Panglima TNI: ISIS Ancaman Global Baru

3

Panglima TNI: ISIS Ancaman Global Baru

Minggu,02-11-2014
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko tampil sebagai pembicara dalam acara International Conference of Islamic Scholars (ICIS) memenuhi permintaan pimpinan pesantren Al-Hikam, pimpinan KH. Hasyim Muzadi, dalam berbagi pandangan terkait pokok tema “TNI dan Keamanan Nasional, khususnya dalam konteks konflik dan proses demokratisasi di Timur Tengah”, yang dikenal sebagai “Arab Spring”, dengan mengundang tokoh dari Irak dan Syiria untuk membahas persoalan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, (30/10).

Dalam ceramahnya Panglima TNI menegaskan dengan kebersamaan segenap rakyat dan komponen bangsa, dalam hal ini kebersamaan antara TNI dan rakyat, termasuk keluarga besar Pondok Pesantren Al-Hikam, akan dapat melanjutkan pembangunan bangsa ini, serta dapat memelihara dan menjaga NKRI,

“Bersama Rakyat TNI Kuat dan Bersama TNI Rakyat Kuat, itulah slogan yang terus didengungkan dalam rangka menjaga serta mempertahankan kedaulatan, melindungi seluruh tanah tumpah darah Indonesia dan membangun kesejahteraan rakyat, menuju negara yang bal’datun toyyibatun warobbun ghofur,” tuturnya.

Jenderal TNI Dr. Moeldoko menambahkan, konflik timur tengah secara spesifik telah melahirkan ancaman global baru, yaitu lahirnya kelompok radikal ISIS. Berkembangnya kelompok radikal ISIS telah menjadi kegelisahan internasional,

Perkembangan keanggotaan ISIS dari warga negara asing ini telah menjadi kekhawatiran negara yang bersangkutan, karena dipastikan akan berdampak pada tumbuhnya jaring kelompok ISIS di negara asal, yang akan membahayakan ketentraman, kerukunan etnis dan agama, serta keberagaman masyarakat suatu negara. ISIS telah jelas menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia.

Untuk itu, Indonesia harus kuat, rakyatnya harus bersatu, harus membangun ketahanan umat dan membangun ketahanan nasional, karena kita tidak ingin ingin menjadi jawaban who the next ? Dari perkembangan timur tengah. Dalam konteks tugas pokok sebagai komponen utama sishankamrata atau sishanta, TNI telah berupaya membangun profesionalisme, militansi serta berupaya untuk tetap dekat dan dicintai rakyat Indonesia, karena sesungguhnya totalitas kekuatan keamanan nasional kebersamaan TNI dan rakyat untuk menghadapi segala bentuk ancaman apapun.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, khususnya tugas militer selain perang, TNI menggunakan pendekatan preventif atau pencegahan. Untuk itu, selaku pimpinan TNI, Panglima TNI menegaskan bahwa TNI tidak memberikan toleransi dan akan mencegah berkembangnya kelompok radikal ISIS di Indonesia, dan saya yakin para kyai dan segenap santri sependapat, bahwa ISIS tidak boleh hidup di muka bumi Indonesia. Guna mencegah berkembangnya ISIS, mari kita hadapi ISIS dengan “SUMUK”, yaitu Solidaritas Umat Muslim Untuk Ke-Bhineka-an, yang kekuatannya dilandasi oleh Pancasila, NKRI harga mati, masyarkat Indonesia yang terbuka dan toleran, serta kebersamaan rakyat-para kyai dan santri dengan TNI.

Sumber : GatraNews

Share.

3 Komentar

  1. masalah ideologi bukan hal yg bs dianggap remeh…
    harapan saya agar antidot pemerintah bisa tepat dgn meminimalkan kekerasan…

Leave A Reply