Mungkin suatu judul yang menarik, Kapal selam adalah salah satu kekuatan strategis yang mematikan, senyap dan dapat beroperasi sendiri jauh kedalam posisi strategis lawan untuk menghacurkannya tanpa terdeteksi. untuk kilas balik mungkin kita bisa melihat dari apa yang dilakukan Jerman sesaat setelah mereka kalah dalam perang dunia pertama.
Versailles Treaty, suatu perjanjian kalah perang yang amat memojokkan Jerman.
Sesudah Perang Dunia Pertama, maka Jerman yang kalah dalam peperangan, harus menandata ngani perjanjian yang dikenal dengan Versailles Treaty.Didalam perjanjian ini, untuk mencegah Jerman mampu mengobarkan perang lagi, maka oleh negara Sekutu para pemenang perang, Jerman dilarang membuat alat perang yang berskala besar, baik ukuran maupun jumlahnya.
Karena itu, dengan cerdiknya mereka membuat kapalperang, yang kecil kecil, masih dibawah persyaratan Versailles Traity, tetapi persenjataannya dan lapisan panzer pelindungnya ampuh, seperti Pocket Battleship Graf von Spee (yang terkenal dalam legenda ”the Batle at the River Plata” yang telah difilmkan).
Membuat kapalselampun sebenarnya jumlahnya dibatasi hanya duabelas, akan tetapi, mereka amat cerdik, mereka mengorganisir duabelas kapalselam ini dalam bentuk suatu squadron kapal latih Sekolah Kapalselam, yang tidak henti hentinya melatih awak kapalselam, dari Senin sampai Sabtu, dan setiap minggu ganti team awak kapal, sehingga menjelang perang, mereka telah memiliki awak kapalselam dalam jumlah yang lebih dari cukup untuk mengawaki seluruh kapalselam hasil pembangunan galangan diseluruh Jerman. Gunther Prien, Otto Kretschmer, Joachim Schkepke, para “ace” atau jagoan perang kapalselam Jerman yang berhasil menenggelamkan puluhan kapal Sekutu, adalah salah satu dari sekian banyak hasil didik Squadron kapallatih Sekasal ini tadi, yang waktu itu dipimpin oleh Papa Thedsen, seorang engineer, serta Admiral Doenits, seorang pelaut.
Mengapa mereka memilih membangun kekuatan kapalselam, yang secara relatif, tidak menarik bagi bangsa bangsa yang mengagumi Blue waters Navy (Angkatan Laut yang bersandar pada kapal perang yang besar besar, seperti Inggris dan Amerika), agaknya kita harus melihat sejarah, ketika pada saat saat awal Perang Dunia Pertama, Angkatan Laut Jerman berhasil menenggelamkan tiga kapal penjelajah Inggris sekaligus, yaitu cruiser Aboukir, Cressy dan Hougne, hanya dengan satu serangan kapalselam tunggal yang dipimpin oleh Kapitanleutenant Weddigen. Keberhasilan Weddigen inilah yang antara lain lalu dijadikan salah satu dari dasar pemikiran untuk membangun kekuatan tempur yang terdiri dari kapalselam kecil, tetapi amat mobile, sulit dilacak dan memiliki daya pukul yang tidak setengah setengah. Dan, untuk mengenang keberhasilannya, nama Weddigen kemudian diabadikan sebagai nama flotila kapaselam Jerman yang pertama terbentuk.
Jerman disaat itu juga dengan cerdiknya membuat suatu konsep “produksi diatas kertas”, dimana mereka merencanakan sega la proses pembuatan peralat an perangnya dengan amat detail, dan tinggal menung gu lampu hijau untuk dilak sanakan secara massal. Da lam mempersi apkan bahan baku untuk industri perang nya, mereka yang memang terkenal sebagai produsen baja klas satu, menumpuk bajanya dalam bentuk plat, dipergunakan untuk melapi si jalan raya, sehingga dapat menampung amat banyak lembaran baja, tetapi tidak tampak dalam bentuk gu dang! Untuk tidak dicurigai oleh negara Sekutu pemenang perang yang meng awasinya, mereka mempersiapkan menyebarkan /mendesentralisasi lokasi industri komponen peralatan perangnya (seperti motor listrik untuk kapalselam, diesel penggeraknya, girokompasnya dan lain lain) keberbagai kota didaerah Jerman, dan nantinya, produk yang setelah selesai, dikirimkan kegalangan kapal kecil kecil yang juga sengaja dibangun tersebar diseluruh pantai Laut Utara/Nord see (seperti galangan Thyssen Nordsee Werke, sekarang tetap, disingkat TNSW) dan daerah Utara dipantai Laut Timur/Ostsee (seperti Germania Werft, sekarang HDW, Howaltswerke Deutsche Werft, tempat kita membangun kapalselam baru kita dan tipe U-209).
Konsep mereka menyebarkan / desentralisasi industri inilah yang menyebabkan Sekutu kehabisan tenaga untuk menghentikan pro duksi alat perang Jerman, sebab, walau suatu daerah industri sudah dibom luluh lantak rata dengan tanah, daerah industri yang lainnya masih bisa menghasilkan alat perang dengan kwalitas, serta waktu yang tidak berbeda jauh. Sebagai catatan, disaat hangat hangatnya peperangan kapalselam tidak terbatas, unlimited submarine warfare, galangan kapal kecil kecil tersebut mampu membangun dan meluncurkan kapalselam satu buah setiap harinya! Bisa dibayangkan betapa hebat “konsep industri diatas kertas” yang mereka buat, betapa mahirnya mereka mengorganisir komunikasi/dalam hal ini transportasi antar produsen, serta betapa manjurnya konsep desentralisasi produksi yang mereka trapkan!
Mengapa Jerman sebagai negara Besar, justru memilih kesenjataan kapalselam dalam mengahadapi Inggris Raya?
Dan, mengapa mereka memilih memperkuat kesenjataan kapalselam saat itu? Mereka tahu, bahwa musuh utama mereka yang paling sulit ditaklukkan adalah Inggris Raya. Napoleon, sang raja diraja daratan Eropa yang malang melintang diseluruh daratan Eropapun gagal menaklukkan Negara Pulau ini. Jerman tahu, bahwa hidup matinya Negara Pulau ini sebenarnya hanya tergantung dari perdagangan lewat lautnya , yang amat dominan mempengaruhi ekonomi negara tersebut. Karena itu, dengan jitu mereka membuat konsep strategi, merencanakan melumpuhkan Inggris Raya melalui suatu scenario mencekiknya dari arah laut. Dan, alat untuk melaksanakan ofensif tersebut, yang paling aman adalah dari kedalaman air, dimana mereka relatif lebih sulit untuk dideteksi. Disamping itu, benefit to cost ratio yang diperoleh dengan peperangan yang mengguna kan kapalselam adalah amat tinggi. Coba saja, hitung berapa kapal niaga yang dapat ditenggelamkan oleh kapal penempur besar milik Jerman seperti Bismarc, Tirpitz ataupun para Raider seperti Atlantis, yang pembuatannya membutuhkan material yang luar biasa banyak dan mahalnya, lalu bandingkan dengan jumlah kapal niaga yang berhasil ditenggelamkan oleh kapalselam, yang biaya pembuatannya relatif amat jauh lebih murah. Belum lagi bila kita harus menghitung dengan perbandingan jumlah kebutuhan awak kapal, kapal tempur seperti Bismarc, Tirpitz misalnya, akan membutuhkan sekitar dua ribu sampai dua ribu limaratus orang awak, sedangkan kapal selam cukup diawaki oleh duapuluh dua orang saja! Pemikiran semacam ini jugalah yang antara lain lalu mendasari, mengapa kita dalam mempersiapkan diri untuk berperang menghadapi Belanda dalam perebutan Irian Barat, kita juga lalu membangun Armada Kapalselam!
Mengapa kemudian Jerman membuat kapalselam tipe XXI yang lebih besar?
Kapalselam yang dibuat oleh Jerman adalam menghadapi pecahnya Perang Dunia keDua sebenarnya dimulai dengan kapal yang kecil kecil, bobotnya hanya sekitar empat ratus ton, yang masuk jenis coastal submarine. Itupun sudah mengkacau balaukan hampir seluruh pertahanan Angkatan Laut Sekutu, dan menengelamkan amat banyak kapal niaga mereka. . Kemudian, Sekutu mengambil taktik lain, mereka menggiring kapal niaganya jauh dari pantai, dimana mereka biasa dimangsa oleh para serigala laut Jerman ini. Untuk mengejar kelaut yang lebih jauh, kapal selam Jerman tipe sebelumnya dipandang terlalu kecil, kalaupun dengan semangat juang yang berkobar kobar dalam membela sang Vaterland, mereka toh bisa menggeragoti konvoi Sekutu, tetapi beban awak kapal terlalu dan terlalu parah. Bayangkan saja, mereka, para anggauta divisi jaga, termasuk Komandan kalau kebetulan sedang berada diatas , keseluruhannya harus diikat disalah satu tiang di anjungan, agar kalau anjungannya tersapu oleh gelombang laut Atlantik yang amat ganas, mereka tidak ikut terisap keluar dari anjungan! Catatan: saat itu, kapalselam Jerman masih merupakan half submersible, suatu kapal, yang kalau perlu dapat menyelam untuk menyelamatkan dirinya. Mereka melaksanakan pemburuan konvoi kapal lawan dengan berlayar diatas permukaan, terkadang melancarkan serangan dengan tembakan meriam geladaknya, lalu, baru kalau akan melaksanakan serangan torpedo, mereka menyelam. Lebih lebih lagi, bila mereka dikejar, pastilah mereka akan menghindar dengan menyelam.Bahkan, anjungan mereka diperlengkapi dengan alat bidik untuk peran serangan torpedo dari atas permukaan air!
Karena itulah, pimpinan Angkatan Laut Jerman mulai memikirkan design kapalselam yang lebih besar, lebih besar dan lebih besar lagi. Antara lain, yang kemudian muncul adalah tipe XXI, yang kemudian diadopt oleh Angkatan Laut Rusia menjadi Whiskey class yang kita kenal saat ini. Kapal ini, dengan bobotnya yang lebih besar, berarti akan mampu memuat lebih banyak lagi bahan bakar, yang pada gilirannya akan berarti dapat tinggal lebih lama didaerah operasi guna lebih banyak lagi menenggelamkan kapal lawan. Sifat submersibility kapal inipun berubah, kini menjadi submersible, kapal selam yang lebih banyak menyelamnya daripada diatas permukaan laut! Konon, kapal semacam ini yang pernah menyeberangi Samudra Atlantik sampai ketepian Benua Amerika, dan disana menteror kota pelabuhan Amerika bagian Barat dengan tembakan meriam yang terpasang diatas geladaknya!
Bagaimana dengan Negara kita?
Ya, saat ini kita sedang membangun Submarine Battle Ship alias armada Kapal Selam yang mumpuni. Dimulai dengan kedatangan dan Operasionalnya Beberapa unit SSK (Submarine Ship Killer) atau dalam bahasa Rusianya PLP (Podwodnaya Lodka, Protiwolodotschny) Type Kilo Class 877K versi 4B Non Export pada akhir 2007 yang lalu, yang kemudian disusul dengan kedatangan bebeberapa unit Kilo Class 636 Gress.
Tidak hanya itu di tahun 2013 yang lalu, Angkatan Laut Kita juga kedatangan beberapa unit Kapal Selam “Kilo buatan Jerman” yang juga mempunyai spesialisasi SSK (Submarine Ship Killer) dimana salah satu unitnya adalah “peninggalan” dari satu negara Eropa Pemesan yang tidak mampu membayar yaitu Yunani. (walaupun pada akhirnya mereka kembali melanjutkan kontrak pengadaan Kapal Selam ini yang tersisa)
Tahun ini juga kita kembali kedatangan beberapa unit Kapal selam Baru dari Rusia dan beberapa tahun kedepan masih ada beberapa unit Kapal Selam lagi yang akan tiba baik dari type dan jenis yang sama maupun type dan jenis yang baru untuk memeperkuat armada bawah air kita. Termasuk juga Changbogo Class sebanyak 3 Unit yang kontrak pengadaannya sudah ditandatangani sejak 20 Desember 2011 yang lalu.
Kesemuanya itu akan membentuk satu armada bawah air kita yang kuat, bersama dengan Kapal Selam Type 209 dan kakaknya yang telah lama beroperasi disini.
“Wira anantha Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”
100 Komentar
Ganaaas
siap ngawalin disik ach 😀
Hahaha.. Salam hangat Bung NR
mantap…rupanya para sesepuh juga nongkrong disini…baru tau saya
apakah ada dari kelas borey om yg datang ke indonesia kita ini 😀
saya gabung dsni juga yaaa para komandan…
Selamat malam semuanya. Newbi di JKGR ikutan ngungsi kesini, semoga dapat ilmu lebih banyak. Artikelnya keren. sepertinya armada kaselnya jadi skasel nih bung PS.
Salam hangat bung PS.. ninggalin jejak juga ah… mulai sedikit blak2an rupanya.. hehehe.. Wira anantha rudhiro..
Hehehe… Salam hangat kembali bung :mrgree:
hehe…ndan PS mmbuat pnampakan dsini
dsni mah bkn lg rembes…bcor alus…tp udh tsunami…banjir bandang…
Mantap….. !!!!!
tabah sampai akhir
Jgn pernah melewatkan saat u-boat jerman berhasil masuk scapa flow & bikin HMS Royal Oak bobo ma ikan2 he,he,he
nyang mana lagi tuh Pak ?
Saat world war 2
Siap kang hehehe…
Selamat malam semua
dibaca eehhh tahu tahu hbs,padahal lumayan panjang artikelnya, mantaaappp
Kok pake uc browser error ya. Bismillah masuk
Ssk nya non export sip dah
mantap cerita’a bung PS,,,,,
Hehehe…
nunggu artikel rumpon naek..misiii, newbie ijin ndlosor dipojokan..
Jiakakak… Kalau udah jadi rumpon susah Ndan dinaikin lagi hahaha…
Gimana g susah Ndan..bner apa kata Ndan Erich, kalo udah bobo am ikan2 jadi susah dibangunin, wkwkwkwk…
minta tolong gurita lah yg tangannya banyak buat naekin, bang pocong..kalo abang kang tangannya sedakep mulu
kalo guritanya sembunyi karena ada ikan hiu bijimane Ndan Kem 😀
hahaha… tetep susah Ndan
Mantaapp Bung PS… Yang rumpon punya tetangga dong Bung PS…. Hihihi… Kayaknya mantep tuh di buat artikel…
numpang komen… id warjag …
Mantaaap bung PS (y)
Semoga Indonesia segera mandiri dalam pembuatan kasel..
Amiiin… siap Bung, tinggal tunggu waktu saja
Kereeeen ndan PS,, jangan2 Indonesia udah siap2 kata Jerman ni. Hehhehe… Pantang nyembul ke permukaan sebelum nenggelamin lontong ama pelampung tetangga.hehehe
Tabah Sampai Akhir…
selamat pagi bung ps izin nyimak….
Mohon ijin masuk kelas kewiraan ya Pak PS.. 😀
siap Bung PW, Monggo… hehehe…
pada ngumpul dimari ya…hehhehehe
mantap, udah banyak tho ternyata KS kita, gpp nih bung ps dibabar dimari, walau jumlah masih classified Information, but fine by me
hehehe.. hanya kulit luarnya saja kok Bung
diatas cmn kulitnya ndan??? trs yg intinya gmn mntb nya tuh???
salam hangat ndan..
TNI strooong
Bung ps nanya dikit,klu indonesia mengadopsi sistem AL nya jerman atw rusia dalam pengadaan armada bawah air
Yes,pertanyaan ane masuk
hehehe.. memakai cara kita sendiri kok Bung, hanya memang mencontoh Rusia dan Jerman
test
wow…baca sek
ijin nyantri, armada KS nya semakin berotot
ijin ninggalin jejak bung ps…. alhamdulillah masih ada pencerahan&proses bikin bangga akan kegagahan TNI.
Salam hangat & salam tabik…..
mantap artikelnya bung PS. Hehe
Bener tuh kisah rumpon emang paling ditunggu.
Mudah2an aja sudah ada teknologi dan clearancenya supaya bisa diangkat dr dasar lautan hehehe…
Saya mah nge fans nya emang sama yg cetar membahana.
Balik duduk manis menunggu pengangkatan rumpon
ijin nyimak di web baru bung PS 🙂
tes
Hormat ndan! Ijin masuk kelas kewiraan!
Oooalah disini to para patriot kumpul…izin hadir bung PS
Artikel yang bener2 mantaaaap……ternyata TNI bener2 gahaaaar….
Lanjut bung PS..salam hormat….
206209212214636877950trafalgar ada yang belum keabsen?
mantap bung PS
ijin nyimak, semoga kekuatan Angkatan Laut indonesia makin mantap dan makin jaya
jalesviva jayamahe
kalo ndan PS nyembul dilanal panjang qt sambut bung adien…traktir mkn d”jumbo kakap” deeeh…
Wah Ternyata pada ngumpul di sini sekarang ya ndan,pantesan di warung sebelahdah jarang nongol, n jadinya gak rame lagi, apa iniefek ngambek yang tempohari gara gara di warung sebelah banyak yang ngetrol,jadi warungnya gak nyaman lagi.
mantap bung….mudah mudahan kita bisa membuat super copy nya…..
Negara yang patut “dicurigai” setelah korut…..
Wah komandan PS ternyata “nongol” disini, ikut gabung ah. Salam hangat komandan
Akhirnya keluar jg artikel ndan PS yang stroonngg, salut dg konsep pertahanan yang di blue print kan sama Jenderal besar Susilo Bambang Yudoyono, begitu maut dan menggentarkan. Buat bung PS semoga selalu di berikan kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan tugas. Kami bangga sebagai WNI yang memiliki kekuatan militer hebat.
Nice artikel bung PS, jaya selalu TNI..
Cepat terwujud Postur Blue Water Navy.. Aamiin
ndan PS.
selamat siang ndan. mantap artikelnya..
ijin mbalik ke pojokan lagi.. hehehehe
telat baru turun di gunung ga ada sinyal. ga apa2 baca fotocopian bahan kuliah kewiraan
izin menyimak dari bung2 semua…
Test post coment .bung ps jadi dosen terbang nih!monggo dibabar blm ketinggalan tho?
Test..
Wah berita bagus Dari Ndan PS, selamat malam Ndan Salam kenal “N” sehat selalu sekeluarga
Ijin baca Bung, sekalian absen
Wahhh…..seru nich…..
Ada tempat nongkrong satu lagee…..
Bung: Ps, Pw, EH, Yayan, Nr/Ts, Ls, Nj n sesepuh lainnya kok jarang nongkrong d JKGR?
Mohon ijin nongkrong disini,maturnuwun…
Pak Puh…lg pada ngungsi kalee pak…ane jd ikut nongkrong di Patga..tp jangan lupain JKGR…ya Ndan PS,Bung Satrio , Bung Yayan dan para sesepuh lainnya yg ga bs disebutin satu – satu…NKRI HARGA MATI..
Wah diskursusnya ada kelas kilat di sini!!..diajak bung Freax, kuliah tamu di sini. Dijamin masuk angin dan pegel linu bablas angin. Yang tidak mau memahami detail khusus harus mencerna dengan menyeluruh. Ibarat pengamat kesehatan tentang apendiksitis ..kentut bisa dipanfldang hal yang berbeda. Salam tabik commandante. Ya, mungkin yang ditimbun bukan plat baja. Cukup titanium..
Test cap jempol & Tanda tangan
Salam untuk semuanya..
wah wah
izin nongkrong dimari ya para sesepuh
Makin Angker Lautan Indonesia.. Senggol atau Slonong dikiit Langsung jadi rumpon baru hehehe.. Ijin gabung ke warung baru para sesepuh.. Mohon Bimbinganya
Mohon izin masuk kelas.
Izin gabung ndan PS
Buset…. begawan-begawan ngumpul disini…. Ini mah jd Koalisi Cihuy…
Semangat menyongsong kebangkitan sang garuda
ikut gabung kumendan
welcome Para Patriot Bangsa,selamat Bergabung 🙂
nyimak
Ijin gabung
Met siang para sesepuh ikut nyimak sambil leyeh2
mantab artikelnya…Ndan PS mohon ijin nyimak di pojokan…
Test…! Oh ternyata sesepuh bisik2 halus di sini.
Salam ndan PS@ sangat Surprise pencerahannya
keren bung PS. Ijin gabung…
wah.. telat gabung nih.. para patriot selamat malam.. mantap Ndan Pocong Syereem artikelnya.. cuman kulit luarnya lagi.. gimana dalemannya.. sangaaar..
Ijin merapat para sesepuh ….dimohon pencerahannya yg membangkitkan rasa nasionalisme dan rasa bangga sebagai rakyat indonesia
Wah, ternyata buka lapak baru disini toh….pasti ada apa apanya nih pada mojok disini
Salam hangat ndan PS, masih siaga satu gak ndan PS terkait pergantian pemerintahan?, laut aman ndan? : D
tahun 2007 beberapa unit ( anggep aja beberapa unit artinya 2 unit)
disusul beberapa unit (2 unit)
tahun 2013 beberapa unit (2 unit)
tahun 2014 beberapa unit (2 unit)
tahun kedepan beberapa unit termasuk changbogo(3unit)
U209/1400 beberapa unit (2 unit)
jadi minimal totalnya …. 13 unit…. sd 2018…
lewat dr 2018, ga jelas… soale udah mulai gawe dewe…
kalau kata pak PS,KS kita cuma 2 kok tapi sepupunya yang bejibun hahah salam hangat bung!
Hheheh manteb bung PS babarannya makin jelas, ditunggu yang tipe lainnya di tahun selanjutnya. Jgn jgn foto 2 unit yg lg direvitalisasi yak. Ahh senangnya papankolis udah disini
Test
Ikutan baca komandan
tes lagi. hahaha
ijin comment;-)
Artikel cerdas yg seperti ini yg enak dibaca dan comment2 yg membangun bisa membuat argumen yg berbobot.
mantap artikelnya terimakasih bung PS
pakem Satkasel “slanang slonong SLEPET” hahahhaha mantap pak komandan
Sesuai jenis nya Hiu itu bermacam-macam.. Cakra dan Nanggala pun begitu. Alhamdulillah Jalesveva Jayamahe