KAPAL INDONESIA SEHAT ATAU KARTU INDONESIA SEHAT?
Sebentar lagi kita akan kedatangan tamu Angkatan Laut Amerika Serikat yang mengemban misi sosial berupa bantuan kesehatan dan obat-obatan. Rombongan akan datang lengkap dengan kapal rumah sakit mereka yang sangat besar, yakni USNS Mercy..!
Indonesia juga sudah punya kapal sejenis, yakni KRI DR. Suharso, walaupun ukurannya lebih kecil. Namun bukan soal perbandingan itu yang ingin saya kemukakan. Sebaliknya saya sangat berharap, dengan kedatangan USNS Mercy, para petinggi kita terketuk hatinya untuk bisa memiliki kapal sejenis yang lebih besar.
Bagi Indonesia, membangun kapal sejatinya bukanlah sesuatu yang baru. Maklum kita ketahui bahwa PT PAL Surabaya telah mampu membangun kapal dengan bobot besar, yakni Star50, yang bertonase hingga 50,000 DWT..!
Seandainya platform Star50 kita adopsi untuk membangun kapal jenis LPD yang difungsikan sebagai rumah sakit berjalan bagi melayani kesehatan rakyat Indonesia di pulau-pulau terluar, wah betapa indahnya Indonesia..!
Selain sehat juga hebat..! Karena dengan adanya program Kapal Indonesia Sehat, selain mampu menyehatkan bangsa, juga akan berdampak positif bagi perkembangan industri galangan kapal nasional.
Statusnya sebagai KRI, juga akan berperan dalam menjaga, mengawasi dan memelihara keamanan di laut dan daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia.
Disaat begitu banyak Rumah Sakit yang menolak pasien dari keluarga tidak mampu, kehadiran Kapal Indonesia Sehat mungkin bisa menjadi solusi jitu untuk melengkapi fungsi Kartu Indonesia Sehat yang selama ini telah ada. Semoga dengan kehadiran USNS Mercy kelak, para pemimpin kita terketuk hatinya, untuk turut ingin memiliki kapal serupa..! Aamiin..
WAHANA PELUNCURAN ROKET SWASTA
Jujur, rasanya baru kali ini saya merasa iri dengan kesuksesan orang lain. Sebelumnya gak pernah sampai iri, cukup hanya merasa kagum dan tertarik..!
Saya ingin mengucapkan selamat kepada Elon Musk, pendiri sekaligus pemilik perusahaan Space X. Pengusaha muda Amerika ini sukses mendapatkan izin dan kelayakan dari NASA untuk mengoperasikan usahanya yang bergerak dalam bidang peluncuran roket luar angkasa. Kelak dari markas perusahaannya, dia akan bisa mengirimkan orang dan barang hingga ke International Space Station..!
Praktis, kini bisnis ruang angkasa Amerika tidak lagi menjadi monopoli Boeing dan Lockheed Martin. Mereka akan berbagi kue yang nilainya hingga mencapai $70 billion per tahun..!
Satu hal yang membuat saya iri atas kesuksesan ini adalah karena ternyata si Elon Musk hanya merogoh kocek sebesar $60 milion dan merekrut 150 orang tenaga ahli..!
Bagi saya yang bergerak dalam bidang perhotelan, nilai sebesar itu langsung dikonversikan dengan biaya pembuatan sebuah hotel. Hasilnya, $60 milion adalah jumlah yang kurang cukup untuk bisa mendirikan sebuah hotel bintang lima.
Barusan saya mencoba menelisik file perusahaan, ternyata $60 milion adalah budget yang setara untuk membangun sebuah hotel bintang 3 di negara-negara Eropa..!
Jika dengan $60 milion, Elon Musk bisa meraup income minimal 10% dari $70 bilion pertahun yang diperebutkan, artinya Space X akan kecipratan rezeki sebesar $7 bilion per tahun, atau rata-rata hampir $600 milion per bulan, atau $20 milion per hari..! Luar biasa..! Perusahaan mana yang bisa BEP dalam hitungan hari dan ROI dalam waktu yang mungkin kurang dari seminggu..? Ini baru namanya edan..! Hehehe…!
Semoga kelak kita bersama LAPAN bisa segera mengejar ketertinggalan, dan mampu menjadi bagian penentu usaha luar angkasa dunia..! Aamiin..!
BISNIS PERANG..!
Di zaman sekarang, perang tidak lagi melulu dipandang sebagai sebuah bencana. Karena nyatanya, perang seringkali dilakukan sebagai sebuah cara untuk menggolkan sebuah kepentingan.
Selama ini kita mengetahui bahwa Amerika sangat rajin berperang di Timur Tengah..! Alhasil, negeri Paman Sam itu, kini telah menjelma sebagai raksasa migas dunia, meskipun kandungan migas di negaranya tidaklah sebesar kandungan migas di negara-negara Arab..!
Selain migas, dari perang yang diciptakannya pula, Amerika telah mampu menghidupi industri strategis yang dimilikinya hingga mampu menyandang predikat sebagai negara eksportir senjata nomor wahid di dunia..!
Perang mungkin akan sangat mematikan, tapi bagi Amerika sendiri, sepertinya perang telah menjadi sebuah media bisnis yang sangat menguntungkan. Kegiatan ekonomi bukan lagi mencakup sektor industri dan perdagangan. Ketika keduanya dipandang mandeg, maka tidak mustahil bagi Amerika untuk menempuh jalan perang.
Setelah sekian lama menguasai nuklir sebagai sumber energi bagi industrinya, Amerika juga sangat berkepentingan untuk memastikan agar perang senantiasa tetap ada. Dengan peranglah perekonomian Amerika menjadi terus terjaga dengan hangat..!
Beberapa waktu lalu, kita telah memborong alutsista dari Germany berupa Main Batle Tank Leopard 2 yang disertai dengan Transfer Of Technologynya. Bagi negara-negara Eropa sendiri, keputusan Germany yang memberikan TOT pada Indonesia dipandang sebagai sesuatu yang tidak lumrah.
Tidak heran jika kemudian banyak pertanyaan yang berkumandang..! Kepentingan apakah yang sedang diincar oleh Germany..?
Kini jawaban itu terjawab sudah..!
Jika Germany tidak memberikan TOT pada Indonesia, maka Germany akan kehilangan keuntungan dari setiap Leopard 2 yang akan terus beredar. Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan, sang pabrikan rupanya telah berencana untuk menghadirkan pengganti Leopard 2, yakni Leopard 3 pada 2030..!
Jika Germany pelit, maka margin dari Leopard 2 itu akan turut mati bersamaan dengan produksinya yang terhenti.
Pada Leopard 3 nanti, Germany akan menggandeng French..!
Sehingga meskipun kelak Germany hanya memoroduksi Leopard 3, tapi Germany sendiri masih akan mendapatkan fee dan royalty dari setiap Leopard 2 yang diproduksi oleh Indonesia maupun Swiss..!
Dengan adanya skema seperti ini, strategi bisnis yang ditempuh Germany jadi lebih mudah dibaca..! Dengan merangkul French, secara otomatis pangsa pasar Germany menjadi lebih luas dengan adanya akses mudah ke Afrika. Disaat itulah, Germany akan mendorong Indonesia untuk mensuply Leopard 2 ke negara-negara di benua hitam tersebut, yang secara kebetulan memiliki hubungan dan kepercayaan yang amat baik terhadap Indonesia..!
Hahaha..! Sangat cerdik..! Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Jika Indonesia ingin mendapatkan margin yang lebih besar lagi, maka mulai saat ini, kita harus terus melakukan terobosan dan inovasi, agar mampu melahirkan sebuah teknologi yang mumpuni. Sudah saatnya kita memiliki dan mengekspor produk alutsista buatan sendiri..!
Go Pindad go..!
By Patku Yayan@Indocuisine
Gambar by Google dan Patsus Citox
20 Komentar
Artikel yg membangun
lanjutkan bung yayan setia menanti karya tulisan” bung yayan
perang menjadi bisnis..hehehhe..salam bung yayan nice artikel
Indonesia terjun dalam bisnis perang, dengan menjual Leo2,,mantap…heavy Tank, Medium Tank from Asean, only from Indonesia
Artikel yang menarik bung yayan,kita memang sangat butuh kapal ber tonase besar khusus nya untuk kapal rumah sakit,minimal kita butuh 12 buah,untuk menjangkau pelosok nusantara yang sangat luas,juga karena negara ini rentan bencana alam
Saya setuju pemerintah memperbanyak Kapal RS ini, tapi saya tidak setuju dengan bung vladimir maupun bung yayan bahwa kita harus membangun kapal RS yang besar.
Begitu banyak pulau terpencil diluar sana dengan infrastruktur kesehatan yang sangat minim kalau mau dikatakan tidak ada. Namun tidak semua membutuhkan kehadiran kapal besar.
Pertama, tidak semua perairan pulau dan pantai serta pelabuhannya mampu didarati oleh kapal bertonase besar.
Kedua, pasien tidak terkumpul dalam satu pulau atau daerah dalam jumlah masif kecuali ada bencana dan kecelakaan.
Ketiga, sulit untuk mengisi kapal yang besar dengan SDM perawat dan Dokter sesuai jumlah kamar operasi yang tersedia, dan sekali lagi, jikapun dokternya sudah banyak, maka banyak yang akan menganggur karena ketika singgah disatu pulau, tidak banyak pasien yang kebetulan membutuhkan perawatan saat itu.
Saya lebih cenderung mencontek apa yang dilakukan oleh dokter gila dengan Kapal RS Terapungnya. Meskipun masih terbuat dari kayu, peralatan dan fasilitas serta obatnya sangat lengkap. SDM juga terus berganti sekaligus ajang para dokter muda berbakti pada pertiwi.
Jika pemerintah memperbanyak kapal RS keliling dengan ukuran secukupnya, disesuaikan dengan kebutuhan rutin setiap pulau yang dikunjungi, maka dari Sabang sampai merauke akan bertebaran kapal2 rumah sakit terapung. Program dokter masuk desa yang sekarang ini berjalan dapat diperluas dengan dokter apung dengan kewajiban bertugas di kapal selama 1-2 tahun. periode penugasan 2 bulan dan istirahat 1 minggu untuk menyegarkan semangat mereka.
Dengan banyaknya kapal RS terapung, bisa kerjasama dengan universitas dan lembaga kesehatan di setiap propinsi untuk menyediakan SDM perawat dan dokternya. Sehingga program lebih membumi, dan melibatkan pemerintah setiap propinsi dibanding harus dipusatkan pada kebijakan pemerintah pusat. 😎
Tes
sangat cerdik sekali… Indonesia harus bisa memanfaatkannya, sebagai media loncatan kemajuan teknologi Pindad..
kami yakin dengan SDM yang ada..Pindad mampu mengalahkan tantangan itu…AMiin
2030 masih lama. Kita masih ada peluang untuk berinovasi . Go pindad !!
Menarik bung yayan..inget jalan cerita mission impossible 2,ilmuwan membuat virus dan antivirus,ada tokoh yg menyebarkan virus dan menawarkan antivirusnya.wabah penyakit jd komoditi bisnis..sperti perang,yg satu menciptakan konflik,dilain pihak menyediakan apa2 yg dibutuhkan didalam konflik.konflik jd lahan bisnis.
Anyway.. ini hnya opini juru ketik..cmiiw
strategi bisnis yg jitu adlh yg bisa melihat ke dpn
begitu pula jerman. krn produksi leopard 2 akan berhenti maka mereka memberikan tot sekaligus bisa menjual barang stock lama mereka kpd ind dgn harapan penghasilan tetap bertambah dgn pemberian lisensi.
Saatnya Indonesia membuat 10 Kapal Indonesia Sehat duplikat dari KRi DR.Soeharso utk melayani rakyat yang tinggal di daerah2 terpencil di seluruh NKRI. Salam hangat Bung@Yayan dng artikelnya yg mencerahkan.
Indonesia dapat TOT Leopard apanya? Rantainya? Amunisinya? Mohon pencerahannya…
Setahu saya amunisi n maintenance ny Bung ,,, utk kawasan asia pasifik pindad yg pegang. Dgn demikian Jerman bsa fokus hanya utk Leopard 3
TOT Leo adalah win win solution indonesia butuh teknologi tank sedang jerman butuh dana untuk bikin leo3, dari pada indonesia harus bikin penelitian tentang tank dari awal yg menghabiskan lebih banyak dana untuk bikin tank kelas berat…
mantapp… slam hangat bung yayan, salam kenal juga!!!!!hehehehe
berarti dengan ini memastikan INDONESIA dan SWISS menjadi pengguna leopard 2 terbesar di dunia setelah JERMAN,………
trus TOT marder bagaimana ya? jadi apa tidak!!!! apa sudah diganti dengan TOT leopard 2 ini…. apa bagimana,, mohon koreksinya dari sesepuh, patga2, bung-bung…….
ck..ck..ck,. cerita mysteri terpechkan sudah… ayo… Indonesia utawanya PINDAD … lanjutkan terobos ala The maze Runner ..!!
congrats utk leopard , pindad & Indonesia..
jgn lpakan pla, sealin kapl Rumah sakit ,kita jg btuh LPD sbgi gudang n kantor gerak dilautan..
artikel yg mantap
Go pindad goo !!
Tulisan sangat impiratif dan membangun semoga dilihat pemerintah dan terealisir, Amiiin