PERLUKAH MEMINTA MAAF Part 5
*Menguatnya Aroma Pemahaman Kiri di Kalangan Mahasiswa*
Oleh: Anab Afifi, Penulis buku ” Ayat-ayat yang Disembelih”
ADA yang membuat saya terperangah dalam diskusi publik bertajuk *Pancasila: Perspektif Sejarah dan Perkembangannya* yang digelar oleh majalah Mahasiswa Indonesia di Gedung Indonesia Menggugat Bandung pada 26 Mei 2016. Keterperangahan saya terkait gejala menguatnya pandangan kiri di kalangan peserta mahasiswa. Pertanyaan dan pernyataan mereka mencerminkan hal itu.
Di antara mereka bertanya sebagai berikut:
1. Mengapa mahasiswa harus mempelajari marxisme?
2. Bukankah marxisme itu suatu ilmu yang harus dipelajari?
3. Bukankah konsep Pancasila yang dilontarkan Bung Karno adalah kekiri-kirian?
4. Bukankah komunisme lebih mending daripada nasionalisme?
Pertanyaan dan pernyataan itu bila diikuti akan membutuhkan tanggapan bisa berjam-jam. Tapi, Alhamdulillah, saya hanya punya waktu lima menit. Tanggapan saya sebagai berikut:
1. Sejauh mana Anda belajar komunisme?
Sebaiknya belajarlah yang kaaffah, yang lengkap. Bukan kulit-kulit propaganda iklan muluk-muluk oleh para penganjur komunisme yang menipu.
2. Komunisme adalah ideologi anti-kamanusiaan yang adil dan beradab yang berdasar pada pemikiran Karl Marx, Engels, Lenin, dan Mao.
3. Karl Marx berkata:
_Bila waktu tiba kita tidak akan menutup-menutupi terorisme kita. Kami tidak punya belas kasihan dan kami tidak meminta dari siapapun rasa belas kasihan. Bila waktunya tiba, kami tidak mencari-cari alasan untuk melaksanakan teror. Cuma ada satu cara untuk memperpendek rasa ngeri mati musuh-musuh itu, dan cara itu adalah teror revolusioner!_
4. Saya kutip lagi Karl Marx dengan suara keras sambil turun dari podium berjalan di antara tempat duduk peserta diskusi.
_”Eksistensi Tuhan tidak masuk akal. Tuhan adalah konsep yang menjijikkan. Pendek kata, aku menaruh dendam kepada Tuhan. Agama adalah narkoba bagi masyarakat. Menghujat agama adalah syarat utama dari semua hajatan!”_
5. Lenin berkata:
_”Saya suka mendengarkan musik merdu, tetapi di tengah-tengah revolusi sekarang ini yang perlu adalah membelah tengkorak, menjalankan keganasan dan berjalan dalam lautan darah. Dan tidak jadi soal bila 3/4 penduduk dunia habis, asal yang tinggal 1/4 itu komunis. Untuk melaksanakan komunisme, kita tidak gentar berjalan di atas mayat 30 juta orang!”
6. Karl Marx dan Engels menulis Manifesto Komunis yang dengan terang-terangan mengajarkan: *”Merebut kekuasaan dengan cara kekerasan.”*
Lalu saya balik bertanya kepada ketiga mahasiswa itu, khususnya kepada penanya yang mengaku banyak baca buku komunis tentang enam hal itu. Ia hanya menunduk diam.
Saya ulang dengan pertanyaan keras: _”Siapa yang setuju dengan pernyataan itu angkat tangan!”_ Saya ulangi lagi pertanyaan saya.
Suasana hening.
Mahasiswa penanya yang semula bersemangat bertanya diselingi tepuk tangan riuh teman-temannya itu pun keluar dan tidak kembali ke ruangan.
Hari itu saya ingin sekali berbicara dengan para rektor. Ya, dengan fenomena sebagian mahasiswa bangga dengan pemahaman kekirian ini, saya tidak ingin para rektor hanya berlepas tangan. Dengan alasan kebebasan akademik sekalipun. Membiarkan terlampau jauh anak-anak muda itu bangga dengan pemahaman kiri, _sungguh para rektor ikut berdosa._
Ada Pertanyaan Mengapa Pak Harto kok tidak Ikut Diculik ??
Mungkin ini sebagai alternatif Jawaban.
Nama-nama pejabat militer saat terjadinya peristiwa G30S/PKI
menelusuri satu-satu nama2 ini sedikit menggambarkan situasi politik saat itu..
KOTI
Menko Hankam/Kasab : Jenderal A.H. Nasution
Wakil Menkohamkam/Pangab : Letjen AJ. Mokoginta
Deputi Menkohankam/Pangab : Letjen GPH. Jatikusumo
Deputi Menkohankam/Pangab : Mayjen Abdul Kadir
Deputi Menkohankam/Pangab : Mayjen Sudirman ( Ketua Wanjakti )
Deputi Menkohankam/Pangab : Mayjen Kosasih
Asisten I/KOTI : Mayjen Soedirgo
Asisten II/KOTI : Mayjen Ashari
Asisten III/KOTI : Mayjen M. Panggabean ( Kadang juga mewakili Pangkostrad, kadang mewakil Morsjid, Suprapto atau Haryono )
Asisten IV/KOTI : Mayjen Soetardhio
Asisten V/KOTI : Brigjen Soenarso
Kapuspen Hankam/KOTI : Brigjen Sugandhi, SH
MABESAD
Men/Pangad ( Kepala Staf KOTI ) : Letjen Ahmad Yani
Deputi I/Men.Pangad : Mayjen Moersjid
Deputi II/Men.Pangad : Mayjen Suprapto
Deputi III/Men.Pangad : Mayjen MT. Haryono
Asisten I/Men.Pangad : Mayjen S. Parman
Wakil Asisten I/Men.Pangad : Brigjen Sukendro ( Masuk juga strukur Hankam dan KOTI merupakan tangan kanan Nasution dlm urusan Intelijen )
Asisten II/Men.Pangad : Mayjen Djamin Ginting
Wakil Asisten II/Men.Pangad : Brigjen Muskita
Asisten III/Men.Pangad : Mayjen Pranoto Reksosamudro
Wakil Asisten III/Men.Pangad : Brigjen Taswin
Asisten IV/Men.Pangad : Brigjen D.I. Panjaitan
Asisten V/Men.Pangad : Brigjen S. Soekowati
Asisten VI/Men.Pangad : Brigjen Soedjono
Asisten VII/Men.Pangad : Brigjen Alamsjah Prawiranegara
Dirinad: Brigjen Ibnu Sutowo ( Tugas Ass.IV dibagi dua dengan Panjaitan )
Diralad: Brigjen Hartono
Dirpomad: Brigjen Daryono, SH
Dirziad: Brigjen Harsoyo
Dirpangad: Brigjen Panoedjoe
Dirkesad/Dir. RSPAD : Brigjen Prof. dr. Roebiono Kertopati
Kapuspenad: Brigjen Ibnu Subroto
Ins. Kehakiman AD: Brigjen Sutojo Siswomihardjo
Dan Seskoad: Mayjen Suwarto ( menjabat dan Seskoad sampai akhir hayatnya )
Dan RPKAD ( Mengikuti Pendidikan Seskoad ) : Brigjen Moeng ( Kol. Sarwo Edhie hanya pjs RPKAD. Baru resmi dilantik Januari 1966 )
Danmen Tjakrabirawa : Brigjen Sabur
Pangkostrad: Mayjen Soeharto ( Wakil Menpangad walau tidak ada dlm struktur jabatan / juga Wakil Ketua Wanjakti/Wakil PANGKOLAGA )
Wakil Pangkostrad: Brigjen Satari
Kepala Staf Kostrad: Brigjen Achmad Wiranatakusumah
Pangkopur I/Sumatera: Brigjen Kemal Idris
Pangkopur II/Kalimantan: Brigjen Supardjo
Pangdam Jaya: Mayjen Umar Wirahadikusumah
Kepala Staf Jaya: Brigjen Abi Kusno
Pangdam Siliwangi: Mayjen Ibrahim Adjie
Kepala Staf Siliwangi : Brigjen Rukman ( Masuk juga dlm struktur KOLAGA )
Pangdam Diponegoro : Brigjen Surjosumpeno
Pangdam Brawijaya: Mayjen Basuki Rachmat
Kepala Staf Brawijaya : Brigjen E. Dahjar
Pangdam Mulawarman: Brigjen Soemitro
Pangdam Hasanuddin : Brigjen M. Jasin (?)
Dikaryakan di Kementerian-Kementerian
Mayjen Dr. Soemarno Sastroatmodjo ( Manteri Dalam Negeri )
Mayjen Achmadi ( Menteri Penerangan )
Brigjen Amir Machmud ( Menteri Perindustrian )
Brigjen Hario Kechik ( Menkokesra, sebelumnya Panglima Mulawarman )
Brigjen M. Jusuf ( Menteri Perdagangan, sebelumnya Panglima Hasanuddin )
Brigjen Abu Djamal
Brigjen Suhardiman
Brigjen Nurmadi Rachman
Brigjen Imam Sukarto
Brigjen Bahari Efendi Siregar
Brigjen S. Tjakradipura
Brigjen Darjatmo
Catatan : Jangan Membayangkan KOSTRAD saat itu sama seperti Kostrad saat ini,. Kostrad Pada Thn 1965 tidak mempunyai Pasukan,
President Jokowi menegaskan Pemerintah Tidak Akan Meminta Maaf Kepada PKI
Presiden Joko Widodo meluruskan isu yang selama ini beredar tentang rencana pembubaran komando teritorial (Koter). Presiden yakin bahwa Koter tetap memiliki peran sangat penting sebagai upaya deteksi dini dari ancaman terhadap bangsa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
”Saya memilih untuk mempertahankan keberadaannya (Koter),” kata Joko Widodo saat menghadiri Silaturahmi dan Safari Ramadan bersama Keluarga Besar TNI, di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (27/6).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga kembali menegaskan, pemerintah tidak akan meminta maaf kepada PKI. ”Tidak ada rencana dan pikiran sama sekali untuk minta maaf. Hal ini pernah saya sampaikan saat bertemu pengurus Muhammadiyah dan PBNU, termasuk pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun lalu,” kata Joko Widodo dalam acara yang juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Lembaga Negara, para Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan dan Veteran RI itu.
SETELAH Presiden berjanji tidak akan minta maaf kepada PKI
Dengan presiden bilang Tidak akan meminta maaf kepada pki maka gerakan anti pki akan reda. Kekawatiran sedikit berkurang. Dan Pidato kenegaraan Presiden pada 17 Agustus mungkin tidak akan ada agenda meminta maaf kepada PKI.
Para aktivis anti PKI bisa agak nyantai menikmati lebaran di kampung halaman dan kemudian akan sibuk dengan pendaftaran putra putri masuk sekolah dan membayar uang pangkal uang gedung dll setelah dana tersedot untuk lebaran
Tetapi para kelompok kiri makin giat bergerak memperjuangkan hak nya.
Komunis akan terus meyakinkan rakyat bahwa kejahatan kemanusian negara . pelangaran berat HAM itu ada pada thn 65.terus digulirkan dan di gembar gemborkan.
Mereka tertantang dengan statement Presiden jokowi.
Mereka bisa saja dengan mudah beropini mematahkan statement pak President .
Ahh jangaj kuatir bukankah selama ini Presiden Jokowi tidak konsisten dengan yang diucapkan.
Janji tidak import beras malah gila gilaan import.
Janji mengurangi hutang luar negeri malah gila gilaan menghutang.
Janji mengangkat tenaga honorer jadi PNS malah mau memecat jutaan PNS. Janji ekonomi akan meroket malah menukik.
Komunis akan memainkan isue tentang
Kredibilitas dan integritas pak Presiden yang intinya ucapan dan tindakan kadang tidak sama.
Jadi mereka akan terus menggelorakan semangat dan gerakan nyata untuk bangkit .Tidak ada kata tidur terlena untuk sebuah Perjuangan Dan Revolusi mental.
Mereka akan membuat satu peristiwa. Suatu pesan..suatu pertanda kepada semua pendukung komunis Indonesia. Bahwa mereka masih ada dan terus Eksis.
Kita tunggu saja pesan mereka tersampaikan bagaimana ?
Apakah lewat kegiatan mudik lebaran tahun ini
Atau saat Idul fitri di kampung kampung.
Atau saat pendaftaran sekolah dan Mos mahasiswa ?
Tunggu saja .. akan segera marak lagi simbol simbol komunis di daerah daerah seluruh Indonesia menungangi kegiatan kegiatan nasional diatas.
Akan rawan juga spanduk spanduk ucapan Selamat idul fitri mohon maaf lahir dan batin tapi ada simbol simbol komunis.
Atau dengan kata kata
“Idul Fitri saling bermaaf maafan. Waktunya negara meminta maaf.” . atau “Idul fitri saatnya untuk Rekonsiliasi.” Dll
Kegiatan mereka paling tidak memberikan efek Psikologis kepada masyarakat Indonesia . Dan memberi pesan bahwa
Komunis tak akan pernah mati.
TETAP WASPADA
Bila perlu kita didaerah dan kampung masing masing mendahului membuat spanduk . ” Bertuliskan
” Selamat Idul Fitri Mohon maaf lahir dan Batin.
Dan Tetap tidak ada maaf dan rekonsiliasi buat PKI.”
PANCASILA TIDAK BOLEH KALAH OLEH IDEOLOGI LAIN.
Dirangkum Oleh Naga Samudra
Gambar By patsus Dede Sherman dan Patsus Citox
25 Komentar
PANCASILA YES
Demokrasi cenderung memcahkan yg satu
Lihat saja skotlandia ingin lepas dari britain
Demokrasi condonf membebaskan segala sesuai hingga legimitasi hukum dan kekuatan kalah
Jika terlalu banyak dusta maka konsekuensinya tidak dapat dipercaya
sampai kapanpun PKI hsrus di ganyang….durhaka kepada TUHAN halal darahnya….
Komunisme memang sangat lihai memutar balikkan fakta dan sangat gencar melancarkan propagandanya terutama ke kalangan muda sekarang yg hanya mengenal sekilas tentang komunisme dan tidak pernah mendalami makna pancasila. Pancasila adalah pondasi bangsa ini yg sdh mulai roboh akibat liberalisme, efeknya nanti masyarakat akan merasa bosan dgn liberalisme dan tergiur ke arah komunisme. Pancasila bukan komunisme krn jelas komunisme tdk mengenal sila pertama pancasila dan bertentangan dgn sila kedua krn komunisme tdk lbh dr sebuah facisme. Komunisme jg tdk menyukai keragaman sila ketiga dan musyawarah krn kendalinya cuma satu yaitu partai komunis shg bertentangan dgn sila ke 4. Keadilan buat komunisme adlh sama rata bukan melihat pd porsinya masing2.
Semua pasti akan tetap berjalan sesuai dengan rencana tuhan..
Kita manusia hanya bisa berusaha, dan berdoa semoga tuhan selalu memberikan yg terbaik bagi bangsa ini.. ( gitu aj ko’ repot..)
http://www.tribunal1965.org/id/walikota-palu-meminta-maaf-kepada-korban-peristiwa-1965-66/
Walikota Palu Meminta Maaf Kepada Korban Peristiwa 1965-66
Permintaan maaf Walikota Palu, Rusdy Mastura kepada korban kasus pembunuhan massal Peristiwa 1965 – 66, mengejutkan banyak orang. Keberaniannya untuk menentukan keberpihakan, adalah langkah yang sangat berarti. Dia bertekad untuk mengubah paradigma masyarakat, terutama di kota Palu agar sadar HAM. Memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi korban dan memberi beasiswa atau pendidikan gratis kepada anak-cucu mereka.
Tak berhenti pada maaf
Dengan rendah hati walikota Palu, H Rusdy Mastura menyampaikan permintaan maaf kepada korban kasus pembunuhan massal yang terjadi pada tahun 1965-1966 yang ada di kota Palu Sulawesi Tengah. Penyampaian permintaan maaf tersebut, diungkapkannya dihadapan ratusan keluarga korban dalam acara seminar hasil penelitian dan ferivikasi korban peristiwa 1965/1966 di kota Palu pada Selasa (19/5) di ruang auditorium kantor walikota Palu.
Permintaan maaf yang disampaikan langsung walikota Palu, H Rusdy Mastura ini sudah berulangkali disampaikannya dalam setiap kesempatan baik di depan forum pertemuan soal Hak Asasi Manusia pada skala daerah maupun secara nasional. Dihadapan ratusan keluarga korban kasus pembunuhan massal, Walikota Palu Rusdi Mastura bertindak atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Palu. Rusdy Mastura menceritakan kisahnya sewaktu remaja mengaku aktif sebagai anggota Pramuka itu menuturkan, ketika Gerakan 30 September 1965 pecah, banyak orang yang dituduh terlibat ditangkap oleh tentara.
Walikota Palu berkeinginan kuat agar peristiwa kelam itu tidak terjadi lagi. Dia bertekad untuk mengubah paradigma masyarakat, terutama di kota Palu agar sadar HAM. Menurutnya, permintaan maaf terhadap para korban pelanggaran HAM berat menjadi salah satu upaya untuk memberi penyadaran tentang HAM kepada masyarakat.
Walau sudah meminta maaf, urainya, persoalan belum selesai. Dia mengatakan akan membentuk program rehabilitasi dan rekonsiliasi untuk para korban. Atas dasar itu Rusdi mengajak semua pihak membantu pemerintah Kota Palu menyusun program tersebut seperti Wantimpres, para korban dan lembaga masyarakat sipil yang fokus terhadap isu HAM seperti Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (SKP HAM) Sulteng dan KontraS. Rusdi berharap Palu menjadi kota yang sadar HAM.
“Saya mau masyarakat menyadari pentingnya HAM,” tegas Walikota Palu ini dihadapan wartawan New York Times tersebut. Walikota Palu, H Rusdy Mastura menyadari keputusannya meminta maaf bukannya tanpa hambatan. Soalnya ada kelompok masyarakat lain yang menentang keputusannya itu. Namun Rusdy mengatakan tidak terlalu merisaukan kelompok tersebut.
Menurut Rusdy, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah bagaimana memenuhi hak korban. Rusdi berjanji akan memberikan kesehatan gratis bagi korban pelanggaran HAM berat masa lalu. Untuk anak-anak korban ia berjanji akan memberi beasiswa atau pendidikan gratis.
Data korban
Hasil penelitan dan verifikasi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) peristiwa tahun 1965/1966 di Kota Palu mencapai 768 nama yang tersebar di 8 kecamatan. Ke-768 nama korban itu berasal dari data awal sebanyak 500 nama dan data tambahan sebanyak 268 nama. Demikian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu merilisnya.
Laporan korban pelanggaran HAM yang dirilis itu adalah hasil penelitian dan verifikasi yang dilakukan oleh Tim Peneliti yang terdri dari Moh. Syafari Firdaus, M. Isnaeni Muhidin, Iksan, dan Iwan Lapasere. Penelitian itu juga dibantu oleh contributor yakni Nurlaela Lamasitudju (SKP-HAM Sulteng) dan Jefriyanto (SKP-HAM Sulteng) serta didukung oleh pembaca kritis seperti Tahmidi Lasahido (Sosiolog), Wilman Lumangino (Sejarahwan), Kamala Chandrakirana (KKPK), Dodi Yuniar (AJAR).
Laporan dalam bentuk ringkasan eksekutif itu juga mengulas tentang bagaimana Peristiwa 1965/1966 secara spesifik di Palu. Peristiwa itu menurut laporan itu diawali dengan terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G30S) di Jakarta yang berimbas nyaris merata di seluruh Indonesia tak terkecuali Kota Palu.
Gelombang protes dan demonstrasi yang menuntut pembubaran dan “pembersihan” Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta elemen-elemennya terjadi juga di Kota Palu. Protes dan demonstrasi ini berlangsung dari Oktober 1965 sampai Februari 1966, yang disusul dengan penangkapan, penahanan, dan pemenjaraan terhadap para anggota partai, anggota-anggota ormas yang berafiliasi dengan PKI, serta mereka yang dianggap sebagai simpatisannya.
4 Gelombang penangkapan
Ada empat gelombang penangkapan dan penahanan yang terjadi di Kota Palu dan sekitarnya, yaitu penangkapan dan penahanan gelombang pertama terjadi di akhir 1965. Sasaran penangkapan dan penahanan gelombang pertama ini adalah para pimpinan PKI dan pimpinan organisasi-organisasi pendukungnya.
Gelombang kedua terjadi tahun 1966 dan 1967. Penangkapan dan penahanan gelombang kedua ini masih menyasar anggota PKI dan anggota organisasi pendukungnya. Gelombang penangkapan dan penahanan ketiga terjadi tiga tahun kemudian, yaitu pada tahun 1969 sampai tahun 1970. Kali ini, yang menjadi sasaran adalah anggota militer dari kesatuan Brawijaya yang tergabung dalam Batalyon 711 Raksatama, Palu, dengan tuduhan mereka adalah bagian dari PKI. Selain alasan itu, tidak terkuak alasan yang jelas atas penangkapan dan penahanan terhadap para anggota militer tersebut. Sebagian dari mereka justru ada yang baru pulang dari tugas operasi pembebasan Irian Barat.
Gelombang penangkapan dan penahanan keempat terjadi tahun 1975, yang didasari oleh isu “Gerakan PKI Gaya Baru” yang berkembang di Sulawesi Tengah. Penangkapan dan penahanan terhadap mereka yang dituduh “PKI Gaya Baru” ini tidak lagi menyasar para anggota PKI atau aktivis dari ormas-ormas pendukungnya. Mereka yang ditangkap dan ditahan adalah putra-putra daerah yang sebagian besar adalah aktivis PNI (Partai Nasional Indonesia). Mereka yang ditangkap kemudian dipenjarakan dari ormas-ormas pendukungnya. Mereka yang ditangkap dan ditahan adalah putra-putra daerah yang sebagian besar adalah aktivis PNI (Partai Nasional Indonesia). Mereka yang ditangkap kemudian dipenjarakan di Palu dan Manado.
16 Bentuk pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM kategori berat yang terjadi di Kota Palu selama rentang waktu tahun 1965/1966 ketika aksi penumpasan PKI yang dikenal dengan Gerakan 30 September mencakup 16 bentuk. Itu terungkap dari hasi penelitian dan verifikasi korban pelanggaran HAM yang diseminarkan di Auditorium Kantor Walikota Palu,
H. Rusdy Mastura alias “cudi” panggilan sehari hari, preman yg jadi pejabat…heee
Laten Komunis mulai berani menampakan diri karena adanya “Petinggi” yang membekingi dibelakang layar, Badan Intelejen sudah mengidentifikasi, tapi sekarang ini situasinya lebih banyak pakai kalkulasi politik…, semoga setelah “2019” mulai diadakan penindakan “cantik” terhadap para “Petinggi” dan “Sponsor” nya… Jaya Pancasila, Jaya Indonesia, NKRI satu Jiwa dan Raga INDONESIA
Saya kutip lagi Karl Marx dengan suara keras sambil turun dari podium berjalan di antara tempat duduk peserta diskusi.
_”Eksistensi Tuhan tidak masuk akal. Tuhan adalah konsep yang menjijikkan. Pendek kata, aku menaruh dendam kepada Tuhan. Agama adalah narkoba bagi masyarakat. Menghujat agama adalah syarat utama dari semua hajatan!”. Ini kata2 paling gila dari Karl Marx. Kalau beliau dendam sama Tuhan silah kan hadapi sendiri di akhirat sana. Subhanallah
Asisten II/Men.Pangad : Mayjen Djamin Ginting
Asisten VII/Men.Pangad : Brigjen Alamsjah Prawiranegara
” Belakangan aku baru tau, dari 7 asisten Jend. Ahmad Yani, hanya 2 orang yang selamat dari peristiwa berdarah itu, suami ku dan pak Alamsjah Prawiranegara ”
Kutipan pernyataan ibu Likas Tarigan ( istri Mayjend Djamin Ginting) difilm ini: https://www.youtube.com/watch?v=RLS1KgijVbw
selamatkan NEGRI, rakyat bersama TNI
Tonjok aja tuh mahasiswa pake fakta yang lebih dahsyat, toh paling2 di indonesia bisanya cuma teori dan sastra, gak bakalan ada riset di lapangan.
Klo di indonesia pake riset bikin lama lulusnya, hahaha 🙂
Dijamin, mahasiswa di indonesia pasti pada kalah klo dikasih fakta!
Terus sekarang ambil rektor asing jadi atau kagak tuh ? klo jadi dari negara mana ?
Waktu masih kuliah jaman SBY, Indonesia belum popular di Eropa, KBRI pada malas2an cuma wisata aja dan gak pedulian, jadi gak bisa nonjok hidung orang klo macem2.
Sekarang mah, hehehehe …. ribut ama si pantat fasis mafia italy juga gak peduli, atau komunisme wannabe romania yang gaya sombongnya kayak orang malaysia, karena sekarang selalu ada KBRI.
Thanks pak president 🙂
Keberadaan rohis dan LDK sedikit banyak mengerem paham kiri dikampus atau sekolah. Tapi sayang nya malah di tuduh tempat “teroris”.
setiaku untuk NKRI, Pancasila, UUD1945, dan Merah Putih.
salam Indonesia nan Jaya!
setuju dg bung Ndank02…Latihan Dasar Disiplin Korps aka LDDK sngt brepengaruh positif pd anak2 sekolah..minimal itu yg trjadi di SMK kami. Anak jadi lbh mengerti dan menghargai kain merah putih di halaman sekolah…Mengenai rohis sarang teroris itu jg sy stuju..tentu tdk bs digeneralisir semuanya..tetapi yg trjadi skrg memang demikian. Tentu bkn salah rohis2 yg ada..tetapi paham yg dibawa pembimbing atau mungkin guru agama yg memang di kampusnya dulu sdh terjangkit paham2 radikalisme. Kenyataan dilapangan memang seperti itu…pernah kejadian disalah satu sekolah dikabupaten kami, oknum guru yg tdk mau menghormat kepada sang merah putih…dan itu riil terjadi dilapangan…sungguh sgt miris,-maaf…OOT..hehehe..
semua faham didunia ini adalah produk yahudi (zionis), Uni soviet lahir dari kandung zionis dengan runtuhnya kekaisaran rusia, begitu juga USA lahir dengan politik ekonominya yaitu The FED. faham Hak Azasi Manusia pun demikian lahir dari perpanjangan tangan faham humanisme, yang semua pangkalnya adalah materialism,sekuler. menjauhkan sejauh-jauhnya segala hal yang berkaitan dengan tuhan. salah satu perkataan menghilangkan sifat ketuhanan “musibah ini kehendak alam, alam manunjukan kemarahannya”, ALLAH diganti dengan alam…
memang manusia mudah diperdaya, lalu kemana kita berpegang, kemana kita harus mencari solusinya…mungkin rekan patga mempunyai jawabannya…
akar masalah kaum kiri ini sdh di mulai sejak tahun 1994,dg masuknya ribuan eksemplar buku KIRI berbahasa Indonesia tp terbitan barat.
andai Reformasi masif 98 di sikapi elok,bijak,mawas diri jg waspada maka Macan Asia sdh ada sejak dulu.
Andai masukan kami dlu di terima dg “Pendidikan Ulang” kepada Pengajar,Pencetus,juga simpatisan yg mendewakan Komunis-Marxisme pada Anak muda saat itu jg sekarang
mungkin..mungkin saja cina bakal bubar jd negara Komunis loh.. bukan Komunis-Kapitalis..
apa yg disebutkan Bung Ns di artikel akhir,sdh di sikapi lbh lanjut..
masalahnya pola pikir anak muda skrg ini lbh merasa Jago,Arif dan pintar dr pd OrangTua..
belajar Komunis kok dr buku sma Youtube.. mbok yo belajar sma yg pernah kursus 2tahun di polit biro CCPP* Moskow..hehehe
*utk menghancurkan Biang Komunis dari dalam..xixixix
selamat berbuka Puasa.. Salam patriot..
Benarkah dimasa itu Kostrad hny sbtas nama, tk ad pasukan tempur spti saat ini??
Menarik utk dkji nih..
Dmasa itu kesatuan plg masyur selain KKO, RPKAD, Mobrig, Cakrabirawa ap lg y..
menilik info para sesepuh Komandan, era saat itu CaduAD alias KosTraD memang tdk sebesar dan sebagus sekarang. Era itu CaduAD hanya sebatas “Pasukan Cadangan” yg akan di Gerakan jika Pasukan Elit membutuhkan.
sekarang yg penting adalah mengedepankan pemahaman bahwa Komunis hanya akan membawa kehancuran total tok. jgn pula melihat Cina yg jaguh skrg,krn Cina skrg bkn lah Riil Komunis tp Kapitalis murni dg Jargon Komunis sbg Political Way of Nation..
Bahkan Federasi RuSsia pun mengakui bahwa Paham Sosialis Komunis hny membawa kehancuran dlm sendi bernegara jg sosial kemasyarakatan. Boleh Percaya atau tidak,banyak perwira TNI kita yg di undang sbg Pengajar di SesKo mereka dan byk pula Perwira Russia belajar di SesKo kita. selain belajar Militer jg mrk belajar Pancasila sbg Way Of Nation,dimana kedepannya mrk akan menerapkan Pancasila sesuai Kaidah bernegara mrk.
kira” pandangan sy bsa mencerahkan bung Kasmago dan rekan” PatGa.
Salam Patriot
jendral purnawirawan haji am hendropriyono bilang:
“udah, lupakan..”
“paham komunisme kagak bisa hidup di indonesia..”
“keluarga eks pki yg jadi pns, anggota dpr pun ada, mau apalagi?”
“pelaku ma korban udah pada mati, mau rekonsiliasi ma minta maaf pada sapa?”
mungkin kurang tepat bener, tapi kira2 begeto yg ane inget..
ane setuju ma pak amh, n selama pemerintah belon ngeluarin perntaan apa2 kita kagak usah panik..
“waktu ntu keadaan perang n kacau, apa yg ente harapin..?”
teman kerja warga ukraina yg dulunya eks soviet aja ngeluhnya setengah mati,dia cerita masih ingat waktu kecil,ayahnya hendak membeli baju,keperluan rumah tangga dgn uangnya sendiri di toko yg di awasi partai komunis,harus melapor dulu kepada partai,dan pihak partailah yg memberikan quota yg boleh di beli. sebanyak apapun uangmu tidak akan berguna banyak (asas sama rata,sama rasa komunis )
di sebuah perkampungan pemukiman kotor diantara puing – puing angkuhnya beton kota, terdengar sayup2 orang berorasi, suaranya lantang menerjang kepalan tangan mengisyarakatkan gelora di dalam bathin yang terluka, kepala kepala kecil asik tengah dahkan wajah dan senyum kecutnya ke sang orator, wajah wajah kusam di sekelilingnya ikut menambah indahnya malam itu, kita kami disini berusaha mengerti dan ingin sekali membantu kalian kalian untuk merubah keadaan ini dengan semangat kalian, semangat perjuangan kaum kecil berusaha sejajar dengan yang di sana (telunjuk sang orator memberi arah ke daerah menteng bawah), hanya dengan tangan kita cara apapun untuk dapat merubah semua ini, ini saatnya kalian harus berjuang dengan persamaan derajat martabat serta kesetaraan ekonomi jangan takut wahai marhaenis marhaenis adalah kalian dan kami berusaha membantu kalian kita sejiwa sekepal kepalan tangan yang menjadi kita kuat…..kegiatan yang sering dilakukan oleh sebuah lsm yg beroperasi secara sel, dana operasional team yg terdiri 2 – 5 orang, lumayan untuk membeli sebuah mobil innova baru….catatan pendidikan orator ada yg pernah kuliah, ada yg kuliah, ada juga berasal dari kalangan sipil yg klo diurut merupakan kelanjutan dari cerita sanak famili yg terkena dampak politik tahun 65 kesini……
Opo meneh ki bung? Mau tanya pada patsus patga… apa sel sel ini sudah terdata oleh TNI, kemudian apa yang di lakukan TNI? Kok kayaknya mereka di biarkan. Mohon pencerahannya. Nuwun
ILC mantap… ada Bung Trahlor kayak nya