Rani WILWATIKTA

5

 

Wilwatika6

Kenalkan … itu ibu adat saya, artinya leluhur yang ditakdirkan Tuhan membimbing adat kepada saya sejak berusia 9 tahun dan sampai saat ini. Beliau dikenal sebagai Rani WILWATIKTA (Majapahit) ke-7 bergelar : Sri Prabhustri SUHITA. Yang mengajarkan dan menyampaikan warisan adat istiadat masa lalu kepada kami para pewarisnya. Entah apa alasan Tuhan memilihkan beliau menjadi ibu adat saya, sebab dari sejarah yang mampu disingkap beliau ini tidak memiliki putra dalam kehidupannya.
Digelari sebagai “KENCONOWUNGU”nya WILWATIKTA, yang mempunyai arti KENCONO=Mulia dan WUNGU=Sadar, atau ketika beliau tidak tertidur atau terjaga atau sadar : kemuliaan akan memancar dari tingkah laku dan tuturnya. Konon beliau ini adalah titisan dari Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani (Raja WILWATIKTA Ke-3). Menguasai banyak ilmu pengetahuan dan ilmu pemerintahan, itu sebabnya ketika beliau memerintah banyak pejabat atau tokoh adat yang jauh lebih tua umurnya datang memohon petunjuk. Karena mereka percaya tengah menghadap jasad SUHITA yang berjiwakan TRIBHUWANATUNGGADEWI.
Banyak ksatrya adat Majapahit lahir dari bimbingan beliau ini, dan saya bersyukur menjadi salah satunya. Beliau dikenal luwes, tegas dan berpandangan tajam tentang masa depan, suatu kombinasi sikap yang luar biasa menurut saya. Salah satu nasehat yang pernah disampaikan kepada kami :

“Kalian adalah ksatrya utama kebanggaan WILWATIKTA, dan aku bangga telah menjadi ibumu. Dan kebanggaan itu yang akan membuatku tersenyum sepanjang masa. Saat engkau menang dalam pertempuran menjalankan dharma, dan nanti sekalipun engkau harus gugur dijalannya dharma membela sumpahmu sebagai ksatrya. Aku tersenyum karena putraku telah tuntas menjalankan kewajibannya demi keyakinannya kepada Tuhan, Bangsa,Negara dan janji kepada leluhurnya”.
Dari nasehat itu tergambar betapa beliau menyayangi kami anak keturunannya, berusaha mendidik sebaik mungkin dan penuh keikhlasan serta rasa bangga kalau toh kehilangan orang yang disayanginya sepanjang itu dijalannya dharma. Kombinasi antara kelembutan dan ketegasan dalam bersikap.

Mungkin untuk alasan ini pula “Saya dan para pejuang SAVE TROWULAN lainnya” mempertahankan habis-habisan Bumi ASTAWULAN dari upaya industrialisasi. Itu sama artinya dengan membiarkan “orang asing” mengencingi pusara leluhur kami. Maka adalah suatu kehormatan tertinggi berjuang di jalannya dharma bahu membahu bersama para ksatrya utama, tidak perduli “berapapun harganya dan apapun resikonya” guna membela kebesaran leluhur kami di bumi Astawulan.

SELAMAT BERJUANG KEPADA SEGENAP KSATRYA WILWATIKTA, KARENA PERTEMPURAN INI BELUM USAI DAN JUSTRU AKAN MASUK BABAK UTAMANYA. PERSIAPKAN DIRIMU SEBAIK YANG KALIAN BISA MENYONGSONG KEMULIAANMU SEBAGAI KSATRYA.
Jangan membuat leluhurmu malu karena sikap pengecutmu, dan jangan membuat leluhurmu bersumpah serapah karena khianatmu ….

Wilwatika5

Kita tidak berjuang untuk membangunkan

MAJAPAHIT LAMA, yang runtuh bersama
segala kelemahannya dari lubang kubur
Tapi berjuang membangun MAJAPAHIT BARU
yang lebih perkasa dari pendahulunya …..
Sebab kitalah generasi yang dahulu hadir di
dalam setiap doa leluhur guna mewujudkan
mimpi dan harapannya …..
Generasi yang tangguh dalam berjuang
memuliakan bangsa dan negaranya …..

Wilwatika4

Sekali Lagi MAAF…
Negeri ini Tidak Dijual
Berapapun Tawaran Yang anda Ajukan
Jangan Memaksa…
Atau menghadapi kami para Ksatrya
Penjaga Negari ,Yang akan Melindungi Pertiwi
Sepenuh Hati

By:Bung Deddy Endarto Wilwatika
Foto by Bung Deddy dan Patsus Citox

Share.

5 Komentar

  1. ulasan yg bagus bung dedi,sejarah silam adalah pelajaran agar kita tahu dan nguri uri nilai luhur para leluhur sehingga wong jowo tidak lupa jowonya dan orang indonesia tidak lupa tanah airnya.

    Dimana bumi di pijak disitulah langit di junjung..kita sebenarnya perlu malu sama leluhur yg rela mengorbankan nyawa dan tidak mau ditindas oleh bangsa lain

    SADUMUK BATHUK SENYARI BUMI SUN BELANI NGANTI TUMEKANING PATI yang kalau diartikan WALAU HANYA SEUJUNG JARI TANAH KITA HARUS KITA PERTAHANKAN SAMPAI DATANGNYA AJAL

    kalau para leluhur kita yang notabenenya belum dididik arti nasionalisme dan patriotisme sudah begitu prinsipnya terhadab tanah air yang menghidupinya dan ditinggalinya sekarang mari kita berkaca pada diri kita sebatas mana patriotisme dan nasionalisme kita?

    Salam 43

  2. Bung @deddy, kbetulan saya sudah lama juga join di group wilwatikta.

    Saya sbenernya menunggu,apa yang bisa saya perbuat atau dalam hal apa saya bisa membantu.

    Trima Kasih.
    (Dari seorang yang sangat bersyukur telah ditakdirkan menjadi putra Nuswantara).

  3. Merindiiing…..,,
    Kesatrya utama,, penjaga trowulan tetap ada,, sampai waktunya pewaris kembali ke tahtanya..,,
    Jayalah Nuswantara…

Reply To Bre Wengker Cancel Reply