Bhoemi Poetra Menggugat Patung dewa Perang di Tuban
Sekitar 300 orang yang terdiri dari puluhan elemen melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Jatim, jalan Indrapura Surabaya. Dalam aksinya, mereka menuntut agar patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen yang berdiri menjulang tinggi di Tuban, segera dirobohkan.
“Keberadaan patung simbol Dewa Perang China itu, seolah-olah tidak menghargai semangat kebangsaan Indonesia. Jelas patung itu tidak menghargai Indonesia, tidak sesuai pada tempatnya,” ujar korlap Aksi, Didik, di Surabaya, Senin (7/8).
Didik menjelaskan, patung setinggi 30 meter sangat terkesan intoleran. Sebab, keberadaan patung tersebut tidak ada historisnya dengan Indonesia. Apalagi patung raksasa itu seakan menunjukkan kecongkakan di tengah masyarakat Indonesia yang sedang menyambut peringatan HUT ke 72 kemerdekaan RI.
“Patung-patung pahlwan kita saja tidak setinggi itu. Kita tidak ada maksud SARA. Tapi, itu melukai kita sebagai putra bangsa. Kalau ada patung setinggi itu dibiarkan, jangan-jangan suatu saat akan dikultuskan sebagai pemujaan nanti. Makanya kami memberi batas waktu 7 kali 24 jam untuk dirobohkan,” jelasnya.
Untuk diketahui, para demonstran tersebut berasal dari Gerakan Nusantara Bersatu, Patriot Garuda, dan elemen lainnya. Patung yang memakan biaya Rp2,5 milliar tersebut diresmikan oleh Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.
pada hari Senin, tanggal 7 Agustus 2017 pukul 10.45 WIB s.d 12.45 WIB, Bertempat di depan kantor DPRD Jatim Jl. Indrapura no 1 Surabaya, telah dilaksanakan aksi Damai oleh sekitar 300 orang perwakilan yang mengatas namakan Forum Ormas LSM diwilayah Jawa Timur ” Boemi Poetra Menggugat” dengan korlap Didik Muadi (Patriot Garuda), menuntut untuk pembongkaran dan perobohan patung Cina Kwan Sing Tee Koen yang ada di Klenteng Kwan Sing Bio, Tuban.
B Dengan kronologi giat sbb :
1. Pukul 10.45 WIB sekitar 100 arang tiba di halaman masjid Kemayoran dengan mengunakan 1 unit mokom L 9958 AM, selamjutnya masa aksi membentuk barisan dan menyanyikan lagu Indonesia raya.
2. Pukul 10.55 WIB masa aksi Damai mengelar dan poster yang bertuliskan Sbb :
a. Yang menghalangi tegaknya dan berdaulatnya Pancasila adalah Penghianat bangsa. # Tegakkan Pancasila#
b. Kalauberada di Indonesia harus memiliki patrotisme, nasionalisme, dan kecintaan pada tanah air. Andai tidak ada kalimat takbir dengan apa membakar semanagat para pemuda Indonesia.
c. Penghapusan cagar budaya sama dengan penghianat bangsa.
d. Indonesian menolak di jajah kembali.
e. Bilang sama raja mu Singosari tidak ingin dijajah Cina.
f. Panglima kami Panglima Soedirman bukan Koen See Koen.
3. Pukul 11.00 WIB masa aksi Damai melaksanakan orasi secara bergantian
4. Pukul 11.30 WIB bertempat di ruang Badan Anggaran kantor DPRD Jatim sekitar 36 orang dpp Bpk Didik Muadi melaksanakan pertemuan dengan
Bpk. H. Abdul Halim Iskandar, M. Pd ( Ketua DPRD Jatim) di dampingi Bpk Gatot Tantra (Fraksi Hanura) dan Bpk Agus Maimun (Fraksi PAN).
5. Pukul 11.45 WIB penyampaian dari sdr Didik Muadi (Patriot Garuda) yang intinya :
a. Aksi ini sebagai aksi kepedulian sebagai anak bangsa yang nasiaonalisme sudah tercabik cabik oleh budaya asing.
b. Bahwa hidup secara kebhinekaan jangan di salah artikan untuk menyebut aksi ini intoleran.
c. Patung itu tidak ada ensesinya bagi bangsa Indonesia, apalagi di Tuban merupakan bumi Walisongo.
d. Meminta kepada ketua MPR RI untuk meminta maaf kepada rakyat indonesia karena telah meresmikan patung tsb.
e. Meminta segera untuk di robohkan dan di hancurkan patung tsb
6. Pukul 11.55 WIB tanggapan Bpk. H. Abdul Halim Iskandar, M. Pd ( Ketua DPRD Jatim) yang intinya :
a. Ucapan terima kasih kepada perwakilan yang telah menyampaikan aspirasi kepada kami, sampai saat ini patung tersebut masih belum mempunyai izin yang telah melanggar IMB.
b. Kita samakan cara berfikir kita agar kita tidak terjebak dalam isu permasalahan yang menyangkut Sara, hanya satu persepsi dalam menyelesaikan permasalahan ini, patung tersebut tidak memiliki izin, kita fokuskan kepada pelanggaran Undang Undang, agar aksi ini tidak di tunggangi oleh pihak pihak yang menfaatkan situasi ini.
c. Izin mendirikan bangunan jelas tidak ada oleh karena itu kita memberikan dukungan kepada pemkab. Tuban jangan sampai mengeluarkan IMB, dengan konsekuensi pembongkaran patung tersebut.
7. Pukul 12.10 WIB penyerahan Peryataan sikap dari ormas /LSM Se Jatim dan penandatanganan kesepakan oleh Bpk. H. Abdul Halim Iskandar, M. Pd ( Ketua DPRD Jatim).
8 pukul 12.20 WIB pertemuan selesai selanjutnya Bpk. H. Abdul Halim Iskandar, M. Pd ( Ketua DPRD Jatim) di dampingi Bpk Gatot Tantra (Fraksi Hanura) dan Bpk Agus Maimun (Fraksi PAN) bersama perwakilan aksi melaksanakan foto bersama di lobby kantor DPRD Jatim, selanjutnya perwakilan masa aksi untuk menyampaikan hasil pertemuan.
9. Pukul 12.30 WIB penyampaian hasil pertemuan selesai di lanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
10. Pukul 12.45 WIB aksi Damai dari ormas yang mengatas namakan Forum Ormas LSM diwilayah Jawa Timur selesai, selanjutnya masa aksi membubarkan diri, selama aksi berjalan tertib dan aman.
BHOEMI POETRA MENGGOEGAT
Press Release:
Bhoemie Poetra Menggoegat, Jangan Nodai Jatim Dengan Sikap Intoleran
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawaannya, begitulah bunyi semboyan yang selalu bergaung didada para anak bangsa yang menikmati kemerdekaan bangsanya. Indonesia sebagai negara berdaulat dan merdeka, tentu saja merupakan bagian dari warga dunia yang warganya bangga atas jasa dan pengorbanan mereka. Sebagai wujud kebanggaan atas pengorbanan para pahlawan itu, maka sudah selayaknya para anak bangsa melakukan penghormatan dan peringatan kepada jasa para pahlawan tersebut. Salah satu bentuk penghormatannya adalah dengan mengabadikan simbol – simbol yang merupakan wujud semangat nasionalisme dan cinta tanah air. Jasmerah kata Bung Karno, jangan sekali – kali melupakan sejarah.
Ditengah bangsa Indonesia dalam suasana peringatan kemerdekaan yang ke – 72 , kita dikejutkan dengan pembangunan monumen berupa patung yang merupakan sosok Jendral Perang Cina, Kwaan Sing Tee Koen di Tuban Jawa Timur.
Tentu saja pembangunan patung setinggi 30 meter tersebut mengusik perasaan rakyat Indonesia khususnya Rakyat Jawa Timur yang tergabung dalam Gerakan “ Bhoemi Poetra Menggoegat “ . Pembangunan itu menunjukkan kecongkaan ditengah rakyat yang sedang mengalami kesulitan hidup. Sehingga menimbulkan banyak perdebatan dan protes dari masayarakat Jawa Timur Bhoemi Poetra Menggoegat. Pembangunan patung itu menunjukkan ketidak pekaan dan ketidak pantasan para penggagas, pemilik dan pelaksana pembangunan serta tentu saja itu menunjukkan sikap intoleran.
Ditengah suasana Jawa Timur yang kondusif dan aman, tentu saja kita tidak ingin suasana itu tercabik – cabik dengan sikap intoleran. Kita semua berkewajiban menjaga agar Jawa Timur tetap aman dan kondusif. Semua harus bisa menahan diri dan menghormati orang lain, yang minoritas menghormati mayoritas dan yang mayoritas melindungi minoritas serta menghormatinya. Sehingga terbangunnya suasana saling melindungi dan menghrgai serta menghormati tersebut, Jawa Timur selalu aman dan tertib serta kondusif.
Berkaitan dengan itu maka Rakyat Jawa Timur yang tergabung dalam Gerakan Bhoemi Poetra Menggoegat menyatakan sikap :
a. Menolak pembangunan Patung Kwaan Sing Tee Koen serta dihilangkan dari Bumi Tuban Jawa Timur serta kawasan Indonesia lainnya, Karena patung itu menunjukkan penjajahan yang terulang serta tidak ada urgensinya bercokol di Bumi pertiwi, Kwaan Sing Tee Koen tidak ada jasanya bagi bumi dalam Pertiwi.
b. Sebagai ganti dari itu kami mengusulkan agar dibangun khususnya para pahlawan yang pernah berjasa dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia,
kemerdekaan yang berkaitan dengan daerah Tuban, karena itu akan menjadi pembangunan karakter dan pendidikan tentang nasionalisme anak cucu kita kelak.
c. Mendesak Ketua MPR RI untuk meminta maaf kepada rakyat Indonesia akibat yang dibuat dengan ikut meresmikan keberadaan patung tersebut yang jelas
sehingga akibat itu jelas tidak ada catatan sejarah yang menguntungkan Indonesia, menyebabkan Lembaga MPR tercoreng dalam catatan sejarah.
d. Memberikan batas waktu 7 x 24 jam kepada pemilik untuk tersebut, karena mengusik rasa kebangsaan dan serta menunjukkan perilaku intoleran yang jelas jelas akan bisa memicu konflik secara horizontal.
2. Dan perwakilan Aksi meminta kepada ketua DPRD Jatim untuk di sampaikan Tembusan dengan alamat sbb :
Demikian pernyataan sikap ini sebagai wujud kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia…Daulat Rakyat, Daulat Negara…….Merdeka !
Surabaya, 7 Agustus 2017
Koordinator Aksi
Didik Muadi “ Sarip Tambak Oso “
Tembusan :
Presiden Republik Indonesia
Ketua MPR RI
Ketua DPR RI
Panglima TNI
Kapolri
Mendagri
Gubernur Jawa Timur
DPRD Jatim
Pangdam Brawijaya Jatim
Pangaramatim
Kapolda Jatim
Bupati Tuban
DPRD Tuban
Korem Tuban
Kapolres Tuban
Peserta aksi :
1. FKPPI
2. PPM
3. Pemuda Pancasila
4. KOKAM
5. GNB (Gerakan Nusantara Bersatu)
6. Bela Negara
7. Patriot Garuda
8.FUI Lamongan
9. PENGABDIAN RAKYAT SEJATI
Membawak
10. FRAB (Forum Relawan Anak Bangsa)
11. LKRI (Lembaga Kedaulatan Rakyat Indonesia)
12. KBRS (Komunitas Bambu Runcing Surabaya)
13. Laskar Garuda Nusantara
14. Komunitas Garuda Sakti
15. JAMPS
16. Pemuda Muslimin Indonesia
17. PAGASA (Pergerakan Gajah Mada Sakti) Jatim
18. Wira Karya Indonesia
19. Garda Muda Merah Putih.
20. Satria Jatim
21. Jaring Garuda Malang
22. KNPI
23. FAK (Front Anti Komunis).
24. FRONT PANCASILA
25. Rumah Pancasila
26. Wahana Parade Nusantara
27. The Society of Maritime affairs and Fisheris Forum
28. PII SDA
29. Pemuda Bulan Bintang SDA
30. AKSIRA
31. SAKTI
32. Gema Al Ittihadiah
33. Indonesia Law Enforcement Forum
34. Perhimpunan BOEMI POETRA
35. FOPNAS
36. Perhimpunan Pergerakan Pribumi Indonesia (P3 I)
37. Perhimpunan Muslimin Indonesia
38. Front Aliansi Umat Islam Bersaru Jateng – DIY
39. Laskar Barisan Muda Klaten
40. Gerakan Pemuda Islam
41. Divisi Peta Jatim
42. KOKAM
43.. KISESA surabaya
44. FPI Jatim
45. PKW (Paguyuban Kerukunan Warga)
46. Laskar Merah Putih
47. BHOEMINDO (Bhoemiputera Nusantara Indonesia)
48. SAS (Solidaritas Arek Suroboyo)
oleh Admin YPG
Gamabr admin YPG
14 Komentar
mdh2an bisa jadi reference
PATUNG RAKSASA DI KELENTENG TUBAN DI TENTANG GENERASI MUDA KHONGHUCU
Minggu 06 Agustus 2017 – 20:17
Pendirian patung Guan Yu Chang yang bergelar Kwan Seng Tee Koen di halaman belakang Kelenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Jatim, ditentang oleh umat Khonghucu yang tergabung dalam Generasi Muda Khonghucu Indonesia.
Ketua Presidium Generasi Muda Khonghucu Indonesia (gemaku.org) Kris Tan dalam keterangan tertulis di Jakarta, menyatakan pembangunan patung di dalam Kompleks Kelenteng Tuban merupakan sikap yang tidak peka terhadap keutuhan berbangsa dan bernegara.
“Tuduhan yang beredar bahwa itu diprakarsai oleh umat Khonghucu adalah sebuah kekeliruan dan fitnah besar bagi penganut Khonghucu,” katanya seperti dilansir Antara, Minggu (6/8).
Ia menegaskan, dalam tradisi ajaran leluhur Tionghoa sama sekali tidak dikenal doktrin membangun ikon patung yang megah dan absurd yang bahkan menuju pada praktik-praktik menduakan Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut dia, dalam tradisi Khonghucu yang menjadi substansi religiusitas dan spiritualitas seseorang adalah bukan pada penyembahan terhadap benda-benda mati.
“Melainkan itu harus diejawantahkan dalam mencontoh perilaku dan meneladani sikap yang ditunjukan oleh Kwan Seng Tee Koen (Kwan Kong) yang kebetulan memang figur yang dianggap sebagai tokoh yang menjunjung tinggi Zhi, Ren, dan Yong yaitu Kebijaksanaan, Cinta kasih, dan Kebenaran,” katanya.
Fenomena pengkultusan yang berlebihan, kata dia, justru telah menodai doktrin utama ajaran leluhur Tionghoa yang menyatakan “Tiada tempat lain meminta doa kecuali kepada Tian Tuhan Yang Maha Esa.
“Maka Generasi Muda Khonghucu Indonesia gemaku.org mengimbau dan mendesak pihak Kelenteng Tuban untuk segera membatalkan rencana atau membongkar patung tersebut karena sama sekali tidak sesuai dengan prinsip tradisi etnis Tionghoa yang mengedepankan kemanusiaan dan cinta kasih. Dan daripada mencederai kehidupan berbangsa maka sebaiknya segera patung tersebut di bongkar saja,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa ketika Kwan Seng Tee Koen menjadi gubernur di daerah Jingzhou justru menganjurkan pada seluruh pengikutnya untuk menghargai apa yang memang menjadi aturan rakyat Jingzhou.
Kwan Seeng Tee Koen juga merupakan salah seorang tokoh yang mengajarkan seseorang harus mengabdi dan cinta pada tanah air yang ditinggali olehnya di mana pun dia berada.
“Jika patung tersebut justru mencederai prinsip berbangsa maka Shen Ming Kwan Seng Tee Koen pun dipastikan tidak akan pernah sependapat jika dirinya disejajarkan dengan Sang Pencipta sebab ia adalah tokoh yang justru dijunjung tinggi karena kesetiaannya kepada persahabatan sejati dan patriotisme dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung,” katanya.
Sementara soal pernyataan yang mengkaitkan Partai Komunis Tiongkok dengan patung tersebut kata dia, adalah hal yang absurd karena zaman pada saat Kwan Seng Tee Koen hidup justru Republik Rakyat Tiongkok yang didirikan oleh Partai Komunis Tiongkok belum lahir dan belum ada.
“Bahkan kakeknya ketua Mao Zedong pun belum lahir pada zaman dan era Kwan Seng Tee Koen hidup yaitu pada zaman dinasti Han akhir yang dikenal pada zaman Sam Kok (Three Kingdom) pada tahun 221 M,” katanya.
Oleh karena itu Generasi Muda Khonghucu Indonesia mengimbau kepada seluruh etnis Tionghoa Indonesia untuk selalu meneladani sikap Kwan Seng Tee Koen dengan sikap terpuji dan rasional dengan teladan prilaku, bukan justru menyembah patung dan menduakan sang Pencipta.
Sebelumnya patung dewa raksasa di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban menghebohkan lini masa selain karena ukurannya yang menjulang hampir 30 meter juga karena ternyata belum mengantongi izin dari Pemda setempat.
Patung Kong Co Kwan Sing Tee Koen itu berdiri gagah di sebelah selatan lokasi area parkir kompleks kelenteng dan diinformasikan menghabiskan dana Rp 2,5 miliar untuk pembangunannya.
Udah lah robohin aja….
allohu akbar…
robohkan…
ada hal terselubung dari luar indonesia….
yare yare masih anget ternyata berita ini,, apakah hanya efek dari segelintir golongan??? ahahaha dan apakah patung tsb itu dibangun untuk tujuan umum(semua orang bisa masuk) dan apakah patung tsb dibangun oleh dana umum(rakyat tuban)
Ane dukung…..ROBOHKAN PATUNG JENDERAL CINA … apa jasanya buat kemerdekaan NKRI ???? Yg membangun benar2 keterlaluan…mana gak ada ijin…yg paling parah ketua MPR yg meresmikan….gilaaaaaa beneeeeer….. nih ketua MPR kok gak ada komen dan suatanya ya ???
Setuju @bung Pengamat dadakan begitulah ketika tampuk kekuasaan dipegang orang yang berfikiran pendek
Zaman dahulu kala ketika kingdom Singasari masih berkuasa; Bala infantri kublai khan mendarat di Tuban! Oleh Raden Wijaya via Ranggalawe, pasukan kubli khan berhasil di kalahkan! Bahkan semenjak itu, menjadi misi militer terakhir kublai khan ke Nusantara alias trauma dan kapok pokpok.
Harusnya dibuat patung ranggalawe. Tapi karena saya orang islam lebih baik bikin taman atau tugu saja.. untuk mengenang Raden wijaya ranggalawe dan bala tentara yg wafat mengusir pasukan kubelai khan
Sepakat bung, bikin monumen aja yang dihiasi relief yang menceritakan kronologis “pengusiran” bala tentara mongol oleh pasukan majapahit. lebih keren lagi jika ada relief yang menggambarkan Ranggalawe dan Lembu Sora yang bertarung dan berhasil menghabisi 200 orang pasukan Mongol hanya dengan sebilah keris ditangan masing2, biar bisa menunjukkan pada generasi muda dan juga dunia, bagaimana pasukan mongol yang merupakan pasukan superpower pada masa itu, kalah telak di Bumi Nusantara…
Idenya keren bung bocah kuning…. Muantap.. 🙂
saya setuju dengan yang ini…. Makannya besok2 pemilu pilih pemimpin yang nasionalisme setinggi pahlawan.. Bung hatta, bung tomo.. Kalo partai pro pendatang aneh bin ajaib.. Hidup jendral sudirman..
Duh kasihan mereka, sdh jagonya kalah, eh simbol budaya yg jd pemersatu mereka mlh ditentang dan mau dirobohkan, makin down lah mereka, semoga mereka sadar kita cari makan dan beranak pinak dimari, hrusnya hati mereka jg terpatri utk Ibu Pertiwi
Semoga polemik Guan Yu Raksasa segera di sudahi dg pembongkaran yang mulus…
pelajaran yg dipetik : Jangan nodai budaya dan sejarah leluhur Nusantara
Jayalah NKRI
Masyarakat Tuban atau Umumnya Jawa Timur Harus Belajar Dari Kota Batam, Atas Pembangunan Patung Dwi LKwan Im di Atas Bukit Tanjung Pinggir, Sekupang. Berkat Kekompakan Masyarakat Melayu serta Dukungan Dari Berbagai Paguyuban Dari Berbagai Daerah di Batam, Patung Tersebut Akhirnya Diturunkan Dari Atas Bukit Tanjung Pinggir Sekupang, Sehingga Keberadaan Patung Tersebut Tidak Lagi Terlihat Dari Arah Laut Atau Daratan Tanjung Pinggir Sekupang, Walaupun Pada Akhirnya Yang Membangun Patung DTersebut Harus Mendatatangkan Derek Angkat Dari Singapura Untuk Memindahkannya. Semuka Keinginan Pembangun Patung Dwi Kwan Im Itu Dibangun Diatas Bukit untuk Menjadikannya Salah Satu Land Mark Kota Batam.
@ARIE komentar anda seperti hendak merendahkan semua orang jawa timur dengan membandingkan pada orang batam.
Tindakan positif orang batam hendak anda benturkan dengan apa yg menurut anda sebagai kekurangbelajaran orang jawa timur. Apa itu masuk akal?
Mengapa anda tidak menulis “masyarakat tuban” saja dan tak perlu dengan menambahi dengan “atau umumnya jawa timur”
Ada keharusan apa sih yang membuat “masyarakat jawa timur perlu belajar pada masy kota batam” hanya karena batam menolak patung dan tuban tidak? Mengapa anda tak bandingkan saja batam dan tuban? Ini malah membandingkan daerah tk II batam dengan daerah tk I jawa timur. Mudah mudahan anda tidak bermaksud sara.