“Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana”, yang artinya bekerja tanpa menghitung untung dan rugi ( PASKHAS TNI AU )
Bila Angkatan darat memiliki Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat), Angkatan Laut memiliki Marinir, maka Angkatan udara memilik Pasukan Khas (Paskhas, Kopaskhas, Baret Jingga). Pasukan dengan baret berwarna jingga ini adalah satu satunya pasukan dengan
kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan terlengkap di dunia, dahulu dikenal dengan nama Pasukan Gerak Tjepat dan Kopasgat. Angkatan Udara USA juga memiliki pasukan serupa dalam beberapa satuan yakni US Air Force Control Combat Team, US Air Force Pararescue, dan US Air Force Air Tactical Control Party.
Paskhas merupakan satuan khusus milik TNI AU yang memiliki kemampuan di 3 matra, yaitu laut, darat dan udara. Dalam misinya, Paskhas lebih ditujukan untuk menguasai dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya mempersiapkan pendaratan pesawat kawan. Kemampuan ini disebut dengan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD). Sama seperti pasukan elit lainnya, setiap anggota paskhas diwajibkan memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, yang nantinya ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai spesialisasinya.
Sepak terjang Paskhas sudah dimulai sejak era perang kemerdekaan, berbagai misi sudah pernah diemban oleh pasukan elit udara ini. Saat ini Paskhas diperkuat oleh 7.332 orang yang dilengkapi dengan berbagai jenis senjata pendukung. Terjun payung merupakan salah satu keahlian utama Paskhas untuk menguasai dan Mengoperasikan pangkalan lawan yang berhasil direbut, Awalnya konsep tugas Paskhas adalah sebagai pasukan pertahanan pangkalan (Defensif) maka sekarang ini konsep tersebut dirubah menjadi pasukan pemukul (ofensif) dan pasukan pertahanan (defensif).
Paskhas merupakan bagian inti dari PPRC, Pasukan Pemukul Reaksi Cepat, suatu penggelaran pasukan berintensitas tinggi yang didukung juga oleh kesatuan Lintas Udara dari Kostrad. PPRC pasukan pemukul TNI untuk mengatas kondisi darurat di wilayah NKRI, ketika perang Aceh berkorbar, PPRC diterjukan untuk mengamankan tempat-tempat strategisseperti bandara. Didalam tubuh pasukan khas juga terdapat pasukan elit paling muda di Indonesia, yakni Detasemen Bravo 90,
merupakan pasukan anti teror miliki Angkatan Udara yang tak kalah hebat dari pasukan elit paling populer Kopassus.
Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Tugas dan tanggung jawab Korpaskhas sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Warna baret jingga Paskhas terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih
Paskhas saat ini berkekuatan 7.300-an personel. Dalam beberapa waktu kedepan direncanakan Paskhas TNI-AU akan mendapatkan 40 buah panser buatan Pindad sebagai cikal bakal Batalyon Kavaleri Paskhas. Rencana ini tengah mengalami negoisasi ulang untuk diadakan penambahan jumlahnya dikarenakan ranpur sejenis Panser dinilai sangat cocok untuk mendukung tugas sebagai bantuan tempur dari Batalyon-batalyon tempur Para Komando dengan karakteristiknya sebagai pasukan pemukul reaksi cepat paskhas TNI AU selain juga panser sangat diperlukan untuk pasukan pertahanan pangkalan. Sebelumnya konsep tugas Paskhas adalah sebagai pasukan pertahanan pangkalan (Defensif) maka sekarang konsep akan dirubah menjadi pasukan pemukul (ofensif) dan pasukan pertahanan (defensif). Begitu juga untuk Dalam konsep penggelaran pasukan berintensitas tinggi, TNI mengenal istilah PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi cepat) yang mana paskhas sebagai satuan TNI berkualifikasi Para Komando merupakan nyawa atau inti dari pasukan PPRC TNI dan sebagai pendukungnya adalah batalyon-batalyon linud kostrad. PPRC adalah pasukan pemukul TNI untuk menghadapi kondisi kondisi darurat di wilayah NKRI. Dalam Pelaksanaan tugasnya Paskhas mengemban tugas sebagai:
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI (Yon Parako 461 s/d 468)
Pasukan Arhanud/PSU (akan dibentuk Yon Arhanud dan Den Rudal Hanud)
Wing 100 Peluncur Rudal Paskhas Kohanudnas jarak menengah/jauh (Yon 101=Kosek I, 102=Kosek II, 103=Kosek III, 104=Kosek IV dan 105=Pemeliharaan)
Batalyon Bantuan Tempur, keberadaannya berada di tiap Wing/Divisi Paskhas. (akan dibentuk Kompi Matra, Kompi Kavaleri Panser, Kompi Keslap, Kompi Komlek, Kompi Kompi Bekangmor dan Kompi Zeni)
Paskhas juga berniat mendatangkan lagi kendaraan taktis serbu sejenis Dirgantara Military Vehicle (DMV) buatan PT DI yang terbukti handal dan kini telah dipakai oleh pasukan elit Paskhas Satuan Bravo-90.
Korps baret jingga ini telah diperkuat dengan kedatangan 200 rudal panggul permukaan ke udara QW (QianWei)-3 sebagai alutsista Batalyon 1 dan 2 Arhanud Mobile Paskhas. Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar) Rudal QW-3 dilengkapi penjejak semi-active laser guidance, cocok untuk menggasak pesawat tempur maupun rudal lain dalam ketinggian rendah sampai dengan jarak 8 km. Memiliki bobot 13 kg dan kecepatan maksimum 750 km/jam. Senjata ini dipergunakan untuk menggantikan Triple gun buatan Hispano Suiza (Switzerland) tahun 1950-an dan DSHK 12,7 mm. Juga beberapa saat yang lalu diujicobakan PT Pindad senjata meriam pesawat direhab untuk dijadikan senjata berat darat untuk Kompi Mekanis di Batalyon Bantuan Tempur Korpaskhas.
Paskhas juga tengah berupaya mendatangkan 10 baterai PSU jarak pendek berupa Oerlikon kaliber 35 mm untuk hanud titik model komposit yang sudah terintegrasi antara rudal, meriam, radar dan pos komando taktis. Senjata ini sudah menggunakan teknologi tercanggih dan telah digunakan oleh banyak negara Eropa. Menurut rencana, senjata PSU ini akan ditempatkan di 10 Lanud Utama TNI-AU. Idealnya Paskhas membutuhkan 40 baterai Hanud jarak dekat di setiap Pangkalan Udara. Salah satu kelebihan utama lainnya untuk PSU Oerlikon kaliber 35 mm ini adalah kemampuannya untuk dapat dimobilisasi dengan pesawat Hercules. TNI AU juga berencana untuk pembelian Rudal Jarak Sedang/JSe pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines, idealnya memerlukan 32 baterai peluncur rudal jarak menengah/jauh di 32 satuan radar Kohanudnas TNI AU. Kedepan dengan rencana kedatangan bateray-bateray meriam oerlicon contraves 35 mm, penambahan jumlah rudal manpad QW-3 dan beberapa unit meriam triple gun yang masih bagus serta rencana Kohanudnas untuk menghidupkan kembali Satuan Rudal Jarak Menengah maka diharapkan dapat dibentuk beberapa batalyon artileri meriam hanud dan beberapa detasemen bateray rudal baru untuk di tempatkan di tiap-tiap wing paskhas.
Kedepan untuk pengembangan Korpaskhas dengan Alut Sista PSU saat ini yang telah dipunyai, yaitu :
Artileri Hanud Meriam tripple Gun thn 1950 (dari 55 unit tinggal 16 unit yang layak pakai)
Rudal Manpad QW-3 perorangan (sekitar 200 unit)
Rencana Pengadaan Alut Sista PSU baru berupa:
Artileri Hanud Meriam/Rudal jarak dekat Oerlicon Contraves skyguard pengganti tripple gun th 1950 (diharapkan 10 bateray, idealnya 40 bateray di tiap pangkalan udara)
Rudal Manpad QW-3 perorangan (diharapkan penambahan sekitar 300 unit lagi untuk Pam Sat Radar)
Rudal Jarak Sedang/JSe S-300 pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray, idealnya 32 baterai di 32 satrad)
Diharapkan Kompi-kompi BS Pertahanan Pangkalan (Hanlan) sebagian dapat dikembangkan menjadi Batalyon-batalyon PSU (Arhanud dan Detasemen-detasemen Rudal Jarak Sedang/JSe). Untuk meningkatkan kinerja Korpaskhas yang salah satunya adalah bertugas menangkal segala ancaman dari udara wilayah Udara NKRI maka sebaiknya di bentuk Resimen Penangkis Serangan Udara (PSU)yang khusus bertugas melindungi kedaulatan NKRI dari segala bentuk ancaman yang berasal dari udara.
Paskhas kini mengupayakan untuk mengganti senjata perorangan SS – 1 yang kabarnya akan digantikan SiG-552 ataupun SS-2. Terutama untuk menyiapkan Batalyon-batalyon tempur 461 sampai dengan 468 sebagai Pasukan Pemukul Para Komando Pprc paskhas dan Batalyon 1 dan 2 Arhanud Mobile Paskhas, maka dalam tiap regu di tiap batalyon para komando paskhas akan dilengkapi dengan senjata SS2-V1 WITH PINDAD 40mm GRENADE LAUNCHER dan Squad Automatic Weapon senapan mesin ringan seperti FN Minimi(Senjata Otomatis Regu). Sedangkan di dalam kompi bantuan akan dilengkapi dengan SMB (Senapan Mesin Berat) DShk-38 dirancang sebagai senjata pemukul untuk sasaran darat dan udara jarak pendek. SMB ini biasa digunakan oleh unit kavaleri dan infantri. Pada unit kavaleri, DShK sudah menjadi standar ditempatkan pada turret beragam MBT (Main Battle Tank), bahkan tank ringan, panser dan rantis pick up.dalam infantri, wajar bila DShK dioperasikan dengan case khusus beroda dua, mirip dengan model meriam/kanon. Dengan demikian SMB ini mudah digerakkan, dibawa atau dipindahkan dengan bantuan pengait pada jip atau truk.
24 Komentar
Salam & Slamat Malam Bung @NKRI
Kalau saya perhatikan PASKHAS kita sudah mulai tumpang tindih tugasnya dengan Kopassus. Untuk anti teror/hostage rescue itu kan tugasnya Kopassus (operasi basandra Woyla), Paskhas cukup bikin team SWAT untuk keamanan lanud TNI AU, teringat ucapan Pak Sintong panjaitan belum tentu prajurit yg dilatih basandra di pesawat terbang akan mempraktekan keahliannya. Selama TNI berdiri 69 tahun baru 1 kali operasi basandra pesawat.
Saya memuji organisasi USAF Special operation Command karena benar2 effective cuman ada Combat Control Team, Weather Men, Parajumper/Rescue…benar2 khusus untuk kepentingan USAF. Semua pergerakan pasukan khusus/ regular America yang membutuhkan payung udara USAF pasti mengikutsertakan CCT, karena CCT yang qualify memanggil bantuan udara. Perebutan Lanud itu tugasnya US Army’s Ranger tapi ngga mungkin berhasil tanpa CCT.
80% pengeboman via udara di perang teluk dan Afghanistan dilakukan oleh USAF, berarti CCT/join tactical air control + weather specialist salah satu unsur utama keberhasilan.
Saya harap tugas PASKHAS tidak tumpang tindih dengan Kopassus.
“Untuk anti teror/hostage rescue itu kan tugasnya Kopassus” <–
Bagaimana dengan Denjaka Korps Marinir TNI-AL, apakah juga tumpang tindih dengan Sat Gultor Kopassus?
Di dalam Sat Gultor Kopassus ada tim Paska (pasukan katak) yang pelatihannya di sepaska (sekolah pasukan katak) Kodikal TNI-AL. Nah kenapa tidak diserahkan semuanya ke Kopaska saja ya? Tidak perlu tim tsb ada, nah apa pertimbangannya?
Kalau anti-teror khusus pesawat, apakah lebih bagus diserahkan kepada Sat Bravo Paskhas yang memang tugasnya di matra udara alias sangat dekat dengan pesawat, ya?
Bung Dropzone pernah dengar operasi Woyla? Kopassus itu untuk 3 matra. Pak sintong panjaitan bilang yang namanya anti bajak ya semua matra….
Betul bung, untuk anti teror harus satu pasukan khusus, misal kopasus, tidak bisa digabungkan, lihat operasi pembajakan sinar kudus, terlalu banyak koordinasi alias bertele-tele, hasilnya memalukan…..keculi dalam perang besar mereka dapat bekerjasama karena medan tempur dan traget yang luas
memalukan nya dimana bung Lembu Sekilan kisah MV Sinar Kudus itu kita ga malu koq hanya memang dari perusahaan sinar kudus yang tanpa koordinasi saja sama yang dilapangan
izin komen Bung Lembu dan Ndan NR 🙂 memalukan bagaimana Bung? kalau ternyata perompaknya dihajar habis gimana? dan boat mereka di jadikan “oleh-Oleh” oleh satuan yang bertugas saat itu gimana?hehhee
Coba bayangin salah satu bandara kita dibajak, dengan teroris tersebar di semua fasilitas bandara mulai apron, tower, bagage claim dll, maka siapa yang paling mengerti fungsi dan posisi itu semua? Kopasus, Denjaka atau Paskhas.
Sebaliknya jika ada kapal pesiar di benoa Bali dihijjack, teroris puluhan orang, maka siapa yang paling cucok melakukan penyerbuan dan pembebasan sandera?
IMSO, masing-masing meskipun dasarnya punya keahlian para komando, namun habitatnya jelas beda…
Nha khusus untuk praktek lapangan kadangkala habitat bisa saja mix, contoh, penyerbuan teroris ke perkantoran yang kebetulan ada di pinggir pantai seperti misalnya. Karena dari awal misal sudah diserahkah ke kopasus, sedangkan implementasinya membutuhkan penyergapan dengan menyelam dari sisi laut, maka jelas pelatihan kopassus untuk Paska bermanfaat disini….
Jadi batalyon-batalyon komando Paskhas akan menjadi inti PPRC lintas udara dan batalyon-batalyon infanteri lintas udara Kostrad (yang nanti jadi Para Ranger?) menjadi pasukan pendukung PPRC lintas udara, ya?
Berarti batalyon komando Paskhas akan menjadi seperti batalyon infanteri lintas udara Kostrad yaitu menyerbu dan bertempur obyek2 darat?
Tidak lagi hanya fokus ke pangkalan / landasan udara?
Cukup logis, di mana kualifikasi Paskhas itu adalah berkualifikasi para-komando yang mirip (tetapi tidak sama) grup parako Kopassus, alias di atas yonif linud reguler.
Apalagi yonko Paskhas sudah tersebar, misalnya di Medan, Pomtianak, Makassar, dan Biak serta tentunya di Jawa seperti Bandung dan Malang.
Ini mengurangi beban grup parako Kopassus sehingga batalyon parako Kopassus dapat lebih fokus untuk tugas-tugas khusus lainnya walau pun siap juga untuk bersama PPRC.
“Ini (Paskhas) adalah satu satunya pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU di Asia dan terlengkap di dunia” sehingga jangan dibandingkan dengan US Air Force Control Combat Team, US Air Force Pararescue, dan US Air Force Air Tactical Control Party karena dari fungsi ketiga unit ini sudah ada dalam Paskhas. Masih ingatkan cerita soal Paskhas ketika latihan bersama di ASU mendapatkan applaus dari seluruh peserta karena sangat kagum akan kemampuannya, dan menurut mereka Paskhas memang pasukan khusus Angkatan Udara terbaik di dunia. Amerika lewaaat…. hehehe… maaf nyampah bung mohon dimaklum. 😀
Rudal Jarak Sedang/JSe S-300 pengganti Rudal S-75/SA-2 guidelines (diharapkan 7 bateray, idealnya 32 baterai di 32 satrad) <<<<<< saya suka ini akhirnya keluar juga sudah dimiliki
barang goibnya udah keluar… di tempatkan di lanud mana aja ya
Saya teringat dengan acara di blog sebelah Acara Wawancara TV Hitam Putihnya (Kalo di Indonesia) TALK SHOW di TV ABC 13 TEXAS dengan Universiti Dallas Texas, yg mana Show tsb dihadiri 4 mantan Jenderal perang Modern : Jenderal (purn) Mike Jackson (Komandan sekaligus pimpinan pasukan Inggris saat menyerbu Irak), Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin DELTA FORCES saat OPERASI BADAI GURUN), Jenderal (purn) Peter Pace (mantan JENDERAL US MARINE dan KEPALA STAF GABUNGAN US).
Dalam Acara tersebut terjadi dialog sbb. :
-Mhs Univ. Dallas : Apa penempatan US MARINE berindikasi akan serangan USA ke Indonesia suatu saat
Nanti ???
-Jend. Peter Pace : saat ini ada 3 besar Kekuatan MARINIR dunia dan Indonesia berada pada posisi
ke 3.
itu hoax deh kayaknya
menahlukan mahluk halus ntu menu wajib yg ada di pelatihan tahap akhir sebelum mendapat breved/baret korsp.
Tambah bangga dengan TNI…tapi apapun nama kesatuannya, apapun keahliannya, bagi saya yang penting TIDAK BENTROK.semua akur dan adem ayem..utamakan persatuan dan kesatuan bangsa.NKRI harga mati.
Koppasus TNI AD, Pasukan Khas TNI AU, Marinir TNI AL yang didalamnya banyak sekali patriot Nusantara adalah tameng dada bangsa Indonesia, semakin banyak dan kuat tameng, semakin kita percaya kalau bangsa ini takkan mudah dikalahkan.
Bravo Kopaskhas !
KOPASKHAS, payung harus mengembang kalau tidak mengembang serahkan nyawamu pada Tuhan.
Woyla? Nama pesawat Garuda yang dibajak?
Rumornya, sempat akan diserahkan ke PGT sebelum akhirnya diserahkan ke Kopassandha.
.
3 matra? Sepertinya sih itu adalah kemampuan media penggelaran. Misalnya diterjunkan dari udara, lewat selam, dan tentu saja transportasi darat.
Kalo bertempur di udara jelas itu fungsinya pilot pesawat tempur dong, hehehe.
.
Kalau tempur di laut, misalnya di dalam kapal, Sat Gultor bisa saja dilatihkan, tapi tentu Kopaska akan tetap lebih familiar (lha direkrut dari mantan anak buah kapal).
.
Kalau di dalam pesawat udara? Sebenarnya semua (Sat Gultor, Den Jaka, Sat Bravo, Gegana) bisa dilatihkan.
.
Ini sebenarnya kembali ke kebijakan pimpinan dan pertahanan kita.
.
TNI-AD dan AL punya helikopter dan pesawat terbang yang notabene adalah alutsista matra udara yang tentu saja sebenarnya wilayahnya TNI-AU. Tapi karena kebijakan yg melihat kebutuhan, jelas dibolehkan dan diperintahkan membangun kekuatan udara untuk tiap angkatan yg tentunya ada porsi masing2 sehingga TNI-AD lebih banyak di heli dan angkut ringan tanpa perlu memiliki pesawat tempur serang darat.
.
Begitu juga TNI-AU yg dibolehkan punya batalyon komando Paskhas yang sebenarnya mirip yonif raider / linud Kostrad. Sebenarnya AU cukup dgn detasemen matra di mana di dalamnya ada tim dalpur, sarpur, dallan yg memang khas udara dan utk perebutan pangkalan cukup minta bantuan yonif Kostrad (seperti US Army Ranger yg punya fungsi merebut pangkalan udara, sehingga USAF cukup dgn CCT, PJ, Weather).
.
Yang paling “efisien” itu unit Inggris lho.
.
Jadi ya kembali ke kebutuhan dan kebijakan. Sehingga setelah ada Sat Gultor dan Kopaska (US pun hanya punya Delta dan Devgru, tidak ada unit setara dari USAF dan USMC) kemudian dibentuk Denjaka dan Sat Bravo.
Kalo lihat artikel diatas tentang pengembangan tupoksi dari Paskhas apakah diikuti dengan pemekaran jumlah personil juga?
masa kecil sy di lingkungan PGT/Kopasgat … sering nya pake C47 free fall, mereka jagoan terjun payung yg sering adu nyali … buka parasut paling dekat ke tanah !!!
Terima Kasih ArtikeLnya Bung NKRI JAYA , DuLu saya pernah tanyakan Tentang Parasut yang kayak Burung WaLet itu yang bisa terbang kayak jet!!! Tapi biLa dekat dengan tanah baruLah Parasut yang terjun payung itu keLuar , kayak di FiLm Transformer 3 kaLau gak saLah !? Dan saya berharap mudah – mudahan parasut itu kita akan produksi di daLam negri
hehehe SIap Bung PCM! ohya,anda sudah berteman dengan Para Tukang DI FB kah?? 🙂 maaf OOT