BAPAK
Sejak kedatangan anak-anak SMK dari Indonesia yang sedang magang di hotel saya, semua orang di tempat kerja, jadi ikutan memanggil saya dengan sebutan Bapak. Termasuk dengan siswa lokal yang selama ini memanggil dengan sebutan Uncle, sekarang jadi ikutan memanggil Bapak.
Selain sebagai panggilan hormat, warga Malaysia juga mengetahui bahwa kata Bapak juga sering dipakai sebagai kata ganti untuk memanggil Ayah.
Yang membuat terharu, konon mereka baru merasakan betapa agungnya kata Bapak, saat orang Indonesia memanggil seseorang dengan penuh hormat. Di mata mereka, konon kata Bapak lebih berwibawa daripada kata Tuan yang lumrah dipakai oleh orang Malaysia.
Ada kesan tersendiri saat memanggil Bapak, damai, tenang dan terlindungi. Berbeda dengan saat kita memanggil seseorang dengan panggilan Tuan, yang ada hanyalah rasa rendah diri, dan bahkan seringkali merasakan ketakutan yang sama sekali tidak beralasan.
Beruntung rakyat Indonesia memiliki kekayaan bahasa yang tidak terhingga. Meski terkesan sepele, namun nyatanya orang lainpun merasa begitu bangga dan berharga.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kita bertutur dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar..! Jangan segan dan sungkan, karena bahasa adalah cermin sebuah bangsa..! Selamat berbahasa Indonesia..!
NICE, MOIST AND TENDER..!
Saya sedang kedatangan tamu dari Indonesia, rombongan guru-guru SMK se-Bandung Raya. Suasana pun tiba-tiba berubah, serasa sedang berada di kota Bandung. Hehehe..! Lumayan, bisa mengobati kerinduan terhadap kota kelahiran yang sudah belasan tahun tidak pernah saya kunjungi.
Ada yang khas, inilah kesan yang ditangkap oleh staff hotel kami, saat menerima kedatangan mereka. Senantiasa ramah, ceria dan tak lepas dari senyuman.
It’s look like your Brownies..! Ujar salah-satu manajer saya yang orang French. Kebetulan guru-guru tersebut sengaja membawa beberapa brownies terkenal dari Bandung, selain tentu saja beberapa makanan khas Jawa Barat lainnya.
Yang paling mengagumkan tentu saja saat para bule staff hotel kami itu mencicipi brownies.
Mereka sangat kaget dengan kualitas yang dimiliki oleh brownies made in Indonesia tersebut. Meskipun brownies bukan sesuatu yang aneh bagi mereka, tapi tetap saja, cahaya kekaguman itu tidak dapat tersembunyi. Dengan lantang si Piere memuji, bahwa dia tahu di Indonesia ada banyak makanan yang enak. Tapi jujur, dia baru tahu kalau orang Indonesia juga sangat piawai membuat makanan Eropa, yang notabene bukan makanan leluhurnya.
Brownies Indonesia sangat enak, lebih enak dari brownies yang sering kita jumpai di sini. It’s really nice, moist and tender..!
Sembari menyantap penganan itu, dia menyalami saya dan semuanya, berterima kasih atas undangan dan kesempatan yang diberikan untuk bergabung dan bersilaturahmi dengan warga Indonesia dari Bandung.
You are amazing peoples..! Ujarnya berkali-kali, memuji kemampuan dan kreatifitas rakyat Indonesia dalam mengolah makanan.
DI LAUT KITA JAYA
Mudah-mudahan kabar yang datang dari Eropa ini akan memberi kita spirit dan kepercayaan diri kita, untuk terus berjuang dan berusaha mengamankan wilayah laut kita dari para pencuri ikan yang datang dari berbagai belahan dunia.
Tidak kita pungkiri, dengan tingkat eksploitasi kekayaan laut yang masih sangat minim, tidak heran jika mata dunia terpesona dengan potensi laut kita. Bisa dibilang, diantara laut luas yang ada di dunia ini, maka laut luas milik Indonesialah yang masih bisa dibilang perawan.
Nyatanya, meski kita mengaku sebagai bangsa bahari, namun yang terbersit di kepala sebagian besar rakyat Indonesia saat melihat dan mendengar kata laut, hanyalah soal ikan dan biota laut lainnya.
Selebihnya, rasanya kita sama-sama mafhum, bahwa bangsa ini belum cukup berdaya. Namun jangan berkecil hati, karena kita akan terus berupaya, meraih kejayaan yang dipersembahkan oleh laut kita.
Belakangan kian santer terdengar tentang penangkapan kapal penangkap ikan asing. Sebagian ada yang dilepaskan kembali, konon hasilnya sangat mengecewakan..!
Biarlah, mungkin kita sama-sama sedang belajar saling mengenali diri, semoga setelah ini, dunia bisa semakin mengenali karakter sejati bangsa Indonesia.
Meski laut kita telah lama disusupi pencuri, namun ikan-ikan itu pun masih betah hidup dan tinggal disini. Kini di bawah pengawasan kementerian pimpinan bu Susi, laut kita mulai dilihat sebagai laut yang angker. Ternyata, di luar sana, diam-diam Indonesia sudah berani mengeluarkan peringatan dan pengumuman jumlah serta nama-nama negara bangsat yang biasa mencuri kekayaan laut di wilayah NKRI.
Efeknya sangat luar biasa, karena ternyata Uni Eropa dengan tegas akan menolak produk Seafood yang original countrynya gak jelas dan bahkan akan memblacklist negara tersebut..!
Tak kurang, mulai dari Thailand, Vietnam, China dan Jepang pun turut kejang-kejang. Kini negara-negara tersebut mulai merengek dan merayu Indonesia untuk beraliansi memerangi kasus pencurian ikan.
Tanpa restu RI, tidak mustahil, industri seafood Thailand akan mati seketika di bulan Oktober mendatang. Sebagaimana produk kayu Indonesia, ternyata Uni Eropa menginginkan setiap negara di dunia untuk menghormati hak milik masing-masing negara.
Semua ikan dan produk seafood yang akan dieksport ke negara-negara UE, jika berasal dari laut Indonesia, maka harus mengantongi sertifikasi dari kementerian terkait di Indonesia.
Sebuah langkah baru yang cukup menjanjikan. Semoga kita bisa memaksimalkan hasilnya.
Di laut kita kaya, di laut kita jaya..!
By Patku Yayan @Indocuisine
Gambar by Patsus Dede Sheraman dan Patsus Citox
12 Komentar
Nice bung…org luar saja bangga dg indonesia.itu bru dr segi masakan..blm sejuta pesona lainnya..Indonesia aku bangga..
Hmmmm …. artikel bung yayan selalu dinanti-nanti
Merinding membaca tulisan yg membanggakan ini
Apakah di negeri jiran, panggilan penghormatan kepada laki-laki itu adalah “tuan” bukan “bapak” (seperti di Indonesia)?
Di Indonesia, zaman Belanda dulu memang pakai “tuan” lebih banyak drpd “bapak”, sejak selesai Perang Kemerdekaan dan makin ke sini makin lebih banyak “bapak” dipakai drpd “tuan”.
Mungkin karena RI tercipta karena perjuangan yang egaliter, semua rakyat adalah sama tingkatnya. Kalau pun berbeda hanya pada jabatan bukan penghambaan.
Wah,,,saya juga harus bergerak dan semangat,,,,untuk merubah kehidupan saya ,,,semangat,,,,ayo sama sama kita berubah kearah yg lebih baek lagi
sangat membanggakan.
kita harus lebih baik lagi menjaga laut kita, karena negara kita adalah negara kepulauan yang lautnya sangat luas.
marilah kita mendukung pemerintah kita di bidang kerja kita masing-masing…
saya akan berusaha menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas secara intelejensi, moral, dan memiliki akhlak yang baik. itulah pekerjaan saya yang akan saya lakukan dengan sepenuh hati untuk mendukung pemerintah saat ini.
bagaimana dengan anda..????
mantap kali Bung yayan. maaf sama seperti pembahasan kata bapak di atas. saya tidak menyebut dengan kata patku.. belum terbiasa…
biasanya buyer buyer UE selalu ingin kejelasan tentang asal usul product yang mereka beli. mereka selalu menetapkan kode asal produck untuk memenuhi standart Global GAP… seperti product seafood dari tambak mana. atau dari lautan mana mereka selalu meminta informasinya… semoga apa yang bung yayan goreskan di atas bisa menjadi kenyataan dalam waktu dekat…
salam untuk anda dan keluarga bung yayan…
Hidup bu Susi
m
salam kenal bY`,salam ahangat buat semuanya,mohon pencerahaannya donk buat yg sering lewat jam 10,ke atas,maaf klo tidak berkenan yah,salam semuanya semoga selalu di rhidoi Allah,aamiin
Semoga dalam setiap pemerintahan akan ada kemajuan yg di sumbangkan untuk kejayaan negara ini.. Biarpun 100 th kedepan baru tercapai indonesia yg betul betul makmur,kuat,modern dan di segani saya tidak akan pernah berhenti berharap.. Teruskan perjuangan tanpa pernah berharap akan usai…. !!!
Haha kirain di luar negeri gak ada yang namanya SMK
wheeewwwwwww … indonesia jaya