* Qodaran Bagi Simbah Penjual Pisang *

27

Edisi Jangan Pelit Pada Bangsa Sendiri

*_QODARAN_*

citoxnew149

Sebuah kontemplasi kehidupan rakyat kecil yang nggak mengenal gaji ke-13, THR..dan lain sebagainya..

‘Wah…pisangnya bagus-bagus Mbah…’ kataku sembari berjongkok di depan perempuan sepuh yang berjualan di pinggir jalan depan pasar..
‘Lha monggo dipundut….… ” kata perempuan itu riang.

Sungguh sudah sangat sepuh, rautnya penuh kerut. Kulitnya hitam. Kurus badannya. Tapi suaranya cemengkling riang, giginya terlihat masih utuh….
‘Ini kepok kuning… bagus dikolak. Ini kepok putih… kalau digoreng sangat manis… Lha kalau itu… pisang pista, kulit tipis… harum manis. Tapi jangan dibeli karena belum mateng……’ Lanjutnya..

Aku diam memperhatikan gerak tangannya yang cekatan, meskipun telah ndredheg (gemetar).

‘Sudah lama jualan mbah…?’ tanyaku.
‘Belum, ini ngejar rejeki buat lebaran ?’ jawabnya.
‘Putranya berapa mbah?’ tanyaku lagi.
‘Kathah, banyak… pada glidik (kerja)…’ sahutnya.
‘Kok nggak rehat aja to mbah… siyam-siyam kok jualan’ tanyaku lagi cukup iseng.
‘Lha nggih, ini karena siyam niku to… nggak boleh rehat… Mumpung Gusti Allah paring sehat…’ jawabnya, cukup membuatku tercenung…

Kulihat tangannya ngelap keningnya yang dlèwèran keringat dengan selendang lusuhnya….
Di antara para penjual ‘liar’ di pinggir jalan depan pasar itu, perempuan sepuh ini menggelar dagangan tanpa iyup-iyup (peneduh) padahal hari itu panas luar biasa. . . . .

‘Kalau pulang jam berapa Mbah?’
‘Jam tiga sudah pulang, lha ada kewajiban nyiapkan wedang buat anak-anak TPA’
‘Kok kewajiban, yang mewajibkan siapa mbah?’
‘Nggih kula, ya saya sendiri…’
‘Ooo…begitu…. setiap hari, selama puasa?’
“Inggih… wong cuma anak limapuluhan..’
‘Wah panjenengan hebat nggih mbah…??!!’
‘Halaah.. cuma wedang sama penganan kecil kok.. yang penting bocah-bocah rajin ngaji…, mbah sudah seneng. Jangan bodoh kaya Mbahe yang cuma bisa Fathikah…’

Aku makin tercekat, kumasukkan semua pisang yang ditawarkan ke dalam tas kresek.
‘Kok banyak banget.. mau buat apa?’ Tanya si mbah heran.
Aku hanya tersenyum.
‘Semua berapa Mbah?’
Lalu perempuan sepuh itu menyebutkan nominal yang membuatku tercengang….
‘Kok murah banget mbah…?’
‘Mboten… itu sudah pas, ini bukan pisang kulakan, panen kebun sendiri…’
‘Nggih…matur nuwun…’ kataku sembar mengulurkan uang….
‘Aduh… nggak ada kembalian, belum kepayon (laku)…’
‘Saya tukar dulu mbah…’
Aku sengaja pergi meninggalkan perempuan sepuh itu sambil membawa pisang dan kuletakkan di motor.
Mesin motor pun kunyalakan sambil agak menjauh dari perempuan sepuh itu.. kemudian kumasukkan beberapa lembar uang lima ribuan yang masih baru, ke dalam amplop, kira-kira cukup kalau dibagi satu satu untuk anak TPA yang katanya cah limapuluhan tadi.
Penutup lem ampop kubuka lalu kurapatkan.
‘Niki mbah, sudah saya tukar, sudah pas nggih…’
Perempuan sepuh itu menerima amplop masih dengan tangan dredheg gemetar.
Tanpa menunggu jawaban, aku segera pergi. . . .

dedenew290

Esoknya aku mampir lagi… tapi kosong. Hari berikutnya aku mampir lagi…kosong juga.
Penasaran kutanyakan pada ibu pedangang sebelahnya.
‘Mbahe kok nggak jualan mbak ..?’
‘Oh nggak, beliau jualan kalau panen pisang saja … Sampyean to yang kemarin ngasih amplop..?? Walah mbahe nangis ngguguk .. jare bejo, dapet *qodaran*’

*Qodaran* barangkali yang dimaksudkan adalah lailatul qodar. Malam yang konon lebih baik dari 1000 bulan. Para malaikat turun dari langit,
Langit hati kita….
Allah melapangkan rejeki dan kemulian-Nya bagi yang dikehendaki…
Rejeki sesuai kapasitas kita. Lantas siapakah yang mendapatkannya??.
Barangkali perempuan sepuh inilah yang mendapatkannya.
Bukan karena ia ahli ibadah…. Bukan pula karena i’tikafnya yang kuat di masjid. Tapi dialah pelaksana dari yang katanya _hanya_ bisa *fathikah* itu.
Kesungguhan i’tikaf yang luar biasa. Bertindak, berlaku, dan berpasrah dalam keriangan rasa.
I’tikaf di masjid yang digelar dalam keluasan yang maha.
Bukan masjid yang sekadar bangunan ibadah.
Kecintaannya yang sederhana dengan penyiapan wedang dan penganan bagi limpuluhan bocah selama puasa, sungguh bukan perkara mudah. Hanya cinta tuluslah yang bisa.

Aku jadi teringat pertanyaan teman,
tentang pencapaian Lailatul Qodar.
Benarkah memang ia turun di 10 hari terakhir malam ganjil?
Maka.. malam terbaik dari 1000 bulan bukanlah instan… Tak bisa dijujug dengan akhiran,
semua butuh proses…. karena karunia terindah butuh wadah.
Yang dibangun dengan menapis kebaikan sebelum, selama, dan sesudah Ramadhan.
Itulah sesungguhnya _*QODARAN*_

Rezeki tak terduga ….. Subhanallah.. wal hamdulillah wala illaha ilallahu Allahu Akbar…

semoga terinspirasi..

 

Gambar Oleh Patsus Citox dan Pastsus Dede Sherman

Share.

27 Komentar

  1. Andai……semua bisa seperti si Mbah
    Sungguh sebuah pelajaran yang sangat berharga….
    Terima kasih bung NS

  2. Putra Borneo on

    Luar biasa..artikel yg sangat menginspirasi bang.
    Semua sobat patriot sekalian saya mau mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1437 H mohon maaf lahir dan bathin.

  3. Bakulo Wajaro on

    Hehehehehe… Mantap dan terimakasih atas tausiah akhir ramadhan dari bungstad NS.. mampu mengiris hingga dasar relung hati..
    Adios amigos#mata ampe becek membayangkannya..

  4. Andai semua pejabat di negeri ini seperti mbah penjual pisang,yang ikhlas memberi tanpa pamrih,yang selalu bersykur menerima apa dan berapa yang semestinya ia terima,pasti makmur negeri ini

  5. Gunung Jati on

    Kisah Si Mbah ini bikin iri atas sifat dan sikap bersahajanya, sifat Kona’ahnya membangkitkan rasa bersyukur kita atas segala pemberian Allah SWT baik sedikit maupun banyak, sedangkan nafsu di dalam diri kadang tidak terkendali ingin ikut dgn dunia hedonisme yg di umbar oleh media dan di biarkan oleh pemerintah hingga korupsi terlihat biasa saja padahal hal yg tidak baik.

  6. Kadang kita cuma mikir.. syariat
    Namun lupa tentang hakikat
    Padahal dsitulah ajaran agama yg sesungguhnya..

  7. Terenyuh berdarah darah..

    Sungguh luar biasa si mbah ini. Smg ksah ini segera dshare sluas luasnys

    Saatnya Bersyukur atas karunia kita hari ini

  8. borneo princes on

    APA ITU MALAM LAILATUL QADAR

    Mengikut pengertian bahasa, perkataan “laila” adalah berarti “malam” dan perkataan “qadar” adalah memberkati (keberkatan) atau saat-saat yang diperingati. Jika kedua dua perkataan itu digabungkan, maka membawa maksud “lailatul qadar” yaitu artinya malam keberkatan atau malam yang diperingati

    http://mudzakaroh-mmwk.blogspot.co.id/2011/08/apa-itu-malam-lailatul-qadar-mengikut.html

    terinspirasi sama Bung NS…Mohon Maaf Lahir dan Bhatin..Indonesia Bisa.

  9. sungguh kisah yang sangat mengharukan…tapi itu lah -jiwa-sebagaian besar rakyat indonesia…meski sudah -tua-usia namun pantang untuk -malas-selama raga masih bisa bergerak…. dan sejujur-nya generasi dulu lebih tangguh dan ulet dalam mengarungi bahtera kehidupan..karena bermodalkan kesabaran dan ke ikhlasan..
    …tapi generasi muda sekarang..sepertinya terlalu -naif-untuk meneladani -nya karena merasa lebih pintar dan lebih tahu segala-nya.

  10. Suqron katsir bung NS utk pencerahan Batiniah nya..

    “Jangan Pelit dg Bangsa sendiri” jika di sanding dg UUD45,Pancasila dan Slogan Pemerintah skrg insya allah kemandirian Bangsa bkl lbh cpt lg terwujud.

    #santai sejenak dlm Condition One Lebaran

  11. maaf bung admin, komen saya; “JAKATARUB on 6 JULI 2016 12:59” AM jgn diposting, dibanned saja, ada kata dan kalimat kurang tepat, mau perbaiki tapi keterbatasan jaringan khawatir gagal. terimakasih

  12. ndherek matur, sampuntene ingkang kathah sak derenge, artikel yang luar biasa, mbah yang luar biasa, pembeli pisang yg luar biasa pula, semakin banyak yang share pengalaman pribadi seperti ini, sangat berharga bagi kita para patga, bangsa ini tentunya, saya tidak begitu paham dengan bahasa arab (agama islam) krn saya non muslim, tp sangat bisa di mengerti dan diterima isi dan makna yang terkandung didalamnya, mengingatkan saya pada suatu malam kebetulan saya melihat bapak setengah tua (tidak begitu paham mengira umur berapa) dg tangan gemetar mencoba menghidupkan motor yg mogok,, saya coba berhenti dan bertanya pak ada yang bisa saya bantu, motor bapak knpa? ga tahu ini dik, jawab bapak itu dg gugup, kit mau tak engkol ra gelem urip dik (dri tadi saya coba starter kick ga mau hidup), mohon ijin saya pinjam kunci kontak pak, saya coba buka jok motor itu, dan saya cek bensin dg sorot lampu senter yang saya bawa,, malam sdh sangat gelap dan sepi, wahhh pantes saja pak, bensin motor bapak kosong, saya bergegas pamit (kebetulan di kendaraan ga da selang panjang ga da botol ga da kunci pula untuk buka pipa bensin), mohon bapak tunggu disini,, saya akan carikan bensin , bapak itu menganggukan kepala dan terlihat lemes, selang berapa lama saya balik terlihat motor itu dri kejauhan, sempat kaget, bapak itu kmana, bgitu sampai bapak itu keluar dari semak”, dan berkata td sembunyi de, kalau ada org jahat biarlah motor bapak yang diangkt, yang penting bapak selamat, saya menangkap bahwa bapak ini berpikir jauh, disamping keselamatan diri bapak ini jg bertanggung jawab dengan kehidupan keluarganya, sesudah memasukan bensin saya coba hidupkan kembali motor bapak itu, hidup dan bapak itu berpamitan untuk kembali pulang, maturnuwun dik bantuannya, sama sama pak terimaksih telah percaya kepada saya untuk bisa berbuat baik sedikit kepada bapak, selang beberapa hari dri peristiwa mogoknya motor saya di panggil bapak setengah tua dik dik….. ohh bapak , ternyata bapak yg waktu itu motornya mogok, bapak itu bilang maturnuwun sik akeh, atas bantuan adik istri saya tertolong, bapak itu cerita ketika sampai rumah istrinya sakit dan harus segera di bawa kerumah sakit , rasanya saya yg gemetaran waktu itu mendengar cerita dri bapak setngah tua itu, sama dengan ketika saya membaca arrikel diatas, gemetar, sedih, rasa pengen menangis mendengar uraian artikel untuk menggugah kita berbuat baik kepada sesama, dan lingkungan sekitar, mohon maaf bila ada kata yg kurang berkenan

  13. Bismillahirohmannirohiim.Taqoballahu Minna waminkum,syiamana wa syiamakum Taqobal ya Kaariim.Minal Aidin wal fa Izin rekan2, sesepuh Patriot Garuda.Artikel Sangat Bagus .Barakallahu Fiikum.Sungguh bikin terharu.Sampai berlinang air mata.Memang sdh jarang manusia seperti si Mbah saat sekarang ini.

  14. cah dermayu on

    semua butuh proses…. karena karunia terindah butuh wadah.
    Yang dibangun dengan menapis kebaikan sebelum, selama, dan sesudah Ramadhan.
    Itulah sesungguhnya _*QODARAN*_

    Indah banget kalimatnya…,

Leave A Reply