Catatan Tukang warnet part 4

7

FILOSOFI MEMAKAI ARLOJI DITANGAN KANAN

arloji4
Saat Sang Pemuda Esok Hari nya bertemu dengan sang Mentor Sang Pemuda mengucapkan terimakasih atas tips yang diberikan kemarin untuk menemukan Arloji nya yang hilang
Sang pemuda menunjukan Arlojinya sudah dipakai di Pergelangan Tangan kanannya dan tak lupa sang pemuda menanyakan Apa Filosofinya memakai Arloji di tangan kanan,
Karena selama ini sang pemuda tidak mempunyai alasan yang tepat memakai ditangan kanan, selain ingin terlihat beda’ dan gagah,

Sang Mentor pun membabarkan dan menjelaskannya ;
Memakai Arloji ditangan kanan itu memang bukan kebiasaaan masyarakat umumnya, dan banyak filosofi yang terklandung dalam pemakaian ditangan kanan.
Namun tidak diragukan bahwa memakai di tangan kiri lebih mudah bagi seseorang dari sisi keumuman dan dari sisi pandangan orang lain. Memakai di tangan kiri juga lebih aman karena tangan kanan lebih banyak bergerak, maka lebih bahaya memakai jam di tangan kanan dari pada di tangan kiri.

Banyak Referensi yang beredar tentang bagaimana hukumnya memakai Arloji ditangan kiri ataupun ditangan kanan, baik dari segi agama, filosofi, watak dan ditinjau dari Ilmu kesehatan dan lain lain

Referensi referensi yang sudah banyak beredar diantaranya:
Menurut Ajaran Agama khususnya agama Islam
Memakai Arloji ditangan kanan apakah sesuai dengan sunnah nabi?
Rasulullah menyukai menggunakan (mendahulukan) kanan dalam segala sesuatu, yaitu ketika bersisir, bersuci, dan dalam setiap urusan. (yang baik-baik).” (HR. Bukhari no. 168 dan Muslim no. 268)
Dalam pekerjaan yang baik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendahulukan yang kanan seperti menyisir rambut, memasang baju, memasang sandal kecuali dalam hal-hal yg kita ketahui beliau mendahului yang kiri seperti dalam buang hajat dan lain-lain.
Namun hukum masalah ini sangat longgar. Tidaklah benar bahwa yang sesuai sunnah adalah memakai di tangan kanan karena dalam memakai cincin sunnahnya bisa di jari tangan kanan maupun jari tangan kiri, dan memakai jam tangan adalah mirip dengan memakai cincin. (Kitab Syarhul Mumti’ 6/110, Ibnu Utsaimin)

Memakai jam di tangan kanan tidaklah lebih utama dari memakainya di tangan kiri karena memakai jam mirip dengan memakai cincin. Maka tidak ada bedanya jam dipakai di tangan kanan ataukah di tangan kiri.
Jika tujuan memakai jam tangan semata untuk mengetahui waktu shalat, maka yang tepat dipakai di tangan kiri.
Jika tujuan memakai cicin untuk hiasan – sebagaimana yang umumnya dipakai wanita – maka yang utama Di Tangan Kiri
Dan jam tangan adalah bagian dari perhiasan dan kebaikan sehingga yang paling cocok dalam hadist diatas di kanan letaknya.
Sehingga kita mengharapkan pahala di sini. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memakai cincin di jari kanannya.

Bagaimana orang meletakkannya di kiri? tidak lah berdosa. tidak ada larangannya. tidak boleh kita katakan haram sampai bertemu larangannya. Maka tidak masalah kalau ada orang memakainya di sebelah kiri. Kita tidak mengingkarinya
Perlu diketahui memakai jam tangan di sebelah kanan harus diniatkan, karena ingin meniru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan karena kebiasaan saja sehingga dengan niat ini mudah-mudahan berpahala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memakai cincin di jari kanannya.
Bahkan ada yang mengatakan agar kita tidak menyamakan dengan kebiasaan orang” kafir,,mereka menggunakan jam di tangan kiri,,maka agar membedakan kita dengan mereka,,maka kita harus menggunakannya di kanan

Dilihat dari Watak
Setiap orang yang mengenakan jam tangan di sebelah kiri biasanya mencerminkan orang yang berkepribadian tenang dan dapat menyelesaikan masalah yang ia hadapai meski hanya secara perlahan-lahan. Sosoknya yang berpikiran dewasa membuat orang lain kagum akan sikapnya. Di dalam melakukan pekerjaan orang tersebut sangat dapat diandalkan.
Bahkan ia dapat melakukan semua pekerjaannya dengan rapi dan teliti. Namun sayang, di balik itu semua orang yang selalu mengenakan jam tangan di sebelah kiri tersebut kurang mempunyai selera humor sehingga jarang baginya untuk bisa tertawa.

Berbeda dengan orang yang mengenakan Arloji di sebelah kiri, orang yang mengenakan Arloji di sebelah kanan umumnya sangat supel dan pandai bergaul. Ia sangat menyukai hal-hal yang sifatnya sangat baru.
Ia juga dengan sangat mudah beradaptasi di lingkungan yang baru.
Jadi wajar saja bila orang yang selalu mengenakan Arloji atau jam tangan di sebelah kanan ini mempunyai banyak teman.

Selain itu menurut Ilmu pengobatan Tradisional China, memakai jam tangan di sebelah kiri bisa menyebabkan gangguan terhadap energi meridian pada fungsi hati. tandanya adalah suka cepat lelah, pusing, tidak bisa istirahat/tidur secara penuh jika ada barang elektronik menyala.
Wallahu a’lam ( “Dan Allah Mahatahu/Maha Mengetahui atau Lebih Tahu”.)

arloji

PANDANGAN PRIBADI SANG MENTOR
Tetapi hai sang Pemuda yang sudah aku anggap sebagai Anakku , Saya mempunyai Filosofi sendiri kenapa sejak muda sampai setua ini saya memakai Arloji ditangan kanan,
Pandangan saya Sederhana, Saya sejak kecil dilahirkan bukan dari keluarga yang berada, keluarga kami sangatlah sederhana,
Dikeluarga kami bapak sorang abdi negara yang gajinya kecil dan bapak kami sangat disiplin mendidik anak anaknya baik dalam hal, bermain, belajar, ibadah, bekerja, berjanji, bertanggung jawab, dan menatap MASA DEPAN
Semuanya itu harus selalu dimanage atau di kelola dengan baik memanfaatkan WAKTU yang ada.

Bapak saya walau pun hidupnya sederhana tetapi selalu memberikan anak anaknya arloji dan memakaikannya ditangan kanan,
Kami saat kecil tidak begitu mempermasalahkan kenapa harus ditangan kanan, karena kondisi adat saat itu yang tidak mungkin membantah orang tua dan kami PERCAYA apa yang diajarkan oleh orang tua kami adalah yang terbaik buat kami,
Saat saudara kami ada yang lupa memakai Arlojinya ditangan kiri beliau selalu mengingatkan untuk kembali dipakai di tangan kanan, dan beliau selalu mewajibkan kami memakai jam tangan dalam setiap kondisi,
Peraturan yang diterapkan membuat kami biasa dan kami akhirnya akan merasa ada yang kurang bila tidak memakai arloji ataupun merasa aneh bila memakai arloji ditangan kiri,
Ternyata dengan berjalannya waktu semakin dewasanya kami anak anak nya merasakan manfaat selalu memakai arloji dan dipakai ditangan kanan,.

Kami terbiasa Bermain Kenal waktu, artinya kami tahu kapan saatnya bermain untuk menyegarkan pikiran kita , dan tahu sifat bermain itu tidak menguasai waktu kami,
Sedangkan sekarang banyak anak anak usia sekolah yang lupa waktu karena terkuasai oleh sifat bermainnya, Saya prihatin melihat seorang bapak bapak masih memanjakan sifat bermainnya masih tetap bermain game atau Play Station disela sela jam kerja nya, Bukankah itu mengurangi produktifitas kita sebagai anak bangsa ?? ahh apalagi itu dilakukan oleh seorang abdi negara,
Banyak yang lebih bauk bisa kita lakukan dari pada bermain.

Kami terbiasa Belajar kenal waktu , artinya kami tahu kapan waktu untuk belajar kapan waktu untuk istirahat agar kami tidak merasa belajar itu membebani hidup kita, Karena kami sadar dengan belajar adalah penunjang prestasi kita baik itu prestasi sekolah, ataupu pekerjaan, Banyak siswa sekolah sekarang yang merasa belajar itu adalah beban, dengan cara belajar Kenal waktu, kita bisa mengelola dengan benar untuk tetap Belajar sepanjang hidup kami karena itu bukanlah beban,

Kami terbiasa Ibadah kenal waktu,, artinya kami tahu kapan waktu yang tepat untuk ibadah, dan kapan waktu terbaik Ibadah kita diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa,
Tentunya kita harus bisa Kenal waktu, kapan waktu kita beristirahat dan bekerja agar bisa mencapai waktu terbaik dalam melaksanakan ibadah. Dan juga dengan kenal Waktu kami tidak merasa Ibadah adalah beban kami, karena Ibadah adalah kebutuhan kami dan terus akan kami lakukan sepanjang nyawa masih dikandung badan,
Masih banyak orang yang melaksanakan ibadah disaat saat terakhir walau sudah memakai jam tangan, ada jam besar diruangannya , atau Suara panggilan ibadah sangat jelas terdengar di telingannya,

Kami Terbiasa Bekerja Kenal waktu, Artinya kita wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, tetapi kami juga kenal waktu kapan bekerja , kapan istirahat dan kapan nantinya kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga waktu bekerja kita bisa mengontrolnya, dan bukan kita yang dikontrol oleh pekerjaan,
Kondisi sekarang banyak yang salah kaprah dengan slogan kerja , bukan harus kita kerja kerja kerja membabi buta menumpuk kekayaan, melupakan ibadah, keluarga, dll karena faktor persaingan yang semakin ketat,.
Hal Utama dalam melakukan pekerjaan dan mencari rejeki adalah mendapatkan Barokah dari Tuhan,
Rejeki bukan banyak banyakan tetapi barokah barokahan ,karena kebarokahan mempengaruhi kebahagian,,banyak pejabat yang mati matian untuk kaya dan sudah kaya tapi tidak bahagia karena takut akan kekayaannya terendus oleh KPK, atau kebahagiannya dan keluarganya terengut karena sudah ditangkap oleh KPK.
Banyak Pengusaha yang mati matian mencari kekayaan tetapi setelah kaya makin tamak, kikir, tidak peduli dengan kepentingan Nasional, bangsa dan negaranya,,tertutup mata hatinya dikarenakan meremehkan faktor kebarokahan.
Kenal waktu dalam bekerja agar faktor kebarokahan menyertai setiap rejeki yang datang,

Kami lebih Kenal waktu dalam Berjanji artinya kami tahu waktu kapan berjanji dan kapan menepatinya,,kami tidak akan berjanji buta dengan mengatakan sesegera mungkin tetapi tidak merencankan waktu untuk menepatinya, Kami jadi lebih hati hati dalam berjanji dengan mengukur kemampuan, dan integritas kami,
Kondisi sekarang banyak yang gampang berjanji bahkan mengobral janji agar terlihat kemampuannya mumpuni sehingga dipilih atau dipercaya, Dan parahnya kondisi masyarakat kita suka berjanji dan mengatakan Insya Allah dalam menyanggupi apa yang dijanjikan, masyarakat kita belindung dengan kata itu untuk bisa mengingkari janjinya, dan menyanggupi dalam keragu raguannya menepati janji.,dan itu adalah hal yang tidak benar.

Kami biasa Kenal waktu dalam Bertanggung Jawab artinya, kami selalu mengutamakan apa tanggung jawab kami baik kepada Tuhan, Keluarga, Pekerjaan, Bangsa dan Negara kita,Semua Tanggung Jawab itu kami laksanakan dalam WAKTU HIDUP kita,
Kita tidak bisa mendahulukan waktu tanggung jawab kepada keluarga kita tetapi melalaikan waktu tanggung jawab kepada Tuhan,
Kita juga tidak bisa mendahulukan waktu tanggung jawab kita terhadap Tuhan tetapi melalaikan waktu tanggung jawab terhadap keluarga, Bangsa ataupun Negara,
Semua bentuk Tanggung Jawab berjalan seiring dengan waktu selama kita hidup, dan bila kita bisa mengenal waktu maka Semua bentuk tanggung jawab itu bisa berjalan seiring tanpa menjadikan beban.
Masih banyak yang mengaplikasikan Tanggung Jawab kepada Tuhan menunggu waktu pensiun atau setelah Tanggung Jawab terhadap keluarganya mapan.,

Kami terbiasa Kenal waktu dalam menatap masa depan, artinya kami menentukan masa depan kami dengan waktu terencana , sampai kapan waktu kita menempuh pendidikan, bekerja, menikah, punya anak, beribadah umroh, atau haji bahkan kapan waktunya pensiun kelak.,
Kami tidak membabi buta dalam melaksanakan semuanya cepat terwujut dan kami tidak bermalas malasan atau santai dalam mewujtukannya. Karena semua itu adalah Proses dan bila kita kenal waktu maka proses itu akan berjalan sesuai dengan rencana yang kita jadwalkan dan berhubungan dengan kedewasaan jiwa kita dalam melaksanakannya sehingga mendapatkan hasil yang sesuai.
Tetapi kita boleh berencana dalam semua yang akan kita lakukan, tetapi Tuhan yang menentukan, sehingga kami mempunyai rencana cadangan atau antisipasi bila apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan harapan

arloji3

Sang Pemuda tidak menyangka sebegitu luas pandangan sang mentor , tetapi semua itukan bisa dilaksanakan dengan memakai Arloji ditangan Kiri ? apa jawab sang mentor ?
Jawaban Sang Mentor :
Masyarakat Indonesi kebanyakan melaksanakan semua kegiatannya atau beraktifitas dengan memakai Tangan kanan kecuali kidal,
Dengan memakai Arloji ditangan kanan kita jadi lebih banyak Melihat waktu karena seringnya tangan kanan beraktifitas,
Dengan begitu Arloji Ditangan kanan selalu terlihat oleh mata, mata memberikan respon ke otak dan Otak kita merespon apa yang dilihat oleh mata kita , disaat itu otak mengingatkan apa arti WAKTU, dan itu akan sangat membantu bila kita terbiasa melihat Arloji adalah KENAL WAKTU,untuk mengingatkan dan mewujutkan semua Filosofi diatas,

Dan lain Halnya bila arloji hanya dipakai sebagai Perhiasan, atau untuk gaya gayaan menambah nilai tambah penampilan, karena disaat itu kegunaan sebagai KENAL WAKTU bukan suatu hal yang utama,
Mau dipakai ditangan kiri atau dipergelang kaki pun gak masalah, apalagi bila Arloji itu berbahan emas, Permata, berlian dan batu bacan sekalipun,

DULU dimasa orde baru ada seorang Petinggi militer mewajibkan prajurit di jajarannya untuk selalu memakai Arloji di tangan kanan, mungkin tujuan petinggi militer itu mengingatkan bahwa Arloji bagi seorang Prajurit bukan untuk Perhiasan tetapi untuk mengenal waktu , dan sekarang masih banyak Prajurit yang memakai Arlloji ditangan kanan ?
Mungkin Pandangan beliau dan saya sama dalam mengenakan Arloji ditangan Kanan.
Wallahu a’lam bish-shawabi yang artinya “Dan Allah Mahatahu yang benar/yang sebenarnya”.

Sang Pemuda tidak menyangka jawaban sang mentor begitu mengena dihatinya dan memantapkan kebiasaan atau pilihannya untuk selalu memakai Arloji dipergelangan Tangan , karena baginya Arloji itu bukan untuk perhiasaan atau gaya gaya an, tetapi untuk supaya tahu waktu atau bahasa sang mentor KENAL WAKTU,

Gambar Hanya Ilustrasi Saja jangan dikait kaitkan
SALAM PERSATUAN

By Patku Satrio Suroboyo
Gambar by Google

Share.

7 Komentar

  1. Buku bacaan bung satrio membuat saya kagum. Karangan ibnu utsaimin. (Biasanya berisi hukum dan cara bermuamalah scr islam yg selalu merujuk pd al qur.an dan sunnah nabi. Bkn mendahulukan faham kelompok atau faham ketokohan)

  2. Haha kirain jam ditangan kiri lebih cocok, soalnya pekerjaan tangan kiri itu terbilang berat karena biasanya kan tangan kiri dipake buat cebok, ngupil, ngodek kuping jadi buat upah atas tangan kiri ya saya kasih cincin, jam tangan, pokoknya gelang accessoris tanganlah….

Leave A Reply