Catatan Seorang Chef Part 2

30

Jokowi

CASUAL ATAU SPECIAL..?
Hampir delapan tahun berdomisili di Kuala Lumpur, ada sesuatu yang telah menjadi kebiasaan saya, mengamati penyambutan kunjungan kenegaraan pemimpin dunia ke negeri jiran tersebut..!
Bukan karena saya orang hebat atau orang penting, tapi karena kebetulan salah satu hotel kami selalu menjadi pilihan terpercaya dari pihak kantor perdana menteri untuk menjamu kehadiran tamu-tamu VVIPnya.

Saya sudah hapal, pemimpin negara-negara mana saja yang akan disambut langsung secara hangat oleh sang PM di airport, kemudian diantar menemui Raja Agong di istana negara, atau hanya disambut oleh sang menteri, kemudian bertemu PM di kantornya yang di Putrajaya.

Alhamdulillah, sebagai orang Indonesia, saya bangga karena ternyata orang Malaysia sendiri menyadari akan hal itu.
Mereka cukup tercengang ketika menyaksikan pesawat kepresidenan RI1 ternyata jauh lebih mewah dari pesawat sejenis yang dimiliki Malaysia. Mereka juga akhirnya sadar, bahwa Malaysia sangat memandang penting Indonesia, terlihat dari pelayanan yang diberikan sang PM, yang rela berpanas-panasan menyambut Presiden RI turun dari tangga pesawat.
Dan satu lagi yang amat mencolok adalah adanya sekelompok pasukan khusus yang selalu menjaga perempatan jalan yang akan dilewati oleh mobil kepresidenan RI1.
Hal serupa hanya terjadi saat penyambutan presiden Barack Obama, yang lainnya, biasa aja tuh..! Hehehe..!

yayan 15

HACHIKO(baca; Hai JK) MONOGATARI
Hachiko Monogatari adalah sebuah judul film yang diangkat dari salah satu cerita rakyat terkenal masyarakat Jepang. Cerita dalam film ini mengisahkan tentang seekor anjing yang setia terhadap majikannya..!
Ada dua versi yang pernah saya tonton, yakni versi Jepang dan Hollywood. Namun demikian, saya lebih menyukai versi Hollywoodnya, mungkin karena faktor bahasa. Yang versi Jepang, saya tonton bersama ibunda di salah satu bioskop di Tokyo sekitar tahun 1987.
Kala itu saya baru pertama kali menginjakkan kaki di negeri Matahari Terbit tersebut. Sedih, terharu dan sangat menyesakkan dada tatkala menyaksikan seekor anjing yang begitu setia dengan tanpa memperdulikan panas terik matahari, angin bahkan badai salju..!
Tak terasa saat itu saya sempat menitikan air mata. Sungguh, sesuatu yang tidak pernah saya alami tatkala menyaksikan film-film sedih di Indonesia, seperti Ratapan Anak Tiri, Ari Anggara, atau salah satu film yang dibintangi Sophan Sopian bersama Widyawati dan Ryan Hidayat.

Kenangan itu terus membekas dalam ingatan saya dan terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan usia saya. Saya menjadi sangat sensitif manakala mendengar kata setia atau loyal..!
Saya terobsesi untuk menjadi pribadi yang setia, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Hachiko. Hachiko telah memberi dan menjadi sebuah inspirasi..!

Suatu ketika, saat keluarga kami pindah ke Bandung, sahabat ayahanda di Perancis menghadiahkan saya seekor anjing jenis douberman, saya membayangkan dan memperlakukannya seperti Profesor Ueno memperlakukan sang Hachiko.
Karena kami adalah keluarga muslim, tentu ada sedikit batasan yang harus kami patuhi. Namun kecintaan kami tetap utuh. Pun demikian dengan anjing kami yang selalu menunjukkan kesetiaannya setiap saat. Kami sama-sama saling belajar tentang arti peduli, cinta, kasih sayang, dan tentu saja kesetiaan itu sendiri..!

Tahun 2009, ketika saya liburan ke Amsterdam, saya kembali menyaksikan film yang sama, namun kali ini versi Hollywood yang dibintangi oleh idola saya, Richard Gere..! Hehehe..!
Di awal cerita terasa ganjil, karena ada sedikit perbedaan. Jika dalam versi Jepang, Hachiko digambarkan sebagai anjing pemberian, maka di versi Hollywood, Hachiko diplot sebagai anjing yang tersesat di stasiun kereta api dan ditemukan oleh Profesor Ueno(Richard Gere).
Namun alur berikutnya tetaplah setali tiga uang, alias sama dan serupa..!

Kebetulan kemarin di status FB saya membahas tentang kunjungan kenegaraan presiden Jokowi ke Malaysia. Tak ayal, puluhan inbox pun datang bertubi-tubi. Semuanya berisi hujatan dan umpatan pada sang presiden..! Sempat tercengang, padahal sebelumnya, merekalah yang justru menghujat saya ketika memutuskan untuk golput saat pemilu dulu.
Mereka mengatakan bahwa golput sama dengan mempertahankan status quo..!
Pertanyaan balik saya waktu itu, status quo yang mana, bukankan jabatan presiden dibatasi hanya untuk dua periode..? Jadi meskipun saya memilih atau tidak, bahkan harus mati sekalipun, rezim pasti akan tetap berganti, bukan..? Suara saya bukanlah sebuah kewajiban, tapi hak yang didasari oleh sebuah kepercayaan. Jika kita tidak punya rasa percaya, mengapa kita harus terpaksa memberikan suara..? Bukankah kita bangsa yang merdeka..?

Sahabat saya kebanyakannya kecewa terhadap sang Presiden karena beliau lebih setia pada pemilik partai yang mengusungnya.
Mendengar kata setia, lagi-lagi saya teringat akan kesetiaan sang anjing Hachiko..!

Membayangkan seandainya KESETIAN yang dimilikinya diabdikan pada RAKYAT INDONESIA , tentu betapa indah dan mulianya kesetiaan itu. Bangsa ini masih dan sangat memerlukan pribadi-pribadi yang setia dan penuh cinta, untuk terus bangkit dan membangun kebesarannya..!

Semoga nilai kesetiaan sejati masih dimilikinya dan terus memenuhi ruang hatinya..!

Jika tidak, haruskah kita mengajarinya dari seekor anjing..? Oooooh..! Semoga tidak sampai demikian..!

Salam..

citox Patga2

PANGGUNG KERAMAT

Hahaha..!
Mereka lupa, jika di bawah panggung itu ada kita..!
Mereka alfa, jika panggung itu milik kita..!
Mereka terlena, dengan gebyar cahaya yang ada..!
Mereka bermimpi pertunjukan ini tak akan berhenti..!
Mereka menyangka segalanya akan abadi..!

Tapi tahukah tentang kami di sini, di bawah panggung ini..!
Ujung linggis berkilau kelimis, berpadu pisau, parang dan belati..!
Keranjang sampah, keranda dan peti mati
Semua telah sedia dan setia menanti
Aku akan menjagamu, bisa juga menjagalmu
Jangan hiraukan, andai kau masih setia dan kukuh pada janjimu..!
Aku disini, di bawah panggung ini..!

By Patku Yayan Supriatna
Foto by Patsus Dede Sherman, Patsus Citox dan Googel

Share.

30 Komentar

  1. Saya kira masih banyak waktu untuk membuktikan, buktikan dengan kongkret, rakyat menunggumu untuk berbuat demi rakyat, bukan golongan Pak Presiden. Lebih baik mandi darah, drpd gagal dimedan tugas.

  2. Siapa pun yang berhianat, kita mesti membuangnya jika tidak sanggup terpaksa Ujung linggis berkilau kelimis, berpadu pisau, parang dan belati..!Keranjang sampah, keranda dan peti mati Semua telah sedia dan setia menanti Aku akan menjagamu, bisa juga menjagalmu.

  3. kalo memang partai itu menyandra netralitas maka sederhanakan aja jumlah partai,mau seperti china atau amerika.

  4. Tapi tahukah tentang kami di sini, di bawah panggung ini..!
    Ujung linggis berkilau kelimis, berpadu pisau, parang dan belati..!
    Keranjang sampah, keranda dan peti mati
    Semua telah sedia dan setia menanti
    Aku akan menjagamu, bisa juga menjagalmu
    Jangan hiraukan, andai kau masih setia dan kukuh pada janjimu..!
    Aku disini, di bawah panggung ini..!

    paass banget tuk kondisi sekarang…
    semakin jauh dr rakyatmu, semakin dekat dengan jurangmu…
    salam bung Yayan..

  5. Mak jleb…., Pakyu yayan, Romannya kali ini penuh kiasan dan bawang merahnya….pedih dimata, perih dihidung…..tapi baik untuk masa depan….
    terimakasih.

  6. Ingatlah wahai pemimpin bangsa indonesia, pada setiap langkah dan tindak tanduk mu diawasi oleh Tuhan dan rakyat, kalau pemimpin sesuai kehendak rakyat si pemberi amanah maka Tuhan pun akan memberikan keselamatan dunia akhirat, tapi kalau pemimpin hanya mementingkan kepentingan kelompok dan ego pribadi niscaya akan dicaci maki sampai akhir hayat dan Tuhan pun akan memasukkan pemimpin tersebut kedalaman neraka nya yg amat pedih

  7. Kita tunggu saja keberanian seorang Jokowi….kalau dipihak rakyat mari kita dukung, kalau jadi musuh rakyat ya LAWAN! SAVE KPK!

  8. guntur sasongko on

    Mantab artikelnya bung.. kalo baik kita dukung kalo buruk kita kritik dan klo masih mbandel kita turunkan.. #Save_Indonesia

  9. Presiden yg bukan pemimpin Partai , tentu tidak mudah…jgn dulu bicara ttg kesetiaan, terlalu dini..(pertama kalinya sy gak sependapat dg Bung Yayan)…bahkan sekaliber SBY pun dulu masih dianggap peragu….Berikan beliau kesempatan tuk membuktikan….

  10. Semoga beliau masih punya hati nurani yg paling dalam untuk rakyat, bangsa, dan negaranya… Ijin Share 🙂

  11. blackhawkdown on

    Kebalik chef ! bukannya president jokowi yg setia pada pdip tapi pdip yg setia pada pada president Jokowi. president jokowi setia pada bangsa dan Negara. Chef this time you wrong!

    • Semua salah bung, karena kita masih kurang satu pembuktian: Biarkan Waktu Berbicara!

      Apakah Plus atau Minus, belum saatnya didramatisir, tapi kalo mau dipaksakan juga silahkan bandingkan 100 hari pemerintahan ini dengan 100 hari pemerintahan SBY (2004-2009).

      Banyak yang baru yang menghentak (perbaikan prosedur di kemenhub, penyederhanaan perijinan investasi, penenggelaman kapal), tapi banyak juga bolong-bolong (Masalah aparat penegak hukum, hubungan dengan DPR, Pengaruh Partai dll). Masing-masing rejim bisa dibandingkan. Tinggal pilih asumsi yang mana?

  12. saya sangat setuju pada bagian akhir. yang banyak mengandung arti tersirat. dan tersurat. semoga pemimpin kita lebih setia kepada rakyat. terimakasih bung yayan atas artikelnya. ditunggu artikel berikutnya

  13. Jokowi itu baik..diblakngnya ini yg ga baik..dukung dan doakan sja smoga beliau kuat agar jgn mudah ddikendalika demi NKRI..sya bkan pndukung beliau..Tpi sya yakin beliau bner2 orang baik yg tumbuh dri hati yg baik..

  14. Go and dagh on

    Ya kita lihat ajah bung…. Katanya kita harus optimis…. Kalo saya yakin dan insyaAlloh makin maju…

Leave A Reply