PROTON ???

38

citox new

MALAYSIA TAWARKAN PROTON PADA INDONESIA

Sejatinya, Proton sudah bukan lagi milik pemerintah..! Perusahaan otomotif Malaysia ini beberapa tahun lalu sudah berpindah tangan pada swasta. Namun bagaimanapun, seluruh stake holder yang ada masih merasakan kegundahan yang dalam, melihat geliat yang diperlihatkannya tak kunjung memuaskan..!

Di Eropa, brand otomotif ini selalu mendapat cibiran. Di Asean sendiri hingga kini belum juga mendapat sambutan. Berbagai upaya telah dilakukan, dari mulai beraliansi dengan Mitsubshi, mengakuisi teknologi Gen Two dari Perancis, bahkan harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mengakuisisi perusahaan otomotif Lotus dari Inggris. Harapannya, tentu saja agar kelak industri otomotif Malaysia bisa mandiri dan sejajar dengan industri sejenis dari Korea dan negara-negara lainnya.

Namun sayang, harapan itu sepertinya masih jauh panggang dari pada api..! Penjualan produk Proton, di pasar domestik Malaysia, hingga kini tidak pernah mencapai target yang diharapkan. Posisinya selalu kalah dengan brand lain yang ada, yakni Perodua..! Padahal kini, Proton sendiri dibangun oleh konglomerasi Perodua..! Kutukan apakah gerangan yang ditanggung oleh produk kebanggaan Malaysia ini..? Hehehe

Dalam kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Malaysia, pemerintah Malaysia melalui Perdana Menterinya akan secara resmi menawarkan Proton untuk dibangun oleh dua negara…!
Pertanyaannya, dimanakah nilai strategisnya bagi Indonesia..? Andaipun kelak di tangan Indonesia, merek Proton bisa menuai sukses, akankah si mbah Google berani mengubah data searching tentang mobil Proton ini menjadi milik Indonesia..? Hehehe..! Jika tidak, kehadirannya justru hanya akan memperkeruh suasana, kebencian antar kedua negara diperkirakan akan semakin meruncing..!

Yang bisa kita harapkan dari Proton adalah pengalamannya. Soal penguasaan teknologi, kayaknya masih 50:50..! Kedua negara sama-sama masih menjadi negara caroseri..!
Kalau kita pinter, sebenarnya kita bisa niru kisah Porshe dan VW…! Nun beberapa tahun silam, konon Porshe adalah pabrikan otomotif dari Austria. Sang Owner, Ferdinand Porshe, menerima kepercayaan dari Hitler untuk membangun Mobil Rakyat(Volk Wagen) bagi rakyat Germany..! Hasilnya sekarang bisa dilihat..! Germany bukan saja memiliki VW, melainkan Porshe itu sendiri..! Hehehe..!

proton1

 

Bisakah kita menciptakan peluang seperti ini..! Mari kita lihat sebagai sebuah tantangan..! Di tangan sang maestro, tak ada satupun nilai yang terbuang..! Lets be a maestro..!
Mungkin Proton bisa menyediakan dana risetnya untuk para ahli Indonesia..! Jika R&D sudah menjadi budaya suatu bangsa, maka produksi hanya sebuah willingness..! Jauh lebih mudah..! Malaysia menyadari bahwa selain pasar yang besar, Indonesia juga memiliki potensi yang tak terbatas dalam hal SDM..!
Apakah ini Termasuk ” Menjulang Kembali Hegemoni Indonesia ” ??? lewat Proton ?

 

Kuala Lumpur 5 Februari 20015 By Patku Yayan Supriatna
Gambar by Patsus Citox dan Googel

Share.

38 Komentar

  1. Saya lebih cenderung suka indonesia kerjasama dengan Korsel atau jepang untuk mengembangkan otomotif di Negara kita. Sentimen buruk terhadap malaysia akan berpengaruh juga dengan kerjasama proton ini. Semoga kedepan hal ini bisa dipikirkan kembali…salam buat Yayan, semoga sehat selalu

    • Kalau melihat apa yang pernah dilakukan oleh hitler untuk membangun industri otomotif jerman, saya pikir layak untuk dicoba.

  2. Semoga pemerintah kita bertindak dengan cantik dan cerdik, manfaatkan semua kesempatan namun tetap hati hati, penuh strategi dan perhitungan yg menguntungkan

  3. Bukan hanya tidak suka dng produk Malaysia, sebagian rakyat Indonesia sangat alergi dng apa saja yg berbau Malaysia krn sikap mentang2 mereka krn mampu mempekerjakan TKW/TKI, mampu merebut SipadanLigitan, dan suka usil mengganggu pagar perbatasan dll.
    Mungkin lebih bisa diterima apabila hasil riset otomotif mereka diterapkan buat mobil dng merk Esemka utk dijual di Indonesia. Lupakan membawa merk Proton ke Indonesia jika tidak ingin gagal. Maaf hanya pendapat oot.

  4. Kalau memisalkan industri automotif ibarat industri pespur maka untuk membuat genuine 100% komponen dari satu pabrikan memang sulit entah itu dari proses biaya atau pengembangannya.
    Memulai industri otomotif di indonesia kembali pada niat dan proyeksi. Selama industri mendasar misal instrumentasi, elektronika dasar, mesin konversi dan komputasi belum dibangun seterusnya ini akan menjadi hambatan dalam pengembangan industri mandiri.
    Dasar desainasi bentuk kendaraan sudah membuktikan kita mampu dan ahli. Seringkali prototipe mobil listrik dari perguruan, badan riset atau hobist membuat kita kagum bahwa pemahaman kita akan konsepsi desainasi lebih elok dari jepang bahkan. Penampilan desain kita yang elegan, sederhana dan mencirikan sesuatu berbeda dari konsep kendaraan jepang yang menunjukkan garis meruncing, futuristik dan menekankan kesan garang.
    Pula, sudah cukup indonesia berdarah-darah membesarkan industri jepang dengan imbal balik yang tidak sepadan. Alih teknologi yang dikejar pun jangan diharapkan akan kita peroleh. Ilmuwan diaspora selalu dihadapkan kenyataan yang sama bahwa profesional latar belakang mereka tidak akan terserap di indonesia karena industrinya tidak ada dan sengaja pasar industri itu telah ditutup oleh kepentingan jepang.
    Sikap tamak jepang tersebut seharusnya menyadarkan pemerintah akan perubahan kebijakan menatap industri otomotif ke depan. Bukankah banyak produsen yang dahulu terhalangi berinvestasi di indonesia kini berangsur diberi kesempatan untuk masuk. Misal pabrikan truk Kamaz, Volkswagen. Pemerintah mesti mempertimbangkan “menggunakan” pengembangan pabrikan “baru” ini untuk menempuh proses reverse engineering sama halnya bagaimana pabrikan proton dahulu terwujud. Sulit untuk menekan gurita dunia otomotif jepang di indonesia, tapi lebih mungkin menciptakan “mobil nasional” yang bersaing dan mendapat fasilitas khusus.
    Tawaran dari proton sendiri sudah disepakati, tinggal pemerintah menyiapkan pengembangan “mobil nasional” via kesepakatan ini. Basis pengembangannya mesti ditopang pendukung yang mumpuni, atau meniru industri amerika, ada baiknya pesanan awal diserap militer atau instansi pemerintah.
    imho…salam tabik…bangkit industri nasional..

  5. Mungkin juga bs bekerjasama dgn SAAB Swedia melalui PTDI atau PINDAD utk membuat mesin mobil nasional yg bisa dibuat oleh anak bangsa sendiri sehingga kedepan bangsa kita bisa mandiri.

  6. Hanya sekedar asumsi sederhana saya saja,
    Ada “sesuatu” kenapa Presiden memback up project antar perusahaan.. Penilaian asumsi pribadi saya ga mungkin kesepakatan level “kecil” ini sampai harus beliau yg maju.. Mungkin,ini hanya asumsi bodoh saya goal utama adalah polemik perbatasan malaysia Indonesia..project ini untuk lobby masalah perbatasan lebih mudah..Ga masalah kalau harus membayar melalui ini demi masalah perbatasan.. Kalau ada kurang mohon maaf yoo..

  7. Mualesssss….kecuali saham protol kita miliki 51%….selama kita cm jadi ATPM maka selama itu jg kita cm jadi mesin cetak uang mereka…ingat,malay itu licik..kapan butuh mereka bilang kita serumpun…kapan enak mereka menginjak kepala kita…pimpinan negara boleh saja bikin kerjasama dan persahabatan dgn malay…tp sebagai orang yg kerja dgn perusahaan mereka sy sangat tahu watak jahat mereka…dan sampai kapanpun sy akan berkata tidak pada mereka…sampai semua perusahaan kita yg mereka ambil berhasil kita nasionalisasi,tdk ada kata kerjasama dengan mereka…lawan terus kebijakan untuk kerjasama dengan mereka kawan kawan!!! ..

  8. blackhawkdown on

    kelas gue beli proton ?!!!! najis banget!..bagus juga toyota crown kemana mana. namanya juga project terimakasih ke tim sukses…Koalisi tanpa syarat he??? janji politik dipercaya

  9. itu proton kemungkinan bakal kena sentimen negatif dari masyarakat dan bisa juga dimanfaatkan sama produsen2 lainnya tuk buat kampanye ketidaksukaan ke hasil mobnas, hheee….jadinya ntar #protol hhee…

  10. Maaf sebelumnya saya mau ikutan komen… Terus terang dari dulu sampai sekarang saya secara pribadi tidak punya respek sama negara yg namanya malaysia. Bahkan, hingga saat ini tidak sekejap pun saya bercita2/berkeinginan mengunjungi negeri tsb. Pernah beberapa kali saya menolak tawaran utk datang ke negeri tsb dlm bentuk kunjungan kerja/training. Bagi saya, saya tidak akan pernah rela mengeluarkan satu rupiah pun untuk negeri yg lebih sering merendahkan harga diri bangsa Indonesia. Bahkan beberapa kali perjumpaan dlm hal urusan bisnis dengan orang malaysia, saya pantang menggunakan bahasa Indonesia, saya ajak mereka ngomong pake bahasa Inggris. Mungkin saya terlihat berlebihan, tapi begitulah cara saya menunjukkan kalo malaysia sangat tidak pantas merendahkan Indonesia dengan alasan apapun. Apalagi mengaku2 jiran. Tidak sudi saya punya jiran seperti malaysia. Singapur & brunei aja tidak pernah mengaku2 jiran Indonesia tapi mereka lebih pandai bersikap, well setidaknya tidak separah malaysia.
    Kembali ke topik, mengenai mobil nasional ini memang rumit. Kita pengen sekali bangsa ini punya mobil yg di design & diproduksi sendiri oleh putra2 bangsa. Tapi begitu banyak kendala yg dihadapi. Jujur bicara, kendala terbesar itu justru dari bangsa kita sendiri. Yg begitu berapi2 bicara mengenai nasionalisme mobil nasional, saat mereka punya uang & harus memutuskan mobil mana yg mau mereka beli, haqqul yakin jarum kompas nya akan menunjuk ke produk Jepang, korea, US ataupun eropa. Pasti berjuta2 alasannya. Dan itu tidak hanya terjadi pada mobil, tapi hampir menerpa seluruh aspek. Saya tidak tahu ada apa dgn bangsa ini yg lebih bangga membeli & menggunakan produk luar daripada lokal. Dalam skala besar, saya teringat saat pesawat bikinan IPTN dulu pernah jatuh (kalo ga salah yg dipakai merpati di area Jabar. CMIIW), Mr. Habibie terlihat mati2an menangkis serangan yg bertubi2 menyalahkan pesawat IPTN tsb. Begitu juga saat pesawat produksi IPTN dijual dengan skema imbal dagang dengan beras ketan (CMIIW), cibiran datang bagai air bah. Dan tahukah kita bahwa porsi terbesar hujatan, cibiran dll itu datang nya darimana? Dari bangsa Indonesia sendiri !!! Saya punya keyakinan yg cukup kuat kalo bangsa ini tidak akan pernah punya yg namanya mobil nasional. Isu mobil nasional ini cuma buat dagangan politik nasionalisme saja. Masalahnya bukan pada kemampuan teknologi, SDM atau yg lainnya, tp buat apa bikin produk kalo ga ada yg beli atau penjualannya jauh dari nilai ekonomis yg seharusnya. Lama2 juga mati sendiri. Coba sekali2 main ke gudang LIPI atau balitbang lainnya, di sana kita akan dengan sangat mudah menemukan produk hasil inovasi brilian anak bangsa yg berakhir hanya sebagai syarat kenaikan golongan kepegawaian. Ngenes??? Sangat… Dan saya lebih suka kalo kita realistis, lupakan mobil nasional. Mari kita fokus ke pengembangan pesawat udara, produksi kapal/kapal selam, produksi kereta api dll.
    Maaf kalo komen saya tidak berkenan. Isu mobil nasional & malaysia sungguh menggoda saya untuk menuliskan komentar pribadi… Tks

    • untuk membangun yg namanya mobil nasional berarti semua bagian mobil hingga yg terkecil mesti asli buatan negeri sendiri,,
      namun apabila proton mengajak kerjasama harus dilihat apa2 sj yg ditawarkan kepada Indonesia dan bisa memberikan efek yg signifikan bagi kemajuan rencana produksi mobil nasional,,
      tp apabila hanya sekedar sebagai lini perakitan mesti dikaji ulang,,
      sdh kenyang pengalaman sebagai lini perakitan mobil

      • Saya malah suudzon kalo kerjasama dgn proton ini cuma dalih mereka untuk menguasai pasar mobil Indonesia yg besar. Di tengah penjualan proton yg jauh dari kata memuaskan, bahkan di negara mereka sendiri mobil proton belum jadi favorit rakyatnya (coba lihat angka penjualan mobil tahunan mereka). Jd alibi saya bahwa kerjasama mobil nasional dgn proton untuk menguasai pasar Indonesia setidaknya cukup beralasan.
        Mending kalo pemerintah punya duit kasihin ke PTDI, INKA, PAL, Pindad dll biar dipakai beli mesin2 produksi yg canggih & modern. Dengan demikian bisa menghasilkan produk yg unggul & dibutuhkan pasar. Saya yakin produk nasional berupa pesawat terbang, kapal laut/kapal selam, kereta api, senjata dll tidak kalah bergengsi nya dengan produk mobil yg notabene ceruk pasarnya sudah dijejali oleh banyak produsen otomotif berskala dunia. Dan yg perlu di catat, utk industri pesawat, kapal, kereta api, senjata dll, status negara kita bukan “baru mau melangkah”, tapi sudah berjalan cukup cepat. Jd kalo diarahkan & dikasih modal yg cukup bukan tidak mungkin industri2 itu tadi bisa berlari lebih cepat lagi.

        BTW, ada sedikit yg mengganjal dlm pikiran saya yg berhubungan dgn mobil, dari sekian juta mobil yg bersliweran, ada ga industri pengolahan limbah mobil bekas di Indonesia?

        • Setuju bung bb dari pd turut menggotong masalah proton knegri kita. Sangat sangat membanggakan kalau perhatian kita curahkan untuk pt di, pt pal, pt pindad, kai, yang sudah menjadi patentd indonesia dimata dunia, campur tangan indonesia dproton salah(2) jadi kambing hitam, sukses pasti ditendang. Sudahtau tipikal mrk gmn…….awas ht ht!!!
          Slm kenal bung yayan sukses sllu

  11. Hold your friends close but your enemy closer.
    saya kira Indonesia sedang melakukan hal itu. Selama ini gerombolan si berat selalu “ngithik-ithik” kita melalui OPM dan juga (perbatasan) Indonesia – Malaysia. Beberapa kejadian semisal tanjung datu, 3 desa di kalimantan adalah hasil meraka. di sisi lain kita tahu peringkat hutang Malaysia melemah akhir2 ini, hingga membuat “galau” pertumbuhan ekonominya. Proton sbg Mobnas adalah usaha yang mengcounter hal itu. diharapkan di masa datang gelitik dari Malaysia dapat diminimalisir. Selain itu dari sisi kita “skema Proton” diharapkanmampu menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015 (MEA). Menyerang duluan / jemput bola adalah kata kuncinya. imho

  12. jitu sekali bpk ini, krn memang di asean yg punya mobnas malaysia saza, itung2 tameng bagi produk otomotif yg ga punya pabrik d sini, di+ lg dgn kurs yg letoy, pajak CBU yg tinggi, maka semakin grendel & katenassio serta tekbal dari gempuran perang pasar otomotif yg omsetnya ratusan The per thn

  13. klo mau buat mobil berbahan bakar bensin/solar,jelas sampai kapanpun indonesia ga akan bisa ngejar dominasi jepang kecuali klo regulasinya diubah dgn promobnas

    harapanya adalah mobil listrik,dimana pemainya blm banyak jadi peluangnya amat sangat besar

Leave A Reply