BELAJAR DARI FOKKER
Ketika PT Dirgantara Indonesia dipailitkan oleh IMF dan menyebabkan tersungkurnya project pesawat penumpang pertama Indonesia N250, saya kembali teringat pada ucapan Eyang Prof. Subroto pada 1992, saat mengantar saya ke Schiphol Airport, Amsterdam, Belanda. Beliau berujar bahwa kelak kita harus bisa mengalahkan Fokker..! Saat itu, pesawat produksi Fokker sudah sangat terkenal dan mapan, serta dipercaya oleh berbagai negara di dunia, tidak terkecuali dengan Indonesia..!
Fokker adalah sebuah perusahaan besar yang sahamnya juga dikuasai oleh perusahaan-perusahaan konglomerasi kelas global.
Bandingkan dengan PT Dirgantara Indonesia yang saat itu hanya mengandalkan anggaran negara yang tidak seberapa.
Rasanya untuk bisa mengalahkan Fokker adalah sesuatu yang tidak mungkin. Namun ketika Habibie berhasil menerbangkan pesawat N250 pada Agustus 1995, semua mata dunia terbelalak, karena nyatanya, dari negeri sekelas Indonesialah, pesawat penumpang pertama di dunia yang mengusung teknologi fly by wire itu terlahir..!
Praktis, bisa dibilang semua pesawat penumpang yang ada pada waktu itu, tiba-tiba harus menanggung predikat sebagai pesawat kuno alias ketinggalan zaman..!
Maklum, teknologi fly by wire, sebelumnya hanya diapplikasikan pada sebagian kecil pesawat tempur..! Dari sinilah segalanya akan bermula..!
Pasca sukses terbang N250, semua produsen pesawat sekelasnya harus berpikir dan berhitung ulang, bahkan mau tidak mau harus meredesign pesawatnya..! Jika tidak, mereka akan rugi dengan wajah ditutupi malu..!
Namun sayang, ditengah kesuksesan PT DI, tiba-tiba Asia dilanda krisis ekonomi yang super parah, dan Indonesia menjadi salah satu atau bisa jadi sebagai negara yang paling hancur diterjang krisis.
Dalam suasana yang tidak pasti, maka kita ketahui bahwa IMF mencoba datang sebagai dewa penolong, walaupun pada kenyataannya mereka tak lebih sebagai penodong..!
Mengapa IMF sangat bernafsu untuk menggulingkan dan menggulungtikarkan PT DI..? Siapakah sesungguhnya pihak yang berkepentingan di dalamnya..? Inilah kisahnya..
Pasca N250 terbang, semua produsen pesawat dunia mulai mencium bau kematian semakin mendekatinya. Harga saham mereka anjlok di pasaran..!
Di Belanda, DASA, pemegang saham mayoritas Fokker, tiba-tiba melelang kepemilikan sahamnya.
Anak perusahaan Daimler Benz dari Germany ini memilih untuk lebih fokus mengurus bisnis induknya yang bergerak dalam bidang otomotif..! Sekeluarnya DASA dari Fokker, kontan perusahaan aircraft negeri Belanda itupun meregang nyawa. Tidak lama kemudian, pada 1996, Fokker dinyatakan pailit alias bangkrut..!
Selain itu, perusahaan sejenis di Eropa pun terancam mati mendadak. Aerospatiale, French dan Casa, Spain, harus berjibaku dengan sekaratul maut. Seandainya krisis ekonomi tidak menyerang Indonesia, sangat mungkin kini perusahaan-perusahaan itu hanya tinggal nama.
Bersama IMF mereka datang membunuh PT DI..! Kita pun tak berdaya..!
PT DI menjadi mati suri, selain harus dengan terpaksa menghentikan kegiatan produksinya, PT DI juga harus menanggung biaya pesangon yang amat besar atas aksi PHK besar-besaran sebagaimana yang diinginkan oleh IMF.
Bahkan sekedar untuk meraih sesuap nasi, PT DI harus rela memproduksi panci, dan menjauhkan diri dari identitas dan stempel perusahaan berteknologi tinggi..! Sedih dan sangat prihatin..!
Saya yakin, Eropa sangat berdendam dengan PT DI. Bagaimana tidak, berkat N250nya, PT DI telah mampu menghapus mimpi dan meleburkan laba yang sudah ada di depan mata.
Bahkan PT DI juga nyata-nyata telah melenyapkan anggaran Research and Development mereka..! Industri pesawat Eropa dan dunia menjadi oleng, sehingga melenyapkan PT DI adalah sebuah keharusan..! Sukses, PT DI pun lumpuh seketika..!
Saat tak berdaya, hal yang paling saya khawatirkan adalah berpindahnya PT DI ke tangan swasta. Jika itu terjadi, maka tidak mustahil PT DI pun mengalami nasib yang sama dengan Fokker..!
Tuhan masih menyayangi bangsa Indonesia, Perusahaan Pengelola Asset yang diamanati untuk memprivatisasi PT DI, tak kunjung menemukan pembeli, sehingga hal ini memberi kesempatan kepada kaum nasionalis untuk kembali menata pola pikirnya, agar bisa mempertahankan setiap tonggak kemajuan bangsa yang pernah dicapainya. Berkat kemauan dan kerja keras, akhirnya PT DI mampu bertahan hingga kini dan bahkan mampu bangkit kembali..!
Dengan daya tahan yang dimilikinya,
PT DI mampu memikat hati pihak CASA Spain untuk memindahkan fasilitas produksi C212nya. Type pesawat ini, sejatinya adalah pesawat bersayap tetap pertama yang dibangun oleh PT DI..!
Adapun CASA, Aerospatiale dan Dornier, kita ketahui kemudian melakukan merger dan membentuk perusahaan Airbus dan Eurocopter..!
Karena itu adalah sesuatu yang sangat tidak heran jika PT DI digadang-gadang akan mengembangkan pesawat tempur besutannya bersama Korea, dengan berlandaskan pada teknologi Eurofighter Typhoon..!
Apapun yang akan menjadi pilihan PT DI, sebenarnya saya tidak terlalu mempedulikan. Selama itu baik, why not..? Hehehe..
Bagi saya bisa melihat PT DI tetap hidup, tumbuh dan berkembang adalah sebuah kepuasan, kebanggaan dan keajaiban..! Selebihnya adalah bagaimana agar kita mampu meraih mimpi, prestasi dan cita-cita yang kita impikan..?
Ternyata ungkapan Profesor Subroto tentang kunci manusia Indonesia yang unggul telah menemukan kebenarannya. Kita harus terus semangat, berkemampuan dan tangguh..!
Sesungguhnya, itulah gambaran Indonesia yang kita dambakan..!
Selamat berjuang dan berkarya, bung..! Salam hangat..
by Patku Yayan@Indocuisine
Gambar by Google dan Patsus Citox
14 Komentar
Skg IMF datang lagi…
tendang jauh2 tuh IMF
bangga sekali rasanya sekarang pt DI TERUS BERKEMBANG
IMF dtang lgi saat indonesia akan bangkit..
Akankah diterima..atau saham Indonesia ambil saham yg udh ditanam dsana..hehe
Sebuah bangsa tidak hanya memerlukan asupan bagi raganya. lebih dari itu untuk menjadi sebuah bangsa yang besar, sebuah bangsa harus terus diasupi jiwanya. setiap keberhasilan anak bangsa akan menjadi kebanggaan bagi segenap bangsanya. begitupula dengan kemegahan-kemegahan bangunan dan monumen yg berdiri megah. semua itu akan membentuk jiwa pmenang bagi seluruh bangsa.
Ayo terus semangat kawan.. mari kita raih kemenangan..!
Gilaa.. inilah mungkin pujian tertinggi dari saya untuk Indonesia. Dengan rasa haru, mengingat perjuangan PT. DI tiada akhir. Dan kesabaran tekah menunjukan hasilnya. Habibi ialah kunci, nasionalis sejati. Semoga Allah berkenan memberinya kesehatan dan umur yang panjang.
1.Semoga pak Habibie diberikan kesehatan dan umur panjang terus. AMIIN.
2. Sepertinya bung yayan adalah anak pak habibie haha. Karena sangat kenal dgn beliau berikut pengalaman ttg pesawat peswatnya.
3. Semoga R 80 cepat mengudara di langit Nusantara
Maaf, sedikit menambahkan out of the topic…saya jg baru tau ternyata pendiri perusahaan Fokker ini adalah Anthony Fokker…menariknya beliau ini kelahiran Blitar Jawa Timur…untuk lbh jelasnya bs dilihat di Wiki ya,,
Kaum nasionalis…sy suka itu…tidak peduli kecenderungannya agama,sosialis atau fasis jika dia cinta akan negrinya maka dia akan bergabung…
Kapan lagi ya kita akan melihat Bung Karno,Bung Hatta dan Bung Syahrir di era sekarang yg penuh kepalsuan ini?
Salut untuk bung Yayan….!!! satu permintaan saya, JANGAN PERNAH BOSAN UNTUK MENULARKAN VIRUS NASIONALISME KEPADA KAMI SEMUA” agar kebanggaan menjadi rakyat Indonesia terus membara..
Nasionalisme…..gaungkan dan satupadukan dalam wadah wawasan nusantara….
Luar biasa !!! baru bikin N250 aja, Fokker langsung limbung. apalagi kalo putra-putri Nusantara bikin yang lebih hebat lagi? Ini baru namanya efek “penggentar” yang sebenarnya, bikin layang2 satu, yang lihat langsung keder. Kita benar-benar bisa merubah tata dunia jika saja kita sadar dengan segala potensi yang kita miiki.
sejati nya bangsa indonesia adalah bangsa yang unggul dan ras terunggul di dunia , jadi wahai muda dan mudi bangsa indonesiia jangan lah malu menjadi bangsa indonesia karena bangsa dan negara kita adalah bangsa yang tangguh…
salam buat bung yayan dan bung naga samudra mksih artikel nya…semoga sehat selalu
lembaran kelam kemajuan teknologi bangsa, tersandung dlm debu konspirasi global..
tgl amat sngt berharap, pencapaian ala N250 dpt terulang kmbali..
sebelumnya pt DI ‘dibunuh’ dengan dalih memakai dana reboisasi
maap Prof. Subroto itu apakah yg mantan sekjen opec?