Catatan Seorang Chef Part 11

12

dedenew78

CITRA DAN PENCITRAAN
Dua kata di atas telah menjadi sangat akrab bagi sebagian besar rakyat Indonesia. Meski bukan kata baru dalam kamus bahasa Indonesia, tetapi saya pribadi merasa baru menemukan sebuah perspektif yang berbeda dengan makna kata tersebut.
Dahulu, waktu masih sekolah di Indonesia, saya hanya mendengar sedikit percakapan dan perbualan yang menggunakan kata ‘citra’ ataupun ‘pencitraan’.

Kata ‘citra’, lebih sering digunakan untuk menyebut merk sebuah produk kosmetika, penghargaan tertinggi dunia perfilman Indonesia dan atau sebuah kata yang lebih sering disejajarkan pemaknaannya sebagai pamor atau image..!
Adapun kata ‘pencitraan’, lebih sering diartikan sebagai prakiraan.
Hal ini merujuk pada begitu seringnya penyebutan kata tersebut oleh penyiar TVRI, stasiun TV Indonesia satu-satunya yang ada saat itu, saat menerangkan tentang perkiraan cuaca oleh Badan Meteorogi dan Geofisika Indonesia(BMG). Kata ‘pencitraan satelit’ adalah satu-satunya contoh kalimat yang paling sangat saya ingati dalam penerapan dan penggunaan kata ‘pencitraan’. Namun kini, kata ‘pencitraan’ telah memiliki makna konotasi dan bahkan mungkin memiliki makna denotasi yang berbeda.

Bagi sebagian warga Indonesia yang lama tinggal di luar negeri, saya yakin mereka akan merasa akrab dengan kata ‘citra’ ataupun ‘pencitraan’.
Namun ketika kini kita mulai menemukan dan memiliki makna yang berbeda, kedua kata tersebut menjadi tak ubahnya kata-kata yang diambil dari bahasa sanskerta, terdengar akrab, namun sering merasa asing dalam pemaknaannya.
Entahlah, apakah dikemudian hari, kata yang sama ini akan menemukan makna-makna kata lain yang berbeda, atau justru kita juga akan semakin banyak menemukan kata-kata baru yang sebelumnya bahkan tidak pernah ada.

Apapun yang terjadi, selama fenomena ini tidak merusak kecintaan kita terhadap bahasa, bangsa dan negara Indonesia, semuanya patut kita syukuri. Artinya, bahasa Indonesia akan menjadi sebuah bahasa nasional yang dinamis, dan dipergunakan secara luas dalam setiap tingkat dan lingkup kehidupan bangsa Indonesia, yang diharapkan akan terus menjadi cermin dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia serta dunia..! Kita bangsa besar, dan selayaknya memiliki bahasa yang besar, bukan karena faktor pencitraan, tapi murni karena citra dan fakta.
Bahasa Indonesia, bahasa pemersatu. Jangan malu..!

citoxnew35

SENDIRI BELUM TENTU SEPI
Akhirnya hari ini saya bisa bercengkerama dengan seorang lelaki tua keturunan Tionghoa. Lelaki itu dikenal sangat sulit didekati, apalagi diakrabi. Masyarakat sekitar menjulukinya sebagai manusia dengan indra ke enam. Setiap orang yang ditemuinya akan ditatapnya terlebih dahulu, untuk mengetahui sifat-sifat dan pemikirannya.

Banyak orang yang berbalut busana perlambang suatu agama, harus menerima malu karena seringkali merasa ditelanjangi oleh kemampuan terawangannya.
Tapi sebaliknya, banyak penjahat yang kini berubah baik dan bekerja di perusahaannya. Ya, meski terlihat lusuh, sejatinya dia adalah seorang pengusaha hasil bumi terkemuka.
Hampir seluruh Langkawi dan sekitarnya telah mengenalnya sebagai juragan buah. Berbagai macam buah lokal, ia budidayakan di kebunnya yang luas. Alhasil, kini produknya sudah memenuhi berbagai tempat, bahkan konon telah berhasil menembus pasaran di Kuala Lumpur.

Sukses dalam bisnis, ternyata tidak disertai dengan keberhasilannya dalam rumah tangga. Pernah beberapa kali menikah namun selalu gagal. Ketika Tuhan telah memberinya jodoh dan keturunan, Tuhan pula mengambilnya dalam waktu yang seketika.
Keluarganya mengalami kecelakaan lalulintas yang amat fatal, sehingga merenggut nyawa seisi rumahnya, serta hanya meninggalkan dia dalam kecacatan. Kini, lelaki tua ini hanya bertumpu pada sebelah kakinya.
Tapi siapapun yang menatap matanya, tidak akan pernah menemukan setitik rasa ingin menyerah di dalamnya. Kekuatan semangatnya sangat luar biasa. Tapi benarkah demikian..?

Bohong jika dia tidak pernah kecewa, sedih, kehilangan, sepi, merasa dikhianati dan bahkan merasa kehilangan keyakinan atas adanya sang Pencipta Yang Maha Kuasa.
Dia pernah merasakan kehilangan segalanya, dan dunia ini benar-benar terasa sangat sepi, seolah hanya dia seorang yang menghuni. Tapi justru berangkat dari rasa inilah, dia mulai menemukan keyakinan kembali.

Dunia yang dirasanya sepi, telah dimaknainya sebagai kesempatan yang Tuhan beri untuk kembali berdiri. Dalam kesendirian, dia merasa Tuhan telah memberikan kavling dunia dimana dia dipercaya untuk menjadi seorang penguasa..! Semangatnya kembali membuncah.
Dia selalu berusaha mencari setiap makna hidup yang tersembunyi. Dia selalu mengartikan pesan-pesan Illahi dari arah yang terkadang berkebalikan dengan nalar. Ia menjadi lebih percaya dengan hati. Dia telah menjelma menjadi sosok manusia yang super peka.

Ketika keluarganya menyambut dia untuk kembali pulang, dia menemukan suasana yang sangat jauh berbeda. Meski riuh, namun dia melihat wajah-wajah sepi menghiasi mereka.
Sebaliknya, meskipun orang lain iba dengan kondisi fisiknya, tapi dia justru merasa bahagia, dan amat jauh dari rasa sepi apalagi takut.

Tuhan telah menyelamatkan jiwanya, bukan semata-mata karena kebetulan, tapi pasti ada maksud dan niat tersendiri. Semangat itulah yang kini dia miliki.
Sejak saat itu, dengan segala keterbatasan fisiknya, dia terus mengabdi pada kebajikan, dengan harapan bisa menemukan makna hidup yang sebenarnya.

Dan benar, pesan Tuhan datang melalui seorang anak yang tak mampu membeli pisang hasil kebunnya di sebuah toko buah langganannya. Hatinya terketuk, dan memanggilnya untuk tinggal di rumahnya. Setelah tamat sekolah, kini anak itu dipercaya untuk mengelola asset bisnisnya. Konon dari anak ini pulalah, dia mulai memahami nilai-nilai ketauhidan. Dia mulai belajar agama, dia mulai mendekati Islam, hingga akhirnya Tuhan benar-benar menyentuh hatinya dengan hidayah, dan melancarkannya menjadi sosok seorang Muslim.
Kini lelaki yang meski sendiri namun tak pernah merasa sepi itu, telah benar-benar menjadi seorang muslim. Panca indranya benar-benar bekerja seirama, jujur, tulus, namun sangat teliti. Luar biasa..!

Assalaamualaikum..! Kami mengakhiri perbincangan disebuah restoran China muslim miliknya.

dedenew81

AKU CINTA BUATAN INDONESIA
Tadi iseng mampir ke toko planet sport, sekedar ngecheck harga sepatu olah raga. Saya dihadapkan pada sebuah kebingungan yang luar biasa. Soalnya, ada dua sepatu yang betul-betul sama, namun memiliki harga yang sangat jauh berbeda..!
Yang sebelah kiri dilabeli harga sebesar RM220 dan yang sebelahnya lagi seharga RM1,180. Karena heran dengan perbedaan harganya yang sangat jomplang, maka saya pun memberanikan diri untuk menanyakan penyebabnya.

Dengan sangat ramah, sang pramuniaga pun menjelaskan penyebabnya sembari membawa sepatu sample.
Dia menunjuk pada sepatu Salomon yang berharga murah, kemudian membuka bagian dalam tapak sepatu tersebut. Yang ada hanya lapisan karet sintetis.
Hal ini berbeda dengan sepatu Salomon yang lebih mahal, ternyata di dalam setiap lapisan karet tapak sepatu tersebut didapati plat baja yang berfungsi sebagai pegas, sehingga memungkinkannya untuk mampu menahan berat tubuh secara lebih optimum, terutama pada pemakai yang suka mendaki, berlari ataupun melompat.

Satu hal yang paling membanggakan adalah saat sang Pramuniaga itu mengatakan bahwa sepatu Salomon yang mahal itu, diproduksi khusus untuk wilayah Eropa dan Amerika di salah satu pabriknya di Indonesia, bersamaan dengan sepatu bermerk Caterpilar..!
Sedangkan sepatu yang lebih murahnya tak lain adalah buatan Vietnam..!
Sebagai orang Indonesia, saya merasa sangat tersanjung, terasa terbang hidung ini..! Hehehe..!

Aku selalu bangga dengan Indonesiaku..! Bagaimana dengan kamu..?

By Patku Yayan@indocuisine
Gambar by Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman

Share.

12 Komentar

  1. Amin !
    .
    @bung yayan … pola tulisan bung yayan, dalam kategori media massa, setara ma rubrik Editorial dr Pimred.
    .
    jangan pernah berhenti menulis !

  2. Citra dan pencitraan, kata dasar plus kata dasar ditambah awalan dan akhiran. Kata dasar maknanya dasar juga,jika tidak ditambahi maka kata dasar itu tidak mengalami perubahan makna,pure. Pencitraan,seperti halnya adanya awalan dan akhiran,maka ketika semua ada awalannya pasti ada akhirannya. Knp? Karena hanya dengan kata dasar / asli,semua akan lebih abadi.
    Sepi di tengah keramaian,ramai di dalam kesepian. Sepi sepi ramai,ramai ramai sepi. Pemaknaan kata dalam diri akan menjadi sebuah kekuatan tak terhingga,oleh karena itu itulah pentingnya pemposisian diri terhadap kata yg meng-emphaty personaliti kita. Jika memang baik jadilah baik.
    Pemaknaan dan petunjuk itu syukurnya sdh termaktub dalam kalamullah.
    Alam dan seisinya mutlak adalah bukti kebesaran Tuhan, dan karena kebesaran-Nya, maka Alam dan seisinya hanya tunduk kepada manusia yg bisa menundukkan dirinya sendiri. Semesta pun mendukung jika manusia mengakui ketundukan akan adanya kausalitas hidup.
    Untuk made in Indonesia di sport station dsbnya, memang itu adalah jaminan mutu produk tumpah darah negara kita,dengan membelinya,terbayarlah wajah kerja keras rekan kita untuk sepatu yg kita inginkan.
    Salam untuk Indonesiaku!

  3. Allahu Akbar…benar-benar menggugah saudaraku…tetaplah berkarya dan menggugah setiap relung hati yg mulai tertutup debu-debu kemunafikan dan egoisme kemanusiaan yang fana…….salam hangat….

  4. Walau kita bisa melihat… banyak hal yang tidak perlu dilihat. Semua yang kita lihat adalah hal yang perlu kita lihat. Yang perlu diingat adalah batasannya.
    Trimakasih, Bung Yayan.

Leave A Reply