Admint berkesempatan sowan dan ngobrol dengan Kolonel TNI (Purn) Soeryadi Setiawan mantan KaditSospol Jatim bertempat di home Stay Gardenia di Jalan raya Kertajaya Indah menjelang buka puasa bersama
Berikut petikan Ngobrol dan Wawancara nya :
Admint : Pak Soeryadi bagaimana pendapat njenengan dengan potensi Indonesia .
Soeryadi Setiawan : Indonesia sebagai negara yang terletak di persimpangan benua, Samudra, Budaya, Politik sisitim ekonomi dan Ideologi ( Perbedaan ) menjadikan Indonesia tempat pertemuan Kekuatan / Kepentingan barat dan kekuatan/ Kepentingan Timur . sehinga sangat mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia,
Dan kebetulan budaya barat itu sangat menarik ada hura huranya sehingga gampang sekali merasuki generasi kita sekarang,, dan tidak terasa melalui budaya yang masuk itu memasukan juga paham paham yang lain termasuk ekonomi liberal
Admint : Tujuannya apa pak mereka menyerang atau mempengaruhi bangsa Indonesia
Soeryadi Setiawan : Tujuannya yaitu ” PENJAJAHAN KEMBALI” kepada bangsa Indonesia yang kaya raya ini, dengan cara memasukan agen agen nya ke seluruh komponen bangsa , sampai sisitim pemilupun dibuat multi partai dan Pemilu secara Langsung sebenarnya ini tidak menguntungkan kita , tetapi memang dipertahankan, sehingga menciptakan pemilu yang berhubungan dengan uang, sedangkan biaya pelaksanaan Pemilu semakin besar, Pengalaman saya saat menjadi Panitia Penyelenggara Pemilu se Jawa Timur, saya menjabat sebagai Seketaris PPD pada thn 1997 , Pemilu se Jawa Timur hanya menghabiskan biaya 22 Milyar,, sekarang anda tau sendiri berapa biaya diperlukan untuk menyelenggarakan Pemilu, karena orientasi sudah Materi,
Kita harus sadar bahwa kita diakali.
Kita tidak diperkenankan menjadi Negara maju, hanya dibolehkan menjadi negara konsumen tidak menjadi negara Produsen dengan sumberdaya manusianya yang 250 juta itu kita tetap akan menajadi Pasar.
Penjajahan itu musuh utama bangsa kita, sesuai dengan UUD 45 Penjajahan harus dihapuskan, tetapi penjajahan sekarang ini berevolusi dengan menjajah secara tidak kentara, sehingga bangsa ini tenang saja dan tidak merasa bila sedang dijajah.
Ada dua alternatif untuk bangsa ini yaitu mempertahankan dengan sungguh sungguh, Potensi dan Kekuatan Bangsa Indonesia dengan cara sadar dan bangkit
Atau tetap ikut larut dan HANCUR,
Bila Program pemerintah sekarang yaitu TRISAKTI, Nawa Cita itu bila dilaksanakan dengan benar akan sangat bagus , bukan hanya sebagai Slogan saja, dan semoga dilaksanakan betul betul,
Admint : Bagaiman Peran Bakesbangpol sekarang apakah sama dengan Peran Kaditsospol jaman dahulu.
Soeryadi Setiawan : Sudah beda sejak Reformasi ,, dalam rapat staff saya pernah sampaikan bahwa apa perlu para mahasiswa yang mau survey survey perlu ijin dari Kaditsospol ternyata memang masih perlu,
Pak Harto dalam konsepnya membangun Indonesia Dengan Pembangunan Ekonomi yang Tangguh dengan Teknologi yang kuat dan Pembangunan Politik yang bertahap agar Indonesia menuju lebih baik, sayang saat itu Pak Harto terlambat sehingga terjadi Reformasi,
Bakesbangpol sekarang POL nya hanya memantau saja, sedangkan dijaman saya untuk menjadi anggota DPR daerah saja harus melewati saya sebagai Kaditsospol. sehingga saat itu Munas, Musdanya Parpol saja mengundang dan melibatkan saya sehingga bisa menfilter, tetapi saat itu saya tidak semena mena tetap dalam koridor,
Saat Orde Baru runtuh SOSPOL dihilangkan dan diganti Bakesbang saja dan sekarang ditambahi menjadi Bakesbangpol yang ditekankan kepada mengurusi kesatuan bangsa,
KEBANGGAAN NASIONAL
Admint : Kembali ke Masalah Wawasan Kebangsaan pak bagaimana dengan masalah Persatuan Bangsa Ini
Soeryadi Setiawan : Saat ini kita harus kembali mengutamakan Persatuan ,
Sedangkan untuk menunjang persatuan Kuncinya diperlukan “KEBANGGAAN NASIONAL” , bangsa ini harus mempunyai sesuatu yang bisa dibanggakan oleh seluruh rakyat Indonesia , yaitu prestasi yang menjulang yang bisa dibanggakan minimal bisa dibanggakan ke negara kawasan sekitar kita
Admint : Contoh Nya bagaimana pak
Soeryadi Setiawan : Contoh Dijaman Mojopahit prestasinya adalah saat pasukan Majapahit bisa mengusir pasukan Tar tar, Tiga ribu pasukan Kerajaan Yuan dari Cina ini dapat dibinasakan oleh pasukan Majapahit, dan memaksa mereka keluar dari Pulau Jawa dengan meninggalkan banyak korban. sehingga majapahit bisa berdiri Tegak
Dijaman Bung Karno dimulai dengan kita bisa mengusir Belanda dan memproklamasikan Negara Indonesia berlanjut bisa mengusir agresi militer Belanda saat itu, itu adalah kebanggan Nasional
Bung Karno terus membuat kebanggaan Nasional dengan mendirikan bangunan dan monumen yang besar seperti Masjid Istiqlal, Monas, Gelora Senayan dll yang saat itu dikritik sebagai Proyek Mercu suar sedangkan keinginan pak Karno saat itu bangsa ini mempunyai sesuatu Kebanggaan Nasional agar persatuan bangsa ini bisa terbentuk, terbukti Malaysia mencontoh dengan membangun menara Petronas sebagai kebanggaan Nasional mereka.,
Juga bisa melalui kebanggan daerah seperti peristiwa Perobekan Bendera di hotel Yamato dan bisa membunuh Jendral Sekutu, dan Perang 10 Nofember sebagai perang terbesar mempertahankan kemerdekaan saat itu karena kita menghadapi perang tiga matra gempuran dari darat laut dan Udara,, itulah salah satu kebanggan Daerah yang bisa menjadi kebanggaan Nasional,
Berlanjut Bung Karno membangun Tentaranya dilengkapi dengan Alutsistanya yang terkuat dibelahan bumi Selatana , Tentar kita saat itu terkuat nomer dua di ASIA , saat itu tahun 1961 saya masuk tentara merasa sangat bangga, dengan kekuatan TNI, sehingga Irian Barat bisa direbut kembali dan menimbulkan kebanggan Nasional
Juga saat Olahraga Bulutangkis kita berjaya dijaman Rudy Hartono bisa menajadi juara All Enggland sampai 8 kali. masyarakat sangat bangga dengan prestasi olahraganya, Juga saat baru baru ini prestasi sepak bola kita saat itu sedikit nailk saja membuat persatuan kita bertambah.
Jadi Bangsa ini perlu sesuatu Kebanggaan Nasional agar persatuan semakin meningkat,
Untuk sekarang Kebanggan Nasional bisa dengan jalan meningkatkan Pertumbuhan ekonomi, prestasi Olah raga, kebesaran TNI beserta Alutsistanya dan Prestasi prestasi lainnya, Kita harusnya bisa karena sejatinya kita Bangsa yang besar
Admint : mengenai menegakkan Pancasila bagaimana pak menurut Pengalaman bapak
Soeryadi Setiawan : Pancasila itu adalah Ideologi, Jalan hidup Bangsa ini, dimulai dari Pancasila menuju Pancasila. mulai lahir sampai mati bangsa ini sebagai orang yang Pancasialis.
Pancasila ini dulu hampir hampir tidak diterima dijaman orde baru karena penerapan Azas Tunggal karena ditakutkan saat itu dan dihembuskan isue Pancasila akan menjelma menjadi suatu Agama
Saat itu Pemerintah Indonesia berhasil meyakinkan pada bangsa ini pada saat muktamar NU di Situbondo pada tahun 1984 dan dibantu oleh KH Achmad Sidiq sebagai Rois AM NU saat itu,yang berpendapat Pancasila tidak akan menjadi Agama karena alasan Sbb:
1. Agama berdasar dari Wali Tuhan sedang kan Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang beragama.
2. Agama mempunyai kitab Suci sedangkan Pancasila tidak mempunyai
3. Agama punya Rasul sedangklan Pancasila tidak mempunyai
4. Tidak menjalankan ajaran agama bedosa sedangkan Pancasila tidak ada sanksi dosa tetapi Pancasila tidak ada sanksi dosa tetapi tidak pantas saja.
5. Agama untu seluruh Umat Manusia , Pancasila sangat cocok untuk Bangsa Indonesia.,
Pidato KH Achmad Sidiq dimuktamar NU tersebut bisa diterima sehingga pandangan Pancasila akan menjelma sebagai agama di Indonesia bisa dinetralisirkan
Kondisi sekarang ini Pancasila sudah perlahan lahan dihilangkan di filosofi dan pedoman hidup bangsa Indonesia, saat ini generasi muda didesign untuk tidak menjadi seorang Pancasialis sehingga duapuluh tahun kedepan mereka menjadi pemimpin yang tidak mengenal Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa hanya sebagai Slogan saja,.
Sebenarnya Program Penataran P4 dijaman Orde Baru itu tidak jelek, tetapi karena saat itu Orde Baru runtuh ada anggapan semua ajaran Orde Baru itu jelek dan harus dihilanglan, seperti saat setelah kemerdekaan anggapan semua ajaran Belanda jelek,
Admint : bagaiman pak dengan Wawasan Kebangsaan di Generasi Sekarang
Soeryadi Setiawan : Generasi saat ini kalau kondisi terus seperti sekarang ini akan berat untuk kedapannya bila wawasan kebangsaan dan Pancasila tidak digalakkan
Di Amerika saja wawasan kebangsaannya antara lain bunyinya kalau diterjemahkan ” Daratannya tidak boleh disentuh oleh bangsa lain ” sehingga memakai wawasan Dirgantara dengan memperkuat Kekuatan Udaranya, dengan menganut Strategi Preempty strike, menggebuk ancaman musuh dinegara asalnya sehingga mereka tidak mau berperang di negaranya, dan itu juga dilakukan oleh negara negara lainnya seperti Israel, Saudi Arabia dll.,
Sedangkan Indonesia masih melaksanakan wawasan Darat menunggu musuh masuk dulu baru digebuk dan akan mundur mundur terus dan dihadapi dengan kekuatan darat dengan SISHANTA nya.
Wawasan Kebangsaan ini yang harus dirubah dan ditingkatkan, dan Pancasila harus segera digalakkan kembali agar generasi sekarang bisa menjadi generasi yang Pancasialis dan membela kepentingan Nasional daitas kepentingan pribadi dan golongan.
Karena waktu Berbuka Puasa semakin dekat admint dan Pak Soeryadi Setiawan mengakhiri ngobrolnya dan janji suatu saat ngobrol lebih panjang masalah kebangsaan. Kami pun bergegas untuk naik di lantai dua untuk acara berbuka puasa bersama.,
Profile
Kolomel TNi (Purn) Soeryadi Setiawan, dilahirkan pada 6 Mei 1940 disebuah desa kecil bernama Tegalombo yang terletak dijalanan antara Ponorogo dan Pacitan Anak ke Tujuh dari sebelas bersaudara dari seorang ayah bernama isran Sastrowirono seorang guru SD dan Ibu Salamah yang mempunyai kegiatan membantu Suami berjualan aneka barang kebutuhan sehari hari
Soeryadi Kecil menghabiskan Sekolah Dasar di desanya dan menginjak SMP harus keluar kota ke Pacitan untuk meneruskan pendidikannya, Saat menjalani pendidikan SMA Soeryadi pindah ke kota Kediri, Impiannya sejak kecil memang ingin menjadi Tentara karena kakak iparnya juga seorang perwira muda Angkatan Darat angkatan 45 .
ketika akhirnya menjadi Tentara Soeryadi diterima lewat jalur Wajib Militer atau Wamil dalam rangka merebut kembali Irian Barat, pada tahun 1961. Panggilan untuk test memasuki Akademi Militer (AKMIL) baru diterima setelah 17 hari Soerjadi memasuki pendidikan CAPA Wamil, Soeryadi sudah mencoba untuk mengurus agar dapat menjalani test masuk AKMIL tetapi ” katanya” peraturan saat itu tidak memperbolehkan
Ketika pada Juli 1965 Soeryadi naik pangkat bintang bolongnya menjadi buntet atau menjadi letnan dua mendapatkan kepercayaan menjadi Komandan Detasemen pasukan 12, 7 untuk berangkat ke Kalimantan Utara dalam rangka Dwikora, Ganyang Malaysia , saking senang dan bangganya dikepala beliau terukir apabila dia tewas disana dikarenakan perang membela Tanah Air,
Soeryadi menikah dengan seorang Mojang Priangan pada hari Ultahnya tgl 6 Mei 1969. pada awal berumah tangga Soeryadi menjabat sebagai Danki kemudian naik menjabat Dan Den (Komandan Detasemen) Radar di Halim Perdana Kusuma,
Jabatan berikutnya pernah menjadi ADC (ajudan ) Letjen Soemitro (WapangKopkamtib) dan ADC Letjen H.R Dharsono ketika bertugas di Vietnam.
Soeryadi Setiawan segera Kuliah di Universitas Jayabaya Jakarta dari Tahun 1974- 1979. Soeryadi mempersiapkan dirinya apabila terpaksa harus “keluar pagar” dinas diluar instansi Militer dia mempunyai ilmu yang diperlukan,
Soeryadi Setiawan Pernah menjabat 2 x Pa SI ( Perwira Seksi ) Batalyon, 2 x Wakil Dan KI (Komandan Kompi) , 2x Danden ( Komandan Detasemen) , 2x ADC ( Ajudant) , 2 x Dan Ki, 2 x Perwira Staff (Pa Staff), 2 x Dan Yon ( Komandan Batalyon), 2 x Dandim (Komandan Kodim ) , 1 x Kasrem (Kepala Staff Korem)
Dilingkungan Pemerintahan sipil beliau pernah menjabat 2x sebagai Bupati ( Jember dan Ponorogo) serta sebagai Kaditsospol, Di DPR satu kali menjabat selama dua tahun saja. Jadi pernah lebih dari 19 jabatan baik dimiliter dan Sipil diembannya dan pernah pindah rumah dinas sampai 17 kali, Anak anaknya untuk lulus SD harus pindah sekolah 8 kali,
Pernah bertugas di Jakarta selama 18 tahun, 4 bulan tinggal di Cimahi, pernah di Bandung selama 11 bulan saat menjalani Seskoad . Sejak Tahun 1981 Soeryadi bertugas di Jawa Timur.
Soeryadi Setiawan pernah berangan angan mengakhiri masa tuanya di daerah Parahyangan saja, tetapi berjalannya waktu diputuskan menghabiskan masa tuanya di Jatim khususnya di Surabaya, Di Jatim banyak teman teman, kenalan kenalan, dan Saudara saudara sehingga tidak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada,
Kini dalam usianya yang 75 tahun Soeryadi Setiawan dengan istri yang 67 Tahun, dengan dua orang anak, dua menantu dan tiga orang cucu, Soeryadi bahagia menetap di Surabaya bersyukur sudah mendapatkan anugrah kebahagian ( Sakinah ) , Anugrah Cinta ( Mawadah ) dan Anugrah kasih sayang (Rahmah ) dari Tuhan Yang Maha Esa,
by :Admint YPG
Gambar By Admint
7 Komentar
absen pagi….jd ingat dlu dari SD sampe SMK ikut penataran P4 tentang wawasan nusantara(cara padang bangsa ini terhadap bangsanya sendiri),bahkan menurut cerita bokap, setiap ada kenaikan pangkat/jabatan, wajib ikut penataran P4,sayang sekali udah tidak ada lagi penataran P4 sekarang ini, padahal sangat penting untuk selalu “menyegarkan” rasa nasionalisme & cinta tanah air.timakasih admin,,tulisan yg bermutu menjadi menu siang dibulan puasa ini.
Mungkin sekarang bisa dengan nama lain, seperti penyegaran kebangsaan dan kenegaraan. Kalau untuk siswa sekolah, orientasi kebangsaan dan kenegaraan. Untuk mahasiswa, diskusi kebangsaan dan kenegaraan. Bahkan bisa dijalankan di kelurahan-kelurahan dengan mengundang unsur-unsur pemerintah lokal dan elemen masyarakat, serta mengundang wakil rakyat setempat. Dananya pakai saja dana aspirasi.
tuhhh kan para sespuh dahulu sudah mengingatkan , Cegah tangkal , bukan masuk dulu baru gebug rame-rame , TNI bersama rakyat akan kuat
Tapi sudah terlanjur daerah daratan dan udara atuapun lautan berdarah-darah , masuk berita NKRI diserang lagi , kan memalukan sebagai bangsa yang besar , apalagi FIR sampai 2024 lagi , deuhh nyesek
Kemana wakt itu menhan dipegang oleh Jned Edi sudrajat waktu itu ( orde baru )
apa sudah terlalu keenakan dan tidak ada upaya pengajuan rebut kembali ?
Perlu gebrakan yang satu satunya jalan ya harus menempatkan orang orang pancasilais nasionalis di pemerintahan supaya gebrakannya nyata bukan seruan dan himbauan saja kalau ada tokoh dan parpol seperti itu yang mau meretas jalan untuk kembali ke uud 45 dan pancasila pasti saya dukung
Contoh dari hal kecil saja pada saat HUT RI, saat ini banyak rumah yang tidak terlihat mengibarkan sangsaka merah putih dihalaman rumah, memang nasionalisme tidak dapat diukur oleh mengibarkan bendera atau tidak pada saat HUT RI, tetapi hal kecil ini suatu pertanda bahwa masyarakat baru kita sudah mulai memiliki rasa acuh tak acuh dalam mendoktrin generasi muda atau anak2 penerus kita untuk meningkatkan rasa bangga terhadap berdirinya bangsa Indonesia.
Yup, perlu adny suatu gubahan, gebrakan utk membangkitkan kembali kesadaran nasional.. buktinya dg segudang prestasi bangsa
Mana mendikbud ? Ubah kurikulum dasar, masukan lagi PMP, PSPB, dan pendidikan dasar lainnya hingga generasi muda kita dari awal sudah bisa mengerti rasa kebangsaan. Jangan terlambat !