Catatan Seorang Chef Part 5

13

citox x4

PARU GORENG DAN GIGI KELINCI
Sepulangnya dari Terengganu beberapa minggu lalu, saya merasakan suasana kantor sedikit berbeda. Tapi tidak jelas, apakah ada kesedihan atau kekecewaan, namun aura keduanya amatlah terasa. Sampai akhirnya sekretaris saya menceritakan keadaan yang sebenarnya.
“Untuk project Pahang sepertinya kita akan kalah sama GG..!” sambil menyebut sebuah nama perusahaan hospitality lokal dengan asset terbesar di Malaysia. Saya hanya bisa terdiam, karena kebetulan saya tidak terlibat dalam project tersebut dan juga semua orang sudah sangat tahu tentang kedekatan keluarga istana dengan pemilik perusahaan itu.

Suatu pagi dalam sebuah morning briefing, saya mendapat mandat untuk take offer project tersebut. Tentu saja kaget, karena artinya saya hanya punya waktu dua hari untuk mempersiapkan segalanya sebelum presentasi. Sekretaris saya dengan sigap mempersiapkan bahan-bahan yang mungkin akan saya perlukan, termasuk sebuah kartu nama seorang wanita..!
Wooow..! Saya akan berhadapan dengan orang ini, pikir saya dalam hati..!
Tidak mau membuang waktu, sayapun segera mengontaknya. Tawa riang pun berderai dari seberang sana. Maklum, sebelumnya kami juga pernah terlibat sebuah project saat saya masih bekerja untuk GG..!
Diakhir pembicaraan, dia meminta saya untuk membawakan makanan kesukaannya ketika saya datang ke pertemuan nanti.

Kemarin saya telah mempersiapkan segalanya di dapur. Ketika Big Boss menanyakan naskah presentasi, saya menunjuknya ke arah bungkusan dan dada saya. Semua tersenyum dengan apa yang akan saya bawa.
Tadi pagi, ketika saya akan bertolak ke Pahang, sang Big Boss datang menghampiri saya. Kunci mobil diambilnya, kemudian menukarnya dengan kunci yang ada di genggamannya..! Terkejut, melihat totalitas yang ditujukkannya. Dia meminta saya untuk menggunakan mobil pribadinya yang bahkan dia sendiri sangat jarang memakainya..! Kami hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala.
Di sepanjang jalan, kami tak berhenti meraba-raba apa yang akan diminta oleh sang Sultan Pahang. Untuk mengurangi rasa tegang, sekretaris saya mencoba mencari-cari koleksi lagu sang Boss yang tersimpan dalam sebuah iPhone yang telah terinstall. Melody riang Santana pun mengalun penuh ceria..! Hmmm..! Masih banyak yang tidak saya ketahui tentang Boss saya sendiri. Ternyata selama ini kami cenderung lebih fokus untuk mengawasi dan mengidentifikasi client kami.

Sesampainya di istana, kami di sambut baik dan ramah. Kemudian perbincangan serius pun berlangsung hingga lebih dari satu jam. Deal..! Mereka resmi menunjuk kami untuk melaksanakan project itu. Naskah perjanjian yang sudah kami persiapkan dari KL secara resmi ditandatangani. Bungkusan yang kami bawa pun segera dibukanya..!
Sambil menikmati paru goreng yang crispy, dia berujar,
“I love your food..! And I like your rabbit teeth..! Your smile really nice..!”
Hahaha..! Seisi ruangan turut tertawa mendengarkan celotehnya, sambil melirik ke arah gigi saya..! Hiiiiiiiiiiii..!

Alhamdulillah, terima kasih Tuhan, ternyata gigi yang Engkau anugerahkan ini, ada juga yang menyukainya..! Hehehe..!

dede

APA KABAR TAHU TEK SURABAYA..?
Waktu membaca berita tentang klaim Malaysia terhadap penganan lumpia, saya tersenyum. Sebentar lagi pasti akan ada demo..! Hehehe..! Benar, demo pun terjadi..!
Sebenarnya kalau niatnya sekedar untuk demo, kita bisa berdemo setiap hari dengan menggugat object yang berbeda dan dibalut dalam isu claim-mengclaim..! Lho kok bisa..? Ya bisa, kalau kita tahu, pasti akan lebih kaget, karena nyatanya jumlah claim yang ada jauh lebih banyak daripada yang telah kita ketahui..!

Claim sebagai object warisan negara, sebenarnya bukan sesuatu yang buruk, karena cara itu ditempuh untuk menjaga kelestarian object berkenaan. Tidak perlu khawatir akan kehilangan jatidiri yang sesungguhnya, karena setiap penetapan sebuah claim akan disertai oleh sejarah yang menyertainya.
Saya teringat dengan kasus spaghetti yang melibatkan French dengan Italia. Sebagai pengetahuan bersama, French adalah negara pertama di dunia yang mengclaim spaghetti sebagai warisan negaranya..! Kontan, reaksi keraspun menyembur dari tetangganya, Italia..! Mereka tentu saja tidak menerima pernyataan itu. Namun kemudian, Italia memahami maksud French, bahwa pencatatan setiap item makanan adalah bagian dari sebuah tanggung jawab pendidikan untuk lebih mengetahui, memahami, menghargai dan bertanggungjawab atas pelestariannya..! French sangat mengetahui sejak kapan spaghetti memasuki negaranya..! Tapi sampai kini, Italia belum meyakini sejak kapan spaghetti lahir, tumbuh dan menjadi bagian dari budaya lokalnya..! Tidak heran, jika kemudian ketika China muncul dengan claim sebagai negara asal spaghetti yang diperkenalkan oleh Columbus di Eropa, Italia pun bungkam seribu bahasa..!

Disinilah pentingnya sebuah pencatatan, pengakuan dan penghargaan.
Di Italia ada ratusan macam jenis olahan berbasis spaghetti atau pun pasta, tapi kini, di French justru ada ribuan..! Sejarah tidak akan pernah ditulis oleh pelakunya, tapi lebih sering terbentuk oleh mereka yang merasa berkepentingan dan memperdulikannya..!
Berkat kegigihan French mencatatkan food history yang dimilikinya, dunia mengakui bahwa French adalah kiblat culinary dunia..!
Di negeri ini, profesi seorang Chef bisa setara dengan posisi seorang kepala negara. Pendidikan kuliner, bukan hanya sebatas diploma dan sarjana, melainkan telah sampai ke jenjang doktoral atau PhD, bahkan Guru Besar alias Profesor..!
Sudahkah kita bersikap peduli seperti French..? Jika merasa belum, buat aja dulu minimal seperti yang dilakukan Malaysia.
Mari kita inventarisir kekayaan khazanah budaya bangsa kita, catat segala nilai sejarah yang dimilikinya, susun secara sistematis, penuhi unsur methodik didactiknya, kombinasikan dengan sejarah yang dimiliki bangsa lain, tarik benang merah yang melatarinya, maka jadilah sebuah produk budaya lokal yang diakui, dicintai dan harus rela dimiliki oleh dunia..!
Jangan biarkan layang-layang kita yang putus, tersangkut di atas rumah tetangga. Segera ambil dan bersihkan. Sebelum si empu rumah mengambil rangka dan mendandaninya. Tak akan berguna tangis dan sedu sedan itu, manakala dia memamerkannya di halaman rumah kita. Lebih baik kita tunjukan kemampuan kita dan melengkapi keindahan yang telah digoreskannya, kemudian terbang bersama di atas cakrawala yang lebih berwarna..!

Ngomong-ngomong, gimana kabar Tahu Tek Surabaya..?
Hehehe..! Saya bukan orang Surabaya, tapi saya pecinta kuliner Suroboyoan..! Kebetulan pendidikan formal saya, mulai dari diploma, sarjana dan post graduate juga dari bidang ini, jika kelak sukses membuat dan mempopulerkan tahu tek versi saya di Ujung Kulon, kemudian membukukan sejarahnya, akankah masyarakat Surabaya menuntut saya? Sebagai pelopor, tentu saya bertanggung jawab mencetak sang pewaris. Saya ingin agar apa yang saya buat bisa lestari..! Saya akan lakukan apa saja..! Hehehe

Sudahkah kita mengabdikan totalitas kita untuk budaya bangsa dan negara kita..! Jika belum, its our time to move together..! Budaya kita, milik kita, untuk kita dan kebanggaan dunia..! I love Indonesia..!

‪Dari‬ 365 hari dalam setahun, saya pernah menghabiskan lebih dari 200 hari untuk menyantap tahu tek..! Kecintaan saya akan tahu tek bisa menjadi modal dasar untuk menciptakan sejarah barunya.
Adakah rekan dari Surabaya yang sudah mulai membakukan dan membukukan sejarahnya..?
Jangan kecewa jika ternyata saya adalah orang pertama yang berhasil melakukannya..!
Saya tantangin juga untuk rekan-rekan dari daerah lainnya nih..! Hehehe..! Enjoy your cultural diversity..! WE ARE INDONESIA(N).

By Patku Yayan Supriatna
Gambar by Patsus Citox ,dan Patsus Dede Sherman

Share.

13 Komentar

  1. wah jangan jangan sebentar lagi klo cina bisa membuktikan klo bakso,nasi goreng,mi goreng asalnya dari cina klo di indo ada yang masak bakso,nasi/mi goreng harus bayar royalti nih 😀

  2. Membaca tulisan bung Yayan ini seolah kita dibawa menelusuri lorong yang tidak kita kenal, kita harus berusaha mengingat dan menafsirkan ……. Ditengah simpang siurnya informasi kita harus bisa merasakan apa yang tersirat dan tersurat dan makna yang di kandungnya.
    Terimakasih bung Yayan, telah membuat saya dan kita cerdas dalam melihat, membaca dam merasakan banyak hal dalam kehudupan ini. sukses selalu bung Yayan, semoga diberikan kekuatan dalam menjalankan tugas dan kewajiban dan selalu ada dalam lindungan Alloh SWT

  3. negeri ini terlalu disibukkan oleh politik dan kepentingan diri sendiri,,sehingga ketika ada hal lain yang tidak terlihat oleh diri sendiri, kemudian hal tersebut diambil oleh orang lain barulah kita sadar bahwa tersebut sangat penting artinya buat kita

  4. Tukang Ngitung, PhD. on

    Project Pahang itu project apa ya Pak Yayan ? Soalnya saya tahunya project pohung (bahasa jawa dari singkong) hehehehe

  5. mantab patku yayan, itulah dilemanya bangsa kita kerana terlampau cintakan bangsa kdg pikiran kita jadi sempit,, kita leka dgn tekanan mengisi perot keluarga,, sya sendiri bersyukur bisa merantau kenegara lain, banyak hal yg bisa sya pelajari dan yg penting kita tau apa kekurangan dan kelebihan bangsa kita, rasa nasionalis jadi semakin tebal dan pikiran sya lbh terbuka,, alkhamdulillah,,

    patku yayan kenal abg heri dri iskandar investment berhad??

Leave A Reply