Tahu sedang dikejar, jet tersebut berusaha kabur ke arah Timor Leste
Selasa,04-11-2014
Dua pesawat Sukhoi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, SU-27/30 MKI Flankers, berhasil melakukan force down (pendaratan paksa) terhadap satu unit jet pribadi dengan operator Saudi Arabian Airlines di Lanud Eltari Kupang, Senin 3 November 2014. Sebelum diturunkan paksa, pesawat pribadi yang diawaki pilot berkewarganegaraan Arab Saudi itu sempat mencoba melarikan diri. Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan, pesawat jenis Gulfstream IV dengan Nomor HZ-103 itu berangkat dari Singapura menuju Darwin Australia sebelum menuju tujuan akhir Brisbane. “Pesawat tersebut sempat mencoba melarikan diri,” kata Fuad kepada VIVAnews, Rabu 4 November 2014.
Namun, dengan cepat dua pesawat Sukhoi Su-30 MK2 dengan call sign “Thunder Flight” yang telah siap dengan bahan bakar penuh dan amunisi lengkap, termasuk rudal udara ke udara canggih R-73 Archer menyergap sasaran. Thunder Flight terdiri dari 2 Su-30 yang dipiloti Letkol Pnb Vincent/Mayor Pnb Wanda dan Letkol Pnb Tamboto/ Mayor Pnb Ali dalam waktu singkat melaksanakan Scramble dan Take Off tepat saat pesawat asing melintas meninggalkan wilayah udara Kalimantan menuju selatan Makassar.
Pesawat Gulfstream yang terbang tinggi pada ketinggian 41 ribu kaki nampaknya tahu dikejar dan meningkatkan kecepatan semula dari kecepatan jelajah 0.74 Mach (700 kmpj) menjadi 0.85 Mach (920 kmpj). Thunder Flight melaksanakan pengejaran sampai melewati Eltari, Kupang dan berhasil mendekati pesawat tersebut dan dapat berkomunikasi dengan radio di sekitar 85 Nm atau 150 kilometer dari Kupang serta sudah mendekati perbatasan wilayah udara Timor Leste. “Namun Sukhoi mengejar dengan kecepatan suara, yaitu antara 1.3–1.55 Mach (1400- 1700 kmpj),” terangnya.
Kru pesawat Gulfstream IV cukup komunikatif saat diperintahkan oleh Thunder Flight untuk berbelok ke kanan menuju Lanud Eltari Kupang. Akhirnya pukul 13.25 WIT, pesawat Gulfstream IV yang diketahui dari Saudi Arabia tersebut landing di Lanud Eltari. Menyusul kemudian pada pukul 13.32 WIT kedua pesawat Su-30 MK2 juga landing di Lanud Eltari. Pesawat dipaksa mendarat karena awaknya membawa masuk wilayah udara Indonesia tanpa izin lengkap berupa dokumen Flight Clearance untuk memasuki wilayah kedaulatan Indonesia. “Hasil pemeriksaan sementara pesawat diawaki oleh Capten Pilot Waleed Abdulaziz M dengan total kru 6 orang dan penumpang 7 orang. Pemeriksaan dan penyidikan oleh personel TNI AU serta PPNS Perhubungan Udara akan dilaksanakan sesuai amanat UU Penerbangan tentang tindakan hukum pada pesawat pelanggar wilayah udara Indonesia,” ujar Fuad.
Sumber : VivaNews
16 Komentar
Mantab banget TNI AU, makin strong aj. Buat admin klo bisa pespur2 tetangga yg bandel yg pernah diintercept sma TNI juga dipublish donk. Biar negara2 tetangga pada mikir.
Trik buat ngambil FIR dr si upil keren juga nich…
Your Comment tinggalin 1 dhunk pramugarinya,hehe
Assalamualaikum wr.wb.
maaf oot
tadi waktu lagi browsing baca sebuah artikel cukup menarik
di sana di katakan kalau badan intelejen seharusnya membuka peluang bagi sipil
lalu saya mencoba mencerna
imho
bahwa yang di maksud sipil adalah orang pilihan yang dimungkinkan di butuhkan di dalam badan intelejen tersebut
masih ingatkah tentang kasus Gayatri? seorang remaja wanita yang telah menguasai 40 macam bahasa, sehingga melemahkan ototnya
tentu tidak semua orang dapat menguasai hal itu terlebih lagi anggota intelejen lapangan yang spesifikasinya lebih ke arah teknis, walaupun beberapa orang lapangan mungkin menguasai beberapa macam bahasa yang berbeda tapi tidak sebanyak Gayatri ataupun sedetail Gayatri.
sehingga disini terdapat petugas teknis lapangan dan petugas analisis yang nantinya diharapkan dapat di peroleh sebuah kesimpulan yang dapat digunakan sebagai acuan dasar pencegahan.
sehingga latihan fisik militer dapat dihindari bilamana kemampuan fisik si sipil tidak memungkinkan
Mantap TNI AU lanjutkan menjaga wilayah udara Indonesia
Test, ping.
Seperti kata bung satrio.
Yang gue heran pramugarinya kok ceria banget ya…padahal barusan dikejar sama sukhoi…
coba kalau dikejarnya pake rudal 48N6E3.. mana bisa senyum dia bung 😀
sebenarnya murah mana rudal anti pesawat dibanding klo ngejar ama sukhoi 2 biji?
sekali-kali tembak aja biar yang lain kapok
Kan bertahap nanti naik dendanya.
iya tuh heran banget pramugarinya gak ada yg pasang muka cemas…
Kok ngga ada ada capchanya sekarang
pramugarinya cantik2 seger ngliatnya
Pramugarinya senyum2 trs,soalnya bahagia..krn gak di tembak jatuh….
Masalahnya adalah mereka hanya mengikuti schedule flight route yang disiapkan oleh fihak UPIL sebagai pemegang wewenang FIR dikawasan ini, dengan tidak menganggap SOUVEREGNITY dari Indonesian Air Territory
yang bakal dilalui oleh pesawat saudi tsb.
Saya sangat berharap agar pemerintahan jokowi -jk ini segera menyelesaikan masalah kewenangan FIR ini,dengan mengangkat orang /ahli yang tepat sebagai wakil dari fihak R.I, yang dalam hal ini adalah Sang Maestro Hukum Dirgantara kita, yakni mantan KSAU, MARSEKAL TNI (PURN) CHEPPY HAKIM.
Kenapa ya si upil bisa memberi ijin pada pesawat itu untuk terbang ke ausit..padahal jalur fir yg dikuasai si upil di atas natuna dan kepulauan riau/batam..sedangkan untuk ke ausit melalui 3 fir yaitu fir si upil(natuna/batam), fir jakarta dan fir makasar..jdi seharusnya punya ijin dan melapor ke masing fir tersebut..atau seperti apa..?