TNI ANTARA IDEALISME DAN REALITAS DI ERA REFORMASI
Hasil diskusi pada Jumat 4 Maret 2016 Pkl.13.55 sd 17.00 Wib, di Restro Pempek kita Jl. Tebet Timur Dalam Raya No.43 Jaksel, telah berlangsung Diskusi dengan tema “TNI antara idealisme dan Realitas di Era Reformasi” yang diselenggarakan oleh Institute Soekarno Hatta (ISH) Pimpinan M. Hatta Taliwang (Direktur ISH), dihadiri sekitar 100 orang.
Inti yang disampaikan Narsum sbb :
1. Jenderal TNI Purn. Djoko Santoso (Mantan Panglima TNI).
Idealisme TNI itu sangat sedehana, yaitu apabila seorang prajurit mampu melaksanakan tugas itulah kebahagiaan. Tugas TNI itu menjaga kedaulatan negara, menjaga keutuhan tanah air, menjaga keselamatan bangsa. TNI dgn tujuan reformasi tidak ada masalah. Reformasi menjadi kebablasan karena berubah menjadi liberalisasi. Sekarang ini sedang terjadi perang antara Corporate dengan kepentingan rakyat, contoh pembangunan KA Cepat. Lalu posisi negara dimana, tapi biasanya negara juga kalah sama Corporate.
2. Dr. Conie Rahakudini Bakrie (Pengamat Pertahanan dan Militer).
a. Bangsa Indonesia itu ributnya di dalam terus. Perang terjadi karena Sumber Daya alam dan agama. Dulu TNI disuruh ke Timtim tapi kemudian dibanting. Ada yang bilang TNI harus kuat tapi ada juga yang bilang TNI tidak boleh kuat, takut seperti Orba. TNI menjadi bingung, harus berbuat apa dan harus kemana, karena TNI yang tadinya mengurusi kedalam sekarang harus keluar. Kita juga dianggap negara yang tidak mungkin gagal tapi untuk melangkah susah.
b. Sangat mnyedihkan ketika Panglima TNI Jenderal Gatot menyatakan bahwa kalau sampai UU Komcad diluluskan, anggota TNI bisa dikurangi 30%, kok Panglima TNI menegosiasikan kekuatan negara. Saat ni semua bicara proxy War, padahal Menlu tidak pernah menyatakan ancaman kita itu sprti apa? Indonesia bisa pecah karena kepercayaan (agama). TNI seperti disipilkan dan sipil di militerkan, diperparah lagi dengan pernyataan Mendagri bahwa Satpol PP bisa bantu atasi kelompok Santoso.
c. Panglima TNI juga bilang kalau ada pesawat asing masuk kita hanya berdoa semoga jatuh, ini memprihatinkan. Dirinya mengusulkan TNI namanya kembali menjadi ABRI, supaya tidak umek didalam saja. Sekarang ini aneh, Tentara laksanakan Gaktib, jadi jangan heran kalau Polisi membentuk Densus anti teror.
3. Laksda TNI Purn. Soleman B Ponto (Mantan Ka BAIS TNI).
a. Dalam penanganan teroris TNI seperti terlupakan dan kita ribut soal dasar hukumnya. Selagi belum ada keadilan pasti ada terorisme, sedangkan keadilan itu hanya bisa dicapai dengan hukum. Sesuai UU hanya TNI dan Polri yg menangani terorisme, kalau BIN dan BNPT tidak ada UU nya. Dalam UU TNI ditegaskan TNI menangani terorisme, jadi bukan membantu Polri. Sekarang ini seolah olah hanya polisi yang menangani terorisme.
b. Contoh kasus Temanggung diserang habis2an tapi yang didapat hanya 1 orang. Katanya terorisme harus ditangani tapi Densus senjatanya diperhebat terus. Dalam banyak kasus Polisi begita mudah menembak. Kalau harus dibunuh gunakan TNI dan kalau mau ditangkap gunakan Polisi.
4. Mayjen TNI Purn. TB. Hasanuddin (anggota DPR RI).
a. Dirinya walaupun politikus tetapi jiwanya tetap prajurit. ABRI menjadi TNI sudah konsekwensi reformasi, tapi loyalitas kepada bangsa dan negara tetap. Tahun 1998 TNI bisa saja melakukan seperti di Tiananmen China, tapi TNI tidak melakukan itu karena mengabdi kepada bangsa dan negara. TNI itu lebih reformis dibanding lembaga2 lain.
b. Apakah TNI yang mengajukan Dwi fungsi ?, tidak. Itu ada dokumennya, ada perintahnya, bukan kemauan prajurit. Dulu dirinya juga mempertanyakan kenapa dalam Pemilu, ABRI harus memenangkan Golkar, tapi karena sifatnya perintah ya harus dilaksanakan. Aceh sekarang masih ada itu karena ada Koramil dan Babinsa, kalau Koramil tidak ada wassalam Aceh. Sekarang Aceh punya bendera dll, hanya secara teritorial saja Aceh masih ada di wilayah Indonesia.
c. Opsmil selain perang menjadi wilayah abu abu, yang salah semua Presiden. UU ini tidak ada Perpres penunjangnya. UU tanpa Kepres/Perpres sebagai pelengkapnya maka akan menjadi abu2/tdk jelas. Dalam UU salah satu tugas Opsmil selain perang yaitu mengatasi aksi terorisme, tapi harus dengan keputusan politik/negara. Ini bukan kata kunci tapi untuk mengontrol. Keputusan politik itu misalnya Presiden membicarakan dengan DPR untuk gunakan TNI atasi aksi terorisme. Ini aneh kok antar lembaga melakukan MoU, Presidennya kemana saja. MoU itu kalau kita dengan pihak luar.
d. Tugas OMSP yang lain yaitu membantu Pemda yang memerlukan sarana prasarana dan alat. Ada 4 macam bantuan yaitu akibat bencana alam, rehab infrastruktur, atasi pemogokan dan atasi konflik komunal. Jadi kalau untuk mengusir lonte di Kalijodo tidak ada di UU nya, kecuali akan terjadi krisis. Misalnya kata polisi Germonya mempunyai senjata anti tank, baru boleh gunakan TNI. Jadi TNI jangan dimanfaatkan.
e. Tentara itu harus dapat menimbulkan effect detterent. Kalau tentara nyangkul, masuk gorong2, menggiring lonte tidak akan mnimbulkan effect detterent. TNI ULP nya hanya Rp.40 ribu, padahal membutuhkan 3000 kalori. Itu 40 ribu hanya cukup untuk membeli nasi uduk, padahal ia juga punya keluarga yang harus dihidupinya. Beri TNI Alutsista yang baik, kesejahteraan yang bagus dan jangan lagi di tarik tarik ke ranah politik.
5. Brigjen TNI Purn Dr. Sugeng Widodo SH MH (mantan Oditur Militer).
a. TNI itu berproses, Doktrin TNI mengacu pada saat TNI lahir. Petama kali melawan Belanda adalah kaum sipil, belum ada tentara. Tentara kita dibentuk oleh sipil/rakyat. Tentara saat itu tidak digaji makan nya saja dikasih oleh rakyat. Kondisi itulah yg menjadikan doktrin TNI sebagai tentara pejuang dan tentara rakyat.
b. Pertahanan itu fungsi negara bukan fungsi TNI, begitu juga fungsi keamanan adalah fungsi negara bukan fungsi Polri. Jadi reformasi yang memberikan fungsi pertahanan/keamanan kpd TNI/Polri adalah keliru. Harusnya pertahanan/keamanan itu menjadi tugas negara yaitu Kementerian. Misal Kamtibmas itu cukup tugas Pemda, kalau kedodoran baru minta bantuan Polri atau TNI.
c. Tentara yang lahir dari revolusi hanya di Indonesia dan Vietnam. Kita pertahananya hanya fokus di dalam saja, seharusnya seperti Amerika. Makanya CIA ada di negara mana mana. Dikotomi antara pemerintah dan rakyat terjadi dimana mana, lalu dimana posisi militer?. Dalam sejarah kita TNI selalu ikut/berpihak kepada rakyat.
6. Kisman Latumakulita (Wartawan Senior/Pimp Majalah Forum Keadilan).
a. Untuk menghancurkan suatu bangsa itu ideologi/filosofinya. TNI yang dilahirkan oleh rakyat saat ini membiarkan proses penghancuran bangsa ini yang bisa terlihat secara telanjang. Pelemahan TNI itu dimulai dari DPR. Kita sepakat TNI keluar dari DPR tapi bukan berarti TNI tidak boleh bicara politik. TNI harus berani bicara keluar untuk ingatkan semua ini. TNI sangat menikmati sekali “politik TNI politik negara”.
b. Panglima TNI Jenderal Gatot sudah berani mengatakan Demokrasi kita tidak Pancasialis, sila ke 4 seperti one man one vote. Keberanian menyatakan pendapat seperti ini yang kita harapkan dari TNI. TNI jangan sembunyi dalam “politik TNI politik negara”, seperti dulu Nasution yang Kasad berani mengingatkan Soekarno. Kita harus kembali ke Pancasila dan UUD 1945
By Institute Soekarno Hatta (ISH)
Gambar by Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman
11 Komentar
tni memang harus pro aktif tapi tidak over
TNI diperbanyak aja prajuritnya,prajurit yg ada di tingkatkan kemampuannya,soal dana dipikirkan bersama.
Berstu
bukankah ibu conie yg kmrn mnyarankan kita ikut perang di suriah?
Sepakat Semua, Baik TNI maupun Polri jgn memakan satu sama lain, semua pny rel masing2 trmsuk Pemda/SatpolPP. Meski beda rel tp smyany dsatukan dlm Stasiun n dikelola oleh Negara.
http://www.kasamago.com
hahah..
rembugan berbelit ntu ada secara cuman atu penyebabnya, dana..
duit buat militer besar, masalah diatas akan hilang mua..
ciyus..
komeng kagak muncul yah..
INFO :
Surat Terbuka Utk Panglima TNI dan Para Purnawirawan Jenderal. Dari Farieda Nur Aini
By Administrator – February 22, 2016 360
Assalaamualaikum Warohmatulloohi wa barokaatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Perkenankan saya menulis Surat Terbuka kepada Panglima TNI dan para purnawirawan Jenderal TNI yg masih memiliki hati nurani, nasionalisme dan jiwa patriot.
Saya hanya ibu rumah tangga biasa, yg mungkin mewakili suara hati jutaaan rakyat RI yg saat ini merasa khawatir dan miris dg keadaan negeri tercinta serta kelangsungan generasi penerus kelak.
Bukan sekedar kabar di berbagai media bahwa penghidupan bertambah sulit, rakyat diadu domba, agama dilecehkan, asset negara digadaikan, segala macam aliran kesesatan diberi ruang dg bebas, hukum dibuat porak poranda, legislatif dan yudikatif dibungkam, pengalihan isu korupsi dan kasus2 besar lewat isu2 murahan bahkan media massa pun disetir hingga luput memberitakan hal2 esensial kenegaraan.
Bpk Panglima TNI dan para purnawirawan Jenderal yg terhormat ….
Sekali lagi, saya hanya rakyat yg sangat biasa, yg ingin bertanya kepada anda semua yg di mata saya sungguh luar biasa.
Tidakkah hati nurani dan jiwa patriotisme anda tersentuh melihat kehancuran negeri yg terasa semakin nyata di depan mata ?
Tidakkah jiwa anda semua yg dulu digodok di kawah Candradimuka Lembah Tidar tergerak mendengar tangis rakyat yg teraniaya ?
Bpk Panglima TNI yg terhormat.
Saat ini anda memegang tongkat komando sebagai pemimpin militer sebuah negara besar bernama ” Republik Indonesia “.
Para purnawirawan Jenderal TNI, saya yakin Bapak2 yg hebat ini masih punya akses dan pengaruh yg besar di tubuh TNI.
Tidakkah itu bisa menjadi sebuah kekuatan dahsyat jika bersinergi dgn seluruh rakyat ?
Kami menunggu komando anda semua utk bergerak bersama memperbaiki keadaan negara yg nyaris lumpuh dan tercerai berai ini.
Negara sudah oleng, Captain. Keadaan sudah SOS !!!
Hampir tak ada waktu untuk sekedar bilang : TAPI atau NANTI !!!
Kami yakin, anda semua tau apa yg harus dilakukan. Bergeraklah tanpa ragu.
Inilah unek2 seorang rakyat biasa, yg sangat khawatir dgn kondisi negerinya. Mohon maaf jika ada hal yg kurang berkenan.
Wassalaamu ‘alaikum.
Bandung, 22 Februari 2016
Salam dari rakyat yg teramat BIASA.
Untuk para pemimpin yg LUAR BIASA
[09:24, 26/02/2016]
Yth : Ibu Farieda Nur Aini
Di Bandung.
http://www.repelita.com/surat-terbuka-untuk-panglima-tni-dan-para-purnawirawan-jenderal-dari-farieda-nur-aini
Balasan Surat Terbuka Dari laksamana TNI Untuk Farieda Nur Aini
Asmkm, saya Laksamana TNI (Pur) Slamet Soebijanto, KASAL (2005 -2007) mewakili para purnawirawan TNI, merasa trenyuh, tersentuh sekali dan seperti tertikam sembilu membaca surat terbuka ibu. Saya tdk bermaksud membela diri/TNI aktif – purn. Saya mencoba menjelaskan agar duduk persoalannya bisa dimengerti dan dipahami oleh seluruh anak bangsa.
Ibu Farieda ….,
Mohon diketahui bahwa Sapta marga TNI yg kesatu, menyebutkan TNI adalah warganegara yg bersendikan Pancasila, artinya bersendikan pàda kebenàran, yaitu :
1. Sila 1, representasi Kebenàran berdasarkan kebenaran àgama,
2. Sila 2, representasi Kebenaran berdasarkan kebenaran ilmu,
3. Sila 3, representasi Kebenaran berdasarkan kebenaran rasa kebangsaan,
4. Sila 4, representasi kebenaran berdasarkan kebenaran etika dan budaya bangsa,
5. Sila 5, representasi Kebenaran berdasarkan kebenaran profesi
Kebenaran2 tsb sàngat dijunjung tinggi oleh TNI, dan Sumpah Prajurit TNI : Demi Allah setia pd NKRI yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Artinya TNI rela mengorbankan jiwa raganya utk membela kebenaran2 tsb.
TNI adalah tentara rakyat, TNI dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. di BAYAR oleh keringat Rakyat, sekaligus benteng Pancasila, benteng kebenaran2 tsb
Reformasi 98 dg demokrasinya adalah kulminasi dr usaha panjang negara dunia dlm upaya menguasai Indonesia secara utuh.
Karena TNI adalah kekuatan yg sangat diperhitungkan, mereka dg LICIK menggunakan dalih HAM, TNI dipojokkan oleh anak bangsa sendiri yg jadi pengkhianat bangsa, diikat oleh keputusan politik sehingga TNI tdk lagi sebagai PAGAR BANGSA & NEGARA, menjaga keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, tapi hanya sebagai penjaga yg àpabila diperlukan saja. Jadi posisi TNI saat ini adalah sama dg HARIMAU DI TÀMAN SAFARI.
TNI telah dipasung oleh anak bangsanya sendiri, dikunci oleh peraturan2 yg dibuat atas dasar pesanan kekuatan ASING.
Ibu Farieda. ….,
Adalah hak dan kewajiban serta keharusan bagi rakyat Indonesia utk menuntut TNI melaksanakan kewajibannya, mengambil sikap dan tindakan menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegàra yg sdh berada diujung perpecahan.
Oleh karena itu, saya minta dengan sangat, ibu FARIEDA ajak sebanyak-banyaknya anak bangsa, mendatangi Mabes TNI di Cilangkap Jakarta, untuk menagih janji TNI untuk melaksanakan SUMPAH PRAJURIT, menyelamatkan Bangsa dan Negara.
Ibu Farieda. …,
Jangan ragukan kami, kami purnawirawan, adalah prajurit2 tua yang siap mengorbankan jiwa raga kami utk menyelamatkan bangsa dan negara, ” Soldier oldier never die, but fade away “.
TNI adalah satu2nya asset bangsa dan bersama-sama rakyat, akan menjadi kekuatan yg tdk terbendung oleh kekuatan apapun.
Wass :
Slamet Soebijanto,
Laksamana TNI ( Pur )
http://www.repelita.com/balasan-surat-terbuka-dari-laksamana-tni-untuk-farieda-nur-aini
http://nasional.sindonews.com/read/1091009/14/pangkalan-tni-au-halim-perdanakusuma-dikuasai-asing-1457327459?utm_source=Facebook&utm_medium=cpc&utm_term=Pangkalan+TNI+AU&utm_campaign=FacebookAds
1. Kok tidak muncul ide dan pikiran jernih yaa ? malah pada curhat 🙂
2. Ada divisi ZENI TNI, kesehatan TNI yang bisa diperluas untuk menyiapkan pertahanan perang non-militer. Seperti masalah pangan, pendidikan dan kesehatan, dll. Karena mereka institusi paling penuh alat2 mahal, mobile dan hirarkis.
3. Percuma hanya bela negara dan semangat kewiraan tapi REKENING KOSONG , otak gak inovatif / kreatif dan perut lapar.
(Kalau ada divisi bisnis TNI = balik ke orde baru lagi dong ! )
Tapi kalau dikasih pelatihan bisnis dan inovasi teknologi dalam wajib militer untuk operasi pertahanan non-militer, efeknya apa ya ? menyiapkan Orde Baru jilid II ?
4. Mending dananya untuk pendidikan tinggi gratis di semua universitas dan bikin 1000 universitas lagi, daripada hanya “HANKAMRATA tapi sakurata dan otakrata”, hasil akhirnya ekonomi tetap dikuasai asing.
” ungkapan para diri yang bernada-ratapan-seolah olah TNI seperti sedang -sakit parah/alusista minim -namun malah disuruh-kerja bakti-oleh tuan/pemerintah-nya….hheheheeee
…bahkan terbesit ada rasa cemburu-terselubung-kepada polri(khususnya densus) mengenai -peningkatan jumlah/skill/alusista dalam menghadapi -teroris trans-nasional.
…padahal selama ini pemerintah telah berulangkali berusaha mencarikan -pekerjaan sampingan- agar TNI ta bosan dibarak.dari membantu pemda dalam kegiatan sosial dll…hingga penugasan diluar negeri dalam naungan PBB.
…jika soal-teroris-ditangani TNI secara langsung,apa negara”lain mau membantu dengan ikhlas..seperti australia,seandainya tidak terbentuk densus 88..apa rela menyokong dana dan segala peralatan canggihnya.
…selama ini polri memang terkesan -menonjol-dalam -unjuk aksi-… itu dikarenakan para teroris yang memilih dan memaksa-nya…bukan karena kehendak polri sendiri.
..teroris akan berhitung 1000x bila ingin -menantang-TNI..karena sekali darah mengalir..jiwa korsa akan mengejar kemana-pun teroris itu berlari..dan yang lebih ditakutkan teroris terhadap TNI adalah bilamana mati..namapun ta bakal sampai dirumah-nya..dan inilah yang memberi perbedaan dengan polisi.
…by:maaf,sekedar ungkapan kata diri