Hari masih pagi ketika MV Sinar Kudus mulai memasuki perairan Somalia tgl 16 Maret 2011. Kapal berbobot 8.911 ton yang dinakodai Captain Slamet Djauhari itu dalam perjalanan dari Pomala, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda untuk membawa biji nikel senilai Rp.1,4 triliun. Dibantu 19 ABK tak ada keraguan bagi Slamet untuk melayari kapalnya memasuki Semenanjung Somalia.
Waktu menunjukkan pukul 10.30 dan menurutnya, dalam 5 hari akan tiba di tujuan. MV Sinar Kudus melaju dengan kecepatan 12 knot, kecepatan maksimal yang bisa dicapainya. Karena akan memasuki perairan Somalia, Slamet meminta segenap ABK meningkatkan kewaspadaan.
Saat itulah, mendadak sebuah kapal nelayan menyalip Sinar Kudus, dan setelah beberapa ratus meter buru-buru berbalik haluan. Dengan tergesa-gesa dari kapal terlihat diturunkan dua speedboat yang ditumpangi 10 orang melaju ke arah Sinar Kudus.
Melihat gelagat tidak baik, Slamet memerintahkan mualim satu untuk menambah kecepatan yang sejatinya sudah tidak mungkin lagi karena sedari tadi Sinar Kudus sudah melaju dengan kecepatan penuh. Captain Slamet mencoba bermanuver untuk menghindar, namun sia-sia.
Setelah menerima beberapa kali tembakan peringatan ke udara, Sinar Kudus akhirnya pasrah dinaiki sejumlah perompak yang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu, terutama setelah lego jangkar di pantai El Danan hingga mencapai 80-an orang. Sebagian besar bersenjatakan AK-47 dan beberapa diantaranya menenteng RPG-7.
Sebenarnya sebelum benar-benar dikuasai perompak, Sinar Kudus sudah berusaha menghubungi kantor pusat PT Samudera Indonesia di Jakarta dan komando pengamanan di Somalia, namun usaha tersebut gagal. Namun masih untung, salah seorang anak buah Slamet berhasil menekan tombol SSI (Secure Signals International) sebagai tanda bahwa kapal mereka telah dibajak. Sejak itulah Sinar Kudus di bawah kendali perompak Somalia.
Kolombo Point
Nun jauh di tanah air, berita perompakan Sinar Kudus langsung masuk ke Markas Komando Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL. Sejumlah perwira diperintahkan untuk mengikuti perkembangan kejadian. Tak menunggu lama, Komandan Denjaka Kolonel Mar Suhartono yang baru dua hari menjabat, segera memerintahkan konsignering seluruh personelnya dan melakukan persiapan awal.
Ketika itu, belum banyak media yang merespon peristiwa perompakan ini, hanya satu dua, kemudian lenyap ditelan berita lain. Meski belum mendapat perhatian luas, rupanya Pemerintah sudah melakukan gerakan terkoordinir dengan menyiapkan tim penyelamat yang berintikan personel TNI AL. Rapat koordinasi awal membahas misi penyelamatan dilaksanakan di Istana Cipanas pada 18 Maret.
Hanya selang tujuh hari sejak dibajak, persisnya 23 Maret, dua kapal perang TNI AL dari kelas Van Speijk masing-masing KRI Abdul Halim Perdanakusumah (335) yang dikomandani oleh Kolonel Laut (P) Kisdiyanto dan KRI Yos Sudarso (353) yang dikomandani Letkol Laut (P) Franciscus Herman, diberangkatkan dari Kolinlamil, Jakarta menuju Somalia.
Tim yang diberi nama Satgas Duta Samudera-I ini dipimpin oleh Kolonel Laut (P) M.Taufiqurochman .Sementara di lepas pantai Tanjung Priok, secara simultan mulai dilaksanakan latihan secara terpadu. Sebuah kapal lain sejenis Sinar Kudus yang dimiliki Samudera Indonesia, digunakan untuk latihan. Kali ini latihan tidak lagi untuk sebuah upacara, tapi latihan untuk menghadapi situasi sesungguhnya.
Latihan diikuti oleh hampir 100 personel pasukan khusus gabungan dari Denjaka TNI AL dan Satuan 81 Kopassus TNI AD. Sejumlah materi dilatihkan selama beberapa hari seperti ship boarding dan ship movement attack. Materi seperti ini di lingkungan pasukan khusus biasa disebut VBSS(visit, board, search, seizure). Latihan dilaksanakan dari 18 Maret sampai jelang keberangkatan ke Kolombo pada 29 Maret.
Alotnya perundingan di antara pembajak dengan perwakilan Samudera Indonesia dalam menentukan nilai tebusan, membuat situasi semakin tak menentu. Sementara di dalam negeri, berita perompakan ini mulai menjadi sajian utama media cetak & elektronik. Sejumlah elemen masyarakat mulai bergerak menuntut pemerintah untuk segera menentukan sikapnya : BAYAR TEBUSAN atau SERBU!
Menurut data yang diperoleh Satgas Duta Samudera-1, sejak dikuasai perompak pada 16 Maret, Sinar Kudus sempat dimanfaatkan sebagai mother ship oleh perompak untuk membajak kapal lainnya. Pada 17 Maret, Sinar Kudusdigunakan untuk membajak kapal MV Emperor milik Liberia namun gagal karena kapal tersebut dikawal personel bersenjata. Kejadian sedikit lucu terjadi ketika mereka bermaksud MV Irine milik Yunani, yang ternyata sudah dibajak lebih dahulu oleh kelompok lain. Tanggal 19, Sinar Kudus bergerak kembali ke perairan Somalia (selatan).
Menurut sejumlah informasi yang diperoleh redaksi COMMANDO peroleh, situasi di perairan Somalia saat ini memang sudah sedemikian kompleksnya. Dengan sistem pemerintahan yang tidak efektif bahkan dianggap stateless, perairan Somalia berubah menjadi medan perang yang dikuasai sejumlah war lord.
masyarakat mulai bergerak menuntut pemerintah untuk segera menentukan sikapnya : BAYAR TEBUSAN atau SERBU!
Jika semula aksi mereka (mungkin) didasarkan kepada tuntutan perut, maka saat ini (diduga) ulah kelompok-kelompok ini sudah terkoordinir & massif. Meski PBB belum sanggup menyelesaikan persoalan di Somalia, namun organisasi yang bermarkas di New York ini cukup bijak dengan mengeluarkan REsolusi 1851 yagn mengizinkan negara manapun untuk melakukan operasi militer di negara tersebut.
Setelah berlayar selama 5 hari dari Jakarta, akhirnya KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso tiba di Kolombo pada 28 Maret. Selain melaksanakan bekal ulang (bekul), tempat ini juga diputuskan sebagai rendezvouz point dengan personel Denpursus. Sesuai rencana yang disusun, Denpursus harus melakukan latihan penyerbuan sambil menunggu kedua kapal sandar di Kolombo. Pada tgl 29 pagi, dari Lanud Halim Perdanakusumah diberangkatkan 96 anggota Denpursus dengan inti kekuatan empat tim Denjaka TNI AL ditambah satu tim berkekuatan 12 orang dari Sat 81 Gultor TNI AD.
Rombongan dipimpin langsung oleh komandan Denjaka Kolonel (Mar) Suhartono dengan menumpang pesawat Boeing B737-400 TNI AU yagn dipiloti langsung oleh komandan skadron 17 Letkol Pnb Ronald Lukas Siregar.
Beberapa hari sebelumnya, setelah mempelajari situasi terakhir yang semakin memanas, Presiden SBY memerintahkan KRI Banjarmasin (592) dengan pasukan pemukul gabungan setingkat batalion berjumlah 800 personel. Ikut dalam rombongan prajurit dari Marinir, Kopaska, Taifib, Kopassus, Kostrad, lima tank pendarat BMP-3F, delapan LVT-7, sepuluh BTR-50, lima pucuk Howitzer 105, 30 perahu karet, sepuluh sea rider dan sejumlah bala bantuan.
Presiden menekankan agar dihindari timbulnya korban dari pihak ABK. Namun jika hal itu sampai terjadi maka atas nama negara, pantai El Danan sebagai perkuburan terbesar perompak akan diserbu dengan kekuatan militer.
Presiden melalui Komandan Satgas selalu menekankan agar dihindari timbulnya korban dari pihak ABK yang dijadikan sandera. Namun jika hal itu sampai terjadi maka atas nama negara, pantai El Danan sebagai perkuburan terbesar perompak akan diserbu dengan kekuatan militer.
Karena jumlah pasukan yang dikerahkan sangat banyak, kekuatan pemukul yang menumpang KRI Banjarmasin ini dipimpin langsung oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Alfan Baharudin. Begitu juga dengan organisasi Satgas. Seiring berjalannya waktu, komposisi kekuatan dan kemungkinan ancaman, akhirnya Satgas Duta Samudera-1 dilebur ke dalam organisasi baru dipimpin Komandan Korps Marinir dengan nama Satgas Merah Putih.
Koordinasi dilakukan di Kolombo sebelum keberangkatan. Tim inti Denpursus yang akan melakukan serangan terhadap perompak ditempatkan di KRI Yos Sudarso. Sedangkan KRI Abdul Halim Perdanakusumah selain menjadi kapal komando juga diisi unsur cadangan Satgas Gultor TNI. Kolonel (Mar) Suhartono yang dipercaya sebagai Komandan Satgas Penanggulangan Teror (Gultor) TNI serta Perwira Staf Operasi Letkol Laut (E) Bramantyo dan Komandan Detasemen Tempur Khusus Mayor Mar Samson Sitohang, onboard di KRI Yos Sudarso. Sementara Wadansatgas Letkol (Inf) M.Shobri dan Komandan Detasemen Bantuan Mayor (Mar) Rino Rianto, onboard di KRI Abdul Halim Perdanakusumah.
Di KRI Yos Sudarso sudah disiapkan 4 perahu cepat Sea Rider. Setiap perahu bisa dimuati 11 personel ditambah satu pengemudi dan satu petembak senapan mesin GPMG kal.7,62mm. Perahu ini tergolong ke dalam kelas RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat), berbahan bakar Pertamax dan mampu digeber hingga kecepatan 35 knot.
Untuk mengantisipasi ancaman dari perompak, setiap Sea Rider dibekali satu penembak RPG-7. Dalam operasi ini, Denjaka menggunakan senapan HK 416 kal.5,56mm, sedangkan Sat 81 menggunakan SiG-552 kal.5,56mm.
Sebuah helikopter BO-105 TNI AL juga disiapkan untuk memberikan air cover. Heli ini sudah disiapkan untuk ditempati dua penempak, senapan mesin GPMG dan sniper dengan senapan HK 417 kal.7,62mm, jenis serupa yang diketahui digunakan SAS Inggris di Irak.
77 Komentar
pertamax lagi ah
salam Hangat bung
walah2…gk sabar nunggu klanjutanny….. 😀
ndan TS…..dtunggu klanjutanny yaaa…. GPL
salam hangat juga tuk bung TS
Manteb Artikelnya… tp bikin gak bs tidur.. nunggu lanjutannya.. slam hangat bung TS
Menunggu lanjutannya
menunggu naon Bung Rexaine
Saya yakin versi di media massa jauh berbeda dengan realita nya.. Salah satu misteri yang membuat penasaran dari dulu.
Siap bung salam Hangat
Mantaap.. kayaknya mau perang nih.. sampe nerjunin prajurit 800 orang plus tank dan howitzer.. bisa2 markas perompak rata dengan tanah nih..
hehehehehe Siap Bung UCAV dimana pun ,kapan pun TNI ga gentar unutk membela warga negara INDONESIA bung UCAV
aaahh….selalu bikin penasaran…..
Kentang … (Kena Tanggung)
Mantaf Bung Tukang Sapu.. Kisah yg mengangkat rasa nasionalisme tinggi dan bangga akan Para Patriot Negara. Ditunggu kelanjutannya bung.
TNI JAYA – NKRI Harga Mati.
Siap bung Bagus
ah…..bersambung pembaca kecewa nih..!!!! jangan lama2 bung TS..tar imajinasi hilang lg nih…!!!
halah… pake bersambung…
Kisah yg sangat heroik…
Membayangkan seandainya bener terjadi kuburan buat para perompak di pantai somalia
Apa reaksi dunia internasional thd Indonesia…
silahkan berimajinasi bung Nyoto
Maaf ingin memperjelas, kalau sandra sampai tewas semua pembajak akan dibantai?! Di pantai EL DANAN itu adacamp pelatihan atau markas pembajak atau kota kecil/desa. Di kubur berarti dibunuh semua pembajak alias take no prisoners take no sh*t..atau bagaimana?
Bilang saja ke dunia international pembajak membunuh Sandra jadi kita bisa membuat kuburan massal, sayang sudah bawa ranpur ifv sama meriam..+ 1 battalion.. Mengurangi jumlah pembajak, make a world a better place,
la.seru2e moco ko tubikontinyu…
Iyo kok tubikontinyu. Beneran seru nih.
Senyap dan terorganisasi sangat rapi..kita rakyat awam sama sekali tidak tau ada pergerakan pasukan gabungan menuju somalia..padahal kekuatan yg dibawa di kri banjarmasin sangat lengkap..bisa meratakan perkampungan perompak dipantai somalia..yg terpenting itu sebagai pembuktian TNI kita sudah mampu beroperasi jauh kebelahan bumi lain,kalau nda salah pemerintah somalia juga memberikan lampu hijau bila TNI sampai harus menyerbu ke pantai perkampungan perompak .
Duh…nanggung nih bacanya….kpan lanjutanya….
Pantesan perompak somalia sekarang agak berkurang aktvtasnya sama kapal-kapal dari indonesia.. jadi di balik semua itu ada deterent dari pihak perompak kepada kapal-kapal indonesia….salut dech
NKRI NUMBER ONE
Di tunggu sambungan nya…
Akhirnya… berlabuh juga berita ini.
Kita tunggu sambungan ceritanya. Terima kasih sebelumnya dan salam kenal @Tukang Sapu.
Salam NKRI
Yah bung NR koq jadi cerbung?…wah saya baru tahu kalau ternyata satu batalion yang dikirim…
“BERSAMBUNG” bikin emosi jiwa.. sangat sangat ditunggu sambungannya.
bung tukang sapu aka NR
masalah duit yg sudah dibayar bijimane tuh?
ane denger ampe USD3,5 jeti
bung ts bikin penasaran ceritanya
lanjutin dhunk ah,,
mantapp. ditunggu lanjutannya…
Yah bersambung …..jadi pensaran
kita lihat dg kekuatan personel komando + pendukung operasi berjumlah lebih dari seribu prajurit …… hanya didukung oleh sebuah NBO105 versi tempur ringan, sebenarnya sangat riskan dlm perang modern cuma didukung satu pesawat, apalagi lokasi target sangat jauh dari home base.
untuk masa depan semoga kita bisa memiliki minimal kapal induk ringan yg bisa bawa minimal 1 skadron heli, di isi gabungan versi serbu macam Mi35 atau Apache plus dukungan heli angkut sekelas PUMA atau Cougar + Dauphin
jadi bila terjadi lg konflik spt artikel diatas, kita yakin utk maju melawan teroris di manapun di seluruh bagian dunia, walau sangat jauh dari wilayah kita.
lg dibikin om LPD PAL
Apa penilaian terhadap TNI dimata dunia setelah.berhasil membebaskan sandera di kapal sinar kudus Patku Tukang Sapu?
yang jelas Dunia mengakui kalo TNI itu hebat Bung AERO apalagi pasukan ” PARA KOMANDO di 3 Matra ”
????????? ? ???????????? ??????? ????????? 😉
?????? ????????????? ???? ?????? Patriot ? ?????????? ???????????
waduh…
kacel ki..
Arrrrrrgh… Ndan tukang sapu biat penasaraaaaan…….
Salut dengan TNI, apalagi pas dengar Bapak Besar bilang ” jadikan kuburan tersebar “. Hehe
Bravo TNI…
Arrrrrrgh… Ndan tukang sapu biat penasaraaaaan…….
Salut dengan TNI, apalagi pas dengar Bapak Besar bilang ” jadikan kuburan terbesar perompak yang diserbu militer”. Hehe
Bravo TNI…
bang nara nanggung ni crtny bkin pnsaran eee
@ Bung TS, ini artikel aku harap lebih detail lagi dibandingkan dengan di blog saudara nya ya…..?
Selain permukaan laut n udara saya kira tak ketinggalan juga bawah airnya. Hayo bung PS ngaku aja. Gak mungkin segitu banyak pasukan bawah gak dilindungi. Tebak apa yang ikut. Wirosablengkah?
yg dr rusky om…klo terjadi mau tes rudal jarak 500 km…
Yang gak dibabarin pasukan bawah lautnya. Masak pasukan segitu banyak gak dilindungi dr bawah. Apa yang ikut ? Wirosableng kah ? Bung PS jujur aja.
semoga bisa bersambung sampe jilid 9 😀
btw yang di bold ngeri banget… tapi peringatan juga buat bangsa lain “Jangan Macam-macam dengan Indonesia!”
Artikel yang membangkitkan semangat patriotisme warga NKRI.. di artikel selanjutnya ada cerita si bapak besar marah2 ga ya?.. hehehe.. seru dibikin bersambung, jadi artikel yang ini bisa dikunyah dulu sebelum baca lanjutannya.. salam hangat Bung CQ.. eh.. bung Tukang Sapu 😀
Siap Salam Hangat bung Wico
Thx bung TS sebuah kisah yang heroik..
saya Yakin Indonesia sanggup, siap menghadapi siapapun yang mengganggu harga diri Bangsa..
di tunggu kelanjutan jilid 2nya bung TS.. 🙂
walah bersambung toooo….. sudah naik adrenalinnya ini ndan…ditunggu GPL ( Gak Pakek Lama ) hehehe
kok pake bersambung sgala sih ? jd tambah penasaran … hehe 🙂 salut buat TNI yg cepat tanggap buat melakukan operasi pembebasan
Wah lagi hangat2nya eee………..bersambung. Btw, thank’s Bung. Bpk Susilo Bambang Yudhoyono tegas banget ya, sampai ngerahkan 1 batalion++….., moga sehat2 semua.
Di era SBY TNI begitu disegani, meski minim pemberitaan tapi faktanya yang bicara. TNI jangan mau dipecah belah, rapatkan barisan, kami tidak rela bila TNI dikerdilkan karena hanya engkaulah yang mampu menjaga kami-kami rakyat Indonesia. Edisi sedih lihat banyak kejadian yang menimpa TNI saat ini…. maaf nyampah.
Buat penasaran aja nih bung!,ditunggu lanjutannya ya
Terlepas dari keberhasilan dan rasa bangga akan prestasi yang telah diraih saya merasa masih ada yang mengganjal dihati. Kenapa kok senjata yang digunakan bukan buatan Pindad (berdasarkan paparan artikel)? Apakah ada pertimbangan khusus, ataukah senjata kita belum mumpuni untuk kondisi laut? Padahal penggunaan senjata made in sendiri juga akan menambah prestis kita menurut saya. CMIIW… salam hangat untuk bung Tukang Sapu 🙂
Mantep ndan TS, ntu senjata kesukaan saya kalo maen counter strike hehehehehe……
Satu pelajaran: media! Sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak muncul pemberitaan sebelum operasi selesai. Hal ini berarti juga terkait dengan keluarga korban yang harus pula mendapatkan informasi yg benar namun tetap terjaga kerahasiaannya.
lagi seru serunya berfantasi la da la tibake bersambung..andai saja pantai somalia jadi di invasi maka para perampok akan luluh lantak..ditunggu kisah selanjut bung TS
. Dan misi nya sukses ya ndan TS tidak sampai invansi..??
. Di tunggu kelanjutannya….
Ojo suwe suwe
Trimakasih TNI ,smga kami & Teman ” Kami, dimanapun berada & tersebar diseluruh dunia tidak mengalami hal Serupa Kembali pulang dengan selamat untuk keluarga & membawa Devisa..Aamiin
Sebenarnya udh tau jln ceritanya..tp tetep gk prnh bosen utk ngulang lg tiap ada kisah ini..
Ditunggu lanjutan kisah nya..
TNI.. KEREEENN..
Bung Fachry.. Saran aj nih..kalau dibuat App PatGa utk Android / IPhone saya rasa bagus sekali nih.
pembaca kecewa….. heheheheheh mantab bung TS ceritanya, gk sabar nich nunggu sambungane.
maap ndan ane pernah baca, kalau ndak salah di kompasiana, operasi trsbt di anggap gagal karena berakhir dgn tebusan
http://m.kompasiana.com/post/read/686848/3/evaluasi-operasi-pembebasan-sinar-kudus-aib-komando-tni.html
yang buat artikel aib disana itu, militer fans boy alias pengamat militer jadi-jadian doang, wong si Mundy itu ikut operasinya saja tidak kok bisa buat kesimpulan seperti itu? hahahaha…. ngawur aja ah
hayooo…nongol jg akhirny si bapak yg atu ni….
btw..wktu itu ndan ps ikutn broprasi jg dbwh air y????? 😀
wah ceritanya bikin kentang patku ndan CQ….like this
mantaps…ini baru sikap tegas sang panglima perang..meski jauh dr pemberitaan media..
kalau boleh tahu kl TNI menyerbu markas perompak, apakah negara yg bersangkutan (yg jd markas perompak) tidak tersinggung…he..maaf msh awam…
kesinggung bijimana..
malah dikasih akses kog..jadi ntar kalo rame, nyerbunya bisa lewat darat juga, mungkin udara juga ngikut kalo yg darat agak kesulitan..
secara dah bisa selese dilaut yaudah stop ampe disitu doang..cemiyuuw..
Subhanallah….bikin bangga ternyata tanpa koar2 dan gembar gembor macam negara barat, TNI dibawah Pak SBY melakukan hal yang laur biasa
mudah2an bisa sampe dibuat FILM nya ya seperti film ‘Captain Philips’…
salam hangat Ndan TS semoga selalu dalam lindunganNya
Rahayu
kzl nih jadinya, nanggung ane kira langsung beres nih artikel ehhh malah b
Sengaja dibikin bersambung nih..biar mkin penasaran..jd mkin sering mampir di PatGa..hehehe
Terkadang terpirkan andai produser film mau membuat film-film pembangkit semangat nasional, mungkin tema militer seperti kisah diatas bisa diangkat di layar lebar. Itu lebih baik daripada sinetron tak mendidik
Sambungan nya mana iniiii…dah lama blm muncul jg kelanjutan kisah Heroik nya.. (Y)
salam PATGA semua, pagi hari ini baca running text tvri, metro tv:
“pembajak somalia membebaskan 26 sandera termasuk sandera dari Indonesia. sudah 4thn disandera”.
apakah ini sandera dr kapal mv sinar kudus? mohon pencerahannya barang kali ada yg bisa membabarkannya. Trims sallam