* Merajut Kembali Panji Panji Nusantara * Bagian 6

Perang CANDU MODERN di INDONESIA dan kehadiran Militer USA di pangkalan DARWIN dan PULAU COCOS
~Mengecoh LANGIT menyeberangi LAUTAN~

Usai sudah pelaksanaan hukuman mati 8 terpidana mati kasus narkoba.
Ibarat sudah lelah menabuh genderang perang terhadap terpidana kasus narkoba yang terkenal dengan sebutan ”Bali nine” itu, telah menuai protes dan sifat kekanak kanakan tetangga selatan yang sudah sedemikian paranoid terhadap Kedaulatan hukum negara Indonesia.

Walaupun pada saat akhir, satu terpidana mati narkoba asal Filiphina lolos buat seketika waktu, tapi langkah berani pemerintah yang maju terus pantang mundur patut diacungi jempol di tengah tengah tekanan kuat oleh negara negara asal terpidana mati Narkoba tersebut.
Hukuman mati terpidana narkoba adalah HUKUMAN MANDATORY yang dikenakan bagi para pelaku baik rakyat Indonesia sendiri atau pelaku rakyat dari negara lain sesuai dengan pidana mati narkotika UU no 5 tahun 1997 dan UU no 35 tahun 2009.

Adalah tidak adil sama sekali bila 9 terpidana mati narkoba tersebut di jadikan suatu sensasi untuk menghantam pemerintah Indonesia dengan dalih Hak asasi kemanusiaan.
Perlu diingat, ada sekitar 40-50 pecandu narkoba meninggal setiap hari di Indonesia.
Dan menurut data dari BNN ( Badan Narkotika Nasional) bahwa pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai 4.7-5 juta orang.
Jadi eksekusi mati narkoba sebenarnya bukan hanya tertumpu pada pelaksanaan hukuman mati saja, tapi lebih luas lagi yaitu dengan menciptakan efek jera bagi pengedar dan gembong narkoba.
Negara Australia, Brazil, Perancis,Belanda yang lantang bersuara menentang hukuman mati seharusnya menghormati UU narkotika di negeri ini yang sudah mulai menjangkitkan demam malaria terhadap sendi sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

DARI NEGARA TRANSIT KEPADA NEGARA PENGEDAR NARKOBA
Bisnis narkoba sedemikian empuk dan menggiurkan.
Kepulauan Indonesia yang mempunyai banyak pintu,telah membuka ruang kepada para sindikat narkoba Internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai negara Transit pengedaran Narkoba.
Letak geografis Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera semakin memudahkan para sindikat narkoba tersebut meluaskan jaringan persimpangan Afrika-Asia-Amerika latin, Asia-Afrika-Eropa.
Melihat jumlah peduduk negara Indonesia dan Asean yang mencecah 500 juta,maka potensi tersebut dimanfaatkan oleh para kartel Narkoba dengan mengedarkan dan merekrut penduduk setempat untuk melancarkan bisnis haram tersebut.
Para sindikat narkoba Internasional tersebut menciptakan juragan juragan baru dari kalangan warga setempat untuk menancapkan bisnes gelap tersebut.

Negara negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Philipina adalah sasaran empuk buat para Kartel dan sindikat narkoba Internasional yang meraih keuntungan sangat besar.
Di Asean, tercatat keuntungan hasil pengedaran Narkoba sebesar Rp 110 trilyun,dan 43% keuntungannya di dapatkan dari Indonesia saja.
Indonesia sudah menjadi negara produsen dan pemasaran narkoba dikarenakan terlihat pasaran yang sangat menggiurkan.
Dalam satu kasus di wilayah titik hotspot,BNN ( Badan Narkotika Nasional) telah menggerebek pabrik ekstasi terbesar di Indonesia.
Ternyata Sindikat narkoba tersebut telah merekrut warga setempat sebagai pekerja makmal narkoba, menjadikan kurir dan ada juga para sindikat Internasional tersebut memperisteri wanita tempatan.
Ironisnya, ada napi kelas kakap yang masih mengendalikan bisnes narkoba tersebut di balik jeruji besi penjara. Hal ini menandakan hukuman kurungan belum memberikan efek jera kepada gembong dan bandar Narkoba.

SASARAN PENGGUNA NARKOBA
“Pemuda adalah Tiang negara”
Kalau lemah pemuda maka lemahlah negaranya itu.
Berdasarkan statistik, usia remaja berumur 11-24 tahun.
Jumlah penduduk remaja di Indonesia mencapai angka 70 juta jiwa.
Generasi muda Indonesia diharapkan bisa menjadi generasi penerus bangsa yang meneruskan tongkat estafet roda pembangunan dan peradaban yang dibangun oleh para pendahulu kita.
Dan menurut data dari BNN bahwa jumlah pengguna narkoba dikalangan remaja/ pelajar mencapai 14.000 orang dan untuk pengguna Narkoba kalangan pekerja sekitar 70% dari total pengguna Narkoba di Indonesia.
Sungguh suatu kerusakkan jenis baru yang bisa berakibat fatal bila lambat menanganinya.
Bisa dibayangkan dalam 10 tahun kedepan, angka pengguna narkoba dari kalangan pelajar bisa naik 10 kali lipat atau lebih. Dan juga angka pengguna narkoba dari kalangan pekerja pasti akan mencapai angka menakutkan.

48 JARINGAN NARKOBA INTERNASIONAL SIAP SEDIA MENERKAM INDONESIA
Eksekusi mati 8 terpidana mati narkoba dan 50 lagi menunggu giliran hukuman mati ternyata tidak bisa menakutkan para mafia narkoba Internasional.
Menurut Kepala BNN ( Badan Narkotika Nasional ) Anang Iskandar, mengatakan bahwa pihaknya mengendus 48 jaringan narkoba internasional yang mengincar pasar Indonesia.
Diantaranya dari Jaringan narkoba Taiwan, Tiongkok, Hongkong, Afrika barat tinggal menunggu masuk ke Indonesia.
Jaringan narkoba internasional tertarik ke Indonesia mengingat angka pengguna yang tinggi dan terus meningkat.
Dengan jumlah pasaran di Indonesia sekitar 4,7-5 juta pengguna narkoba ,hal ini menjadi pasar yang menggiurkan bagi para pedagang narkotika. Perinciannya sekitar 80 kg per hari atau 2,4 ton per bulan atau 29 ton setahun.
Sedangkan kerugian negara di perkirakan mencapai Rp 55 trilyun.

Apakah CIA adalah dalang dibalik jaringan narkoba di INDONESIA……..?
Belajar dari perang Candu modern yang dialami Myanmar, Laos, Thailand, Afghanistan Meksiko Kolombia ternyata melibatkan fihak CIA yang berkampanye dipermukaan dengan perang narkoba tapi mengendalikan pasaran narkoba di bawah permukaan.
Keterlibatan CIA dalam sindikat narkoba di Indonesia masih belum terendus tapi dicurigai ikut menumpang dalam kasus protes eksekusi hukuman mati baru baru ini.
Lembaga HAM adalah tempat yang rawan untuk agen CIA menyusup di dalamnya.
Bisa juga dalam bentuk teori konspirasi di daerah bergolak/separatis.
Dalam agenda terselubung CIA di Indonesia, CIA akan memasuki semua sendi sendi lembaga pemerintah untuk kemudian membuat huru hara dari dalam.
Modus operasi CIA dalam perang Opium adalah seperti pukulan yang mengenai dua bola sekaligus:

-Bola pertama berupa rusaknya generasi bangsa ( lost generation)
-Bola kedua adalah Money loundry ( pencucian uang) atas bisnes narkoba yang dikerjakan.

Menurut kebiasaannya,
Bila CIA melakukan intervensi di sebuah negara maka produksi dan perdagangan Narkoba justru meningkat,
Sebaliknya jika CIA menurunkan tensi intervensinya niscaya produksi dan arus perdagangan narkoba akan menurun.

KEHADIRAN MILITER USA DI DARWIN-AUSTRALIA
Skenario Obama atas pangkalan militer USA di Darwin dengan menempatkan sekitar 250 tentara marinir AS ialah dalam rangka membantu Indonesia bila terjadi bencana alam.
Kenyataan Obama pada tahun 2011 lalu terbukti hanyalah OPEN AGENDA dengan terbuktinya USA telah menambah jumlah tentaranya di pangkalan DARWIN kepada 2500 tentara marinir.
Ketika jarak Papua cuma 800-an mil dari Darwin maka kelaziman HIDDEN AGENDA sebagai tujuan pokok ikut membonceng dalam diam diam.
Wilayah Papua merupakan kawasan Indonesia yang kini tengah terlibat konflik Infrastate vertikal maupun konflik horizontal akibat krisis konflik berlarut.
Issue yang ditabuh oleh beberapa elemen bangsa guna memisah Papua dari NKRI ialah HAM, Kemiskinan dll.

Ketidakmampuan pusat mengentas kemiskinan dianggap sebagi penyebab utama Separatis tumbuh subur,sedangkan kemiskinan disana hakikinya akibat sistem KAPITALISME yang diterapkan. Baik Korupsi yang “sengaja” di ciptakan oleh sistem, juga pola pembagian Royalti yang NJOMPLANG dan lainnya.
Gunung emas yang seharusnya menjadi milik rakyat Papua justru menjadi milik asing.
Konon di pangkalan militer USA di Darwin sudah ditempatkan sekitar 10.000 anggota tentara ( angka tidak resmi) dan pangkalan militer USA di pulau Cocos sekitar 5000 anggota tentara ( angka tidak resmi) dengan dalih menyeimbangkan kawasan.
Kontan saja mendapat protes keras dari China yang jaraknya ribuan kilometer dari pangkalan Darwin dan pulau Cocos tersebut, Karena dipercayai bila kehadiran kapal Induk USA yang merapat dan diisi ribuan prajurit dengan senjata lengkap dan diiringi instrumen kapal perang kecil mapun kapal selam,itu sudah prosedur,Tapi pergerakan kapal Induk ada dimanapun.
Kenapa USA sampai bertindak demikian….?

Bahwa kesulitan menguasai / mengembalikan modal JALUR SUTRA sebagai alasan pokok,bukankah lebih baik masuk kesasaran lain yakni INDONESIA RAYA.
Negeri “miskin” di negara Asia tenggara tapi menyimpan kekayaan berupa Sumber Daya Alam / SDA.
Banyak sumber Jalur sutra yang dipastikan melimpah ruah ada di Indonesia tapi cuma belum tergali. Sementara sumber kekayaan yang dimilik Indonesia tidak di temukan di jalur sutra.
Konon Charlie illingworth ,bos nya John perkins sewaktu berada di Bandung pernah bilang bahwa,
Presiden USA Richard Nixon ingin Indonesia diperas sampai kering seperti kain pel habis dipakai melantai.
Negeri ini ibarat REAL STATE terbesar di Dunia yang tak boleh jatuh ke tangan Uni soviet atau China.
Berbicara tentang minyak bumi, kita tahu bagaimana negara kita tergantung darinya.
Indonesia menjadi sekutu kuat kita dalam hal itu ( John perkins 2004 ).
Lagaknya apa yang dikerjakan USA kini ibarat memakan bubur panas, artinya memulai dari pinggiran pinggirannya.
misalnya : rencana pembukaan pangkalan militer di Singapura,pangkalan di Subic Philipina meskipun menurut data terakhir USA sudah meninggalkannya,pangkalan militer di pulau Cocos dan terakhir di Darwin,Australia.

Dalam perspektif Hegemoni Amerika Serikat, menerkam Indonesia sebenarnya hanyalah menunggu saat saat momentum saja.
Sebab PEMBUSUKAN dari dalam telah berjalan mulus, lancar sejak Orde baru lengser dulu.
Seperti perubahan total UUD dan Intervensi puluhan UU lainnya “Korupsi yang diciptakan”, atau PERANG CANDU MODERN dengan berbagai kemasan, pola adu domba berbungkuskan ego sektoral dll.
Sekali lagi,inilah Hidden Agenda MENGECOH LANGIT MENYEBERANGI LAUTAN.

Ular ular itu benar benar wujud, bahkan jumlahnya ribuan.
Kekuatan Militer saja tidak cukup untuk membunuhnya,diperlukan persatuan dan kerjasama yang solid untuk membakarnya,
Antara rakyat dengan TNI
Antara rakyat dengan pemerintah
Antara TNI dengan pemerintah
Antara rakyat dengan rakyat
Dengan satu ideologi, satu hati, satu jiwa
Yaitu PANCASILA
Untuk kemudian bersama sama Mengabdi kepada nusa dan bangsa.
Pemuda dan pelajar yang berusia produktif dan sebagai tonggak pemimpin di masa depan yang akan menggerakkan roda pemerintahan dan Pekerja sebagai pelaku angkatan kerja produktif yang menjalankan roda roda ekonomi dan pembangunan negara,harus bebas narkoba sepenuhnya.
Generasi muda yang tangguh dan Sumber Daya Manusia ( SDM) Indonesia yang mumpuni harus terus menjulang kembali Hegemoni peradaban dan kejayaan negeri ini dari incaran sang SETAN dan ANASIR ANASIR LUAR yang rakus dan tamak yang ingin menguasai kembali NEGERI GEMAH RIPAH LOH JINAWI ini.

Bela negara bukan hanya dipikul oleh anggota TNI saja, tapi setiap elemen elemen dan unsur semua lapisan masyarakat harus bertanggung jawab ,bergandeng bahu untuk menyelamatkan negeri bak surga ini .
Biar generasi muda bisa membuktikan kemampuannya untuk menjulang nama INDONESIA di buku sejarah Dunia yang berdiri megah diatas NEGERI ATLANTIS yang hilang ini.

Ideologi PANCASILA dan Ketaatan BERAGAMA harus merasuk ke dalam setiap relung jiwa generasi muda bangsa kita sebelum satu lagi Ideologi sesat yang berisi kenikmatan dunia membutakan mata dan meracuni hati anak bangsa ini. Sebelum bangsa ini porak poranda sebagaimana yang dialami oleh negara Meksiko dan Kolombia yang dikuasai oleh Raja kartel narkoba terbesar di dunia.
Perang Candu adalah sebuah modus kolonialisme,dimanapun dan sampai kapanpun.

By lek Umar Mentaras Biro Kuala Lumpur
Gambar by Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman