
Saya nembantu menjelaskan baik-baik. Seisi kantin pun menyarankan agar si mbah diberikan air panas itu. Tetap tidak bisa.
.
Polsus kereta datang. Saya menjelaskan dari ulang. Suasana di kantin menjadi tegang, anak kecil yang lapar itu ketakutan.
.
Lalu tercapailah sepakat. Tiket kereta saya ditahan, identitas saya dicatat selengkap mungkin. Sebagai jaminan.
.
Ya! Sebagai jaminan untuk SEPOTONG GELAS AIR PANAS. Diatas kereta, di atas rangkaian rel besi yang dibangun oleh darah kakek-nenek anak kecil itu, dulu dimasa penjajahan.
.
Pancasila harus dihapus! Kalau kedaulatan perusahaan sekelas PT.KAI bisa lebih berdiri di atas kedaulatan rakyat.
.
Negara ini harus bubar!. Kalau untuk sepotong gelas air panas rakyatnya harus memohon dan membuat perjanjian.
.
Maka lebih baik seisi negara ini menjadi petani atau bahkan pengangguran saja!. Jika menjadi pegawai negeri atau bekerja pada BUMN mampu menghilangkan rasa kemanusiaan!.
Kita semua boleh menangis! Dan harus bersedih. Percayalah, kelak Negara ini tidak ada lagi. Untuk rakyat kecil.
Kereta Jaka Tingkir. (Ps. Senen – Purwosari)
Keberangkatan 20 Maret 2017.
Kok mboten dong (ngerti) kula mas antara judul kalehan isi. Nopo nggih ngoten to ?
miris membacanya bung NS, ketika baju seragam merubah sifat kemanusiaan seseorang, kiranya BUMN harusnya mempunyai nilai sosial, terkadang hanya untuk mengejar profit kita melupakan sisi kemanusiaan, dan ini terjadi setelah semua nilai seseorang hanya diukur dengan materi, kita tentu tidak berharap kejadian yang menyedihkan ini terjadi pada rakyak kecil pribumi yang paling banyak mengalami pelecehan ekonomi dan kemanusiaan, berharap agar BUMN atopun siapapun atopun di negeri ini tidak kehilangan sisi kemanusiaannya terhadap sesama terutama kepada rakyak pribumi negeri ini, jangan sampai Pancasila dan agama yang kita anut hanya slogan dan formalitas belaka