Selamat Hari Kebangkitan Nasional
Ketika ideologi asing musuh Pancasila di paksa secara halus untuk diterima dan ditoleransi di bumi Pertiwi.
Maka bangsa ini di paksa untuk sepakat Pancasila di lunturkan dan digusur pelan pelan.
Ketika anak bangsa disibukan memikir kebutuhan hidup yang makin susah, para komprador menggarap Indonesia untuk semakin mudah untuk di jajah secara putih oleh asing.
Ketika Kejahatan merajalela, berlandaskan Moral yang makin bobrok hasil sistim pendidikan yang sudah dijejali HAM, menghilangkan Pendidkan moral Pancasila dan pengaburan sejarah bangsa.
Maka nilai nilai luhur bangsa ini yang mengutamakan Moral beragama, beradab, gotong royong saling asih dan asuh sudah diganti menjadi tak bermoral, tak beradab, saling sikut dan hedonisme, menuju kerusakan generasi bangsa
Bangsa kita tidak boleh terlena.
Pancasila harus bangkit BERDAULAT agar bangsa ini selamat.
Kebangkitan Nasional adalah kebangkitan kembali menjadi bangsa yang Pancasilais.
Bukan bangsa kapitalis, liberalis, apalagi Komunis.
Keangkuhan bangsa Indonesia adalah bangsa yang angkuh dengan ideologi asing. Dan menjadikan Pancasila sebagai koridor dalam berbangsa dan bernegara.
Mau Bangkit dengan Keangkuhan Bangsa Indonesia? Atau
Makin terpuruk menjadi bangsa buruh dan jongos asing
Para KOMPRADOR apakah LUPA Perjuangan Ibu Pertiwi ?
RENUNGAN DIRI
Seorang anak muda mendaftar untuk posisi manajer di sebuah perusahaan besar.
Dia lulus interview awal, dan sekarang akan bertemu dengan direktur untuk interview terakhir.
Direktur mengetahui bahwa dari CV-nya, si pemuda memiliki akademik yg baik. Kemudian dia bertanya” apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah ?”
Kemudian si pemuda menjawab tidak.
“Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya”
“Dimana ibumu bekerja ?”
“Ibuku bekerja sebagai tukang cuci.”
Si direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Si pemuda menunjukkan tangannya yg lembut dan halus.
“Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?”
“Tidak pernah, ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku.”
Si direktur mengatakan “aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari.”
Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi. Ketika pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan tangannya ke anaknya.
Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah.
Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka.Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah.
Luka di tangan ibunya merupakan harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya.
Setelah membersihkan tangan ibunya, si pemuda diam2 mencuci semua pakaian tersisa untuk ibunya,
Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar.
Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur.
Si direktur menyadari ada air mata di mata sang pemuda.
Kemudian dia bertanya, ” dapatkah kamu ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?”
Si pemuda menjawab,” saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya”
“Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi.
Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dengan membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya.
Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga”
Si direktur menjawab,”inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorang yg dapat mengapresiasi bantuan dari orng lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya”
“Kamu diterima”
Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan diberikan apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan ” mental ke’aku’an” dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas.
Dia akan tidak peduli dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ?
Kamu dapat membiarkan anak2mu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano, menonton dari TV layar besar.
Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dengan saudara2 mereka. Ini bukan masalah apakah kamu dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar. Kamu ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda.
Yang terpenting, anak2mu mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar se gala sesuatu terselesaikan.
#Note
Coba untuk melanjutkan cerita ini ke orang orang yang anda kenal. Ini mungkin dapat mengubah kehidupan seseorang..
Terutama untuk Para Komprador Negeri Ini.
Bahwa Indonesia Merdeka .berkembang seperti sekarang ini di bayar dengan darah dan airmata
Jangan sekarang dengan mudahnya ” MENGGADAIKAN” ibu pertiwi dan menjadikan “bangsa jongos” rakyatnya hanya untuk kepentingan Pribadi dan Golongannya sendiri.
Ternyata, sesuatu NAMPAK INDAH karena BELUM KITA MILIKI..
Seorang guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.
Malamnya sang guru memeriksa tugas itu.
Sebagian besar siswa menulis demikian,
Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Candi Borobudur
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir… Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…
Isinya seperti ini :
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa Disayangi
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa, dan
7. Bisa Mencintai…
Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswanya.
Kemudian menundukkan kepalanya berdoa…
Mengucap syukur untuk gadis kecil pendiam dikelasnya yang telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat, yaitu:
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban.
Keajaiban itu ada disekeliling kita untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita SYUKURI.
Coba renungkan Ketika kita hidup digunung, merindukan pantai. Ketika kita hidup dipantai, merindukan gunung.
Kalau kemarau kita bertanya kapan hujan?
Dimusim hujan kita bertanya kapan kemarau?
Diam dirumah, berkeinginan untuk keluar.
Setelah keluar berkeinginan untuk pulang.
Waktu sunyi mencari keramaian.
Waktu ramai ingin cari ketenangan.
Ketika bujang mengeluh keinginan untuk menikah.
Sudah berkeluarga mengeluh belum miliki anak.
Setelah ada anak, mengeluh biaya hidup.
Ternyata, sesuatu NAMPAK INDAH karena BELUM KITA MILIKI..
Bilakah kebahagiaan akan diperoleh kalau kita senantiasa memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki..
Jadilah pribadi yang selalu BERSYUKUR dengan rahmat dan nikmat yang sudah kita miliki..
Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutup bumi yang luas ini?
Sedangkan menutup telapak tangan sajapun sudah begitu sukar..
Tapi, kalau daun kecil ini melekat dimata kita, maka tertutuplah bumi dengan daun..
Begitu juga bila hati ditutupi fikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana, bumi ini sekalipun akan
nampak buruk..
Jadi, janganlah menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Janganlah menutup hati kita dengan sebuah fikiran buruk, walaupun cuma seujung kuku. SYUKURI APA YANG SUDAH KITA MILIKI, sebagai modal untuk memuliakan-Nya.
Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki..
Bersyukur atas keluarga yang kita miliki..
Bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki..
Bersyukur atas kesehatan yang kita miliki..
Bersyukur atas rahmat dan nikmat yang kita miliki..
Bersyukur dan senantiasa bersyukur dlm segala hal
Note”
Tapi para Guru di Bumi Pertiwi ini semakin TAKUT menjalankan profesinya karena ancaman yang menghantui yaitu melanggar HAM dan UU Anak, terdengar kabar seorang Guru bidang studi biologi SMP Negeri 1 Bantaeng, Nurmayani, dibui di Rumah Tahanan Klas II Bantaeng, Sulawesi Selatan.
ibu guru Nurmayani menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri Bantaeng di rutan tersebut sejak Kamis (12/5/2016), sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan. Kasus ini kontan mengundang keprihatinan anak bangsa .Kita jadi membandingkan pendidikan sekarang dan masa lalu, dulu ketika orangtua murid tahu anaknya dimarahi guru karena berbuat salah justru ditambahi oleh si orangtua, namun kini sebaliknya. para orang tua menjadi lebay ?
Maka Guru sekarang hanya sebagai Seorang Pengajar bukan lagi sebagai Pendidik ,., Bagaimana KOMNAS HAM dan Komnas Perlindungan Anak ? apakah Perlu dibentuk KOMNAS Kewajiban Asasi Manusia (KOMNAS KAM ) untuk mengimbangi HAM yang keblinger dibumi pertiwi ini.
Anak Indonesia
Kita mendengar beberapa kejahatan yang menjadi perbincangan masyarakat bangsa ini yang semuanya berbasiskan Moral yang bobrok
Setelah hati kita tercabik cabik dan menangisi kasus kematian Yuyun yang diperkosa oleh 15 remaja bangsa ini
Kemudian dikejutkan Penjahat Kelamin Tua Bangka yang telah melakukan kasus pemerkosaan 58 anak di bawah umur yang terjadi di Kediri. Pelakunya adalah seorang pengusaha ternama yang kabarnya adalah sosok yang ditakuti oleh masyarakat.
Indonesia Kembali dikejutkan meninggalnya seorang Gadis karyawati sebuah pabrik di Kosambi Tangerang yang ternyata dibunuh dan sebuah gagang pacul menancap:” Maaf ” di kemaluannya sampai menembus paru paru.,masya Allah!!!
Mirisnya diantara 3 pelaku, pelaku utama adalah seorang remaja SMP masih berusia 15 Tahun,
Belum lagi melihat video dan foto foto dimedsos pelajar kita berprilaku nyleneh , berposes LGBT, merokok, pesta miras, saling serang antar pelajar atau berprilaku seronok, astafirullah…
DOSA APA BANGSA ini ??? hingga moral generasinya sebegitu bobrok??
Apakah karena pelajaran Pendidikan Moral Pancasila sudah dihapuskan ?
Apakah para orang tua bangsa ini sibuk mengais rejeki yang makin susah dicari ?
Ataukah Bangsa ini sudah salah urus , salah arah, bahkan salah systim ??
Ataukah bangsa ini perlu di reStart ??
Mari kita renungkan >>
Jika anak dibesarkan dengan CELAAN, dia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan PERMUSUHAN/KEKERASAN, dia belajar membenci
Jika anak dibesarkan dengan CEMOOHAN, dia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan HINAAN, dia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan TOLERANSI, dia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan PUJIAN, dia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan DORONGAN, dia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan SEBAIK-BAIKNYA PERLAKUAN, dia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan RASA AMAN, dia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan DUKUNGAN, dia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan KASIH SAYANG &PERSAHABATAN, dia pun belajar menemukan cinta dalam kehidupan
By : Dorothy Law Nolte, Ph.D.
IBU PERTIWI MENANGIS !!!
By Patsus Naga Samudra
Gambar by Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman
32 Komentar
Kesibukan orang tua kadang abai dengan kebutuhan anak nya yg sedang mencari jati diri, ditambah faktor external tanpa filter dar lingkungan, media, dll yang menampilkan moral dan akhlaq yang kurang baik…
Salam Patriot!
Selamat malam
Semoga Pemerintah sadar akan penghancuran moral bangsa yg makin menjadi, saya yakin semua yg kita tuai adalah berasal dr apa yg kita terima dan upayakan di masa lalu.
Pendidikan mencerminkan perilaku yg dididik, menurut hemat saya, pendidikan memegang kunci penting perbaikan moral bangsa
Keluarga adalah tempat awal pendidikan mari kita benahi tidak perlu mencari siapa yang salah, jangan terlalu berharap sama pemerintah yang hanya sibuk ngurusin pembangunan secara fisik tapi mengesampingkan pembangunan moral…mereka lupa lagu indonesia raya walaupun mereka hapal lirik dan sering menyanyikannya mari kita renungkan ” bangunlah jiwanya bangunlah badannya” para pendiri bangsa sudah mewanti wanti demi keberlangsungan hidup bangsa indonesia supaya lestari dan survive supaya membangun “jiwanya ” dahulu secara konsisten baru diiringi membangun “badan” atau fisiknya…skr orang jahat alasan ekonomi susah, jaman dahulu belum merdeka semua susah tapi apakah bangsa indonesia berubah menjadi jahat? jangan tunggu nikmat ini dicabut ALLOH baru sadar ingat “Atas berkat rahmat ALLOH” kita bisa merdeka jikalau ALLOH murka kapan saja ALLOH bisa mencabutnya
setuju bung, ketika orang tua menyerahkan pendidikan hanya kepada guru, itu adalah kesalahan pertama orang tua.
guru hanya dapat memantau anak kita ketika di sekolah, perhatiannya pun dibagi dengan seluruh murid yang diasuhnya.
beda ketika anak kita di rumah, mereka lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita.
untuk orang tua yang dua-duanya bekerja, apakah berarti uang yang kita hasilkan dibandingkan pelukan dan tawa kecil mereka.
untuk ibunda yang mengasuh anak-anaknya sedari kecil, sudahkah cukup pendidikan moral dan agama kita berikan sebagai modal hidup mereka.
Doa dan harapanlah yang dapat dipanjatkan dari ibu pertiwi, ketika mulai ditinggalkan anak2nya yang dilahirkan dengan penuh pengorbanan …
Hehehhehehe… Mantap artikele bung@NS.. Menyadarkan kita semua arti hidup baik sbg pribadi maupun sbg orangtua dalam mendidik anak2 kita…
Mungkin inilah hasil dari dari bedah otak di era 80-90 yg diterapkan musuh2 negara utk merubah cara pandang dan cara hidup masyarakat indonesia dgn sedikit demi sedikit menggeser keluhuran budi pekerti spt yg dicontohkan oleh para orgtua kita dgn menggantinya dgn cara pandang seolah moderrn yg terbukti bobrok dan menyesatkan.. mental dan moral generasi muda indonesia yg notabene saat ini mereka telah mulai menjadi pasangan orangtua muda bangsa ini.. Apakah kita merasakan perubahan itu..?
Terjadi pergeseran di jaman ini, dulu kita sgt takut dan hormat pada guru dan merp. suatu yg memalukan mendapatkan teguran bahkan hukuman dari guru dan pasti ada bonus hukuman +kopel mendarat di paha jika sampai laporannya ke ortu hehehhehehe..
tapi saat ini murid dgn gagah dan bangganya jika telah berani melawan guru dan ortu si anak pun terlalu protektif hingga hrs menuntut ke polisi jika ada hukuman kepada anaknya walau anaknya terbukti bersalah..tp memang tdk bisa dipungkiri juga terjadi pergeseran pula dalam pola pendidikan seorang guru shg yg tercipta bukan seorang pendidik yg mencintai profesinya krn panggilan hati namun lbh kpd seorang pengajar yg mengejar menyelesaikan kurikulum yg hrs disampaikan dalam waktu tertentu dan yg lebih menganaskan lagi hilangnya mata pelajaran ttg budi pekerti dan pendidikan moral yg wajib dijalankan seorang siswa dalam kehidupan sehari2..
Buntutnya mental dan moral anak pun semakin rapuh dan jauh dari kata beradab…tiada lagi penghormatan thd orang yg lbh tua, tiada lagi penghormatan thd pendidiknya sendiri, tiada lagi rasa bersalah dalam dirinya jika melakukan kesalahan..yg ada sikap arogan,tdk peduli lingkungan, tdk peduli etika,tatakrama dan sopan santun bahkan kpd ortunya sendiri..
Disisi moral pun spt itu..sex bebas dan pronografi telah merambah generasi muda kita..bahkan menurut beberapa penelitian telah menjadi biasa dikalangan pelajar kita di level sekolah menengah atas, pertama dan bahkan beberapa kasus terjadi di sekolah dasar..
Sungguh memilukan masa depan bangsa ini jika generasi muda kita telah sejauh ini tersesat.. Apalagi yg bisa diharapkan bangsa ini dari mereka..?
Inikah generasi penerus kita..?
Belum lagi jika kita bicara miras, narkoba dan aksi kekerasan yg sdh sedemikian biasa tersaji sbg bagian dari gaya hidup yg katanya gaul dan moden.
Generasi muda dgn mental pecundang dan amoral pastinya akan tercipta secara massal menggantikan generasi2 pejuang dan militan serta patriotik yg dibangun oleh para leluhur bangsa..
Mari benahi bangsa ini dgn mulai menata kembali bangsa ini sebelum semua generasi kita terlanjur hancur..
Sbg orangtua mari kita didik anak2 dan keluarga kita dgn budi pekerti yg luhur berlandaskan agama dan budaya bangsa.
Sbg seorang kakak mari kita atur dan awasi adik2 kita utk selalu dalam koridor etika dan pergaulan yg lbh bermoral..
Sbg warganegara mari kita perlihatkan keangkuhan kita sbg bangsa pejuang yg tdk akan tunduk thd virus2 proxy yg tengah melanda masyarakat kita saat ini..
Kalau bukan kita..siapa lagi..??
Kalau bukan sekarang..kapan lagi..??
Kalau tdk dihancurkan..hrs diapakan lagi..?
Mari kita mulai koreksi dan luruskan dari keluarga kita lbh dahulu..
Adios amigos mari tunjukkan keangkuhan kita sbg salah satu bangsa besar dunia..
Iya bung BW.. Saya sebagai generasi 90’s mungkin bisa di bilang generasi terakhir yang masih takut kalo sama guru.. Takut dimarahi karna keluyuran n g belajar.. Takut dijemur di bawah tiang bendera karena saat mengibarkan bendera, benderanya masih setengah tiang tapi lagu nya sudah selesai.. Takut di jewer karena nggak hafal Pancasila.. Takut di rotan karena melawan org tua, g sholat n ngaji.. Tp.. Karna ketakutan2 itu membuat kami menjadi santun dan hormat terhadap guru dan sekarang malah merindukan moment2 itu, kangen juga terhadap guru yang melakukan itu.. Hehehe..
Saat ini Guru merasa di ikat dgn rantai HAM & KPAI.. Selain itu guru juga harus disibukkan dengan kelengkapan ADM yg seabrek… Karena perintah dr atas yang penting formalitas bukan kualitas..
Jalur pendidikan berperan penting untuk membangun kembali sendi dan moral anak bangsa yang hampir rapuh… Saya rasa belum terlambat untuk memperbaiki.. Kembalikan sistem pendidikan dan kurikulum seperti dulu.. Bukan sperti sekarang yang latah untuk mengikuti negara asing yang katanya maju justru itu yang merusak..Krena yang kita miliki dulu itu adalah jatidiri kita, identitas kita, yang membuat kita maju dengan cara kita..
Sejalan dengan komen bung SINAR REMBULAN@
Dulu bung Karno sukses membangun JIWA(moral: karena langsung berhadapan dengan perjuangan kemerdekaan) & BADAN(infrastruktur: GBK, TOL dsb) bangsa Indonesia.. Pak Harto juga sukses membangun JIWA (moral: dengan pelajaran PMP, P4 dsb) & BADAN (infrastruktur)..
Sekarang kita hanya sukses membangun BADAN.. Tapi kita kehilangan JIWA…
Orang tua adalah PENDIDIK PERTAMA dan UTAMA dalam keluarga.. Jadi, apa yang anak Anda lakukan baik di sekolah maupun di lingkungannya itu adalah cerminan Anda dirumah… Guru hanya beberapa jam bertemu murid di sekolah dr jam 7-2 unt sekolah biasa.. Ato ada yang sampai jam 5 sore unt beberapa sekolah.. Selebihnya menjadi tanggung jawab orang tua.. Jadi, mari kita bekerja sama unt lebih peduli terhadap tumbuh kembang anak kita..
Sekian
*maaf belepotan n udah numpang di komen bung BW.. Hehehe
Sehat selalu untuk keluarga patriot Garuda..
Selamat pagi saudara saudara ku dimanapun anda berada, saya cuma ingin bertanya simpel saja, mengapa ya artikel bagus seperti ini pasti tidak banyak komennya dibanding artikel edisi hoax corner? Itu saja terima kasih.
mungkin karena artikel jenis ini tidak banyak menyisakan pertanyaan karena jawabannya dapat ditemukan dalam diri kita masing masing.
namun tenang saja bung, saya yakin semua artikel dibaca kok
demikian dan maafkan hamba bila lancang
Ibu adalah sekolah…
Orang tua adalah teladan…
Lingkungan adalah pembelajaran…
Apa yang dilihat, didengar, dirasakan adalah pendidikan…
Sikap permisif terhadap moral yang busuk, individualis yang cuek, Pengajar yang kehilangan jiwa pendidik.
Ingat….dan selalu ingat, bahwa manusia adalah makhluk sosial… maka pedulilah dengan lingkungan sosial….
Karena Lingkungan kita saat ini rusak-serusaknya…
Bunga Anak Gaul
Masih banyak yg menganggap negeri kita kuat hanya berdasar kemampuan personel TNI dan kecanggihan alutsista.
Padahal, perlu diingat, TNI itu jg berdasar Pancasila, itu yg membuat kemampuan prajurit kita mumpuni, dr prajurit mumpuni tsb , maka alutsista akan terkuak potensi letal nya. Itulah mengapa, kita bisa membinasakan jendral mallaby, membuat serangan umum 1 maret dll tanpa harus berbekal alutsista canggih.
semoga borobudur mendut dan lainnya tetap menjadi milik budaya indonesia tidak dibonceng kepentingan lain
Terenyuh bgt rasanya, andai para clin manajer memiliki sifat yg tlh dtunjukan diatas.. Apresiatif, mmhami pnderitaan, dll..
Itulah Sawang siNawang, tk ad yg sempurna n memuaskan di dunia, yg ad adlh berkerja keras dan sesempurna mungkin.
Bersyukur adlh kebahagiaan yg abadi.. Tnp ny hidup mnjdi trasa berat n sesak.
Sungguh miris dg keadaan pendidikan saat ini, sp yg membuat nya? Guru adlh pendidik bkn pengajar.
Serangantrhdp moral generasi bngsa tngh brlngsng..
selain karena kehendak Tuhan….orang tua merupakan faktor yg paling penting dalam terbentuk’a moral generasi muda kita….sayang’a hanya karena kesibukan terkadang orang tua pun banyak yg mengandalkan orang lain untuk mengurus anak’a katakanlah baby sitter atau guru mereka di sekolah.
dan untuk HAM…saya rasa memang banyak yg keblinger.
mereka yg membela Lgbt, bandar narkoba, bahkan pki dll adalah orang” sombong yg telah melampaui batas mereka yg selalu menggaungkan hak dan kebebasan tapi lupa atau pura” lupa klo sila pertama di negeri ini adalah keTuhanan yang maha Esa.
yg artinya kebebasan atau hak manusia tidak boleh bertentangan dengan hukum Tuhan
Salam bung…
Sebuah artikel yg sangat bagus…
Terimakasih bung
Seorang anak dr kecil akan mencontoh…apapun yang akan dia temui sepanjang hidupnya…pun ketika mereka beranjak dewasa….sluruh Pengalaman yang dia punya akan membantu proses pemikiran ketika dia mengambil keputusan…
Manusia terdiri dari hati dn akal…Maka ketika dewasa sejatinya seorang manusia harus mempunyai nilai yg baik dlm hal IQ juga EQ
Sejatinya…seorang manusia hidup di dunia adalah menjalankan apa yg dititah oleh ALLAH SWT dn menjauhi apa yg dilarangNYA…juga berbuat kebaikan kepada sesama dn semesta alam…krn manusia adalah ciptaan Allah SWT…dn sluruh alam dn isi nya jg adalah ciptaan Allah SWT…
Salam patriot
Jaman yang bergeser , perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya jika sudah dirumah, lingkungan yang tidak kondusif untuk pendidikan dan perkembangan anak untuk menuju dewasa, kebebasan mengakses informasi , HAM yang membelenggu itulah yang menyebabkan kebobrokan moral anak2 murid kita sekarang, guru sekarang serba salah dalam bertindak ,,,,,,,,,,,
Salam patrio..luar biasa ulasannya… moral anak bangsa ini memang sudah mulai bobrok…! Ini buah dari kurikulum pendidikan yg sepertinya di desain unt menggolkan agenda bangsa asing merusak budaya bangsa ini… dan sadar atau tdk sadar kita melangka jauh meninggal tradisi dan budaya kita yg sopan satun … ramah dan beretika…! KITA HARUS BANGKIT DAN LAWAN….!
mantap artikelnya bung NS..
sebenarnya permasalahan besar bangsa ini bukanlah masalah ekonomi..tapi masalah akhlak anak bangsa yang sudah menurun.seperti kasus perampokan penyebab utamanya adalah akhlak si perampok karena kalau akhlaknya baik tidak mungkin dia merampok atau mencuri…pemerkosaan, pencabulan juga disebabkan oleh akhlak..jadi tugas kita sebagai orang tua untuk mendidik anak terutama ilmu agama…heheeehee
Sangat menyentuh nurani..tks
saat ini kebanyakan generasi muda indonesia beringinan untuk menembus batas’norma kebebasan disegala aspek kehidupan dengan acuan-HAK ASASI MANUSIA-..??/
…pada hal itu merupakan salah satu aksi provokatif hasil dari proxy war yang diciptakan -pihak”anti NKRI/AGAMA…
…kebebasan tanpa arah ataupun mencari kepuasan diri/apatis hanyalah wujud dari kesesatan dalam beriman yang pada akhirnya hanya menjauhkan diri dari jiwa ketuhanan…!! ! ! !!
..meski peran saudara/ortu/pendidik/pemerintah semakin ketat..namun lingkungan adalah pemberi pengaruh utama didalam kebebasan yang bermakna.pemerintah selain wajib membatasi-dugem-untuk tidak menjalar ke pinggiran/pelosok” kota..juga harus proaktif mencegah kemaksiatan dalam segala rupa..seperti KKN-NARKOBA-PERJUDIAN-PELACURAN DLL..karena bagaimanapun juga tidak sedikit generasi muda yang putus harapan pada bangsa ini hanya karena kasus”diatas tidak diselesaikan secara adil menurut tata cara pandang khlayak umum(rakyat)..
…maaf dan sekian saja..hehheeee
Assalamu alaykum buat semua warga patga .
Sungguh artikel yang menyentuh thanks bung NS ,sebagai silent reader saya ikut prihatin dengan kondisi generasi penerus kita saat ini .Apalagi saya sendiri sudah menjadi seorang ayah yg tentu harus berusaha lebih keras untuk mengarahkan keturunan saya ke jalan yang benar dan yang diridhoi Allah .Kendala yang berat di alami para orang tua saat ini disamping era informasi yg begitu bebas ,system pendidikan yg lebih mementingkan sebuah nilai daripada proses dan tidak dihargainya nilai ahlak ,moral ,jg kejujuran sebagai sesuatu yang paling penting. Akan sangat susah dinegara kita dewasa ini untuk mendapatkan seseorang Hrd yang berbuat seperti cerita diatas mereka lebih melihat angka dikertas daripada ahlak moral yg sudah tertanam dalam jiwa ya semua hanya meliht apa yg kelihatan oleh mata.Keadaan yg telah mengubah pola pikir sebagain besar orang tua bahwa uang atau materi adalah sumber dari kebahagian dan tujuan dari hidup membuat para orang tua melepaskan sebagian besar pengasuhan dan pendidikan moral anak secara bebas ,hal ini membuat kertas putih lebih banyak terkotori dengan dunia si anak yg banyak diperoleh dg mudah lewat ,televisi ,internet jg lingkungan . Dulu ini lebih cenderung terjadi pada orang dikelas menegah keatas tapi saat ini dari golongan menegah kebawahpun sudah mengarah kesana .Lihat bagaimana semakin sedikitnya ibu yg rela meninggalkan kerjaannya demi pendidikan anak dirumah mereka lebih memilih bekerja mencari uang dg dalih demi masa depan anak anaknya.Ya masa depan buat bertahan hidup makan minum menjadi yg utama . Peralihan pikiran yg lebih materialistik inilah yg memicu rumah kehilngan fungsi pendidikannya . Tentu saja pola pikir ini jg lebih karena efek rasa takut jadi miskin dan bukti kita semakin jauh dalam kehidupan bermasyakat juga beragama kita. Rasa takut tiada yg tetangga yg bisa membantu juga keyakinan kepada tuntunan Agama yang semakin menipis. Mohon maaf jadi keterusan menulisnya jadi panjang komennya.
wassalam
Pola pikir yg bergeser dan kesibukan orang tua adalah satu dari beberapa sumber yg menyebabkan bergesernya moral dan budaya ketimuran kita.
Orang tua lebih rela menitipkan buah hatinya kepada orang lain padahal buah hati ini lebih berharga dari perhiasan dan uang yg di simpan rapat di brangkas n di bank..
Lingkungan tempat tinggal yang sudah asing yg dimana tetangga sudah tidak saling mengenal satu dengan yg lainnya.
Sekolah hanya menjadi tempat mencari gelar dan angka,bukan sebagai tempat mendidik dan belajar.
Karena untuk mendidik sang guru batasi HAM.
acara di TV yg makin hari makin merusak moral,ahlak serta budaya ketimuran.
Bangsa ini harus kembali pada jatidirinya sebagai bangsa yg ramah,sopan,santun dan beradab.yg semua itu bisa di raih dengan mengamalkan PANCASILA.
dengan belajar Pancasila kita akan senantiasa mengingat TUHAN dan ajaran agamanya masing2,
dengan Pancasila kita akan berlaku Adil n beradab terhadap sesama.
Dengan Pancasila kita akan saling menghargai perbedaan.karena tuhan menciptakan kita berbeda suku,budaya dan bahasa bukan untuk saling bertikai melainkan untuk saling mengenal dan bersatu.krn perbedaan adalah RAHMAT tuhan.
Dengan pancasila kita saling bermusyawarah untuk mencapai mufakat demi kepentingan bersama bukan pribadi apalagi golongan.
Dengan pancasila kita bisa mengurangi jurang kesenjangan sosial dan disinilah negara hadir…
Semoga ada pemimpin yg menerapkan ajaran pancasila sebagai pedoman dalam pemerintahan nya krn selama indonesia merdeka belum ada pemimpin yg benar2 mengamalkan pancasila buah hasil para cendikiawan muslim yg mengambil intisari dari Qur’an….aamiin
Niscaya indonesia akan makmur n sejahtera,.
selama ini banyak kalangan yang menuntut perubahan tata cara kehidupan ..agar kembali ke budaya lokal..namun disisi lain banyak juga kalangan yang menginginkan-impor budaya luar-agar dianggap masyarakat modern/maju…?? ? ?
..langkah bijak seharusnya ada-penyesuaian diri-didalam bersikap..karena bagaimanapun juga seluruh lapisan masyarakat dan segenap aparatur pemerintah mempunyai kewajiban moral untuk menjaga -generasi muda indonesia-agar tetap menjadi -manusia yang berketuhanan-…
terimaksih buat artikelnya bung NS…smoga sehat sllu bung tuk mlanjutkan karya2nya…
pembangunan Nasional Indonesia, tidak lagi mengarah kepada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
pembangunan sekarang adalah memajukan perekonomian nasional berdasar IPTEK dari luar tanpa memperhatikan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam kultur dan nilai-nilai luhur yang tertanam dalam sendi kehidupan masyarakat INDONESIA. seiring masuknya iptek dari luar, maka masuk pula budaya dan paham paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kehidupan masyarakat INDONESIA. perang sekarang bukan lagi seperti dulu, KUASAI Masyarakatnya, HANCURKAN BUDAYA dan MORAL maka Negara tsb sudah menjadi lemah dan mudah dihancurkan. itu yang sedang terjadi sekarang (proxy war)
kalau jaman saya sekolah, diajarkan CIVIC, Budi pekerti, Pancasila dan pendidikan Kewarganegaraan, dimana kami harus hapal Pancasila, dan 45 butir yang terdapat didalamnya, serta mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
(sila ke 1, ada 7 butir, sila ke 2 ada 10 butir, Sila ke 3 ada 7 butir, sila ke 4 ada 10 butir, sila ke 5 ada 11 butir)
kalau semua butir itu dijalankan secara benar dan konsekwen maka damailah kehidupan berbangsa dan bermasyarakat kita,
(kalau nick name ini ada yang punya, saya minta maaf, karena ketidaktahuan saya)
Artikel yg sangat bagus bung NS.
Salah satu kesalahan dari bangsa ini adalah menjadikan konsumerisme sebagai tolak ukur kemajuan dan materialisme menjadi tujuan. Semua yg dilakukan dalam hidup ini dilakukan utk memenuhi kebutuhan jasad dan duniawi, sehingga kebutuhan jiwa, ideologi, dan kearifan bangsa terlewatkan. Lagu kebangsaan kita sudah mengingatkan :…..Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya untuk Indonesia Raya…… Kita telah lewatkan membangun jiwa yg seharusnya dilakukan sebelum membangun badan.
Saya ada analisa terbatas:
Mohon maaf sebelumnya; kalau kita amati Bapak Bapak Marsekal, Laksamana, dan Jenderal yang ada sampai saat ini kebanyakan dari mana mereka berasal? Dari desa, maaf kita sebut mereka wong ndeso. Bukan berarti kampungan ya. Bibit unggul orang hebat negeri ini sebagian besar orang dari desa, paling tidak dari generasi ‘baby boomers’-nya.
Bagaimana bisa begitu? Kita bisa tanyakan kepada para Bapak berbintang itu: bagaimana orang tuanya mendidik, makanan apa yg banyak mereka makan, apa kegiatan sehari hari mereka di kampung dulu, apa kesulitan hidup mereka, bagaimana kehidupan bertetangga, dll. Bandingkan jawaban Beliau itu dengan keadaan sekarang. Miris.
PMP
Pendidikan Moral Pancasila
Harus ada pendidikan anti korupsi di sekolah sekolah walau cuma beberapa lembar di buku Pelajaran
3 kata.
PERSETAN DENGAN HAM
Perbaiki sebelum terlambat lebih jauh.LURUSKAN SHAFT.RAPATKAN!
H O A X mana…???