Lirik Kuno Navajo (23) : Perpisahan

58

Lirik Kuno Navajo (23) : Perpisahan
====================================
**********************************************************************

dedenew217
“Tidak mungkin saya belum membayarnya! Pembayaran pemakaian telepon ini rutin dipotong dari gaji saya tiap bulan!”
“Maaf bu. Tapi di database kami, ibu belum membayar tagihan selama 3 bulan.”
“Ada masalah pada sistem kalian! Saya punya bukti pembayarannya!”
“Silahkan besok datang ke cabang kami dengan membawa bukti pembayarannya untuk konsolidasi data, setelah itu kami akan mencabut blokir terhadap telpon anda bu!”
“Tapi saya membutuhkannya sekarang. Saya harus segera menelepon suami saya. Dia dalam masalah!”
“Sekali lagi maaf bu. Blokir hanya bisa dicabut jika data telah di konsolidasi. Silahkan ibu datang …”
“Ah… sudahlah!”

Shannon melempar teleponnya dengan kesal ke sofa. Dia panik dan kalut. Dia baru saja menerima pesan yang mengagetkan dari suaminya. Suaminya lewat pesan tersebut mengatakan bahwa dia berada dalam keadaan bahaya dan berharap untuk ditelepon. Tentu saja Shannon kaget dan sesak membaca pesan tersebut. Seharusnya suaminya akan segera datang dengan penuh kebahagiaan namun kenapa berita seperti ini yang dikirimkan suaminya.

Dia segera menelepon nomor yang digunakan suaminya untuk mengirim pesan tersebut. Situasinya kemudian menjadi semakin tidak jelas karena panggilan telpon yang dilakukannya tidak berhasil mencapai suaminya. Oleh sebab adanya kesalahan pada sistem penagihan perusahaan pengelola komunikasi yang digunakannya, panggilan telponnya diblok.

Dalam kekalutannya itu, Shannon masih menyempatkan diri menemani kedua anaknya makan malam. Dia berusaha bersikap tegar dengan tidak menunjukkan kesedihan dan kegundahannya di depan anak-anaknya Ronnie dan Aurora. Ronnie yang lebih dewasa sepertinya mengetahui permasalahan yang terjadi pada telepon genggam ibunya.

“Mommy… di lantai dasar dekat toko ada telpon umum.”, kata Ronnie.
“Oh ya? Mommy tidak tahu itu.”
“Iya Mommy… belum ini dipasang sama bapak manajer”, kata Ronny lagi mengacu kepada pemilik apartemen.

Sebagaimana juga banyak penghuni lain, Shannon memang jarang bergaul dan berkeliling di seputar apartemen itu. Hidupnya hanya di seputar pekerjaannya sebagai perawat dan jika sedang di rumah fokus untuk mengurusi kedua anaknya.
“Ah ya… kalau begitu Mommy bisa menggunakan telepon itu. Terimakasih nak atas infonya. Ijinkan Mommy turun sebentar ke bawah.”

Shannon pun bersiap dan ketika baru saja akan keluar untuk menuju lantai dasar apartemen tempat mereka tinggal, teleponnya berbunyi. Dia segera beranjak mengambilnya dan dilihatnya nama orang yang meneleponnya. Dan ternyata …

PETER!!!

Segera saja Shannon menjawab panggilan telepon itu.

“Peter ada apa? Apa yang terjadi?”, Shannon bertanya dengan perasaan sangat was-was,
“Shannon, sayang, jika aku tidak selamat. Jaga dan rawat anak kita baik-baik. Lindungi mereka selalu.”, di ujung telepon Peter berbicara tergesa-gesa dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Demi Tuhan, ada apa Peter?. Kamu membuatku sangat takut ….”
“Maafkan aku yang tidak bisa mendampingimu sampai mereka dewasa. Aku sangat mencintaimu…”,
“Kamu akan kemana???”
“Akan ada yang datang mengungkapkan semuanya. Maafkan aku, demi kebaikanmu, aku harus pergi.”
“Peter… Jangan tinggalkan aku!”
Krrkkk….TUUUUUUUT…

Telepon Peter terputus begitu saja. Shannon masih terus berteriak di telepon memanggil nama suaminya. Tapi tidak ada lagi gunanya. Pembicaraan itu telah terputus. Shannon tidak menyerah. Dia berlari keluar dan turun melalui lift ke lantai dasar. Dia mencoba menelpon dari telepon umum yang tersedia di situ. Sayangnya, upaya itu tetap tidak memberikan hasil. Nomer Peter dan nomer “asing” yang digunakan Peter sebelumnya keduanya sudah tidak aktif.

Shannon terduduk sedih dan menangis di dekat telepon umum itu. Seribu pertanyaan yang ingin ditanyakannya tak akan pernah terjawab. Sejuta kerinduan yang ingin diungkapkannya takkan tersampaikan. Tinggallah dia dalam kebingungan dan kesedihan yang tanpa ujung. Suaminya yang sangat disayanginya itu hilang tanpa kabar pasti.

**********************************************************************

arman40

Tiga buah mobil Hummer dan sebuah sedan Mercedes memasuki komplek penampungan Navajo di Pajarito. Diatasnya dua helikopter yang sebelumnya sudah berada di area itu kembali berputar-putar di atas. Dari ketiga mobil itu turun beberapa lelaki bersenjata lengkap dengan posisi siaga tempur sambil membawa senter. Sementara seorang lelaki perlente turun dari mobil sedan tersebut.

“Ini rumah Chaharanimo? Saya ingin bertemu dengannya.”
“Anda siapa?”, tanya seorang pemuda Navajo yang berjaga di depan rumah sang kepala suku sambil menatap pria tersebut penuh curiga.
“Itu bukan urusanmu. Panggil dia kemari segera!”, kata seorang pria bersenjata di samping pria perlente itu.
“Oke. Tunggu.”, kata pemuda itu kemudian balik menatap tajam si pria bersenjata tersebut.

Tidak lama kemudian, sang kepala suku pun mendatangi rombongan tersebut.

“Siapa yang mencari saya?”
“Anda tuan Charanimo? Perkenalkan… saya Rubinstein. Saya mencari Peter Spearwood.”
“Oh… jadi anda yang bernama Rubinstein? Bukankah anda telah membunuhnya?”

Tanpa diduga, tuan Rubinstein tiba-tiba menampar pipi lelaki kepala suku Navajo itu.

“Anda jangan main-main dengan saya!”

Tindakan Rubinstein itu membuat beberapa pemuda Navajo yang ada di dekat situ bergerak membela Charanimo dan bersiap untuk menghajar Rubinstein. Namun pria-pria bersenjata di samping Rubinstein kemudian menodongkan senjata ke arah para pemuda tersebut. Para pemuda itupun mundur menjauhi Rubinstein. Namun mereka tetap menutupi badan Charanimo dan melindunginya dari Rubinstein.

Dalam situasi demikian, terdengar beberapa senjata dikokang dari arah belakang para Praetorian. Sontak para Praetorian berbalik dan melihat beberapa pemuda dan lelaki Navajo lainnya menodong mereka dengan senapan tembak. Pretorian pun memindahkan fokus bidikan mereka kepada para pria Navajo yang juga sedang membidik mereka tersebut. Hal ini membuat situasi menjadi genting dan pertumpahan darah sepertinya tidak bisa dihindari lagi.

Menyadari situasi tersebut, Charanimo mengambil respon cepat.
“Turunkan senjata kalian anak-anak. Ini urusan antara saya dan tuan Rubinstein.”

Tuan Rubinstein yang juga menyadari situasi genting tersebut pun memerintahkan hal yang sama. “Praetorian! Turunkan senjata kalian.”

Memang beberapa buah senapan tembak milik para pria Navajo tersebut bukan tandingan dari senjata mesin yang dipegang oleh para Praetorian. Namun dalam posisi yang terkepung dan dengan jari para Navajo yang siap memicu pelatuk senapan dipastikan akan banyak pertumpahan darah pada kedua belah pihak. Akhirnya setelah keduanya menurunkan senjata dan situasi genting yang terjadi pun bisa dihindari, Charanimo menjelaskan maksud jawabannya kepada Rubinstein.

“Bukankah yang disana adalah Hummer milik anda yang dibawanya? Dia bermaksud untuk pergi dan ‘BUM!’ Hummer itu tiba-tiba meledak.”
“Apa??? Bagaimana bisa meledak?”
“Kami tidak tahu. Bukannya anda seharusnya mengetahuinya?”

Rubinstein terlihat bingung. Tentu saja Charanimo jauh lebih bingung melihat Rubinstein yang sepertinya kaget dengan penjelasannya. Dalam pikiran Charanimo, tim Praetorian lah yang telah memasang bom di Hummer itu untuk membunuh Peter jika dia mencoba kabur kembali. Namun melihat expresi Rubinstein, Charanimo jadi bertanya- tanya siapa sebenarnya yang telah memasang bom di mobil Hummer itu dan membunuh Peter.

“Saya tidak mungkin membunuhnya. Saya membutuhkannya dalam keadaan hidup.”, Rubinstein membantah tuduhan Charanimo, “Di samping itu saya pun baru mengetahui lokasinya ada di tempat ini jadi bagaimana mungkin saya melakukannya.”

“Periksa keadaan mobil itu!”, perintahnya kemudian kepada salah seorang Praetorian.

Dengan kondisi yang sudah hangus terbakar dan hanya tersisa beberapa titik api kecil, dua orang Praetorian mendekati dan memeriksa keadaan Hummer tersebut. Setelah itu mereka pun melaporkan hasil pengamatannya kepada Rubinstein yang juga di dengarkan oleh Charanimo.

“Sepertinya ada dua mayat yang hangus terbakar di dalamnya. Kondisi mereka sudah tidak utuh lagi. Jelas sekali itu akibat ledakan dan kebakaran yang terjadi pada mobil itu. Kami menemukan bau mesiu yang sangat kuat. Bagaimanapun di bagian bagasi mobil itu memang terdapat kotak senjata yang berisikan granat, C4 dan senjata. Kotak itu telah hancur dan bagian yang tersisa dari isinya berhamburan di dalam mobil.”

“Apakah amunisi-amunisi itu yang menyebabkan mobil itu meledak?”, tanya Rubinstein kemudian.

“Mereka tidak akan meledak begitu saja jika tidak ada faktor pemicu dari luar dan lewat pengaturan oleh seseorang. Tapi untuk mengetahui jawaban lebih pastinya perlu analisa forensik yang memadai.”

“Kalau begitu siapa yang meledakkan mobil itu?”

Itu yang ditanyakan oleh Rubinstein dan itu juga yang menjadi pemikiran Charanimo. Ledakan itu jelas telah mengakhiri “perjalanan” Peter malam itu. Salah satu mayat di dalam Hummer itu tentunya adalah mayat Peter. Namun siapa yang meledakkan mobil Hummer itu dan membunuh Peter di dalamnya itulah yang kemudian menjadi misteri. Siapapun pelakunya, dia telah mengakhiri segala rencana indah Peter dan keluarganya untuk berkumpul bersama kembali setelah sekian lama terpisah.

**********************************************************************

arman41

“Mommy… “, Aurora berdiri di depan kamar ibunya yang terbuka.
“Ya nak?”, jawab Shannon sambil mengusap air matanya.

Shannon baru saja terbangun dari mimpinya yang menyedihkan. Dalam mimpi itu dia bertemu Peter menangis dan mengucapkan salam perpisahan kepadanya. Shannon merasa sangat sedih melihat kondisi Peter dalam mimpi itu. Shannon yakin bahwa pesan dalam mimpi itu memiliki makna yang sebenarnya. Dalam kesendiriannya di tengah perasaan sedih yang tak bertepi itu, tanpa disadarinya anaknya yang kedua mendatangi kamarnya. Putrinya tersebut kemudian berlari memeluknya di tempat tidur.

“Aku kangen ayah.”, ujar putrinya yang berumur 4 tahun itu.
“Iya…mommy juga. Moga tahun baru dia bisa pulang ya nak. Pekerjaannya sudah selesai jadi kita tunggu saja.”

Dia memeluk erat anaknya di dekapannya. Meski menguatkan perasaan anaknya itu, namun Shannon tidak bisa menahan perasaan gundah di hatinya.

“Apa maksud mimpi barusan…”, pikirnya sedih. Sebutir air mata mengalir di pipinya. Lamunannya terbawa jauh mengenang masa-masa indah kehidupan dan kebersamaan mereka. Masih banyak impian dan harapan yang mereka ingin wujudkan namun Shannon tidak menyangka bahwa secepat ini dan dengan cara begini perpisahan tersebut terjadi.

“Mommy menangis?”

Sebuah suara lain dari arah pintu kemudian menyadarkan Shannon dari lamunannya. Ronnie putranya yang berumur 7 tahun sedang berdiri di dekat pintu menatapnya.

“Oh..Mommy hanya bahagia…semoga ayah sebentar lagi akan pulang. Ayo sini nak.. kita berpelukan bersama.”

Ronnie pun menyusul memeluk mereka berdua.

“Ya Tuhan, berikanlah kami kekuatan dan ketabahan menghadapi semua ini.”, doa Shannon begitu syahdu sambil memeluk erat kedua anaknya.

Malam itu, Shannon menghibur kerinduan kedua anaknya, dan juga dirinya sendiri, akan sosok ayah dan suami yang tidak pulang selama 2 tahun. Entah kenapa malam itu ketiganya merasakan kerinduan dan rasa kehilangan yang amat sangat terhadap Peter. Mereka semua berharap agar tahun baru yang tinggal beberapa hari lagi bisa dirayakan bersama dengan sang ayah dan suami yang mereka sangat cintai.

Sebuah harapan yang,- sayang sekali -, hanya tinggal harapan, dan tidak pernah akan terwujud. Selamanya.

arman39

**********************************************************************

 

By Patsus Namraenu biro Jabodetabek

Gambar by Google dan Patsus Citox

Share.

58 Komentar

    • Terimakasih bung Ragnar. Yup, endingnya memang kurang dari 10 episode lagi bung. Tapi dibundel bersama seluruh cerita dari awal dalam bentuk novel ya… ^_^

  1. ISMEDS BECKHAM on

    Cerita ini akan berujung adanya keterkaitanye dgn BANGSA ini, sehingga terciptanye sebuah senjata yg mampu memanipulasi iklim kesebuah negara bahkan dunia. Hingga menjadi sebuah efek kejut yg dahsyat buat salah satu negara yg tlh mampu & menggunakanya untuk menyerang negara lain, mereka akan terlena & terkejut dgn serangan balik dari semjata tsb dari sebuah negara yg tdk diperhitungkan sebelumnya..maaf cuman hayalan ane doank..hehehe..

    ==== NKRI HARGA MATI ====

    • Hehehe….
      Pembalasan dengan senjata iklim memang akan disinggung sedikit di dekat bagian finish-nya bung Ismeds Beckham.
      Salaam… ^_^

  2. Your Commenthhmmmm….semakin penasaran akan kelanjutan kisah si peter….ditunggu kelanjutan kisahnya bung
    namraenu…thanks for great story…salam hangat buat patku & patsus semua.

  3. putratransad on

    Bersambung.. Bung NS apa ini udh ending? Apa ada kemungkinan jdi novel? Novel hoax corner jg dibuat kan ya bung.

  4. “Sepertinya ada dua mayat yang hangus terbakar di dalamnya. Kondisi mereka sudah tidak utuh lagi. Jelas sekali itu akibat ledakan dan kebakaran yang terjadi pada mobil itu” ..

    ” Salah satu mayat di dalam Hummer itu tentunya adalah mayat Peter”

    hmmmh dua kalimat cuplikan dari cerita bung Nam .. feeling saya bukan mayat Peter ya … hehe .. ruarr biasa nung Nam bikin ceritanya. Ini seri ke 23, info bung Nam kemarin – kemarin … sudah selesai sampai seri 25 …

    nyilem lagi sambil nunggu lanjutan dari bung Nam … yang di release bung Admin ya ..
    salam sehat semua rekan patga

    • hehehe … sohibul bait nya … bung Nam kemana ya?
      sekarang sudah jauh berkurang aktivitas menyapa nya di tiap tulisan bung Nam .. hehe
      sangat ditunggu bung Nam untuk sesi penjelasan tiap pertanyaan reka-rekan patga …

    • Hehehe… terimakasih atas perhatian anda bung Kingsoka. ^_^
      Saya selalu memantau setiap komentar di serial ini kok. 🙂
      Tapi memang sengaja akhir-akhir ini saya “hemat” respon biar gak jadi spoiler untuk novelnya.
      Plus waktu saya juga sedang tersita untuk mempelajari beberapa urusan teknis penerbitan.
      Tentang feeling anda apakah Peter survive atau tidak… hehehe… “no komen ya” 😉
      Di novelnya nanti akan ada jawabannya kok. Jadi nanti beli ya kalau sudah terbit. Hehe… 😀
      Salam sehat selalu untuk anda ya bung.

      • hehe kemana aja bung Nam nih …
        sesuai dengan judul artikelnya .. perpisahan … kayaknya bung Namraenu berpisah juga dari web patga ini bung ? hehe
        dah jadi ada bung novelnya ?
        semoga sehat selalu untuk bung Nam dan rekan patga yang lainnya …

      • Enggak dong. Saya tetap disini. Hehehe… 😀
        Terimakasih untuk doanya bung Kingsoka.
        Semoga sehat selalu untuk anda juga ya bung.
        Salaam … ^_^

  5. ada team lain melakukan sabotase kpd MR. rubiesten … siapakah team itu ??? peter terselamatkan ??!?! apakah suku navajo mmpunyai cara sendiri utk menolong peter ??!!! bung namrune bikin kntang …salam hangat bung namrune

    • Hehehe… 😀
      Masak sih kentang bung? Itu udah 2 halaman lebih teks Notepad lho. 🙂
      Siapa ya team lain itu? Dan bagaimana cara Navajo menyelamatkan keluarga Spearwood?
      Silahkan nanti lihat di novelnya aja ya… ^_^
      Salam hangat kembali untuk anda bung…. Aaaaaarrgggghhhhh!!!
      Hehehe…. 😀

  6. Bakulo Wajaro on

    Hehehehehe… Mumet kabeh pemirsa.. Rubinsten, charanimo dan semua pembaca …xixixiixi.. Yg tau cuma sutradaranya bung NS dan penulis skenario bung Nam.. Dan pastinya ada pihak yg membayangi kejadian ini menghilangkan jejak khas telik sandi.. Apakah itu berkaitan dgn nakai..Sang pembawa pesan navajo..? Mari mencerna..
    Adios amigos#mendemmeneh..

  7. Wah wah wah…..
    Clue pertama d ungkap bung BW jadi penasaran kelanjutan nya heheh..
    Bung NS sebelum d terbitkan jadi novel selesai kn ceritanya sampai akhir dulu disitus ini dong hehhe…
    Edisi berharap….

  8. Dua episode(22-23) dlm satu masa. Semoga Peter d selamat kan si Axe man yg larinya kenceng saat orang ruben mengebom stasiun radio nakai. saat bersamaan mobil hummernya tiba” pindah dr tmpt parkirnya. Hanya orang yg terlatih bisa menghidupkan/start mobil hummer. Semakin penasaran endingnya bung Nam…. ☺☺☺☺

  9. makin seru aja nih,,,maaf bung Nam apa saat itu sdh ada perangkat utk mengirim pesan,,,ditunggu lanjutane,,,@Admin mf titip colek buat Bung Yayan,,,

    • Tentu sudah ada bung Asbun yaitu pengiriman pesan SMS lewat telepon genggam. Waktu yang menjadi latar belakang kisah di edisi ini kan Desember 2004 bung. Memang saat itu belum dominan IM seperti WA, BBM, dan yang serupa itu.
      Salaam… ^_^

    • Rencananya dijualnya lewat online dulu saja bung Khang Jhon.
      Ke depannya apakah akan dijual lewat toko buku atau tidak bergantung dari seberapa banyak novelnya yang laku. Jadi darimanapun bisa dipesan dan dibeli kok.

      Salaam … ^_^

  10. Ane tebak ya…
    Ada yang mau nyuri mobilnya, terbukti posisi mobil sudah berpindah dr tmpt awal. Si pencuri tdk sengaja mengaktifkan bom yg ada di bagasi, dan boom!
    Peter masih hidup dan happy ending

  11. bakul ikan hias on

    serial yang Situasi romm medan merdeka dibuatkan novel juga bung naga samudra..pasti itu akan menjadi best seller terfavorit….

  12. Kalo dijadikan buku, waah?? Ada apa gerangan??? Ada info menarik apa sampai gak bisa d akses secara percuma, – tinggal masuk Web?- hahehee
    Semoga klo cerita cerita d sini d jadikan buku, patriotgaruda.com tetap ramai yaa.. Tetap membakar semangat nasionalisme, jangan sampai cerita/artikel d sini kedepannya hanya d pandang sebagai buah imajinasi pendongeng.
    Salam persatuan,

    • Info “menarik”nya semua sudah dibabar di edisi-edisi sebelumnya kok dan sudah didiskusikan ramai-ramai dengan banyak pembaca setia web PatGa. Edisi yang tersisa hanya penyelesaian akhir dari serial ini. Jadi relatif tidak banyak informasi “menarik” yang tersisa. Sengaja saya babarkan sekarang supaya tidak kecewa nantinya. 🙂

      Insya Allah saya optimis web PatGa akan tetap ramai karena serial ini hanya satu dari begitu banyak artikel lain yang bisa menarik pengunjung. Jika dilihat dari jumlah komentar pada tiap edisi, serial ini juga bukan “daya pikat” utama dari web PatGa jadi saya rasa tidak perlu khawatir bahwa web ini akan menjadi sepi pengunjung jika kelanjutan serial ini dibundel dalam bentuk novel komersial.

      Oh ya, khusus untuk serial Navajo ini, berulangkali saya katakan bahwa secara umum ini adalah kisah fiksi tapi bukan berarti keseluruhan informasi di dalamnya adalah fiksi. Beberapa informasi juga ada yang disamarkan agar tidak menimbulkan polemik atau kontroversi. Tinggal bagaimana pembacanya menilai mana bagian yang fiktif/imajinatif dan mana yang bukan berdasar informasi tambahan dari sumber lain. Dan dari interaksi selama ini dengan para pembaca setia serial ini, saya yakin mereka sangat mampu membedakan mana yang imajinatif dan mana yang bukan.

      Semoga cukup jelas ya.

      Salam Persatuan.

  13. Assalamualaikum…salam kenal semuanya, saya pdtng baru.

    Saya bangga dgn TNI, semoga kalian yg sdg bertugas di 3 matra selalu di beri kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin.

    • Wa’alaikum salaam bung Love NKRI.
      Salam kenal untuk anda juga bung.
      Sama bung, kami juga bangga dengan TNI. Semoga TNI semakin kuat dan tetap dekat dengan rakyat serta bersama rakyat senantiasa mampu melindungi bangsa dan negara ini.
      Aamiin YRA.

  14. Salam hormat saya buat para sesepuh disini, buat patga, patsus dan juga buat patku semoga keberkahan selalu mengiringi kalian semua, maaf sebelumnya bung nam, kalo boleh saya bertanya apakah alat pengendali cuaca yang sedang dikerjakan oleh peter ini satu paket dengan senjata laser yang memancarkan sinar biru ?
    Saya berharap bung nam sudi meluangkan waktu untuk memberikan pencerahan kepada saya yang newbie ini,
    Salam patriot !!!
    Jayalah NKRI !!!

    • Salam hormat saya juga untuk anda bung Tibet.
      Dalam serial “fiksi” ini, alat yang sedang dikerjakan Peter bukanlah alat pengendali cuaca tapi alat pemantau emisi kerak bumi dan alat ini tidak satu paket dengan alat pengendali cuaca maupun satelit sinar biru yang dibuat di bagian lain lab. Semoga cukup jelas ya.
      Salam patriot !!!
      Jayalah NKRI !!!

Leave A Reply