AIR BERAS dan TAKTIK SAAB

20

Sehat Dan Cantik Dengan Air Beras

AIR BERAS
Bagi penduduk Indonesia yang mengkonsumsi beras setiap hari, pasti sudah sangat akrab dengan air beras, atau tepatnya air cucian beras. Kebanyakan diantara kita, pasti akan membuangnya begitu saja. Walhasil, air cucian beras hanya sebatas menjadi air limbah..!

Kebiasaan atau mungkin lebih tepat disebut sebagai gaya hidup sedemikian ini, secara langsung atau pun tidak langsung telah mendorong para ahli industri pangan untuk menciptakan varietas padi atau beras yang tidak memerlukan proses pencucian.
Akhirnya kitapun mengenal varietas beras kristal yang tidak perlu dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak, atau mungkin paling tidak hanya dicuci sekali saja. Bandingkan dengan beras yang biasa kita jumpai di rumah, kadang beras dicuci hingga dua atau tiga kali..!
Tidak ada yang salah, anggap saja demikian..! Hehehe..! Tentu mereka yang melakukan pencucian beras sebanyak itu juga memiliki alasan dan keyakinan tersendiri. Semuanya sangat relatif, defend to the conditions..!

Jujur, sewaktu kecil dulu, saya juga merasa jijik dengan air cucian beras.
Dalam pikiran dan pengetahuan saya, air beras adalah air kotor..!
Maka terbayanglah segerombolan kambing yang baru pulang dari penggembalaan menuju kandang-kandang mereka di tengah kampung, nun jauh di kampung halaman ayahanda di Cirebon.
Sebelum memasuki kandang semula, sang Tuan biasanya telah menyediakan sejumlah air cucian beras di depan kandang kambing dan domba.
Kambing atau domba-domba itu pun akan meminumnya dengan lahap hingga ludes.
Bagi kambing, air cucian beras sepertinya telah menjadi sebuah minuman lezat yang menyegarkan, sekaligus menyehatkan. Terbukti kambing-kambing itu terlihat sehat dan gemuk.

Saat berkesempatan melanjutkan pendidikan di kota Makassar (d/h. Ujung Pandang), Sulawesi Selatan, air beras ternyata memiliki manfaat yang lebih baik. Masyarakat di Sulawesi sudah sejak turun temurun menggunakan air cucian beras untuk memperkaya cita-rasa pada masakan daging berkuah, khususnya Cotto Makassar dan Palu Basa.
Jangan geli dulu, karena air cucian beras yang digunakan biasanya adalah air bilasan yang kedua dan seterusnya.
Berkat air cucian beras ini pula, masyarakat Indonesia kini mengenali dan mengakui bahwa Cotto Makassar sebagai salah satu karya kuliner terbaik di Indonesia. Luar biasa, saya bangga dan bahagia..!

Pun demikian, ketika saya ditugaskan ke Thailand. Hal serupa kembali saya temukan. Air beras telah menjadi salah satu faktor rahasia bagi kelezatan masakan Tom Yam khas Thailand.
Air beras telah menjadi unsur utama kelezatan masakan berkuah di negeri Gajah Putih. Bahkan sang Raja pun sudah tidak geli lagi terhadap air yang bagi sebagian warga Indonesia, mungkin masih menjadi sesuatu yang menjijikan..!

Lain di Indonesia, lain di Thailand, lain pula di Eropa, Amerika ataupun Afrika. Di ketiga benua itu, beras bukan lagi sebagai bahan pangan yang utama. Masyarakat disana lebih mengenal pasta, roti dan umbi-umbian.
Namun demikian, masih ada sedikit kesamaan, meski bukan pada air cucian. Baik masyarakat Eropa, Amerika ataupun Eropa, semua masih memanfaatkan air rebusan pasta ataupun umbi-umbian, untuk mengolah makanan lebih lanjut. Hal ini justru bertolak belakang dengan kebiasaan orang Indonesia ataupun Thailand yang lebih suka membuang air rebusan pasta atau rebusan umbi-umbian.
Bagi kita, barangkali hal itu bukanlah bagian dari budaya kuliner lokal, sehingga belum bisa melihat nilai dan manfaat yang terkandung di dalamnya secara benar. Namun inilah fakta perbedaan budaya yang sebenarnya akan lebih baik jika kita secara sadar untuk menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena selain melezatkan makanan, air-air itupun terbukti menyehatkan.
Bahkan nenek moyang kita telah sejak lama memanfaatkan air tajin, yang notabene adalah air rebusan beras, untuk mempercepat proses pemulihan si pasien.

Berkaca dari budaya dan tradisi tersebut, saya meyakini pasti ada hal-hal lain yang mungkin kita anggap sepele dan atau menjijikan, namun pada kenyataannya mampu memberikan manfaat yang diluar dugaan dan perkiraan. Mari berbagi, alam anda adalah milik sesama..!

Gripen

TAKTIK SAAB
Masih ada yang ngebet dengan Gripen Saab..?
Ya mungkin masih ada, tapi biarlah, karena setiap orang tentu punya pemikiran dan cara pandang yang berbeda.

Tapi mungkin tidak lama lagi akan segera berubah pikiran, karena baru-baru ini strategi Saab terbongkar. Konon peningkatan kemampuan radar pada Saab Gripen C/D, tak lebih dari sekedar sebuah strategi dagang untuk memperpanjang masa edar seri C/D di pasaran.
Tujuannya tiada lain, untuk melindungi monopoli kepemilikan Saab Gripen seri E/F hingga tahun 2022 oleh Swedia dan Brazil.

Artinya, hingga tahun itu, siapapun di luar Sweden dan Brazil, hampir mustahil untuk bisa memiliki Saab Gripen E/F.
Ternyata, opsi leasing yang hampir pasti akan ditempuh oleh Malaysia, bisa jadi akan terwujud sebagai inisiatif untuk menunggu jeda hingga tahun 2022, dimana Saab Gripen E/F akan memulai debut eksportnya.

Jika Su35 dan atau Typhoon serta Rafale sudah dianggap sebagai pilihan paling logis, sebaiknya kita lupakan aja si Gripen yang lagi gencar disodor-sodorin ini. Gimana, setuju kan..? Hehehe

By Patku Yayan@Indocuisine
Gambar By Google dan Patsus Citox

Share.

20 Komentar

  1. patriot kecil on

    Alhamdulillaah… tulisan yg enak dan ringan dicerna oleh otak dan berbot pasti entah berapa gram.. 😀 ibarat air tajin ringan namun meberikan dampak kesehatan bagi yg mengkonsumsinya. Terimkasih bang@yayan.. tambah lagi artikelnya yang mantep2… Yang HOT skrg mslh perbatasan Kaltara dengan p. sebatik dikupas bug.. 😀 Salam….

  2. batin nimbang on

    barang baru… tentulah buat sang tuan terlebih dahulu. tuan pemilik dapur bersama chef sang peracik menu…
    tetamu menyusul kemudian bila tuan sudah mengizinkan, tapi tuan tak ingin di tinggalkan calon pembelinya… di hidangkanlah resep lama dengan sajian model terbaru….
    salam bung yayan…

  3. tawaran cantik, indh, legit, semok wjib dwaspadai.. krn smua it trkdg adlh sbuah jebakan betmen, ilusi n fatamorgana..

    mari cintai masakan kreasi sndiri, br jlek tp rasany enak n mnyehatkan..

  4. SU 35 S adalah suara hati kalbu rakyat R.I Bung Yayan … yang realitas sajalah .. SU 27/30/35 untuk “penggebuk”
    dan untuk patroli cukup ditambah 1 skadron lagi ” Golden Eagle ” nya dari Korea.
    Sedangkan F 16 block 15 OCU agar secepatnya di upgrade MLU serta F 16 block 32 + hibah disiagakan untuk perbatasan.

  5. maaf bung yayan.Dari yang saya baca di forum ini, dimana pada List pengadaan Alustista mantra TNI AU ada disitu pengadaan pesawat gripen dgn rincian jumlah dan type sbb : JAS-39 Gripen C/E 36 14-2015, 14-2016, 8-2017 Opsi pesanan tambahan 64 unit. Dipesan melalui pihak ketiga.
    Dan ini jg artikel dr bung yayan.Yg sya tanyakan adalah : jika benar list tsb diatas dan crosscheck dgn artikel bu yayan, apakah langkah pemintah RI secepat itu unt menghapus daftar belanja list grippen ?
    Karena dr List pengadaan ini sdh th 2015 dan tgl menunggu kedatangannya saja.Mohon koreksinya bu yayan..agar ggk bias.Maaf sya hanya newbe yg butuh ilmu dari sesepuh di forum ini.Terimakasih

    • izin menjawab bung Kiky
      menurut tafsirsan saya karena kita mengambil melalui pihak ke 3 maka apa pun yg ada hubungannya dg pihak produsen (saab) itu berurusan dg pihak 3.bukan dg kita.

      • Mohon beribu maaf sekedar menambahkan, List pengadaan A.1 alutsista matra TNI asalnya dari Patku Narayana. Patku Narayana beda lho dengan Patku Yayan. Untuk lebih jelas silahkan lihat artikel MENJULANG KEMBALI HEGEMONI INDONESIA part 5, di situ mereka berkolaborasi. Menurut informasi dari Bung Bakul Panci, 80% dari list A.1 berjalan mulus. Yang 20% termasuk pengadaan pesawat gripen.

    • bung Tumini seingat saya bung Yayan pernah menulis artikel “tak tik licik saab” artikel tentang ToT 100% saab.yg intinya Saab bersedia memberi ToT 100% diatas pengusaan teknologi pembuatan pespur negara pembeli..siap salah

Leave A Reply