*Lebih Baik Mati Ditembak Peluru Dari Pada Mati Digigit Nyamuk!*
Lima hari lagi kita akan merayakan peringatan G 30 S PKI, yaitu suatu kejadian dimana Partai Komunis Indonesia dalam upaya menegakkan kekuasaannya melakukan pembunuhan keji terhadap tujuh Jendral kita.
Saya tidak ingin membahas peristiwa tersebut, tetapi saya ingin berbagi dengan anda pengalaman masa remaja saya, bagaimana ayah saya membangun rasa kebangsaan atau Nasionalisme dalam diri saya sejak remaja.
Pasca peristiwa G30 S PKI banyak kebijakan pemerintah yang dinilai banyak fihak termasuk mahasiswa tidak memihak rakyat, misalnya devaluasi nilai rupiah dari Rp. 1000 jadi Rp 1, menaikan harga minyak bumi dll. Maka dibentuklah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia/KAMI, 10 Januari 1966 yang mengajukan TRITURA pada presiden.
Tritura adalah TRI TUntutan Rakyat yang berisi :1. Bubaran PKI, 2. Retooling (Penggantian/Pembersihan) Kabinet dari unsur PKI dan Turunkan harga bahan pokok.
Suatu sore, ayah saya seperti biasa duduk duduk dengan kami, ibu saya, saya dan beberapa paman bercerita tentang Tritura dan demo mahasiswa serta pelajar.
Diujung pembicaraan itu, ayah saya mengatakan, setengah instruksi _: “Elly ikut tuh berjuang dengan mahasiswa dan pelajar pelajar itu. Apa yang mereka perjuangkan itu benar.Pemudalah yang harus tegak dan berdiri membela rakyatnya. Waktu ayah muda, ayah berjuang juga melawan penjajah. Sekarang kalian berjuang membela yang benar, bela Kebenaran!”_ tegas ayah saya.
Mulai hari itu saya berusia 14 tahun bergabung dengan KAPI ( Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia). Saya ikut hampir semua kegiatan dari rapat, demo, P3K ( kebetulan saya sudah kursus sejak SMP kelas 1), dan dapur umum. Dalam rapat Presidium Kesatuan Aksi, saya paling muda.
Walau rapat sampai malam, ayah dan ibu saya selalu mendukung. Beliau mendengarkan ‘laporan pandangan mata’setiap saya pulang dan tetap menyemangati.
Beliau selalu menutupnya dengan _:”Pegang kepercayaan yang ayah berikan sama Elly ya!”._
Tanggal 24 Februari 1966, mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI dan KAPI melakukan demo di lapangan Banteng, Jakarta dengan tuntutan yang sama TRITURA. Dalam usaha mengendalikan massa mahasiswa dan pelajar ini fihak aparat menggunakan senjata.
Terdengar letusan senjata api yang kemudian diketahui menembus dada salah seorang mahasiswa kedokteran UI bernama Arif Rahman Hakim. Peserta demo semakin banyak dan penuh semangat bergerak kearah istana dengan berbagai yel yel..Saya berada dalam kerumunan itu..
Di depan istana terdengar tembakan lagi dan kini yang gugur adalah seorang pelajar SMP seperti saya, kemudian diketahui namanya : Ikhwan Ridwan Rais( Saya terbayang wajah sedih ibu bapaknya yang kehilangan anak tunggalnya).
Semua demonstran bubar, kucar –kacir, ketakutan!. Saya ingat benar, saya berlari tidak berhenti.
Rumah kami terletak dua blok dari Merdeka Utara. Saya menyebrang jalan Merdeka Utara masuk jalan Pecenongan dan diujungnya belok kiri ke Sawah Besar.
Ayah dan ibu saya serta beberapa paman serta Bibi saya yang datang dari Aceh mengikuti Kongres Muhammadiyah sedang duduk duduk di beranda depan minum teh. Melihat saya berlari lari, ayah saya berdiri,mengikat sarungnya dan menghampiri saya dengan tergopoh gopoh.
Sambil memegang kedua bahu saya, beliau bertanya _:” Ada apa nak hah..?, ada apa?”._ Lalu saya menceritakan apa yang terjadi.
Tanpa saya duga, ayah saya memandang saya tajam lalu tangan kirinya memegang bahu kanan saya dan berkata _:” Kenapa Elly pulang nak ?”._
Saya menjawab bingung _: “Takuut yah !”_
Ayah saya mengangkat tangan kanannya tinggi sekali, menunjuk kearah istana dan berkata dengan tegasnya _:”Ayah bilang Elly BALIK!, balik ke Istana!”._
Saya memandang ayah saya dengan rasa takut, heran, bingung campur aduk jadi satu.
Yang keluar dari mulut saya Cuma :”Haah?”
Ayah saya meneruskan perintahnya dengan menundukkan sedikit kepalanya sehingga matanya sejajar dengan mata saya dan mengucapkan kalimat diatas
_:” Ayah lebih suka anak ayah mati ditembak peluru, dari pada mati dikamar ( sambil menujuk arah kamar tidur saya ), digigit nyamuk, Faham?. Balik !._
Saya berdiri mematung, dan datanglah malaikat penyelamat saya: ibu saya tersayang.
Beliau langsung ambil posisi, berdiri didepan saya dan berhadapan dengan ayah saya. Dengan pelahan beliau mengatakan _: “Elly, capek Yah, dan dia lagi ketakutan!._
Beliau menoleh kebelakang dimana saya sedang berlindung _: “Iya kan nak ?’,_ saya mengangguk dan dengan kencang meremas tangan kiri ibu saya yang diulurkannya kebelakang tubuhnya . _“Elly juga lapar Yah!_ Dan memastikan sambil menengok belakang lagi, dan saya mengangguk _‘Juga belum sembahyang’, iya kan nak ?”_ Tanya nya pada saya.
Ayah saya langsung duduk dan dengan pelan mengatakan _: Yah sudah sana, makan dan sholat dulu, abis itu balik lagi ke istana!”_
Sambil makan ibu saya mendengarkan cerita saya yang menakutkan tegang dan seru.
Setelah sholat ibu saya mendekati saya dan mengatakan: Patuh sama apa yang disuruh ayahmu, balik tapi jangan sampai ke istana ya, sampai Pecenongan saja.kalau ada demo ikut Dermayu Demo Bhisono
.. tapi jangan sampai ke istana!”…ulangnya lagi.
(Terharu… mengenang semuanya… Ya Allah sayangilah kedua orang tuaku, sebagaimana beliau menyayangiku dulu..)
Bukan sekali ayah dan ibu saya mengajarkan saya untuk berjuang bagi kepentingan orang banyak.
Umur 12 tahun saya diajak ayah saya ke Notaris, yang saat itu tahun 1963, sangat jarang di Jakarta. Saya diajak ayah saya untuk menyaksikan beliau membuat akte pendidirian sebuah Yayasan Pendidikan untuk Aceh. Disitu saya belajar apa itu Notaris, akte dan yayasan.
Teringat sekali saya diusia sepuh dengan enam cucu ini, apa yang dikatakan ayah saya _: “Ini yayasan pendidikan untuk Aceh. Nanti kalau Elly sudah besar bergerak dalam pendidikan ya nak, dan jangan pernah tinggalkan Aceh. Pendidikan itu sangat penting, karena Pendidikanlah yang Me- Manusiakan Manusia!”._
Saya tidak faham apa yang dikatakan ayah saya, maka saya tanyakan pada beliau dan beliau menjelaskannya dan memastikan saya mengerti apa yang dimaksudkannya.
Banyak lagi kisah yang tak mungkin saya tuturkan disini, tapi apa yang saya ingin sampaikan pada anda adalah bahwa kecintaan pada tanah air, bangsa dan kedaulatan negeri itu dimulai dari rumah, akarnya ?: di *PENGASUHAN..!*
Marilah mulai menanamkan rasa cinta dan keperdulian pada kebenaran, kebanggaan pada bangsa dan Negara, kampung halaman, kepemilikan terhadap harta yang dimiliki bangsa , dibawah tanah, diatasnya dan dikedalaman samudra yang terbentang seolah tak bertepi.
Seperti ayah dan ibu saya,anda bisa duduk dengan anak anda bercerita tentang daerah dimana anda berasal saja dulu.
Apa potensi yang dimiliki, bagaimana selama ini diolah dan dimanfaatkan, bagaimana pembagian hasil dengan pusat, apakah penduduk menikmatinya apakah tidak?.
Bagaimana kedepan teknologi digunakan untuk memanfaatkannya dan mensejahterakan dan mencerdaskan orang kampung anda.
Saya teringat, ketika suatu hari anak bungsu saya berlari lari turun tangga dan menangis sedih.
Ketika sudah tenang, dia bercerita dia baru saja menemukan betapa sebenarnya ketika tanah Irian yang sekarang digali emasnya oleh Freeport, saat di temukan dulu emas ada di permukaan tanah setebal 60cm!.
Pada usia 10 tahun dia juga pernah jadi pembicara di Musium bahari, dan dengan gaya kekanak kanakannya mengimbau Mentri Perhubungan waktu itu ( Kita belum punya mentri Kelautan apalagi Menko Maritim) untuk menyelamatkan terumbu karang.
Ketika dia usia TK, saya menunjukkan menceritakan padanya sebuah buku tebal yang ditulis oleh kenalan kami anggota kelompok penyelam dunia Guy De La Valdene hasil foto foto indah dari Pulau Sipadan dan Ligitan yang kemudian lepas ke tangan Malaysia.
Kini, Pilkada diselenggarakan hampir serentak diseluruh propinsi. Jangan biarkan kesempatan emas ini berlalu.
Berceritalah pada anak anda diatas 10 tahun, tentang apa itu Pilkada bagaimana prosesnya. Ada berapa calon yang maju dan siapa mereka, latar belakangnya, partai yang mereka wakili atau calon independent.
Sodorkanlah data data atau ajarkan mereka untuk mencarinya sendiri dengan pendampingan, karena internet tidak selamanya aman.
Berusahalah seadil dan seterbuka mungkin, biarkan anak mengalami proses Berfikir, Memilih dan Mengambil Keputusan (BMM) untuk dan atas namanya sendiri, pemimpin yang mana menurut dia yang pantas jadi pemenangnya dan apa alasannya.
Negara kita sekarang ini menghadapi banyak sekali tantangan dan ancaman menyangkut kedaulatan dan kekayaan alamnya.
Anak anak kitalah pemiliknya dimasa datang.
Sejak kecil mereka harus tahu dan sadar akan hak dan kewajibannya dan juga kebanggan menjadi anak Indonesia. Kalau bukan kita yang mengenalkannya dan menanamkan rasa Kebangsaan dan Nasionalisme, lalu siapa ?.
Anda, seperti saya, pasti akan terkejut kejut mendengarkan pendapat dan pemikirannya.
Ayo kita ciptakan pemimpin dan negarawan masa depan , disamping mengerjakan PeEr dan tugas les lainnya, cobalah menanamkam nilai nilai mulia mulai sekarang dan jangan berhenti sampai semangat nasionalisme membara di dadanya!
*_Terinspirasi dari Pilgub DKI_*
Oleh Elly Risman direktur pelaksana di Yayasan Kita dan Buah Hati
Akhir September 2016
Gambar oleh Patsus Dede Sherman
33 Komentar
Alhamdulillah…..
Senang krn pd bulan ini sangat terasa patga sajikan esensi guna stimulasi nasionalisme dan patriotisme kpd NKRI atas artikel2 yg di publikasikan. Ibaratnya ini adl sistem operasi yg akan slalu tertanam pd rakyat Indonesia guna siap sedia dan berjuang menjaga NKRI.
Ketika esensi 2 nilai perjuangan dikobarkan, maka artinya kita semua yg cinta NKRI harus siap sedia kapanpun itu, yg pasti tinggal menunggu waktu daripada sinyal sinyal alam dan penjaga nusantara.
Ayo…. Rapatkan barisan mulai dari keluarga dan lingkungan rumah dan pekerjaan. Bersatu dan serempak jaga NKRI.
Salam Indonesia nan Jaya!
Sangat menyentuh,,negara. Kita abis di hisap sda nya oleh asing, sementara para elit sibuk menumpuk harta sebanyak mungkin..
Mari bersama sama mensinkronisasi Pijakan Pijakan Bernegara dan Bernegara secara tulus, murni dan tanpa Pamrih
Selamat Pagi Semangat Satu Bangsa, dan Tanah Air
semangat membangun bangsa..
dari moto ORBA : ” Kalau bisa diperSusah kenapa diperMudah!?!!” menjadi di era sekarang ” Kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit!” :-):-)
Sangat inspiratif, dan saya adalah salah satu orang tua ang tidak bisa mengajari anak- anak saya akan kebesaran Indonesia, keaneka ragaman budaya, kekayaan…dan nilai -nilai luhur Nusantara.
Di Patga ini saya banyak belajar, melihat kedalam diri potensi potensi yang bisa kita kembangkan, diantara hiruk pikuk berita-berita yang katanya sudah moderen..dan Demokrasi…
Insya alloh saya akan mulai menyemai benih benih luhur Nusantara Pancasila dan UUD 1945 dimulai dari lingkup Rumah tangga…
Terimakasih, untuk Para PatKU, Patsus dan Para Patriot, semoga Beliau beliau selalu dalam lindungan Alloh …amin..
artikel yg inspiratif…pendidikkan dan musyawarah bwt anak (bbm)..
“Pendidikan itu sangat penting, karena Pendidikanlah yang Me- Manusiakan Manusia” Semoga kelak Freeport dapat dijauhkan oleh putra putri bangsa dari tanah Irian
Jayalah NKRI
He he …. saya kaya kena tampar
Cerita yang sangat mengharukan. Nilai-nilai nasionalisme kepada bangsa memang harus ditanamkan sedini mungkin kepada anak cucu kita karena dipundak mereka lah nanti bangsa ini bergantung dan kepada mereka lah warisan bangsa ini diteruskan. Kesalahan di masa lalu seharusnya bisa menjadi cerminan dan pengalaman berharga untuk perbaikkan saat ini. Belajar untuk berpikir ke depan jangan terlalu banyak menyalahkan masa lalu karena kondisi dan masalah yang ditemukan belum tentu sama. Apa yang baik di masa lalu bisa jadi dipandang buruk di saat ini.
Gambar di atas sangat menghanyutkan bagi saya. Akan bagaimana kita mewariskan harta kekayaaan bangsa ini kepada anak cucu kita disaat mereka hanya mendengar bahwa tanah air kita kaya akan sumber daya alam dan sangat lah subur. Ironi bila kita melihat keadaan sekarang dimana kekayaan alam kita dikeruk tanpa ada rasa tanggungjawab. Sangat menyedihkan sekali ketika mendengar ekspor mineral mentah akan diperbolehkan lagi. Padahal UU minerba sudah sangat baik dimana disatu sisi untuk mengontrol pengerukkan tanah air kita secara berlebihan disisi lain agar bangsa kita mendapatkan nilai tambah berpuluh kali lipat dari hasil pengolahan mineral mentah tsb. Lebih tragis lagi ketika ekspor mineral mentah freeport diperbolehkan padahal sudah beribu-ribu juta ton kekayaan alam kita habis terkuras oleh freeport dan membuat mereka kaya di amerika serikat bukan di indonesia dan juga bukan di tanah papua.
Warisan apa yang akan kita berikan kepada anak cucu kita bila disaat yang sama di saat ini masih terjadi pembakaran hutan di tanah air dan reklamasi pantai, sangat ironi memang karena justru pengrusakkan alam tsb ditujukkan utk mengenyangkan perut dan menambah pundi-pundi kekayaan perusahaan kelapa sawit, kertas dan developer reklamasi bukan kepada rakyat kita baik saat ini maupun dimasa depan. Dan sungguh tragis lagi ketika kita lihat bahwa perusahaan tersebut bukan berasal dari pribumi tetapi non pribumi yang setiap saat bisa lari ke luar negeri bila kondisi bangsa ini sedang susah. Pasti kita sudah pernah mendengar ada pengusaha nonpribumi yang sudah sukses mengeruk kekayaan alam kita lalu pindah ke negara asalnya dan mengatakan bahwa kita adalah bapak angkatnya sedangkan bapak kandungnya pastilah negara dimana mereka berasal.
tksh atas wejangannya. semoga para pemuda pemudi kita tetap menghiasi perjalanan dan perubahan sejarah bangsa kita ini.telah terbukti peran serta mereka bagi bangsa.jika melihat foto2 bersejarah sebelum atau sesudah kemerdekaan para pemuda nampak menghiasi sebagian besar gambarnya.dan yg sgt menarik hati saya rata rata usia mereka belasan tahun namun dgn sorot mata yg tajam pertanda kedewasaan berpikir.pose pose nyapun kelihatan gagah berwibawa.beda dgn pose remaja sekarang.semoga sejarah membawa pemuda dan bangsa kita kearah yg lebih baik.salam untuk pemuda pejuang.
apa benar berita di surabaya ada perayaan kemerdekaan rakyat tionghoa ke 69….
inspiratif sekali, salut..
ok..soal kisahnya ane kagak bahas..
ane cuman mo bahas soal anak, sori ane selalu terkesan tukang bantah tukang ngeyel n oposite..tp ane cuman menyodorkan kenyataan tentang anak dilain sisi..
emang enak sekali punya anak yg pinter penurut rajin n sifat2 baik yg lainnya..kagak peduli bapak ibunya goblok, kagak berpendidikan, seorang pemabuk penjudi penjahat maling rampok ato seorang pelacur sekalipun kadang mempunyai anak yg pinter rajin n kagak aneh2..
ente ente pasti dah pernah liat contoh dikehidupan di keseharian..
moral, tingkah laku, etika tergantung cara mendidik orang tuanya..ane bilang bullshit..
ya benar, anak adalah cerminan orang tuanya..tp kagak selalu begitu..
jadi bersyukurlah banyak2 kalo ente punya anak rajin pinter penurut n berbakti ma ente..
tapi jangan pernah sekali2 ngajarin orang yg punya anak bandel kagak ketulungan cara mendidik anaknya, plus ditambah orang tuanya yg hanya orang sederhana yg banyak kekurangannya..biar ente profesor doktor n bejibun titel ente, ente bukan apa apanya dalam hal ilmu mendidik anak..
belajarlah pada mereka, karna mereka se-benar2nya yg dikata orang tua sejati..
Setuju Ndan, didikan sebaik apapun jk tidak dibarengi dg memberikan teladan yg baik jg seringkali menjadi sia2, begitu jg sebaliknya, didikan n teladan saling berkaitan erat, tak bisa dipisahkan karena jika orang tuanya saja jarkoni ( bisa menasehati tp tidak bisa menjalani ataupun memberikan keteladanan) ya apa yg bisa diharapkan dari anak tersebut.. Hehehe.. Salam kenal Ndan..
Hehehehehe.. Mendidik anak dan keturunan sebenarmya susah2 gampang tergantung niat kita ingin menjadikan meraka apa.. Apakah kita menginginkan mereka menjadi sumber kebahagian kita atau malah menjadi kesengsaraan kita di hari tua..?
Anak bagai kertas putih..kitalah yg hrs bisa melukisnya sesuai keinginan kita..dan jgn biarkan org lain dan lingkungan yg lbh dominan melukis di atas kertas itu..karena merekalah masa depan kita dan merekalah ajang tolak ukur keberhasilan kita dalam mndidik dan bertindak sbg orangtua.
Harta dan kekayaan serta pendidikan yg tinggi yg kita berikan bukanlah jaminan seorang anak akan berkembang dgn baik sbg manusia seutuhnya..
Ada 4 hal pokok yg hrs dipenuhi secara wajib oleh orangtua :(gaya dosen..xixixixixi)
1. Keteladanan (contoh baik dalam keluarga) di mulai dari pendidikan agama dan budipekerti serta nilai2 kebaikan.
2. Pendidikan dan lingkungan sekolah yang baik (bukan berarti sekolah yg mahal) untuk mereka bisa mengakses ilmu pengetahuan dan bersosialisasi dgn lingkungan yg baik pula.
3. Lingkungan yang baik yg mendukung tumbuh kembang emosional anak dlm hal ini lingkungan pergaulan di rumah krn faktor inilah yg sering diabaikan oleh para orang tua..termasuk pengawasan dan pembatasan dalam mengakses dunia maya (internet).. Krn sejatinya mereka masih dalam pencarian jatidiri dan belum bisa memilah-milah mana informasi yang baik dan mana informasi sampah yg bisa merusak mental dan moral mereka.
4. Dan yang terakhir mungkin lebih kepada unsur darimana rejeki yang anda peroleh yg anda berikan utk menghidupi dan membesarkan mereka… Krn suka atau tidak suka di akui atau tidak.. apa yg mereka makan dan darimana serta bagaimana cara rejeki itu diperoleh..?dgn cara benar atau cara salah.. maka itupula yg akan membentuk kepribadian mereka..
Adios amigos# edisi psikolog nyasar di mari..semoga bisa berguna..xixixiixixixi…
Nahhh setujuuu bung BW, poin no.4…. Itu pondasi utama…
Waduh. Point ke 4 mak jleb langsung terasa nancep ke ulu hati bung bw, terus kira2 kalo seumpama dlm satu keluarga itu sang kepala keluarga menafkahi mereka dg uang hasil korupsi atau semacamnya kira2 apa yg bisa diharapkan dr anak n keturunan ya bung?
Hehehe.. Semoga jawaban bung bw bisa menjadi bahan renungan utk kita semua.
Hehehehehe… Makjleb untuk hati saya juga bung PP sehingga menjadi perenungan yg dalam utk mengetahui arti kata harta yang berkah dan barokah….sehat selalu ya bung..heee
Jika kita mau berkaca dan melihat sekitar..mungkin ada banyak hal yg kita bisa jadikan pelajaran..hehehehe
Mengapa ada seseorang yg sgt sederhana dan hidup dalam keadaan pas2an bahkan sering mengalami kekurangan dalam menafkahi keluarganya justru di saat yg berrsamaan selalu merasa keluarganya selalu tercukupi, tenang damai, anak2 yg sgt hormat pd orgtuanya dan tau diri hingga selalu berusaha membantu meringankan beban keluarganya dan mentas manjadi org yg sukses dikemudian hari..
Namun di scene yg lain kita juga sering meilhat seseorang dan keluarganya yg hidup bergelimang harta dan kekayaan tampak indah hidupnya, tp dibalik itu selalu merasa ada yg kurang dalam keluarga itu.. keresahan dan kegelisahan selalu melingkupi hati dan suasana keluarga..anak2 yg membangkang dan durhaka kpd orgtuanya, hidup berfoya2, sekolahnya berantakan krn terlena dgn narkoba dan seks bebas serta masa bodoh dgn kondisi keluarga dan orgtuanya..hingga akhirnya si anak berakhir di penjara atau OD masuk kubur dan sang orgtua pun menjadi penghuni bui krn kasus korupsinya terkuak..
Jika boleh memilih..mana yg akan kita jalani sbg takdir kita dan keluarga, jika kita hrs menjalani satu diantara 2 skenario hidup tsb…..
Hukum Alam pasti akan selaras dengan hukum tuhan bung..
Mari kita interospeksi diri..sudah relatif bersihkah harta yg kita nafkahi utk diri dan keluarga kita..? Hehehehehe
Sekain..tubetukinyut..xixixiixixixi
Adios amigos# videotron pun jadi media proxy dan adu domba ditengah hiruk pikuknya pilkada.. Siapa yg menjadi targetnyanya..?or Next siapa yg merasa terzolimi..?mari tarik kolornya bung….huhuhehehehe…
Hukum alam akan selaras dg hukum Tuhan, waduh! Lagi2 deteksinya bung bw terasa makjeb lg mengingat begitu banyaknya saudara-saudara kita yg terlena membabi-buta mengejar ambisi diri/golongan tanpa hati nurani, menghilangkan jati diri, mengkhianati cita2 luhur pendiri bangsa ini, menjadikan nasionalisme n nilai2 Pancasila tak lebih dr sebuah slogan semata, yg paling miris ketika interaksi nya dg Tuhannya tak lebih dr basa basi jg dijadikan alat demi sebuah ambisi.
Hehehe..
Siapa yg menjadi targetnya bung? Atau siapa yg akan jd tumbal nya kelak?
Kalo saya jawab gini gimana bung?
Yg akan menjadi target sekaligus tumbal adl kita yg tak mawas diri, yg apatis tak peduli dg keberlangsungan bangsa ini dan yg pasti adl kita yg cm mikirin duniawi.
Mohon bung bw mau menambahi biar kolornya egk sampai salah tarik kebawah bung.. Hihihi
Hehehehehe…
Bener bung PP..beruntunglah saat ini kita merp umat akhir jaman..jadi tdk semerta2 di azab jika durhaka kpd Allah (ditangguhkan), jika masih ada seorang hamba yg beriman disuatu negeri (kyk ane) .. walau kelakuan umat manusia ditempat itu sdh byk yg melenceng dari fitrahnya sbg manusia, tdk spt umat nabi luth yg diazab dgn pedih saat itu juga krn demennya Jeruk makan jeruk..lha piye saiki ini sdg ngetrend jeruk makan petaninya…xixixixiixixixi..kalo kata bung molimo ehh bung Oma sungguuhh terrrllaaaalluu..hihihihi.. (peace bung Molimo)..wkwkkwkwk
Kalo soal narik kolor silahkan dicermati sinetron selanjutnya di media bung..yg pasti ada target dan sasaran yg dituju oleh sutradara prapanca..apakah tembak lsg..?ataukah tembak pantul.. huhehehehe..
Semoga tdk ada yg terpancing dan masuk dalam jebakan betmen, semoga tetap tenang dan kondusif negeriku..
Adios amigos#ati2 juga klo narik kolor bung Pr ya bung..bisa2 missile sidewinderny yg terbang..xixiixixixi.. #colek bung Pr..ra keto mass..tiarap ae..mentang2 dirondain sama kumendan seniore.. hihihiihhi..
atuutt ahh..nyilem meneh..
Yg ke 5.Adab/aturan bersetubuh jg perlu diterapkan karena jg bisa mempengaruhi pembentukan calon janin dan Klo bikinnya disemak2 jg berpengaruh pada pembentukan calon janin karena bikin sambil takut ular…hehehe
Maaf pak dosen sedikit lancang memberi masukan…hehehe
Hehehehe… kreatif juga mhsw tingkat akhir hayat ngasih masukan..hehehehhee
Sehat selalu bung Preman ..kalo bikinnya disemak2 atau di pinggir rel itu bisa disebut malpraktek jadi target tangkepan satpol pp..xixixixixixi…
Buatnya gak sengaja pake dagdigdug pula ya.. adonanya gak rata .. hasilnya yah gitu deh kyk bolu kgk ngembang…laki kagak perempuan juga kagak..yah bs jd LGBT nantinya..hehehehe
Adios amigos# kalo liat kelakuan pelaku pemasangan video prapanca yg biadab itu juga pasti dulunya hasil k*ndom bocor.. hihihihiihi.. dasar org koplak gak punya otak..
disela sela berita yg menyesakkan ada berita tentang Nara sang diplomat muda yg “menembakkan pelurunya” di sidang PBB bung BW.
Ayo, itu anak buahnya bung BW ya?
xixixixi
Hehehehe… Mba Nara pastinya anak buah bu retno bung Urakan..hihihihi
Cuaantik tenan yo..waduuhh bisa menggoyahkan kekhusu’an iman ane nih..heeeee
Adios amigos# bisa meong mulu klo satu kantor..xixiixixixi..meeoooongg…
4 poin ente ntu hanya sekedar teori pedoman mendidik anak..
kenyataannya..
anak maling yg dikasih rejeki kagak halal, anaknya baik..seorang haji alim malah punya anak yg tingkah lakunya jauh dari kata bermoral..
kagak peduli dari keluarga dari golongan ekonomi apa, semua sama n ada..
dah miskin anaknya bejat, banyak..dah kaya anaknya baik, banyak..kagak selalu kek yg ente bilang dibawah, sinetron banget ntu..
dah ane bilang..kalo ente punya anak yg nurut, bersyukurlah..
ente dah punya anak belon..berapa anak ente..umur berapa anaknya..kalo anak ente baru satu n masih bayi, jangan kasih teori wejangan..
hidup ntu bukan ilmu pasti 2 x 2 = 4, pelajaran mencongak ntu namanya..hidup ntu proses n berkembang, bisa baik bisa jelek hasilnya..
Hehehehe..
Mantap komen ente..!! Sehat selalu bung Sarkem..
Kalo ente nanya ke ane maka ane jawab begini..
Agar terjadi sinkronisasi dan korelasi dgn pertanyaan ente maka ane tampilin tulisan ente jg biar ada jelas kolor merahnya..hihihihihi..
Ente : 4 poin ente ntu hanya sekedar teori pedoman mendidik anak..
kenyataannya..
anak maling yg dikasih rejeki kagak halal, anaknya baik..seorang haji alim malah punya anak yg tingkah lakunya jauh dari kata bermoral..
kagak peduli dari keluarga dari golongan ekonomi apa, semua sama n ada..
dah miskin anaknya bejat, banyak..dah kaya anaknya baik, banyak..kagak selalu kek yg ente bilang dibawah, sinetron banget ntu..
Ane : hehehehe… 4 hal itu adl garis besarnya dan ntu bukan sinetron bung.. Itulah layar lebar kehidupan yg sering kita lihat dlm kehidupan sehari2..
kalo ente sebut ada haji yg alim punya anak bejat dan org kaya anaknya juga byk yg baik, dll memang begitu adanya.. semua bisa berpotensi berhasil dan tdk mendidik anak..
Btw apakah ente tau darimana mereka dpt harta dan kekayaannya..? Hanya tuhan yg tahu bung..kita bisa tahu jika ada hal terkuak didepan mata..sdgkan tuhan bisa membaca hati dan niat seseorang..
Bisa aja tuh haji yg alim ternyata tkg tipu atau tkg rente..?dan org kaya itu justru mendapatkan harta dan kekayaannya dgn jujur dan baik..
Apa yg ane contohkan di komen sebelumnya adl bahwa kekayaan dan banyaknya harta tdk menjamin seseorang berhasil atau tidak dlm mendidik anak dan keluarganya..
Dan yg point terakhir dibalik semua ikhtiar dan usaha kita (3 point awal) sbg manusia dalam mendidik anak,juga ada tangan tuhan dalam menentukan nasib dan hidup kita.
Bahwa rejeki yg kita berikan utk memberi makan dan menafkahi anak dan keluarga kita juga memberikan dampak yg besar dalam perkembangan perilaku anak dan suasana hidup kel kita.
Itu yg ane sebut hukum alam sejalan dgn hukum tuhan..
hehehehehe
Ente : dah ane bilang..kalo ente punya anak yg nurut, bersyukurlah..
ente dah punya anak belon..berapa anak ente..umur berapa anaknya..kalo anak ente baru satu n masih bayi, jangan kasih teori wejangan..
Ane: hehehehe… Ane bersyukur punya anak 3 nurut semua..dan mudah2an bisa mentas semua dan tdk sotoy dan sombong…hehehehe
Ane pikir ente mau tanya brp bini ane..?hehehehe baru atu..pengen sih cari bini lagi hahahahahaha..(Sambil plirak plirik.. mudah2an bini kgk baca..bisa ga dpt jatah nyuci botol semnggu..xixixiixixi…
Kalo soal ksh wejangan..dimari ane hanya komen..artikel bung NS yg upload, gimana ane ksh wejangan..? kalo ada yg nanya yah ane jawab..klo gak ngarti yah ane diem nunggu bung PW atau bung PR yg jawab..hahahaha
Sory bung.. Ane bukan aa gatot atau dimas kanjeng yg bisa gandaain duit atau bini..jujur ane gak bisa..klo gandain dosa lah emang bisa..hihihihihi…
Ente : hidup ntu bukan ilmu pasti 2 x 2 = 4, pelajaran mencongak ntu namanya..hidup ntu proses n berkembang, bisa baik bisa jelek hasilnya..
Ane : bettuullll… Lha wong 1+1 aja bisa 12 jeh…lha kalo bikin anak terus gak pake kb yah bereret buntutnya..hahahahaha
Hidup mmg proses dan berkembang.. namun dalam hidup kita manusia diberi akal dan pikiran makanya ada dosa dan pahala..ada sorga ada neraka..ada yg berkah ada yg tdk berkah..dan utk mendapatkan anak yg baik tentu semua ada cara dan ikhtiarnya (3 point awal) dan disamping itu semua ada yg namanya keberkahan yg menentukan..bukankah hukum tuhan selalu berpihak kpd kebenaran tanpa reserve..?bibit yg ditanam dgn niat yg baik, disemai dgn baik tentu akan menghasilkan tanaman yg baik..
Krn hukum alam berdasarkan dgn hukum tuhan dan berlaku sesuai hukum sebab akibat sesuai fitrah manusia..
Adios amigos# pada saat buat anak pun jgn spt gendang..dimulai dgn basmalah dan ditutup alhamdulilah saja.. Tp ditengahnya jg perlu diisi dgn selalu mengingat Allah shg tdk ada celah nafas ke3 diantaranya..hehehehe
Mmg kdg manusia lupa kalo lg enak kyk ane…xixixiixixixi..eling karo sing ngeceti lombok..
Hehehhehe…
Piye bung Sarkem.. Ane wis jawab pertanyaan sampean..ra ono tanggapan meneh..? Woles ya bung…..hehehehe…
Adios amigos# bahasa yg adem outputnya jg Insya Allah pasti adem..
Bung BW, kaidah umum berlaku, siapa yg menanam dia akan menuai. Siapa yg menanam kebaikan dia akan menuai kebaikan dan sebaliknya. Jika ada seseorang yg mengaku telah melakukan banyak kebaikan tapi Allah blm memberikan kebaikan pada dirinya, maka dia harus 1. bersabar menunggu kebaikan itu datang, 2. introspeksi diri 3. bisa jadi kebaikan yg dia harapkan datang sbg kebaikan dlm bentuk lain yg ia tdk sadari.
Jika ada seseorang yg menurut pandangan umum dia seorang yg jahat tapi dia terus memperoleh kebaikan, bisa jadi ia sedang di ulur-ulur (istidroj) oleh Allah agar tambah jahat hingga datang masa ketetapan (pembalasan)…Wallahu a’lam bishawab
Hehehehe… Benar bung Lamp.. Sehat selalu bung..
Mari kita coba mecerna doa yg selalu kita panjatkan.. Bukankah kita selalu meminta kehidupan yg baik di dunia dan tdk lupa kita meminta kehidupan yg baik diakhirat..?
Kadang apa yg kita inginkan tdk selalu membawa kebaikan di 2 paket doa tsb..
Ada seorang yg sgt menginginkan jabatan tinggi dan akhirnya mendapatkannya..tp disuatu hari dia hrs turun dicopot jabatannya dan masuk penjara krn kasus korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan..
Ironis bukan..? Tp ada yg juga sesorang yg dulu bersaing menginginkan jabatan itu dan tdk mendapatkannya justru akhirnya bersyukur dan merasa bahwa Allah menjaganya padahal dulu dia sgt kecewa pada saat gagal..
Itulah rahasia Allah dalam menentukan nasib seseorang..kadang tdk sesuai dgn keinginan kita tp malah menjadi jalan yg terbaik buat kita…
Mungkin disinilah kita seyogyanya selalu mengintrospeksi diri..sudah pantaskah kita memegang suatu amanah..?krn dibalik amanah itu ada tanggung jawab yg besar bukan hanya di dunia namunjug di akherat..
Bukankah semakin tinggi derajat seseorang maka ujian hidupnya juga semakin berat..?
Semakin tinggi pohon akan semakin keras angin meniupnya..
Jadi inget kisah Syeh abdulqadir Jaelani.. Di suatu masa beliau sering diminta pendapat dari para sultan dan raja utk menentukan siapa2 yg pantas menjadi pejabat kerajaan krn beliau terkenal dgn ilmu karomahnya dalam menilai amanah tdknya seseorang memegang suatu jabatan kerajaan..hingga ada beberapa santrinya pun akhirnya bisa mengisi jabatan di kearjaan krn secara moral dan keilmuan sdh memenuhi syarat sbg pemegang amanah. Dan di satu sisi ada seorang santri yg sdh sgt lama dan loyal mendampingi beliau bertugas memasak makanan utk sang syeh namun tdk pernah ditujuk oleh sang syeh utk menjadi pejabat di kerajaan.. Timbul pertanyaan dan rasa iri dlm hatinya..mengapa bukan saya yg dipilih, bukankah saya sdh begitu lama setia mendampinginya..?
Dan dgn karomahnya sang syeh tahu isi hati sang santri, dibawalah sang santri dalam alam bawah sadarnya utk menjadi pejabat kerajaan dan dgn 1 syarat membagi semua harta yg diperolehnya sama rata utk syehnya sbg ujian hati ttg amanah.. Setahun dua tahun semua berjalan baik namun ditahun2 selanjutnya dia mulai timbul sifat liciknya utk mengurangi jumlah pembagian tsb, dalam hatinya bukankah syeh tdk tahu persis harta kekayaaanya..? Dan kecurangan itu terus berlanjutnya hingga akhirnya sang santri menikah dan memiliki anak dan dia tdk bisa menyembunyikannya.. maka datanglah sang syeh utk meminta si anak dibagi 2..krn jelas anak adl bagian dari harta yg ia peroleh selama di kerajaan ..hingga pada saat syeh dtg ke rumahnya dibunuhlah sang syeh dgn tikaman pisau hingga mati.. Seiring dgn itu sadarlah sang santri dari alam bawah sadarnya bahwa memang dirinya belum pantas utk memikul amanah tsb..
Demikian semoga menginspirasi.. hehehehe
Adios amigos#edisi kepanjangan ngetiknya..maaf..hehehehe
asyiiiikkkk….uakeh rembesan ilmu dunyo akherat….ayo dipersemangat untuk diamalkan dan diajarkan mulai dari diri sendiri dan keluarga kita …….
edisi mode on: # nyimak lan sinau….belajar > amalkan > ajarkan > jadikan sbg budaya positif yg melekat daripada diri kita yg bakal menjadi karakter kita.
Aamiin..
Asemlah.. Gara2 jeruk makan jeruk makin ngetren ujung2nya jeruknya makin beringas saja memakan petani..
Jare jamane wis jaman edan, Yen ora melu ngedan alamate ra melu keduman.
Hmm.. Cuma bisa prihatin saat kesenjangan sosial semakin membentang, yg diatas semakin beringas sementara yg dibawah cuma tengadah pasrah.. Dan parahnya dlm memilih pemimpin bukan yg amanah melainkan berapa banyak calon pemimpin berani membayar dg lembaran rupiah..
Hehehe.. Monggo warga DKI yg sebentar lagi melaksanakan pesta demokrasi, mesti jeli memilih pemimpin yg tak mengedepankan ego dan ambisi, yg semata mengabdikan diri demi kejayaan negeri ini, amplop msh bisa dicari, jgn biarkan kolor melorot pd negeri hingga alam menjadi murka dan melakukan seleksi..
# buruan nungul bung pr, Ndan bw sudah colak colek tuh, hahaha
.