FGD “Mewujudkan Sumber Daya Nasional Sebagai Kekuatan Pertahanan Negara”

7

Partisipasi Patriot Garuda dalam FGD “Mewujudkan Sumber Daya Nasional Sebagai Kekuatan Pertahanan Negara”

fgd2

Hari Rabu tanggal 11 November 2015 lalu, Patriot Garuda mendapat kesempatan untuk menghadiri acara FGD yang diadakan oleh Kementerian Kordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (KemenkoPolkam).
Acara FGD atau “Focus Group Discussion” tersebut bertemakan “Mewujudkan Sumber Daya Nasional Sebagai Kekuatan Pertahanan Negara”.
Undangan acara tersebut ditujukan kepada 20 pihak dan Patriot Garuda merupakan 1 dari 5 undangan yang tidak berasal dari kalangan pemerintahan atau TNI/Polri. Bahkan Patriot Garuda merupakan satu-satunya LSM yang mendapat kehormatan untuk menerima undangan tersebut.

Secara umum acara dibagi dalam 4 sesi yaitu Pembukaan, Pemaparan (oleh nara sumber), Diskusi dan Penutupan. Pemaparan diberikan secara bergantian oleh 3 narasumber yaitu dari pihak Lemhanas, Dirjen Pothan Kemhan dan oleh bapak Dr. Kusnanto Anggoro, seorang pengamat militer, sebagai penutup. Pemaparan tersebut diluar keynote speech yang diberikan oleh pihak Sesmenko Polhukam sebagai bagian dari pembuka acara. dan dimoderatori oleh ibu Laksda Christina M.Rantetana, SKM, MPH . Ketiga narasumber masing-masing memberikan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan tema acara FGD ini.

Sebagai pemapar pertama, pihak Lemhanas yang diwakili oleh Laksda TNI Siwi Sukma Adji, membawakan presentasi dengan judul yang sama dengan tema FGD yaitu “Mewujudkan Sumber Daya Nasional Sebagai Kekuatan Pertahanan Negara”. Pada kesempatan ini Laksda Siwi memberikan pemahaman mengenai berbagai indikator dan konsep pengelolaan komponen bela negara. Juga dipaparkan tentang hirarki berbagai aspek yang masih menjadi kendala dalam penerapan konsep pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara. Di akhir presentasinya, Laksda Siwi memberikan rekomendasi yang menjadi pekerjaan rumah bagi semua stakeholder yang terkait dengan pertahanan negara. Laksda Siwi menutup presentasinya dengan mengatakan bahwa kita telah jauh tertinggal karena masih berkutat dengan urusan konsep bela negara yang tidak kunjung selesai sementara negara lain telah menerapkan wajib militer dengan cara yang terarah dan profesional.

Sesi pemaparan berikutnya diberikan oleh Kolonel Arief Wahyu yang mewakili Dirjen Pothan Kemhan dengan judul presentasi “Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara”. Presentasi dimulai dengan pembahasan tentang berbagai potensi bahaya dan ancaman terhadap bangsa dan negara baik yang bersifat militer maupun non-militer dalam skala global, regional dan nasional. Kolonel Arief kemudian melanjutkan pembahasan tentang berbagai payung hukum nasional yang telah dimikiki dalam rangka menangkal dan mengatasi bahaya-bahaya yang mungkin timbul tersebut. Titik berat pemaparan dari representasi Dirjen Pothan ini adalah pada konstruksi strategi pengelolaan sumber daya nasional serta begitu pentingnya RUU PSDN (Pengelolaan Sumber Daya Nasional) Pertahanan Negara untuk menjaga kedaulatan NKRI. Karena itu sangat diharapkan agar semua pihak yang terkait (legislatif dan eksekutif) untuk meningkatkan sinerginya agar RUU ini sesegera mungkin diundangkan. Kolonel Arief Wahyu menutup paparannya dengan mengulangi kembali arti pentingnya negara memiliki kemampuan pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan secara dini, terpadu, terarah dan berkelanjutan.

fgd3

Pemaparan terakhir diberikan oleh Dr. Kusnanto Anggoro yang memberikan presentasi dengan judul “Mewujudkan sumber daya nasional menjadi sumber daya pertahanan”. Paparannya dimulai dengan menceritakan sedikit tentang sejarah pembentukan UU yang berhubungan dengan pertahanan negara di negeri ini dan “dinamika” politik yang menyertainya. Sebagai seorang pengamat militer dan hubungan internasional serta juga sebagai pengajar di Universitas Pertahanan, Dr. Kusnanto Anggoro memberikan perspektif lebih luas lagi mengenai konsep ketahanan nasional. Menurutnya, ketahanan nasional tidak hanya terbatas pada keamanan dalam arti militer, tetapi juga keamanan lingkungan, keamanan pangan, keamanan energi, dan keamanan ekonomi. Dr. Kusnanto juga memperkuat bahasan yang diberikan pemapar-pemapar sebelumnya tentang begitu pentingnya kemampuan pengelolaan sumber daya nasional bagi pertahanan negara. Beliau menekankan arti pentingnya pemanfaatan keahlian yang beragam dari tiap komponen bangsa dalam pengelolaan pertahanan negara dan menciptakan apa yang disebut sebagai sebuah “passive deterrence”.

Setelah seluruh narasumber selesai memberikan paparannya maka sesi diskusi atau tanya jawab pun dimulai. Berbagai pertanyaan, tanggapan dan masukan diberikan oleh peserta forum. Semua interaksi yang diberikan oleh peserta diberikan respons yang baik dan cukup komprehensif oleh keseluruhan pemapar. Proses komunikasi yang terbangun tersebut memberikan kejelasan tentang berbagai isu yang mungkin belum dipahami bersama. Diantaranya tentang peran media dalam kegiatan sosialisasi undang-undang, penegasan kembali tentang perbedaan kegiatan bela negara dan wajib militer, membangun persepsi yang seragam, pentingnya membangun rasa bela negara, memperkuat ketahanan nasional dan ketahanan negara, dan kegiatan bela negara harus terus dijalankan sekalipun proses legislasinya masih terseok-seok. Setelah seluruh pertanyaan atau masukan yang diberikan ditanggapi oleh ketiga narasumber, sesi diskusi itupun ditutup yang dilanjutkan dengan penutupan acara forum secara resmi oleh pihak kemenkopolhukam sebagai penyelenggara kegiatan.

Dalam kesempatan forum ini, kami dari Patriot Garuda memperkenalkan diri dan visi kami serta kegiatan yang telah kami lakukan selama ini kepada forum. Secara singkat kami paparkan kegiatan “cyber-gerilya” yang telah kami jalankan sejak berdiri dalam rangka meningkatkan kembali rasa nasionalisme, membangun opini akan pentingnya bela negara dan menyadarkan masyarakat akan potensi bahaya yang timbul bagi bangsa dan negara jika kita tidak menjalankan kegiatan bela negara. Meski penjelasan yang kami berikan adalah untuk kepentingan perkenalan diri, kami berterimakasih atas apresiasi dari pihak lain yang secara khusus diberikan dalam forum tersebut.
Apresiasi tersebut akan menjadi tambahan pemicu semangat bagi kami, Patriot Garuda, untuk terus berbenah dan meningkatkan kapasitas organisasi kami.

fgd4

By Admint

Gambar by  Admin YPG

Share.

7 Komentar

  1. Gimana mau terjaga ketahan,wong dari dalam tubuh bangsa ini sangat banyak pelaku-pelaku yg melemahkan ketahanan itu sendiri,contoh nyata pelaku korupsi berjamaah dengan sangat rapinya dari hulu sampai hilir dan itu termasuk salah satu inti pokok kehancuran ketahanan itu sendiri,mari kita awasi bersama “priyo tukang korup”

  2. Salah satu sumber kegagalan ketahan atau pertahanan bangsa ini adalah tikus tikus berdasi perampok dan duri bagi pembangunan ekonomi adalah merupakan “musuh utama” dan menjadi parasit dalam tubuh bangsa itu sendiri,maka itu hancurkan setiap pelaku rampok harta bangsa ini.

Leave A Reply