Berkunjung ke KRI John Lie-358

19

KRIJol3

KRI JOHN LIE (JOL)-358
Hari Sabtu sebenarnya kami sudah dapat approved bisa melakukan ramah-tamah dengan komandan KRI John Lie Kolonel (L) Antonius Widyoutomo melalui Kadivteksennya Kapten Sugiarto ,tapi karena suatu hal kami tidak berani menyanggupi karena jadwal yang padat pada hari itu.
Akhirnya kami negosiasikan kembali agar diberi kesempatan kunjungan dan ramah-tamah pada hari Senin besoknya jam 1 siang, berbarengan dengan Janji wawancara dengan Komandan KRI USH-359 Kolonel Didong , dan permohonan kami dikabulkan…. Horeeee sukses teriak kami.

Senin jam 12 kita sudah bergerak dari markas dan memasuki dermaga armatim dan onboard di KRI JOL sekitar jam satuan sesuai jadwal. Sesampainya di dermaga Armatim kami dapat kabar melalui SMS dari komandan KRI JOL bahwa beliau masih melakukan rapat dengan pimpinan bersama komandan-komandan lainnya.
Setelah menunggu kurang dari 2 jam sambil ber-selfie ria di deck heli, akhirnya kami dipersilahkan memasuki KRI JOL menuju Lounge Room Perwira…lega sekali perasaan kami berlima.
Setelah menunggu kurang lebih 10 menit akhirnya Kolonel (L) Antonius Widyoutomo memasuki ruangan, tanda meeting dengan pimpinan telah selesai dan ramah tamah bisa dimulai.
Perbincangan dimulai dengan pemaparan sejarah nama KRI diambil dari nama seorang Pahlawan Nasional TNI AL Laksamana Muda John Lie.

Sejarah John Lie

Bpk John Lie adalah perwira AL kelahiran Manado, 9 April 1911 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda, yang ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional melalui SK Presiden : Keppres No. 58/TK/2009, Tgl. 9 November 2009.

Bpk John Lie mengakhiri Pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada Desember 1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda.
Bpk John Lie meninggal dunia karena sakit pada 27 Agustus 1988 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

KRIjol4

“The Smuggler With The Bible” adalah julukan Bpk John Lie karena kepiawaiannya meloloskan diri dari penyergapan dan pengejaran kapal-kapal belanda saat menjalankan operasi penyelundupan senjata dari singapura.
Diawali pada tahun 1947, John Lie bertugas mengawal kapal yang membawa 800 ton karet untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Bpk Utoyo Ramelan.
Sejak itu, beliau secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Operasi ini dilakukan dalam rangka membantu perjuangan melawan penjajah Belanda setelah era proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Karet atau hasil bumi lain yang berhasil dibawa ke Singapura dibarter dengan senjata yang diserahkan kepada pejabat Republik Indonesia di Sumatera sebagai sarana perjuangan melawan Belanda.
Kurang lebih 15 kali penyergapan dan pengejaran oleh kapal-kapal Belanda dan 15 kali itu pulalah Bpk John Lie berhasil meloloskan diri dan sukses menjalankan misi tanpa terjadi kerusakan berarti pada “The Outlaw”.
Dengan prestasi itu seakan keajaiban dan pertolongan Tuhan selalu menyertai Bpk John Lie maka julukan “The Smuggler With The Bible” disematkan pada beliau .Pendeta Margaretha Angkow istri dari Pahlawan Nasional Laksamana Muda Purnawirawan TNI Jahja Daniel Dharma (John Lie) merasa bangga dan haru setelah mengetahui nama suaminya dijadikan nama kapal perang Republik Indonesia dengan nomor lambung 358.

Dalam Upacara pengukuhan selain dilakukan upacara secara milter, Juga dilakukan pengukuhan secara adat, yang antara lain menampilkan tarian Kabasaran dan Maengket.Pengukuhan nama KRI saat ini dilakukan di Bitung Sulawesi Utara atas permintaan Pemerintah daerah Sulawesi Utara berkaitan dengan nama Putra Daerah

Pengukuhan KRI John Lie-358 di Manado merupakan cerminan penghargaan dan perhatian secara langsung dari Pemerintah RI melalui TNI AL kepada keluarga Bpk John Lie, masyarakat Manado dan budaya manado atas jasa-jasa Bpk John Lie pada perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertimbangan Lainnya Nama KRI yang diambil dari Pahlawan ALRI/TNI AL sangat kurang. Saat ini salah satunya yaitu KRI Yos Soedarso saja yang masih aktif dipakai, sedangkan nama Hangtuah bukan murni Pahlawan dari TNI AL dan KRI nya juga sudah lama tenggelam.
Maka Dua dari Tiga MRLF yang dibeli diputuskan memakai nama Pahlawan dari TNI AL yaitu KRI Usman Harun-359 dan KRI John Lie-357. Sedangkan satu kapal lagi diambil dari Pahlawan Nasional asal Surabaya Yaitu KRI Bung Tomo -357, benang merah dari penamaan ketiga kapal tersebut adalah Ketiga Pahlawan Tersebut sama sama melawan Pendudukan Inggris

KRIJOL1

Mengenal Komandan KRI John Lie -358
Komandan KRI JOL,-358, dijabat oleh Kolonel Antonius Widyoutomo,sebagai Komandan Pertama kapal dan Sebagai Komandan yang Menyebrangkan KRI JOL dari Inggris ke Indonesia,
Pria kelahiran Surabaya 19 Juni 1971 merupakan lulusan AAL 39 tahun 1993 dikaruniai 2 orang anak 1 putra dan 1 putri.
Pria penghobi sepak bola alumni SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 2 Surabaya ini sangat tangkas ,Taktis dan tegas dalam menjawab setiap pertanyaan.
Perwira yang menempuh pendidikan Sesko AL pada tahun 2008 ini pernah bertugas sebagai komandan dibeberapa KRI dan jabatan strategis lainnya sebelum menjabat sebagai komandan KRI JOL, diantaranya pernah dijalani sebagai Komandan KRI Diponegoro-365, komandan Lanal Banjarmasin dan komandan KRI OWA-354.

Kolonel (L) Antonius Widyoutomo sangat konsern terhadap perkembangan penguasaan teknologi anak bangsa, sebagaimana kegembiraan dan antusiasme beliau atas keberhasilan anak-anak bangsa dalam mengembangkan CMS produk dalam negeri yaitu PT. LEN yang telah diaplikasikan pada KRI kelas Van Speijk frigate kita, yaitu pada KRI Oswald Siahaan (OWA)-354, KRI Yos Sudarso (YOS)-353 dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (AHP)-355.
Menurut beliau Penguasaan teknologi adalah senjata yang paling ampuh untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan bangsa ini.
CMS produk LEN ini jauh lebih canggih dari CMS sebelumnya dengan kemampuan otomasi sehingga meningkatkan efisiensi awak kapal menjadi 1/3 dari sebelumnya. Aplikasi CMS produk LEN ini juga menunjukkan kemampuan integrasi persenjataan serta integrasi sensor dan elektronis dengan produk-produk Negara lain termasuk rudal Yakhont Rusia yang telah terpasang pada KRI OWA.

Demikian Juga KRI JOL dan KRI USH sedang melakukan upgrade teknologi yang dilakukan bekerjasama dengan PT LEN tetapi detailnya maaf tidak bisa kami publis.

Menurut Kolonel Yang ramah ini KRI JOL ini merupakan KRI tercanggih dan ternyaman yang pernah beliau awaki dan pimpin. Baik dari segi stabilitas kapal dan akselerasi kapal semua menunjukkan performa yang luar biasa tanpa ada masalah baik saat sea trial ketika di Inggris hingga perjalanan ke Indonesia.
Beliau menyatakan kapal perang jenis MRLF ini sangat nyaman dan minim getaran ketika dilakukan uji gerak maju dan mundur tiba-tiba dalam kecepatan 30 knot,
“ Sangat nyaman dan tidak ada goncangan atau getaran sedikitpun…sangat smooth” ujar beliau.

Pengetesan Dengan Kecepatan Tinggi Diatas 20 Knot dan cikar kanan 25 derajat dan terus Cikar kiri 15 derajat kapal ini tetap stabil dan hal ini membuktikan dan menepis anggapan bahwa kapal Nakhoda Ragam “warisan” Brunei ini terdapat masalah dalam kestabilan seperti rumor yang telah berhembus selama ini. Demikian Juga pembuktian dengan melakukan Manuver bersama dengan Kecepatan sama, bila satu speck ada sedikit perbedaan maka akan terjadi tabrakan. Kapal ini walaupun bukan type SIGMA tetapi masih menganut sistim modular yang suatu saat bisa ditingkatkan kemampuannya, Dan Kapal ini sudah melakukan test Tembakan kemampuan Armament kapal.

Setelah ramah tamah perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi ruang paling rahasia di kapal perang yaitu ruang PIT, kami sangat terkejut dan surprise luar biasa walau cuma sebentar dan tentu saja dilarang mengambil gambar.
Kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi anjungan, lagi-lagi off the record tidak boleh ada pengambilan gambar.

Kami pulang dengan perasaan bangga terhadap alutsista TNI AL terbaru ini, diiringi hujan yang mulai reda kami memacu mobil dengan sigap keluar Armatim. Dan salah satu kenangan yang termanis bagi kami para Patriot yaitu Diajak Mencicipi Mie Ala Kapal Perang,,,Yumie

KRIJOL2

Terimakasih Kolonel (L) Antonius Widyoutomo, Terimakasih Pak Pangarmatim Laksamana Muda Darwanto atas ijin yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menebarkan dan menularkan rasa Patriotisme dan Bela negara kepada masyarakat
By; Jurnalis Patriot Garuda
Foto By Jurnalis Patga

Share.

19 Komentar

    • Makan mie ya bung hehehe…dibeberapa negara asia makanan seperti mie adalah makanan sehari-hari yg special sebenarnya..seperti jepang, china, korea jg ya kayaknya dan mereka adalah bangsa2 yg hebat etos kerjanya, dgn makan mie smg kita bisa mencontoh semangat mereka hehehe…

  1. Wow. Salut dgn artikelnya yg bersambung dari awal sampe ahir. Semoga para jurnalis patga tak pernah bosan menyajikan artikel dan ulasan2 terbaik bagi kami, sy dan teman2 yg lain. Dan untuk bapak2 yg bertugas di ragam class, selamat bertugas menjaga kedaulatan negeri. Pengabdian bapak2 akan selalu menjadi inspirasi bagi kami semua untuk memberikan yg terbaik bagi negeri ini.

  2. Konon katanya ketiga KRI dari Inggris, KRI JL, USH, BT, memang tidak stabil, tetapi setelah dipermak oleh teknisi PT PAL kestabilan kapal bisa tercapai, hal ini yg membuat pihak BAE System sangat kagum dgn kemampuan teknisi kita, merekapun belum mampu memecahkan masalah kestabilan kapal ini, tetapi di tangan kita langsung diselesaikan.

  3. Kenapa pak komandan dulu sudah pernah menjadi komandan diponegoro 365 dan OWA 354 ( sigma yg lebih besar dan lengkap drpda light sperti JOL) tapi sekarang malah jadi komandan KRI JOL ya? Apa tdk turun jub bung? Mohon pencerahan.

    • Naga Samudra on

      Sementara ini di TNI AL KRI Bung Tomo class dianggap masih mempunyai Grade Speck tertinggi dalam hal teknologi dan Armamentnya sehingga dikomandani oleh Pamen yang berpangkat Kolonel.
      Gak tau juga bila nantinya akan turun Grade dan sama dengan Korvet lainnya ,,
      Imho

Leave A Reply