MENJELANG SATU ABAD SOEMPAH PEMOEDA, SUDAHKAH NILAI LUHURNYA MENJIWAI HATI NURANI BANGSA INDONESIA??

1

dedenew492

MENJELANG SATU ABAD SOEMPAH PEMOEDA, SUDAHKAH NILAI LUHURNYA MENJIWAI HATI NURANI BANGSA INDONESIA??

Ir. Jusuf Mahdi, MM.

Hampir seabad lalu para pemuda dari berbagai daerah, suku, agama, etnis (kecuali bangsa Tionghoa yang merasa setara dengan bangsa Belanda dan menganggap pribumi adalah berkasta rendah), organisasi dsb, menyatukan komitmen dalam sebuah sumpah yang berwawasan jauh kedepan, bervisi strategik, yang dikenal sebagai Soempah Pemoeda, 28 Oktober 1928, yang menyatakan : Bertanah Air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, berbahasa satu, bahasa Indonesia. Hal ini kemudian menjiwai Piagam Jakarta dan mengerucut pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia, 17 Agustus 1945, dan dibentuknya NKRI pada 18 Agustus 1945 dengan jabaran visi missi yang terinci secara legal formal, legal hukum dan legal konstitusional pada Pembukaan (Preambule) UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945 sebagai pekaksanaan berkegiatan dalam tatanan berbangsa dan bernegara.

dedenew491

Dengan adanya Sumpah Pemuda itu segala perbedaan suku, agama, etnis, organisasi dll dipersatukan dalam sinergitas yang integrated dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan dinyatakan dalam komitmen pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang dinukilkan dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya agar bisa menjadi pembinaan watak dan karakter bangsa.

Namun dengan berjalannya waktu menjelang satu abad Sumpah Pemuda, kita harus melakukan kajian dan evaluasi diri, apakah dan sudahkah nilai luhurnya menjiwai hati sanubari bangsa Indonesia.

Mari kita tinjau keadaan dan realita yang ada, sebagai berikut :

1. Rasa cinta tanah air ternyata belum menjadi suatu komitmen yang kokoh, sebab banyak orang yang mau menjual diri dan kehormatannya untuk mendapatkan duniawi dan kekuasaan dengan menjadi boneka kepentingan kaum berduit, para konglomerat taipan asing, aseng dan asong, yang menghalalkan segala cara untuk duniawi dan kekuasaan.

2. Rasa berbangsa yang rendah, jati diri yang tidak berkemampuan dan mandiri sehingga harus tunduk kepada kebijakan politik bangsa lain, terkait kebijakan politik global terutama menyangkut ekonomi dan bisnis.
Adanya rasa bahwa ras tertentu (Cina) yang lebih berderajat mulia dari pribumi, sehingga perempuan Cina dilarang menikah dengan pribumi, dan wanita pribumi hanya dinikahi sebagai isteri simpanan, selir dsb.

3. Kesadaran menjunjung tinggi bahasa Indonesia yang rendah, dimana di daerah tempat berkumpulnya dan berkegiatan etnis Cina, mereka tidak mau menggunakan bahasa Indonesia, tapi berbahasa Cina. Simaklah di daerah Pecinan, Glodok, Pantai Indah Kapuk dll. Juga ditempat berlangsungnya kegiatan bisnis pertambangan, pertanian / perkebunan dsb.

Kepribadian dan budaya bangsa yang bernilai tinggi dan luhur mulai terkikis oleh arus globalisasi, seni budaya tradisional sudah mulai dilupakan sehingga hal pelestarian dan pengembangan seni dan budaya Indonesia lebih banyak dilakukan oleh orang asing. Kita tahu dalang dan sinden asal dari Amerika, Jepang, Korea dll yang handal membawakan seni budaya Indonesia. Seni dan budaya Indonesia menjadi mata kuliah di PT luar negeri.

Komitmen, visi dan missi serta wawasan strategik dari Sumpah Pemuda, perlu diimplementasikan secara nyata agar menjadi kepribadian dan jati diri bangsa. Kita harus menyadari bahwa atas Rakhmat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, maka karunia kemerdekaan itu harus diwujudkan dalam kesejahteraan lahir dan batin, dalam adil, makmur, aman tenteram kerta raharja, negeri yang gemah ripah loh jinawi, baldatun toyyibatun warrobbun ghafuur, rumah kebangsaan yang baitii jannaatii.

admint4

Disinilah dituntut peran pemimpin, tokoh masyarakat, ulama, pendidik, akademisi dan cendekia, serta semua warga negara untuk berkarya nyata yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara, untuk generasi penerus bangsa.

Mari berbuat demi masa depan, walau hanya kecil dari pada tidak berbuat sama sekali. Lihatlah tatapan mata polos dan lugu anak cucu dan cicit kita yang menyiratkan tanya : “Mau dibawa kemana aku nanti di masa yang akan datang??
jm,vssmatc,sby,18102020.

Share.

1 Komentar

  1. Sumpah pemuda seharusnya bisa menjadi membuat bangsa ini kembali ke jati dirinya yg berbahasa satu bahasa indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia. Sehingga tidak perlu ada bangsa yg superior dan bangsa kelas atas karena kantongnya tebal. Mereka lupa bahwa mereka banyak mengeruk keuntungan di Indonesia sehingga seharusnya rasa jijik dan menganggap rendah orang lokal dibanding rasnya sendiri bisa dihilangkan demi menjaga keuntungan mereka juga. Akhir2 ini banyak sekali dijumpai orang di mall memakai bahasa Mandarin. Keadaan ini mungkin tidak akan bisa dijumpai waktu zaman orde baru yg melarang bahasa dan tulisan cina sehingga keuntungannya bisa memaksa mereka yg sgt eksklusif untuk berasimilasi dengan bahasa dan bangsa lokalnya. Semoga sumpah pemuda ini bisa membawa mereka kembali menggunakan bahasa indonesia

Reply To Ihsan Cancel Reply