Lirik Kuno Navajo (11) : Pengakuan Walter
==========================================
“Begini tuan Nakai…”
“Panggil saja saya dengan nama saya yang sederhana tuan Navajo yang jauh. Nakai.”
“Baiklah. Tuan Nakai, maksud saya, Nakai. Anda tentu masih ingat bahwa saya membawa tim ke reservasi sewaktu kasus pencemaran dulu.”
“Ya, saya ingat. Diantaranya ada adik anda bukan? Kalau tidak salah namanya Peter.”
“Tepat sekali. Ingatan anda sangat kuat. Namanya memang Peter.”
“Dan seingat saya pembawaannya sangat tertutup serta hampir tidak pernah sekalipun berbicara dengan kami para Navajo yang berada di reservasi.”
“Yaah… begitulah Peter. Dia selalu sibuk dengan buku dan dunianya sendiri. Bahkan di rumah pun dia lebih banyak seperti itu.”
“Bagaimana kabarnya? Apakah dia baik-baik saja?”
“Itulah yang ingin kubicarakan denganmu saat ini”, Alex meneruskan,”… dan meminta bantuanmu soal ini.”
Malam itu Alex menjelaskan kepada Nakai yang didengarkan secara seksama oleh kepala suku Charanimo tentang kekhawatiran Alex akan nasib adiknya Peter.
********
Sejam sebelumnya, sambil menunggu Nakai menyelesaikan siaran radioanya, Alexander Spearwood atau Alex berbicara banyak hal dengan kepala suku Charanimo yang menemaninya. Sebagai seseorang yang telah lama dikenal dan juga merupakan seorang kepala suku Navajo yang bijak, Alex sangat mempercayai Charanimo. Dia bercerita apa yang menyebabkan dirinya mendatangi kembali reservasi Pajarito setelah sekian tahun dan keinginannya untuk meminta tolong. Dia menjelaskan mulai dari pertemuannya dengan teman lamanya Walter lalu diskusinya dengan Shannon istri Peter hingga akhirnya dia memutuskan untuk meminta bantuan Charanimo.
********
“Yah.. aku memang agak kurang konsentrasi hari ini.”, keluh Alex kepada Walter sewaktu keduanya berjalan mendekati zona hijau tempat dimana pukulan golf selanjutnya akan dilakukan.
“Saya bisa lihat itu. Sepertinya ada satu hal berat yang engkau pikirkan. Apa ada kasus penting yang sedang kau tangani?”
“Tidak. Bukan sebuah kasus. Hanya sebuah masalah keluarga.”, suara Alex mengambang. Alex sepertinya enggan membicarakannya.
Melihat Alex yang terlihat tidak ingin membicarakan masalahnya, Walter pun mengganti topik pembicaraan.
“Jogging 3 hari sekali seperti yang selalu aku lakukan akan membantu menjaga konsentrasimu sepanjang waktu kawan.”, Walter memberi nasihat.
“Yah…mungkin ini hanya karena akibat penyakit lamaku yang belum lama ini kambuh.”
“Sakit apa? Engkau memang terlihat agak letih. Awalnya aku pikir engkau kurang tidur karena terlalu sering lembur.”
Sambil tersenyum, Alex menegaskan kembali, “Seperti yang kukatakan. Bukan karena pekerjaan. Oke… pukulan terakhirku untuk lubang ini”.
Mereka telah tiba ke dekat bola yang akan dipukul. Alex mengambil ancang-ancang sesaat lalu melakukan sebuah pukulan ke arah lubang yang menjadi sasaran.
Sebuah pukulan yang pelan mengarahkan bola tersebut ke arah lubang yang berjarak relatif sangat dekat. Bola itu pun tanpa kesulitan masuk ke dalam lubang yang dituju.
“Kamu kalah di lubang ini. Kamu yang menyetir.”
Sambil menyupiri mobil golf yang tersedia di lapangan itu, Alex membawa keduanya ke area lubang berikutnya. Sewaktu perjalanan yang hanya berlangsung beberapa menit itu, Alex melihat sebuah keanehan. Walter menerima telepon dari seseorang. Sepertinya istrinya yang menanyakan kepastian rencana makan malam mereka bersama. Tidak ada yang aneh pada percakapan mereka, namun Alex melihat Walter membungkus telepon genggamnya dengan sebuah kemasan aluminium foil. Sungguh unik, jika tidak dikatakan aneh. Ketika Alex menanyakan tentang hal itu, Walter tidak langsung menjawabnya.
“Yah… ini memang aluminium foil biasa tapi paling tidak mampu mencegah mereka membuat kondisi badan kita menjadi lebih lemah.”
“APAA??? Mereka siapa? Dan membuat lebih lemah bagaimana?”
“Alex…”, dia memulai jawabannya sebelum terdiam lagi. “Apakah yang sering kamu pikirkan akhir-akhir ini adalah Peter adikmu?”
Alex begitu kaget Walter mengetahui jalan pikirannya dan seketika menghentikan mobil golf yang mereka tumpangi.
“Ya benar! Dari mana kamu tahu?”
“Apa yang mengganggu pikiranmu tentang Peter?”
“Dia sudah setahun lebih pergi bekerja di tempat yang tidak kita ketahui dan tidak ada kabar apapun darinya.”
“Apakah kamu tahu dia bekerja dimana dan bagaimana aku bisa mengontaknya?”, Alex melanjutkan kata-katanya.
Walter menghela nafas sejenak sebelum berbicara kembali.
“Kamu sudah tanya istrinya?”
“Sudah! Tapi tidak sepatah informasi pun yang aku dapatkan. Peter meminta istrinya untuk tidak menceritakan apapun tentang pekerjaannya kepada kami keluarganya.”
“Dia melakukan itu demi keamanan keluarganya.”
“Keamanan? Dia bekerja dimana dan mengapa begitu misterius?”
“Dia bekerja di sebuah laboratorium bawah tanah di Los Alamos dan mengerjakan sebuah proyek persenjataan yang tidak konvensional.”
“Dari mana engkau mengetahuinya?”
“Yah…katakan saja aku pun pernah bekerja untuk pihak yang sama.”
“Benarkah? Dan disanakah engkau mengenal Peter?”
“Tidak. Aku sempat melihat database pekerja dan Peter ada di antaranya.”
“Apa yang sesungguhnya engkau dan Peter kerjakan.”
“Aku tidak tahu apa yang Peter kerjakan. Dia di divisi yang berbeda.”
“Oke. Lalu apa yang engkau lakukan?”
“Sebenarnya ini sangat rahasia dan aku tidak boleh menceritakannya kepada siapapun. Bahkan istriku sendiri tidak mengetahuinya …”
Walter berhenti berbicara dan seolah memikirkan sesuatu.
“Tapi…aku rasa aku harus menceritakannya kepadamu.”
Alex terdiam menunggu Walter untuk menceritakan kisahnya.
“Awalnya aku hanya membuat alat untuk memetakan dasar laut dengan menggunakan gelombang berfrekuensi sangat rendah. Sebuah penemuan yang akan memudahkan banyak pekerjaan dibawah permukaan air. Namun ternyata belakangan mereka juga menggunakan frekuensi itu untuk memperlemah daya tahan tubuh manusia lewat telepon genggam yang kita gunakan.”
“Itukah sebabnya engkau menggunakan bungkus aluminium foil itu?”
Walter mengangguk.
“Siapa mereka? Siapa yang kamu maksud dengan ‘mereka’?”
Sebelum Walter sempat menjawabnya, telepon genggam Walter berbunyi kembali. Kali ini pembicaraannya sangat serius sehingga Walter turun dari mobil golf dan berjalan menjauh untuk menjaga privasi pembicaraannya. Sambil menunggu Walter kembali, Alex memikirkan kata-kata Walter tadi. Dia menyadari bahwa Walter telah bekerja dengan sebuah pihak yang memiliki kekuasaan yang sangat berpengaruh di negeri itu, bahkan juga mungkin untuk level dunia. Sebagai seseorang pengacara yang memiliki kenalan luas, Alex sering bertemu dengan orang-orang yang memiliki akses ke pihak-pihak seperti itu.
Mungkin itu sebabnya Alex sering bermimpi tentang Peter akhir-akhir ini. Dari mimpi-mimpinya itu, Alex merasakan bahwa Peter berada dalam situasi yang berbahaya. Dan jika benar yang dikatakan Walter maka sepertinya tempat sekarang Peter bekerja adalah tempat yang berbahaya. Dia sering mendengar tentang kisah-kisah ilmuwan yang bekerja di proyek rahasia yang kemudian menghilang begitu saja tanpa jejak. Namun, kenapa Walter baik-baik saja? Jika memang dia telah bekerja untuk pihak yang jahat, seharusnya dia tidak lagi bisa bebas berkeliaran seperti itu. Melihat kenyataan bahwa Walter baik-baik saja seharusnya Alex tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Namun aneh entah mengapa perasaan khawatir itu tidak juga reda bahkan semakin menguat. Oh iya… dari mana Walter tahu bahwa dirinya sedang memikirkan Peter?
“Maaf Alex… aku harus pergi. Ada urusan mendadak yang sangat penting.”
Suara Walter sedikit mengagetkan lamunan Alex. Suara itu seolah agak bergetar dan dia terlihat gugup.
“Kemana? Kenapa begitu terburu-buru?”
“Ya… mendadak sekali dan sangat urgen. Maaf. Tolong antarkan aku kembali ke gerbang utama.”
“Baik.”, Alex melihat perubahan sikap pada temannya itu. Jika sebelumnya dia terlihat santai, saat itu dia terlihat tegang dan tidak tenang.
Sambil mengantarkan Walter, Alex mencoba menggali kembali informasi tentang keberadaan adiknya namun hanya dijawab singkat oleh Walter.
“Besok kita bertemu kembali. Ada seseorang yang akan menjelaskan kepadamu secara lebih rinci. Saat ini aku tidak ingin membicarakannya.”
*************************
Namun pertemuan yang direncanakan itu tidak pernah terjadi. Walter meninggal malamnya secara misterius. Dan kejadian itu benar-benar meyakinkan Alex bahwa Peter adiknya memang berada dalam keadaan bahaya. Alex pun memutuskan untuk menemui Shannon. Dia akan memaksa Shannon untuk menceritakan apa yang sedang dikerjakan dan dimana Peter sebenarnya. Tidak bisa tidak, Alex harus mendapatkan informasi dari Shannon demi menyelamatkan Peter adiknya.
By Patsus Namraenu
Gambar by Google
24 Komentar
Ditunggu kelanjutannya yak
idem
Slow but sure…terus berkarya bung nam…
Salam Patriot..ada yang bisa menjelaskan bagaimana lewat ponsel mereka melakukannya terhadap manusia? Apa itu yg selama ini kita ketahui sebagai radiasi ponsel?
Saya pernah dapat diagram cara kerja “mereka” menggunakan ULF (Ultra Low Frquency) itu untuk secara perlahan melemahkan daya tahan tubuh manusia. Entah ada di mana gambar itu saya simpan. Ya, benar mereka memanfaatkan gelombang yang dipancarkan sinyal HP dan di situlah experimen “mereka” bermain.
Sungguh cerita yg sangat menegangkan,terima kasih Bung Nam atas artikelnya,di tunggu kisah selanjutnya…
Terima kasih kembali bung Bimbo. Salaam… ^_^
Dag dig dug baca cerita bung Nam hehehe, semoga sehat selalu Bung. Ada yang mau saya tanyakan nih bung, apakah gelombang frekuensinya rendah itu (dalam cerita di atas, HP) bisa dijadikan sebagai spyware bung? Jika memang benar adanya, maka proyek seperti God’s Eye di film FF7 akan menjadi nyata dong Bung? Atau apa menang sudah ada alatnya?
HP sebagai “spyware” atau alat untuk memata-matai? Tentu saja bisa. 🙂
“Location based service” yang rata-rata dimiliki ponsel pintar saat ini saja kan sudah bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk mata-mata. Sering kan kita baca bagaimana kisah seseorang yang menjadi incaran negara-negara tertentu dibunuh setelah terlebih dahulu dilacak posisinya lewat HP yang digunakan yang bersangkutan.
Tentang pertanyaan berikutnya, ada atau tidak alatnya? Saya jawab… Hehehe saja deh 😀
Hehehe terima kasih bung jawabannya 🙂 Salam!
Sebuah senjata pemusnah masal terselubung.. persis spti film2 Sci-Fi?? menegangkan. Saya percaya teknologi seperti ini ada, terkadang sebuah teknologi dlm film fiksi berdasarkan realita yang ada namun terbungkus misteri..
http://kasamago.com/
Sepakat bung Kasamago. 🙂
Konspirasi Tingkat Tinggi
trus gimana nih..antidotnya bung nam..kan hp sudah menjamur ke seluruh pelosok negri.
Terus terang saya tidak tahu antidot yang efektif untuk mencegahnya bung Wonguping.
Saya pernah baca info bahwa di Jepang mereka telah menemukan alat untuk mencegah dan mengobati dampak dari paparan frekuensi sangat rendah ini. Entah kalau di sini.
Saya pribadi, untuk tidak terlalu dekat dengan HP jika sudah tidak diperlukan misalnya ketika tidur. Saya selalu letakkan HP di tempat yang jauh dari jangkauan jika menjelang tidur. Selain untuk mengurangi pengaruh radiasi, juga agar saya tidak mudah mematikannya ketika alarm-nya berbunyi di pagi hari sehingga saya terpaksa harus bangun. Soalnya HP-nya juga dipakai sebagai alarm. Hehehe… 😀
anti dot nya kan pake aluminium foil bung Nam, hehehe
Hehehe… ada di ceritanya ya? 😀
terimakasih artikelnya bung Nam
Satu pertanyaan saya, apakah Handphone dg jenis tertentu bisa di jadikan sebagai senjata remote?? Misal self-destruction atau diledakkan (dg daya ledak tinggi) yg sdh di setting oleh pemilik misi, untuk membunuh target??? Salam…
Ya. Bisa dan memungkinkan bung Lamp.
Ane saranin kalo lagi make hp smartphone, kamera depanye ditutup saja, karena bisa di hack buat ngeliat muka & sekeliling kita..hehehhee…bung@nam lanjutanye
Jgn kelamaan dong..salam bung.!!
….NKRI HARGA MATI….
Semakin maju teknologi semakin rawan ya bung.ada istilahnya ” dengan teknologi dunia ada di genggaman kita”.kata2 itu cocok buat owner.untuk user waduhhhh.analisa oon.maaf kalo salah.satu lagi.radiasi yang dipancarkan BTS bukan kah lebih besar resikonya ketimbang sutet?rata2 mereka tergiur sewa lahan dengan harga tinggi tanpa memikirkan resikonya.mohon maaf kalo salah.
Kata-kata anda ada benarnya bung Andalas. Idealnya BTS memang di area yang sepi dari perumahan penduduk tapi kenyataan di lapangan tidak selalu mudah menerapkannya.
Yang trpikir adlh betapa berkuasanya pemilik tekhnologi ini….
Assalamualaikum patga…
Sejahteralah Indonesia…
Pnciptaan mesin pembunuh berbasis tekhnologi canggih sdh ada sjk th 50an, banyak diujicoba skitar th 70an dan masuk lini produksi th 90an. Namun akhir perang dingin jg mmbuat karya ini mnjd pngembngan berbatas. Selain riset nan mahal jg diketahui sgt riskan mnjd bumerang bg negara pengembangnya. Shingga trpikir utk mnjdikan bulan atau mars sbg lokasi strategis pengembangan, lab skaligus bunker snjata2 super. Ide gila ini dituangkan sjk lama oleh pentagon dan nato berikut israel. Ntah bgaimana kelanjutannya. Yg pst bumi tlh trfikir utk ditinggalkan mngingat populasi snjata nuklir dan snjata biokimia tlh hampir mnjd ancaman yg nyata bg kelangsungan hidup umat manusia seluruhnya.
Btw…
Di artikel bung nam ini nampaknya signal kehadiran kabar rampungnya poros bumi-bulan-mars sdh akan bergaung. Pemilihan umat pilihan, ras dan gen pilihan akan dimulai dg cara mulai dr cara tradisional hingga snjata pembunuh massal dimuka bumi ini. Gudang amunisi konvensional akan dikosongkan dan dihamburkan scara brutal utk mmpercepat genocida trbesar spanjang sejarah. Hanya segelintir yg akan selamat dan akan dijadikan pidemic bumi sbg ras asli, tradisional dan trbelakang yg akan dijadikan alat uji perburuan kaum2 elit pemegang tekhnologi partikel Tuhan yg bersemayam di bulan dan stasiun trigermars. (konon ini hanya dongeng dr sempilan dokumen yg trcecer saat dicuri seorang agen. Akan ttapi pentagon tlh separuh jalan merancangnya).
Hwhe….thanks bung nam, sedikit mmbuat sy mulai ingat sbuah diary lama.
Salam satu bangsa…
NKRI JAYA !!
Banyak2 berdoa n beribadah artinya bung .salam.
Tidak ada salahnya “diary lama” anda itu dijadikan sebuah cerita bung Trahlor. Tentu tidak harus tepat 100% karena yang kita bicarakan adalah sebuah konspirasi yang mencoba menutup semua informasi. Jika sudah dibuat cerita, bisa dikirimkan ke web Patriot Garuda untuk melengkapi serial Navajo ini. Bagaimana?
Salam satu bangsa bung Trahlor. ^_^
NKRI JAYA.