NON BLOK ATAU AMBIGU ?

51

lutfi3
Masih relevankah Nonblok?
Menarik ketika diskusi ada yang menggiring supaya negara kita untuk secara definitif dan tegas menyatakan untuk masuk dalam satu Blok kekuatan di dunia ini entah itu China, Russia atau Amerika.

Dimana strategi zero enemy thousand friends dengan gerakan Non Blok-nya meletakkan Indonesia sebagai negara “solo” bebas yang seakan binatang buruan yang terlepas dari kawanan/kelompoknya sehingga menjadi incaran pemangsa.

Resiko berjalan di dua jembatan.
Negara kita tidak terikat perjanjian keamanan dan militer dengan salah satu negara kuat/blok militer dunia baik amerika atau russia secara definitif dan explisit hingga bisa dikatakan sebagai sekutu militer resmi, semacam India-Soviet/Rusia (1950-2006), China-soviet/Rusia atau pakistan-amerika (hingga nov 2011).
Implikasinya adalah sokongan militer dari salah satu negara besar (US atau Russia) baik berupa alutsista, transfer of teknology (ToT) dan dukungan militer sebagai komitmen perlindungan secara resmi.
Bahkan sikap tersebut dianggap sikap tidak serius alias kurang komitmen oleh negara negara kuat tersebut terutama Rusia sehingga bisa ada rasa curiga tentang ‘kerahasiaan’ dan penelikungan ke pihak seberang, karena tidak adanya sebuah perjanjian resmi yang memproteksi dengan segala konsekuensinya.

Bebas aktif yang dianggap sebagai sikap mendua militer Indonesia inilah yang memposisikan Indonesia pada posisi tidak focus atau gamang sehingga dua negara kuat militer Amerika atau Rusia tidak allout membuka pintu untuk kerjasama militer dan teknology atau ToT, karena belum tingkat pada sekutu militer.

Kedua secara keuangan akan lebih menguntungkan seandainya kita mempunyai satu sumber utama negara produsen alutsista sehingga jumlah anggaran belanja militer yang mencapai ratusan triliun akan mempunyai dampak yang significant terhadap satu produsen/negara tersebut dibanding dibagi rata atau acak ke beberapa produsen misal hingga 7 atau 10 negara produsen.
Dengan harapan kita memperoleh previlleage khusus atau hak khusus dari negara produsen tersebut sebagai pelanggan utama dan setia, semacam India dan china dengan Unisoviet/Russia.

Sekelumit motif PD II (analisa)
Dari segi motive ada pergeseran antara era perang dunia II sampai perang dingin dan sekarang.
Saat era perang dunia II adalah eksistensi Ras terbaik dan bangsa terbaik sebagai penguasa dunia bisa berlatar belakang sejarah dan kejayaan masa lalu atau motif pengakuan eksistensi sebagai yang terbaik sebagai balas dendam pada perang dan penjajahan era sebelumnya.
Perang dingin motif utama adalah perebutan pengaruh Ideology untuk menjaga eksistensi pemenang PD II dengan strategy perluasan daerah takhlukan. Setelah selesainya perang dunia II dengan hadirnya matahari kembar perang dunia II sebagai penakhluk Nazi Jerman yaitu Amerika dan Unisoviet.
Amerika dengan liberalnya dan soviet dengan komunisnya saat perang dingin. Maka perang dingin adalah perang ideology perebutan pengaruh secara ideology diseluruh penjuru dunia.

lutfi1

Tinjauan Kekinian Non Blok (analisa)
Nonblok adalah ambiguitas atau sikap gamang ditengah makin kencangnya gerakan expansive negara2 besar dunia terutama Amerika dan China. Disamping kekuatan militer yang kuat sebagai penyokong diplomasi, ujung tombak dari gerakan expansive era sekarang adalah ekonomi sebagai panglima dan teknology dan alutsista militer sebagai umpan. Baik berupa bantuan ekonomi dan militer, hibah ekonomi dan militer utk memancing hasil ekonomi yang lebih besar.

Bebas aktif adalah common sense bukan suatu ideology dan pandangan politik yang eksklusive setelah era perang dingin.
Dewasa ini politik kepentingan adalah suatu keharusan untuk menyelamatkan kepentingan nasional ditengah himpitan pengaruh negara-negara besar dan pengaruh kawasan/negara2 tetangga.
Bagi penulis politik bebas aktive adalah sekedar politik melindungi dan mengamankan kepentingan nasional baik secara individu (negara) maupun berkelompok (kelompok negara).

Blok ideology telah musnah seiring dengan tumbangnya Uni Soviet. Seakan hubungan negara negara didunia semakin cair menembus batas batas ideology.
Ekonomi adalah masalah yang cair yang berdiri sendiri tidak terpengaruh oleh ideology dan politik, bahkan ideology dan politik hanyalah bungkus luar atau alat legalitas untuk mencapai tujuan dan kepentingan ekonomi pada suatu negara tujuan.
Sehingga sekarang ini seolah-olah ada derivatif atau pembagian dalam hubungan strategis antar negara atau kelompok negara, diderivatif menjadi aliansi militer, ekonomi/perdagangan, politik.

Aliansi atau hubungan strategis antar dua negara jika terbentuk, tidak otomatis menjadikan dua negara tersebut terikat secara menyeluruh baik secara politik apalagi ideology, militer dan ekonomi/perdagangan tapi bisa secara parsial dari salah satu Tiga bidang utama aliansi tersebut.
Terutama militer Indonesia sangat membutuhkan mitra strategis secara meyakinkan dan focus bukan dengan maksud memusuhi dan mengisolasi diri dari pihak lain karena masa itu sudah lewat dengam berlewatnya perang dingin, tapi dengan tujuan untuk mempercepat proses ToT/kemandirian militer bangsa dan sebagai pihak penggentar untuk negara kuat lainnya yg akan berpikir 1000x apabila akan mengganggu dan mengintimidasi Indonesia baik secara ekonomi dan militer. Dan tentu juga sebagai mitra untuk menyelesaikan gangguan gangguan luar yang mengancam kepentingan dan keselamatan negara secara aktif dan masive tanpa sungkan dan curiga karena telah tertuang dalam perjanjian aliansi militer/pertahanan keamanan kedua negara.

Jejak tapak militer India dan Pakistan bisa dibuat sebagai renungan bagaimana kedua negara ini berbelok arah atau menyeberang dari aliansi semula ke aliansi pihak seberang. Tetapi hasil kemajuan militer mereka nyata, terutama India sekarang sebagai salah satu negara terkuat di asia bersama china, walau secara swasembada alutsista militer India masih jauh tertinggal dibawah china.

lutfi2

Militer India
-India-Soviet/Russia 1950-2006
Batu pertama kemitraan strategis istimewa antara India dan Rusia diletakkan pada tahun 1950-an. Pada bulan Juni 1955, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru mengunjungi Uni Soviet.
-1974 India sukses uji coba nuklir pertama.
-Belanja militer terbesar India adalah Russia termasuk 100 sukhoi.
Pendekatan dengan Amerika Serikat
-Tahun 2006, Presiden AS George Bush dan PM Manmohan Singh sudah menyepakari kerjasama nuklir

Militer Pakistan.
-Pakistan adalah sekutu Amerika Serikat dalam usahanya menghadapi militer india hingga november 2011 (karena kasus penumpasan terorisme taliban yang menewaskan tentara pakistan).
-ujicoba nuklir pertama sukses pada 1998 secara swasembada dengan bantuan AQ khan seorang ahli nuklir yg malang melintang di eropa barat.
-2012 bekerja sama dengan china hingga mendapat berbagai macam ToT antara lain JF11, rudal dll.
Jyoti Malhotra, seorang wartawan di New Delhi, telah bekerja untuk berbagai media India dan pernah selama beberapa waktu menetap di Rusia.
Ia menganggap bahwa seperti halnya Rusia, India terpaksa menyelaraskan kebijakan luar negerinya untuk merangkul lebih banyak mitra dari sebelumnya. β€œKita telah melihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir tatanan dunia semakin multilateral.

Setiap negara harus mengkaji hubungannya dengan negara-negara lain sesuai dengan kepentingannya. Kemitraan berdasarkan ideologis tidak memainkan peran.”
Ini juga menjadi alasan kenapa Rusia dalam beberapa tahun terakhir juga mendekatkan diri dengan Pakistan, yang mana hal ini juga dicermati India, dikatakan Margaret Klein. β€œRusia merangkul Pakistan bukannya untuk menggantikan India.Ini tidak mungkin.
Pendekatan Rusia ini ada hubungannya dengan apa yang akan terjadi di Afghanistan pada tahun 2014. Jadi memiliki alasan keamanan.”

Masih relevankah Nonblok dalam bidang militer, guna mempercepat kemajuan dan kemandirian militer kita ??
Kenapa kita tidak meniru jejak aliansi India atau china untuk diterapkan saat ini, ketika alam ideology sudah bukan sesuatu syarat bagi suatu aliansi militer??

 

By :Patsus Java Indonesia

Gambar by :Patsus Dede Sherman dan Googel

Share.

51 Komentar

  1. Mungkin ini efek dari situasi geo-politik semakin multi-polar. Kutub utamanya sejauh ini mungkin memang hanya 2 (AS dan Russia) dan berdua ini yang banyak berperan dalam kejadian-kejadian besar. Tapi pengaruh kutub lain seperti RRC, Jerman, dan Prancis mulai terlihat dalam beberapa kejadian kecil.

    Dan siapa tahu Indonesia bisa menyusul menjadi salah satu kutub yang bisa mempengaruhi atau minimal mewarnai jalannya kejadian-kejadian di muka bumi ini.

      • jiah malah diketawain ane, wkwkwkwkwkwk
        ambigu kayanya engga deh bung java
        apa yang ditempuh saat ini tentunya ada target cepat dan secepatnya
        setelah kemandirian segala bidang tercapai saya rasa kita bisa membuat blok sendiri yang non blok

        • java indonesia on

          Berarti blok blok yg lama hidup lagi..?
          Krn era perang dingin (versi lama) blog barat dan timur telah tamat….mengikuti hancurnya Uni Soviet:D

  2. enakan nonblok
    bisa bermain di dua kaki
    strategi jitu yg negara lainpun bnyak yg mencontoh dan mengikuti langkah kita

  3. emang seh dalam genk, orang yg netral selalu diwaspadai..
    ketua genk akan ragu2 mo ngasih inpoh cara buat senjata yg tajem ntu kek gimana, takut si netral ngebocorin cara buat senjata ke genk sebelah..

    tapi kalo hubungan antar negara apa bisa kek analogi ane secara indonesia ntu nonblok aka si netral, pak java..

    • java indonesia on

      Bisa jadi begitu bapak komandan, ijin menjawab….
      Istilah hubungan antar negara memang bukan main2 kaya genk tp analoginya bisa seperti itu.
      Krn bukan main2 dalam segala tatacara biasanya ada semacam minimal ‘hitam diatas putih’ yg jelas seperti apa isi dan konsekuensinya, jaminannya krn bukan suatu yg remeh dan membawa misi negara…sehingga negara lain mantab dan tidak ragu apabila ada perjanjian yg jelas seperti apa aliansinya dan jaminannya jelas seperti apa.
      Krn menurut saya ALIANSI itu hubungan yang lebih “berat” dan lebih “mengikat” drpd sekedar hubungan dagang atau hubungan jual-beli peralatan militer bersama syarat dan kondisinya. Cmiiw imho

    • Bung Lare, kalo itu sih namanya agen atau malah agen ganda, hehehe.
      .
      Kalo netral ya netral, alias tidak memihak dan tidak menguntungkan atau merugikan salah satu pihak.
      .
      Dari Pembukaan UUD 1945 kan jelas, menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Jadi kalau pun bisa disebut tidak netral alias ngeblok, RI itu blok kebenaran dan keadilan.
      .
      Jadi, RI jelas harus tegas terhadap penjajahan baik terang2an maupun terselubung.
      .
      Kalo RI dikasih senjata berikut cara pembuatannya tapi ada syarat harus menindas bangsa lain (apalagi bangsa sendiri), jelas bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945, dong?

  4. netral tapi alirannya punk rock…tapi gak menapik juga dengan aliran dangdut,metal,underground,grunge,pop,jazz,klasik,rap,rnb,retro,hiphop, dll etc sekalipun…hehehehehe

    apabila kita bebas aktif berarti pondasi kita juga harus sdh kuat…
    inget jaman pak karno ketika armada TNI kita kuat…
    sampai saat ini pun tetap yakin bahwa TNI kita jauh lebih kuat…
    dan ketika menyatan posisi netral tidak mudah untuk di goyahkan dari pihak manapun…
    IMHO…

    • java indonesia on

      Netral itu bisa dipermukaan….dan melihat dampak dan keuntungan bagi kepentingan nasional, dan setiap negara pun melakukan politik ‘bebas aktife’ sebagai strategi diplomasi sesuai penjelasan saya di artikel…bukan suatu mazhab yg benar2 harus dilakukan secara konsekuen luar dalam, sehingga cuma menjadi ‘its just politik’.

      Dan bentuk ‘aliansi’ dewasa ini di luar Nato adalah bentuk kerjasama militer (kalo militer) yg berupa perjanjian bilateral antar 2 negara secara khusus militer berupa kerjasama dan saling dukung pertahanan keamanan dan kerjasama militer (alutsista, personil, teknology militer dll) yang bisa berdiri sendiri dan tidak terikat pandangan atau kebijakan politik negara masing2….alias tidak saklek semacam jaman perang dingin, bisa parsial tp jaminan kepastian jauh lebih berat dan besar drpd hanya sekedar perjanjian jual-beli senjata dg syarat dan ketentuan yg mengikuti. Imho cmiiw

  5. Patsus Java Indonesia, menurut asumsi saya sih netral lebih kearah ketidak berpihak kan pada suatu negara atau lembaga, ambigu secara kata lebih kearah bermakna luas atau tidak spesifik bisa juga ragu ragu.
    Memang dua kata ini jadi lebih banyak makna dalam kondisi khusus.

    maaf hanya opini saya saja mohon koreksi, terimakasih.

    • java indonesia on

      Bisa jadi…posisi netral inilah yg dianggap sebagai ‘sikap ambigu’ dalam hal tertentu yg super rawan seperti dalam hal militer dan pertahanan keamanan…yg penuh dg rahasia dan hal super classified. Sehingga orang/institusi/negara tidak akan mengambil resiki sekecil apapun…bahkan taruhannya nyawa baik nyawa individu/kelompok/negara. Imho cmiiw

  6. Enak netral…..Bisa kemana2 ….ngeblok pilihan terakhir klu ada yg nyerang tinggal minta bantuan blok yg lain…..

    • java indonesia on

      Entar kaya filipina…kapan mandirinya.

      Dan terakhir mereka kecewa setelah permohonan bantuan ke amerika masalah spartly disambut dingin oleh amerika/ tidak sesuai harapan. Armada ke-7 cuek bebek πŸ˜€ …baru mereka bangkit dg membeli fa 50, ssv pt. Pal dll

      No free lunch…

  7. syaifullah mufdhor on

    seharusnya tetap non blok seperti cits cits pendiri bangsa ini.seandainya bisa seharusnya ada 3 blok selain barat-timur,blok netral tetap suatu keharusan sebagai penyeimbang/peredam dua kekuatan yang lain.seandainya di dunia ini hanya ada 2 blok,bisa dipastikan perang besar akan terjadi karena ego dan gengsi dari masing masing aliansi.

    • ane setuju dengan pendapat Bang Syaifullah.. sesuatu yg alami jika ada yang kuat, ada yng lemah dan ada yg menyeimbangi serta ada yang menengahkan.. kalau seandainya 2 kekuatan besar bertemu tanpa ada yng menengahi, nanti Bumi ini akan di isi oleh orang2 besar kepala semua

    • java indonesia on

      Coba dicermati lagi artikel diatas…. πŸ˜€
      Dan di combine dg artikel2 yg lain…

      Sekelumit penjelasan:
      Blok era perang dingin sudah habis…tinggal yg namanya NATO, pakta warsawa sudah habis seiring runtuhnya soviet.
      berarti tatanan militer dunia terjadi reorganisasi…
      aliansi tidak harus berupa blok…beeupa hubungan bilateral sekarang yang sedang tren.
      dst dst

  8. Bukan hal yg mudah untuk menjaga Netralitas bangsa ini.,di tengah kepentingan bangsa”lain yg mau supya kita berpihak kepdanya.,satu”nya jalan adlah percepatan Kemandirian bangsa ini.,salah satunya di bidang alutsista., Segala sumber daya alam kita punya., tinggal mampukah kita mengolahnya untuk kepentingan rakyat Indonesia.,
    Slam NKRI.,

    • java indonesia on

      Mantap bung arif doank….

      Kata kuncinya (salah satu) dan yang coba ditawarkan artikel diatas adalah bagaimana strategi mempercepat kemandirian bangsa…dalam hal ini proses ToT

  9. blok baru bung, blokNKRi.co.id tukang pukul bu tiwi, bagaimana taunya kuat kalo tidak dites, selanjutnya mlaksanakan yg ada di pembukaan uud fortifaif, cukup ga kira2 alutsistanya

  10. Non Blok, hati-hati jangan asal Nom Plok.
    Selalu berpegang teguh pada politik luar negeri yang bebas aktif (bebas bersahabat/bekerja sama dengan negara manapun dan aktif berpartisipasi dalam perdamaian dunia) sesungguhnya berpotensi memperkuat wibawa bangsa kita di mata internasional. Tapi bagaimana dengan politik dalam negeri? Kita harus kuat & kompak. Saya bermimpi pemerintah dan parlemen kita berlomba-lomba dalam 1 hal saja (prioritas) yaitu, mengembalikan hukum sebagai panglima. Bukan cuma slogan tetapi dicontohkan! Bagaimana mungkin tidak diatur-atur oleh bangsa lain, sedangkan kita sebangsa setanah air selalu sibuk bermain-main?

  11. Netral masih bs jd trend….swiss dan swedia cukup sukses menerapkannya…masalahnya kalo milih netral inhan harus kuat karena tarik menarik blok menggunakan pemanis buatan berupa alutsista…kita akan diberi yg terbaik kalo memihak…kalo bkn bloknya ya kelas kambing saja…sy yakin yg diberi rusia jg bkn alutsista yg kualitasnya sama dgn karibnya…kelas loro juga…

    • itu mungkin juga,. tapi dalam perjanjian memberi indonesia credit $1M kalau ngak salah indonesia boleh memakai apa yang di pakai papah bear,. makanya setiap melakukan pembelian indonesia membawa ahlinya yang benar2 tw,. untuk memastiakn apakah yang kita beli sama dengan apa yang dipakai papa bear,.. terus kenapa indonesia juga seneng belanja sama rusia,? selain harganya lebih murah teknologinya selalu bersaing dengan barat dan tik berbelit2 dalam pengadaannya tidak seperti kita membeli alusista dari barat yang banyak syarat ini itu, di samping politik juga dan kualitasnya pun no 2 bahkan no 3 bagi yang bukan sekutunya, terus kalau daru papa bear ngak ngaruh itu mau untuk komplik dalam negri atau untuk luar negri tetap akan di penuhi,..
      bahkan di banding dengan india yang menjadi pelanggan terbesar rusia kita mendapatkan spek yang lebih baik walau kita belinya ngeteng,..
      tapi tentunya juga harus waspada di balik kebaikan yang diberiakn papa bear,.

      • java indonesia on

        Oke…’keyakinan’ bung lontong anggap saya terima meskipun masih terlalu umum dan standard ‘konsumen biasa’ apa yg bung sebutkan sebagai contoh atau bukti bahwa kita sebagai konsumen khusus rusia…..

        Seandainya kita meningkatkan status atau sanggup menjadi ‘pelanggan setia’ atau aliansi apa malah tidak lebih makjleb apa yg kita dapat dari rusia? Misal ToT macam china yg dulu produksi sukhoi 27 pesanan china dilakukan di china sehingga china mempunyai kemampuan utk mengcopy su 27 malah sampai sanggup mengembangkan jenis pespur lain yg lebih canggih dg kemampuan awal copas su 27

        Dianalogikan saja seperti toko rokok ….semakin setia pada produk tertentu fasilitas semakin banyak didapat, tidak saja branding toko di cat, juga dapat fasilitas lain seperti diskon khusus, rak pajangan yg bagus, hadiah akhir tahun makin bagus dll
        krn perusahaan semakin respect dan butuh kpd konsumen atau ‘rekan bisnis’ yang setia…. cmiiw imho

    • java indonesia on

      Wajar sekali krn kita bukan ‘aliansi resmi’….yg ada jaminan, kewajiban dan hak khusus sebagai aliansi.

      Meski kita tidak pernah mencederai rusia ….tp blom ada komitmen atau “ikatan resmi” utk ke jenjang selanjutnya yg mengikat lebih serius berupa tanggung jawab, kewajiban dan hak sebagai “pasangan” apa mau ambil resiko semua diberikan??

      Analogi ngawur bung dari saya πŸ˜€

  12. ngeblok masih akan ada sampai kapanpun……walaupun tidak seperti era perang dingin……ditataran rt aja pasti ada tetangga yg lebih kita percaya dr pd yg lainnya…apalagi tingkat negara….ma’af oot nyanyian bakul

    • java indonesia on

      Sepakat…inilah yg natural menurut sejarah geopolitik yg saya pahami

      Kondisi negara-negara didunia bermacam2 ada yg kaya SDA ada yg minim/miskin SDA……dan semua berjuang harus survive, dan krn hubungan bertetangga dalam artian negara berbeda jauh dg artian bertetangga dlm arti sosial kemasyarakatan yg kecil semacam tingkat keluarga, ditambah semua negara warganya punya nasionalisme sendiri2, cita2 sendiri2 yg biasanya setinggi-tingginya yg digantungkan pada bangsa dan negara…dan mempunyai masalah dan polemik sendiri2 dlm negeri menyangkut kesejahteraan yg rata2 tuntutan warganya sangat tinggi.
      Maka dari itu hubungan bertetangga dlm artian negara itu lebih “kejam” alias no free lunch tidak ada hutang piutang gratis dll….krn semua memikirkan kepentingan nasional masing2 dan ingin survive masing2.

      Oleh karena itu benar apa yg disebut bung Sentot….. utk survive (krn kondisi sda berbeda2 ada yg miskin dan kaya) maka mereka melakukan segala macam cara termasuk ‘konspirasi kemakmuran’ istilah vicky utk mencari teman atau dukungan dan dekengan yg senasib membuat “block” supaya lebih kuat dan “bermanuver” kpd negara2 lain yg dibutuhkan…imho cmiiw

    • java indonesia on

      Nonblok atau istilah realitas politiknya sekarang yg dijalani adalah ‘dua kaki’ sangat membutuhkan negara yg kuat bung Sentot seperti yg selama ini mamarika jalankan utk mengobok2 pemerintahan dalam negeri negara lain utk selalu mengkontrol….baru kalo sudah waktunya mana yg bisa 100% nurut itu yg dibela.
      kalau tidak kuat negara terswbut akan di gangbang oleh negara2 yg dipeelakukan sebagai ‘dua kaki’…….dan kekhawatiran itu sekarang terindikasi ******

  13. Non Blok dong !

    Hayoo… penulis sepertinya napsu banget pengin RI segera “kuat dan aman” ya? πŸ˜€

    Analogi genk (yang dibilang ndan Lare Sarkem) sepertinya bisa dipakai. Konsekuensinya kita harus bisa menjaga kepercayaan semua pihak. Kalau Non Blok dan terbukti bisa dipercaya, bukankah sangat mungkin malah jadi tempat curhat?
    Wahh.. kalau bener bisa seperti itu, mungkin dunia akan lebih percaya RI daripada PBB
    (Hebat banget ya khayalannya? hehehe…)

Leave A Reply