The State Serves Toilet Cleaner, Shat Upon by Capitalist Economy

13

 

INDONESIA NEGARA OUTSOURCHING

dedenew423

Pidato Prof. Dr. M. Dawam Raharjo Rektor UP45 Yogyakarta

Indonesia itu merupakan negara Outsourching,
Jadi Indonesia itu tidak melakukan Industrialisasi.
Karena Indonesia itu hanya memeiliki pabrik saja, itupun juga tidak . Menyelenggarakan pendirian pabrik, di Indonesia tapi milik asing ,

Negara itu berfungsi sebagai Tukang pembersih WC, yang diberaki oleh ekonomi kapitalis ( The State serves toilet cleaner shat upon by capitalist economy

dedenew231

PIDATO Rektor UGM pada Dies Natalis Thn 2013

Kita tidak berdaulat dalam Teknologi
Kita tidak berdaulat dalam Bibit
Kita tidak berdaulat dalam Misiu
Kita tidak berdaulat dalam Pangan
Kita tidak berdaulat dalam Energi
Kita tidak berdaulat dalam Obat
Kita tidak berdaulat dalam Industri
Obat hanya Peracik , Industri Hanya Perakit
Kita telah kehilangan banyak kedaulatan

NAH
Saya menuding apa yang kau ajarkan kepada para mahasiswamu
Kok mahasiswamu jadi kayak begini
dan tidak melihat bahwa sekarang itu keadaannya bertentangan dengan Undang Undang Dasar
Tidak melihat bahwa tanpa kedaulatan itu memalukan
kok tidak ada yang kerasa itu

dedenew128

Pidato Dr. Revrisond Baswir
Tim Ahli Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM

Sekarang Universitas Berhentilah menyibukan diri dengan embel embel world Clas University, Research University, whatever
Bagi saya itu semua itu hanyalah cerminan dari Neo Kolonialisme
Dan Jangan Jangan memang kenyataannya seperti itu

Bahwa Pada Dasanya perguruan Tinggi di Indonesia selama ini berperan sebagai pusat pengkaderan agen agen Kolonoialisme

Dirangkum oleh Patsus Naga Samudra
Gambar oleh Patsus Dede Sherman

Share.

13 Komentar

  1. Cuman curhat doang bikin opini nggak jelas cuman bisa ngeluh buktikan apa tindakan KALIAN siapapun kamu tunjukkan dirimu, aksimu tindakanmu, gerakanmu, dosen ngeluh cuman bisa ngrakit, njahit …APAAN!!!! bikin dong sesuatu riset kek, bom kek pacul kek jarum kek apapun itu jangan cuman wacana melulu teori melulu capek kuliah 5 tahun ilmu yang kepake cuman 5% siapa yang SALAH!!!!

    • Dosen indonesia yg di pikirin duit duit,ngeluh mulu ,punya ilmu segunung.malah bikin sampah di otak,kalau ga pernah di terapkan secara nyata,teori doang anak sd jg bisa.

  2. Kingdom Black Pirates on

    sejati indonesia memang tak memiliki industri yang berdiri sendiri dari hulu ke hilir semuanya dikelola secara bersama dengan swasta bahkan undang-undang bumn pun sarat dengan segala kepentingan yang menjerat pada privatisasi namun tanpa kerja sama antara pemerintah dan swasta takkan pernah terwujudnya kemampuan teknologi saat ini.
    Semuanya tergantung dari kebijakan pemerintah dan para pemangku pemerintahan
    INGIN INDONESIA BERDAULAT
    ATAU INGIN INDONESIA BODOH DAN MELARAT

  3. Semua sendi2 vital bangsa ini sdh dikuasai oleh mereka dan Rasanya SANGAT SULIT untuk bisa lepas dr jeratannya..Selama para pemimpin dan calon pemimpin bangsa ini sdh menjadikan HARTA diatas AMANAH jangan harap bangsa ini akan berdaulat WALAUPUN sehebat apapun sistem yg dibuat..Karena pada dasarnya sistem/aturan itu dibuat oleh manusia dan manusia pula yg mengetahui kelemahannya..Perjuangan para ksatria bangsa hanya sebatas mematikan bara api unggun disetiap titik sedangkan ASAL PEMBUAT API tetap bebas duduk dimeja makan sambil menghitung $Dollar.
    “Nikmati saja arus air mengalir pada saatnya jg PASTI akan bertemu di muara,pertemuan 2 unsur air tdk akan bisa dielakkan karena itu sdh HUKUM ALAM”
    ——
    Semoga Allah SWT selalu melahirkan para ksatria2 baru bangsa untuk menjaga AMANAHnya..amin

  4. Hebatnya Rakyat NKRI.. Tanpa pemerintah hidup bisa berjalan… Kerja di toko barang hilang suruh ganti karyawan n rugi suruh nambal karyawan… Meskipun karyawan tidak mencuri tetap dituduh pencuri…. Lucu banget perekonomian negriku… Dikit” yg disalahkan rakyat …. Rakyat itu big bos, Pemerintah itu pekerja. Kog disuruh melayani pemerintah… Ouw Dagelan… Pemilu kita katanya bebas rahasia.. bebas kog rahasia??? Rakyat bukan pemilih tapi DIPILIHKAN PARPOL….

  5. Jalur pendidikan telah lama di garap oleh tangan kaki neo kolonialisme..
    Hingga kini, Pendidikan tinggi belum dapat di nikmati dan dijangkau seluruh lapisan masyarakat..

    Nusantara tak pantas miskin, Indonesia wajib berdaulat atas Sumber Daya nya

    Selamat Hari Labor

    Jayalah NKRI

  6. aaarrrggghhh on

    tntang ekonomi kerakyatan dan mahasiswa sebagai agen perubahan utk kemandirian ekonomi…dan sistem pendidikan indonesia menekankan bisa bekerja tapi tidak memberi kefahaman utk sebuah pekerjaan….pesatren tidak dijadikan sebagai lembaga lembaga kredibel…hanya sebagai yg marjinal…bagaimana bila lulusan pesatren berbasis salafiyah ato tradisional di ikut sertakkan utk pendidikan nasional ….dan mengambil contoh al azhar dari mesir yg notabene berasal dari basis salafiyah memjadi sebuah universitas besar di dunia…mungkinkah sebuah lembaga pesatren tradisional bisa menjadi sebuah universitas yg besar tanpa menghilangkan budaya pesatren terswbut…dan pengembangan R& D harus didukung oleh pemerintah…agar para mahasiswa bisa memahami & mengaplikasikan sebuah tekhnologi …dan pemerintah harus tegas & serius utk mendukung karya karya anak bangsa ….jng kalah oleh boss boss besar…agar para masyarakat dapat mengembangkan karya karyanya…

  7. Saya berpikir dimana letak permasalahan manusia? Semakin dalam saya berpikir malah bertambah masalahnya, saya mencoba mencari solusi dan setelah dapat solusi malah timbul masalah baru. Kemudian saya mencoba berpikir kembali dan dapat solusi lagi akan tetapi timbul masalah lagi. Dan hal ini terus berulang dalam hidup saya hingga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti berpikir. Akhirnya masalah itu hilang tanpa solusi dengan sendirinya.

  8. mmg benar,sprti itulah indonesia dri dahulu hingga skrg,tp skrg mngkin sdh sdkit mendingan,tp sbenarnya posisi skrg amat teramat jauh dri kata ckup,jka melihat kekayaan negri ini,sbenarnya rakyat sdh sgt mampu untuk berdiri atw mandiri dlm hal ekonomi,tegnologi,dll,yg jd soal adlah kebijakan2 yg dibuat oleh para pemimpin kita tidk lah memihak kpd rakyat,tp lebih kpd pemodal asing,shingga rakyat indonesia sprti dijegal,sprti dikebiri,rakyat indonesia dilarang jenius,dilarang pintar,dan dilarang mandiri,krn itu gak akan memberikan keuntungan instan kpd beberapa org penguasa ataupun pembuat kbijakan,buat apa bertele2 mandiri dri enol??perlu waktu dan perjuangan yg panjang??sementara apa yg saya dapatkan???tepat dan persis sekali,itu adalah pemikiran INLADER yg cm mencari keuntungan semata,dan mngkin sprti itulah pemikiran para pejabat2 kita,yg mewarisi cara licik para penjajah belanda,perlu penghapusan 1 generasi pemimpin,jika ingin indonesia maju,ibarat penyakit KENCING MANIS,yg sdh pd tahap akhir tak bs lagi untuk di sembuhkan…!!!!satu2 nya jalan untuk menyelamatkan adalah AMPUTASI…!!!

  9. Siswi jujur on

    Tak satu pun universitas di Indonesia yang masuk dalam daftar 100 universitas Asia (menurut Times Higher Education)
    ———————————————————–
    Berikut adalah masalah yang dihadapi dalam pendidikan tinggi indonesia.

    Banyak diantara Dosen di PTN maupun PTS mencari sumber pendapatan lain untuk bertahan hidup. Seperti: mengajar di universitas lain, menjadi konsultan, dan mengerjakan proyek di luar kampus.

    Pekerjaan sampingan ini secara signifikan mengalihkan/menyita waktu dan perhatian dosen dari komitmen mereka terhadap tanggung jawabnya dalam mengemban amanat Tridharma perguruan tinggi.

    Akibatnya, menjadi dosen adalah pekerjaan formalitas. bahkan banyak dosen yang membatalkan kelas/KBM untuk pekerjaan sampingan, terutama jika pekerjaan memberikan insentif yang signifikan.

    Selain itu, banyak ruangan dosen kosong Karena sibuk bekerja diluar kampus. Dimana hal ini tidak akan pernah terjadi di universitas yang memiliki sistem managemen berkualitas internasional…
    source: Fuad Rakhman-RI university cannot compete internationally-the jakartapost

    Disamping itu, dosen juga ber-politik praktis didalam lingkungan mereka sendiri. Pada umumnya, dosen dalam suatu universitas membuat kelompok/group nya masing-masing yang berfungsi untuk menentukan “BANYAKNYA SUARA” ketika pemilihan pimpinan, misal: Rektor, Dekan, Ketua Prodi, atau jabatan lain dalam universitas. Hal ini membuat “Perpecahan hubungan sosial antar Dosen”, ketika calon yang di Jagokan masing-masing group kalah dalam pemilihan.

    Imbasnya, adalah dosen susah untuk diajak saling bekerjasama, karena terjadi berbagai perbedaan dalam menentukan kebijakan, peraturan maupun tujuan/target keilmuan. sehingga secara tidak langsung, baik mahasiswa maupun universitas akan terkena dampaknya. civitas akademika menjadi tidak solid yang dapat menurunkan kualitas perguruan tinggi, sedangkan mahasiswa tidak mendapat keilmuan yang mendalam karena perbedaan kebijakan, peraturan atau arah/tujuan keilmuan tersebut.

    Persoalan lain yg menyebabkan terpuruknya Pendidikan tinggi Indonesia adalah, karena PTN maupun PTS mengejar akreditasi. Dimana jika universitas atau suatu program studi ingin mendapat nilai akreditasi yg baik, maka IPK maupun nilai mahasiswa harus sesuai dg persyaratan Dikti. Akibatnya banyak Dosen yang “diharuskan” meng-obral (mudah memberi) nilai dan IPK tinggi pada mahasiswa meskipun tidak sesuai dengan kapasitas/kemampuan mahasiswa nya. Dengan harapan universitas atau program studi mendapat akreditasi yang lebih baik.

    Jadi jangan heran kalo mahasiswa waktu Ujian merasa tidak bisa mengerjakan/tidak paham suatu mata kuliah tertentu, tapi tiba-tiba mendapat nilai akhir B. Karena itu semua demi memenuhi persyaratan akreditasi kampus atau program studi.

    bahkan kementrian pendidikan akhirnya melakukan standar ganda, dengan membedakan kwalitas mahasiswa universitas NEGERI-PTN dg universitas SWASTA-PTS

    Kasus lain dalam pendidikan tinggi Indonesia

    Diskriminasi Pendidikan Tinggi di Nusantara-Lebih baik lanjut kuliah di PTN TERNAMA atau Luar Negeri (Amerika, Eropa, Australia)
    ———————————————————-
    Kemarin mendapat info dari kawan ttg beasiswa unggulan masyarakat ber-prestasi

    Tapi tersadar ada perbedaan mendasar dalam prasyarat IPK, mahasiswa di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) hanya dg IPK 3.25 sudah dapat mendaftar, sedangkan mahasiswa PTS (Perguruan Tinggi Swasta) minimal IPK harus 3.50 baru bisa mendaftar.

    Mengapa prasyarat IPK antara PTN dg PTS harus dibeda-bedakan, apa urgensi dg membedakan prasyarat IPK?

    dengan prasyarat IPK yg lebih tinggi dari PTN, apakah artinya MHS yg kuliah di PTS kwalitas nya tidak lebih baik dari mhs yg kuliah di PTN? Lalu untuk apa AKREDITASI perguruan tinggi, jika masih ada diskriminasi antara lulusan PTS dengan PTN.? Padahal mahasiswa membayar biaya lebih besar utk kuliah di PTS dg akreditasi yang lebih baik (misal:Akreditasi A)

    Lalu ketika mendaftar pekerjaan, mengapa lulusan PTN ternama atau lulusan universitas Luar Negeri lebih diutamakan/diakui kwalitasnya daripada lulusan PTS?
    lalu untuk apa akreditasi kalo masih ada diskriminasi antara PTN dg PTS?

    Misal, dalam recruitment lowongan tenaga pendidik di Institusi Pendidikan Tinggi di Nusantara.

    PTN lebih suka merekrut calon tenaga pendidik “tetap”(dosen tetap), lulusan dari universitas Luar Negeri.

    Sedangkan Universitas swasta lebih suka merekrut calon tenaga pendidik “tetap” (dosen tetap) minimal lulusan dari PTN ternama, atau lulusan luar negeri.

    Kasus yang lebih aneh, yaitu adanya universitas swasta/Negeri membuka program studi S2, tapi TIDAK DIAKUI sendiri – meluluskan Sarjana S2, akan tapi ketika hendak merekrut calon Dosen tetap, universitas tsb minta lulusan S2 dari PTN ternama, atau lulusan Luar Negeri, bukan malah lulusan dari universitas nya sendiri.

    Adanya Dosen yang Menggunakan Skripsi Mahasiswa Untuk Publikasi Jurnal

    Kasus ini banyak terjadi di pendidikan tinggi baik PTN (perguruan tinggi negeri) maupun PTS (perguruan tinggi swasta). Mahasiswa merasa dirugikan ketika SKRIPSI mereka digunakan oleh dosen dengan cara dipublikasi jurnal untuk kepentingan pribadi dosen (biasanya untuk: “Penilaian Angka Kredit-PAK Dosen, atau Sertifikasi Dosen-SERDOS”) tanpa izin maupun persetujuan dari awal.

    Seharusnya jika memang skripsi/penelitian mahasiswa akan digunakan untuk kepentingan “SERDOS atau PAK dosen”, mahasiswa diberitahu sejak awal pembuatan skripsi tersebut, sehingga biaya skripsi/penelitian bisa ditanggung bersama dengan dosen, sekaligus ditentukan siapa penulis utama. Tapi yang terjadi di dunia pendidikan tinggi indonesia adalah, dosen dengan tanpa bersalah menganggap bahwa penelitian/skripsi mahasiswa adalah hasil karyanya dengan dalih karena ide penelitian dari dosen dan dosen telah membimbing penelitian mahasiswa tersebut, padahal memang itulah tugas sebagai dosen, memberikan pengajaran arahan&bimbingan; mahasiswa, sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

    Kasus lain yg serupa adalah, dosen meminta mahasiswa yang hendak mengajukan skripsi/penelitian tugas akhir membuat proposal penelitian lebih dari satu (biasanya 3 judul proposal yang berbeda) lengkap dengan, latar belakang, teori, metode penelitian dan hipotesa. Dimana hal tersebut juga merupakan tindak kecurangan. Alasannya adalah, dosen nantinya dengan tanpa izin menggunakan salah satu atau dua dari proposal skripsi mahasiswa tersebut untuk diambil sebagai bahan penelitian bagi diri dosen itu sendiri (mencuri ide dari proposal skripsi mahasiswa yang dikumpulkan).

    Seharusnya dosen berlaku jujur, berterus terang kepada mahasiswa, jika memang proposal skripsi yang mengandung ide penelitian akan digunakan untuk pribadi dosen. Sehingga hak kekayaan intektual/ide penelitian mahasiswa tersebut dihargai.

    Besar harapan saya agar tindakan kecurangan dan tidak jujur dalam lingkungan pendidikan tinggi Indonesia mendapat perhatian yang serius, serta dicarikan solusinya. Karena bagaimanapun juga, mahasiswa selalu dalam posisi yang lemah jika berhadapan dengan dosen. Kalau mahasiswa protes, nanti tidak diluluskan oleh sang dosen, tapi dengan berdiam diri juga tidak memberikan solusi keadilan bagi mahasiswa.

Reply To Ari Jagal Cancel Reply