ADA APA YANG BERGUNCANG ATAS KEPEMIMPINAN NUSANTARA ?

18

Konon Kerajaan-kerajaan di Indochina sempat berulangkali bertikai perbatasan. Meluas di Kamboja, Vietnam, Burma, Thailand dan sekitarnya. Korbanpun berjatuhan dan wilayah itu dalam kemuraman.
Hingga diperintahkan utusan memohon Majapahit mengintervensi pertikaian itu, mengingat Majapahit mempunyai kekuatan militer besar sekaligus sahabat dari negara-negara yang bertikai.

Maka raja Majapahit atas dasar Mitrake Satata (persahabatan yang sederajat) menyanggupi untuk membantu perdamaian kawasan itu. Diutuslah armada laut SULU dan DHARMASRAYA karena lokasi mereka lebih dekat dibanding armada laut Jawa ataupun Bugis.
Misi perdamaian diterima para pihak bertikai dan mereka sangat puas atas netralitas Majapahit dalam memberi jalan keluar bagi perdamaian jangka panjang. Pihak tuan rumah juga meminta agar Majapahit berkenan meninggalkan sebagian pasukan guna menjaga perbatasan.
Pasukan yang tertinggal ini ternyata melakukan perkawinan lintas adat dan beranak pinak sampai saat ini. Dan mereka cukup bangga sebagai keturunan Majapahit di perantauan.

Ketika semua berubah menjadi negara modern, untuk alasan ideologi pertikaian itu tersulut kembali. Sekali lagi atas permintaan bersama mereka yang bertikai : Pangeran Norodom Sihanuk dan Perdana Menteri Hunshen meminta presiden Soeharto mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Kamboja seperti leluhurnya Majapahit. Pasukan ini bukannya diperlakukan sebagai militer oleh penduduk setempat, tetapi sebagai saudara yang datang penuh berkah kedamaian.
Penghargaan kawasan Indochina di masa kerajaan ataupun negara modern demikian tulus seperti juga ketulusan Indonesia membantu MITRAKE SATATA. Persahabatan ini semoga mampu berlanjut hingga generasi berikutnya.
Dan saat ini kembali kawasan yang dahulu bernama NUSANTARA hendak dikacaukan oleh kepentingan pihak luar (sengketa Laut China Selatan). Akankah kita mampu mengatasinya dengan cara Majapahit di masa lalu ?

deddy27

untuk BERUSAHA MEMAHAMI TAKDIR SEMESTA DENGAN MENAPAK SEJARAH PERADABAN

Arca / Monumen baru di MUSEUM NASIONAL INDONESIA Jakarta.
Ini melambangkan bahwa SEJARAH adalah bagian dari lorong waktu, yang penuh dengan pernik tetapi tidak diketahui ujung dan pangkalnya.
Ada yang membahasakan sebagai “mysterious black holes”, lubang hitam misterius tempat takdir semesta bergerak mempengaruhi semua kehidupan di dalamnya.
Memahami sejarah punya banyak sudut pandang / persepsi, bisa hanya dimaknai sebagai catatan kejadian biasa pada suatu era atau bisa juga dipahami sebagai cara Tuhan mendidik generasi saat ini yang menggunakan contoh kejadian dimasa lalu, dan banyak lagi.

Sejarah bukanlah ilmu pasti, tetapi suatu upaya manusia menyusun kembali puzzle kejadian masa lalu yang terserak atas berbagai alasan.
Minimnya data dan referensi atas semua peristiwa sejarah, menjadikannya cabang keilmuan ini berupaya melahirkan “teori” yang mendekati kejadian sesungguhnya. Dari teori itulah kemudian dirangkai kembali dalam kerangka peradaban yang lebih besar. Sejarah punya arti sangat penting bagi peradaban suatu komunitas, untuk alasan tertentu ada juga para pihak yang berupaya merubah jalan cerita sebuah sejarah.

Saya dan anda jelas belum lahir ketika kejadian sejarah bangsa ini bergulir, maka seandainya saya ataupun anda membaca sejarah itu bukanlah bisa disebut kepastian (ilmu pasti).
Di sisi lain Tuhan menganugrahkan kepada beberapa ahli sejarah, kemampuan yang sangat luar biasa ketika berupaya menjejaki masa lalu. Kata para beliau, suatu kejadian akan direkam getarannya oleh semesta sekelilingnya dan tersimpan dalam waktu tertentu.
Tetapi alam yang merekam itu hanya mengijinkan mereka yang JUJUR dan BENING HATI nya untuk bisa membuka rekaman kejadian itu.

Pada kenyataan di sekeliling saya pribadi, banyak juga yang dianugrahi kelebihan tersebut. Hanya saja ketika harus dikembalikan pada kaedah keilmuan akademis banyak pihak menolaknya, walaupun hati dari mereka yang menolak membenarkan runtutan telaahnya.
Untungnya saya bukan akademisi dibidang itu, jadi saya bisa saja bebas menggunakan segala macam methode dalam merangkai kembali puzzle sejarah bangsa ini. Tidak ada target gelar akademis, tidak menjual buku untuk referensi, tidak juga mengincar jabatan ataupun target ekonomi lainnya.

Tetapi kembali lagi, JUJUR dan HATI BENING saja belumlah cukup, kita butuh membuktikan kejadian tersebut lewat penjejakan lokasi ataupun menghubungkan dengan petunjuk lain yang tersisa. Dan dari perjalanan panjang itu, saya bisa merangkai PELAJARAN TATA NILAI DARI SUATU KEJADIAN.
Dilain sisi kerja keras arkeolog, sejarahwan, ahli baca aksara dan bahasa kuno, dan banyak lagi cabang ilmu pengetahuan tetap menjadi bagian utama rujukan. Semuanya bersinergi dalam takdir TUHAN yang tak terbantahkan bernama SEJARAH PERADABAN SEMESTA RAYA.

dedd26

untuk MEMAHAMKAN YANG LAGI BINGUNG DENGAN ADA APA YANG BERGUNCANG ATAS KEPEMIMPINAN NUSANTARA

Mengapa mas di Barat berguncang sangat keras ? … dan yang di Tengah kebingungan bak ikan kehilangan airnya ?
Oooo itu … ya memang kadangkala seseorang kehilangan kepekaan dan kewaspadaan diri. Ketika alam berfirasat dan leluhur mewariskan petuah luhur, mereka memaksakan diri atas nama kekuasaan, harta dan kenikmatan duniawi. Padahal alam ini hukumnya adalah pasti, mewakili keperkasaan Tuhan di semesta.
Jadi hendaknya jangan dilawan getarannya, engkau bisa hancur lembut dileburnya. Jalan terbaik adalah mengikuti iramanya, menempatkan diri pada jalannya cerita secara tepat dan mulia.
Karena disanalah perkasaan semesta bersinggasana, yang akan membalasmu dengan derajat tertinggi tanpa mampu kita peri.

Iya … saat ini kembali payung kebesaran berpulang ke Timur guna menyempurnakan dirinya. Memilih ksatrya utama yang pantas menjalankan kesucian dharma Pertiwi. Usah kau bujuk, usah kau rayu memintanya berpindah ke tempat yang kau damba. Sebab palagan (medan perang) lah yang memilih ksatrya (pahlawannya) dan denyut kehidupan rakyat lah yang akan mewisuda pemimpin utamanya.

Apakah harus trah WILWATIKTA ?
Waduh kalau yang ini aku bingung menjawabnya. Kalau boleh aku bercerita tentang wewaler luhur dari pendahulu Nusantara. Konon Nusantara kembali menjadi alam kadewatan (makmur mulia gemah ripah lojinawi) apabila dipimpin oleh seseorang berdarah putih (menjaga kesucian hati dan kemulian tindakannya), yang lahir kembali 9 kali memimpin semesta (reinkarnasi).
Dan beliau akan menyempurnakan dirinya dalam kehidupan kesembilannya.
Lho … dicerita pewayangan itu seperti Sri Bhatara Krisna, atau dewa Wisnu yang katanya 9 kali menitis guna menjaga semesta raya. Mungkin saja demikian, kan kebenaran bisa dilihat dari berbagai sudut dengan hasil yang sama.
Hubungannya dengan Wilwatikta apa ? … Bila diperhatikan dari sekian lambang yang pernah dipakai kerajaan Wilwatikta, lihat lambang ke 2 yang disebut “Surya Wilwatikta” berupa matahari bersinar delapan. Itu sejarahnya dipakai era raja ke 3 dan ke 4 (Rani Sri Tribhuwanatunggadewi dan Sri Rajasanagara), merupakan aturan kadewatan bernama Dewatanawasanga atau 9 dewa penguasa mata angin, yang berusaha dibumikan ajarannya oleh Patih Dalam Pura saat itu : Maha Rsi Maudara. Disanalah filosofi tertinggi kepemimpinan sekaligus 9 keutamaan sifat yang harus dimiliki pemimpin utama diteguhkan.

Hubungannya dimana ? … Ya jelas ada, karena hanya yang paham kunci semesta yang akan mampu memimpinnya. Sebetulnya selepas Majapahit, semua kerajaan setelahnya bahkan negara Indonesia modern masih mengagungkan tanda kebesaran itu.
Tetapi sudah banyak yang lupa atau kehilangan tata nilainya. Maka disini fungsi Majapahit adalah mengingatkan kembali (karena sebagai perumus ilmu ini), agar para ksatrya kembali ke jatidiri bangsa Nusantara. Karena disanalah keseimbangan dan kesempurnaan sistem ditemukan, antara Tuhan dengan semesta dengan mahluk yang tinggal di dalamnya.

Apakah ini akan mengarah pada kepercayaan atau agama tertentu ? … Ya tidaklah, dari awal saya ngomong panjang lebar tentang tata nilai, tidak jualan atas nama agama dan kepercayaan. Sebab ketika nanti mati, dalam pengadilan tertinggi yang ditanyakan adalah dharma (perilaku hidup) bukannya agama.
Agama dan kepercayaan adalah tuntunan, hasil akhirnya adalah perilaku perbuatan. Mau agamanya apapun kalau kelakuannya bejat ya pasti dihukum, begitupun orang primitif di pedalaman yang meyakini Tuhan sekalipun tidak kenal dengan agama modern tapi berkelakuan baik akan diganjar baik toh ….
Jadi nggak usah jualan agama atau keyakinan, itu wilayah suci antara Tuhan dan mahluknya.
Dan jangan mengajari Tuhan tentang siapa yang pantas masuk sorga atau neraka, Tuhan itu maha dibandingkan pengetahuan atau pemahaman kita. Jadi kunci keutamaan didunia adalah PEMIMPIN YANG MENJALANKAN HIDUPNYA BERUSAHA MENCAPAI DEFINISI BENAR BAGI SEMESTA RAYA. PERKARA SORGA ATAU NERAKA ITU HAK PREROGATIF TUHAN MENGGANJAR MAHLUKNYA.

Dan berusahalah dirimu menjadi pemimpin seperti itu, paling tidak pemimpin bagi dirimu sendiri atas nafsu-nafsu duniawimu. Paham mas

Tetapi kembali lagi apakah harus Trah Wilwatikta ? … Lha kalau nurut kamu apakah sudah ada trah lain yang lebih siap menjalankannya ?
Ini bukan masalah kekuasaan, tapi dharma bhakti Pertiwi.
Kalau ada trah lain siap tentunya trah Wilwatikta bergembira hati menerima dan bergandengan tangan bersamanya guna membangun Nusantara Jayati. Jadi silahkan saja kita bersama berlomba dijalannya dharma … itu KEMULIAAN

Jaya – Jaya – Wijayanti
DEDDY ENDARTO untuk MEMAHAMKAN YANG LAGI BINGUNG DENGAN ADA APA YANG BERGUNCANG ATAS KEPEMIMPINAN NUSANTARA

Gambar by Google dan Patsus Citox

Share.

18 Komentar

  1. Terimakasih, bung Deddy atas paparan dan pencerahannnya, manusia dilahirkan untuk mengabdi , berbakti dan berbudi pekerti, inilah nilai luhur Bangsa Indonesia.
    Serasa ada sesuatu yang mengalir di kalbu, bahwa ada yang lebih berharga dibandingkan dengan segala sesuatu yang ada …

  2. patriot kecil on

    Perjalanan masa lampau yang terlampaui utk generasi saat ini.. mulai nampak terkuan walau perlahan tapi pasti … Salam bung@JJW… Merdeka !

  3. Tulisan anda sangat menggugah bung Deddy, sangat layak untuk diapresiasi! Jangan pernah berhenti mengabdi Bung, meski seringkali orang yg berprofesi seperti Anda sepi dari tepukan dan perhatian. Tetap semangat Bung… YANG DI ATAS MELIHAT siapa yg JERNIH hatinya. Salam hangat buat Anda, keluarga dan rekan2 kerjanya.

  4. Mantab bung artikelnya.
    Jadi bisa ambil kesimpulan dari hati nurani, ideologi apapun meskipun mengatas namakan agama kalu kelakuanya membunuh, memperkosa atau apapun yg tidak sesuai dengan norma dam nilai2 luhur hati nurani dan budi pekerti tidak layak, tidaklah layak dan patut kita jadikan panutan.
    Alam akan memilih sendiri pemimpinnya seperti Tuhan memilih Rosul2nya. Bukan hamba yg memilih jadi Rosulnya.

  5. semua artikel bung DEDDY ENDARTO selalu menguak sisi lain dari sejarah yang selama ini tidak kita ketahui…luar biasa.Lanjutkan bung…ditunggu artikel selanjutnya

  6. PAHAM MAS? paham mas Deddy. memang SURGA dan NERAKA tidak penting!!!
    hanya berusaha mendapat ridloNYA kok mas.

  7. Bung dedy endarto : setelah menelusur seluruh arca wilwatikta, tidak mungkin acra dan senjata tsb dibawa pulang ke nusantara.. Jika roh dari simbol kebesaran itu ingin kembali ke tanah leluhurnya sesuai jln takdir.. Adakah media yg tepat utk menggambarkan mereka kembali?

  8. Makasih bung.. anda sudah memberikan sedikit gambaran hakikinya cita cita leluhur bangsa ini yang begitu besar, agung dan mulia..

  9. kang bagus on

    hEmm, sedikiti faham dengan yg disampaikan…
    berbuatlah baik dalam kehidupan, jangan mengharap imbalan atas apa yg dilakukan.
    pemimpin harus menjaga perilaku dan tata cara memimpin, karena itu yg akan menjadi panutan.

    tapi kok serasa dejavu ya…. 🙂

    terima kasih bung Deddy

  10. Trus siapa kapan dimana dan bagaimana pewaris trah wilwatikta ini akan muncul mas ? Apakah dia adalah seorang yang sempurna atau kah seorang yg masih berusaha mencari jati dirinya sehingga limbung pada kehidupannya seakan membutuhkan petunjuk….lalu siapakah yang akan membantunya mengetahui takdirnya ? Menunjukkan jalan yang seharusnya dia tempuh untuk memenuhi takdir tersebut ?

    Maaf banyak nanya soalnya newbie hehehe terimakasih mas dedy

  11. Sejarah adalah guru yang berharga, pelajaran yang bisa dipetik, indonesia modern tentu akan sangat berbeda dengan masa silam, mengambil apa yang baik dari masa lalu yang belum bernama indonesai,wajar2 saja.. masalahnya persepsi yang dibangun adalah tentang kebesaran raja2 jawa dan ramalan jayabaya, sehingga yang terpatri dalam sebagian masyarakat indonesia bahwa indonesia ini akan jaya sepanjang masih dipimpin orang jawa, pada sebagian kultur pemerintahan dan pada posisi2 yang strategis sudah ada semacam kartel bahwa itu tak boleh lepas dari orang jawa, indonesia yang sudah menjelma menjadi negara demokrasi, bukan kerajaan, idiom2 seperti harusnya tak dipraktekan lagi… benih-benih perpecahan dan iri tentu akan menjadi benalu yang kian membesar…
    majapahit boleh besar pada jamannya tapi runtuh juga, indonesia sekarang harusnya berkaca bukan pada jaman emasnya, tapi kenapa sampai runtuh…dikubur sejarah… sekarang..yang diagung2kan kan cuma kebesarannya…gajahmadanya… kalau hanya itu yang selalu jadi patokan, apabedanya indonesia dengan majapahit dulu…lambat laun juga pasti akan runtuh…. bicara keadilan maupun kue pembangunan…selama ini apa yang kita lakukan terhadap pulau-pulau diluar jawa, kekayaan mereka kita kuras hanya untuk membangun jawa,….apakah itu bukan bibit perpecahan yang kita tanam,…coba kita pergi ke wilayah tersebut..sangat berbanding terbalik dengan kemajuan jawa, saya bukannya tak bangga dengan sejarah masalalu kita, tapi itu hanya masalalu, seperti banyak kerajaan lainnya didunia yang terkubur sejarah….sebagai anak bangsa kita janganlah lagi mengagung2kan masa keemasannya tapi berkacalah kenapa sampai hancur dan terkubur menjadi kenangan nusantara tercinta…semoga para pemimpin kita sudah meninggalkan pikiran kuno dan usang tersebut…salam

    • Lebih mudah jika menggunakan rumus SEBAB-AKIBAT dalam mengurai MASALAH. contoh : anak bodoh…> tidak sekolah…>orang tua tidak punya uang…>orang tua tdk bekerja…>susah cari pekerjaan…>pemerintah tidak memikirkan pekerjaan untuk rakyatnya…>pemerintah sibuk bisnis sendiri…>pemerintah jelek…>dipilih langsung oleh rakyat…>rakyat sendiri yg bodoh.

      pemikiran kuno belum tentu jelek dan demokrasi belum tentu 100% bener.qeqeqe…

  12. Maaf bung dedy…saya tak ingin larut dengan hayalan-hayalan maupun kebesaran masalalu, yang dibutuhkan indonesia ini adalah rasa keadilan, rasa sama memiliki nusantara yang bernama indonesia ini, pembangunan yang merata, masyarakat indonesia dimanapun bekerja dan berusaha tidak merasa berbeda, sekarang yang terjadi pada sebagian masyarakat, kalau ingin sukses dan maju pergilah kepulau jawa… sedapatnya harapannya itu bukan lagi, dimanapun mereka bekerja atau ingin sukses tidak lagi kejawa yang sudah sumpek, cukup ditempat mereka, mereka punya harapan dan sukses, tidak muluk-muluk kok…

    • Bung nantongga mungkin salah faham, artikel dr bung dedi ini adalah suatu tulisan sastra, ya jelas lebih ke arah bayangan atau mimpi yg muluk2 bagi anda yg mungkin seorang politikus atau militer. Saya yakin mengenai bahasa2 nya pun anda banyak yg belum memahami sepenuhnya…krn mungkin anda bukan orang jawa. Sastra adalah suatu ungkapan rasa dan keyakinan bukan suatu kondisi nyata keseharian yg mungkin bisa.anda lihat, dengar, dan mungkin menjadi fokus perhatian anda.

  13. “Kalau ada trah lain siap tentunya trah Wilwatikta bergembira hati menerima dan bergandengan tangan bersamanya guna membangun Nusantara Jayati.” Anda Benar Mas Dedy. 🙂

Leave A Reply