BEKAS BERKUALITAS (1)
Kapal MLRF Produksi BAE System Inggris ini awalnya adalah pesanan Angkatan Laut Kerajaan Brunei Darussalam.Pada tahun 2003 kapal terakhir selesai pembangunannya digalangan BAE System Inggis,sebelum penyerahan ke Angkatan Laut Brunei Darrusalam terjadi perselisihan yang ditangani oleh Arbitrase Internasional yang dimenangkan oleh BAE System selaku penjual,
Penjajakan dan penawaran kepada TNI Angkatan Laut dimulai tahun 2012,memasuki tahun 2013 keseriusan dari Pemerintah Indonesia untuk memiliki ketiga kapal tersebut dimulai dengan beberapa kali dilaksanakan penijauan baik oleh pejabat pejabat tinggi TNI AL,Kementrian Pertahanan RI maupun dari Komisi I DPR RI,
Selanjutnya Satuan Tugas/Satgas Proyek Pengadaan/Yekda MRLF mulai dibentuk,Tim Teknis dari Satgas dan sejumlah Perwira yang akan mengawaki kapal tersebut dikirim ke Barrow in Furness UK untuk memahami lebih detail tentang situasi dan kondisi ketiga kapal tersebut,
Ketiga MRLF tersebut selanjutnya diberi nama sesuai dengan nama nama Pahlawan Nasional yaitu KRI Bung Tomo-357(TOM),KRI John Lie-358(JOL) dan KRI Usman Harun-359 (USH),
Setelah dinyatakan kontrak efektif berjalan,pada tahun 2014 Satgas MRLF dan Cawak Kapal secara bergelombang mengikuti program penyiapan dan pengambilan ketiga kapal tersebut.
Berbagai kegiatan ‘training and maintenance’ disiapkan untuk pelaksanaan pengecekan,pergantian suku cadang pada sejumlah sistem kapal untuk pelaksanaan pengecekan ,pergantian suku cadang pada sejumlah sistem kapal untuk penyempurnaan karena ‘lifetime’dan kondisi teknis sudah memasuki jadwal pergantian.
Dari Ketiga MRLF,KRI Usman Harun-359 merupakan kapal yang pertama kali diproduksi yaitu selesai pembangunannya pada tahun 2000,sehingga memiliki kondisi teknis relatif lebih tua dari kapal lainnya sehingga diputuskan sebagai kapal terakhir yang dikirim di Indonesia.
Setelah melaksanakan berbagai pengujian,setting to work maupun alignment terhadap Integrated Platform Managemen System (IPMS),Platform maupun Sewaco serta harbour maupun sea demonstration dan familiarization terhadap cawak(calon awak kapal) maka kapal melaksanakan operasi penyebrangan ke Indonesia.
BEKAS BERKUALITAS (2)
Salah satu tempat pesiar paling Favorit bagai Para Prajurit Calon Pengawak kapal MRLF adalah “Charity Shop”.
Di Indonesia sering kami mendengar Istilah pasar murah yang menjajakan barang barang sembilan harga pokok atau Sembako dengan harga yang murah saat menjelang hari raya,Banyak sekali warga masyarakat berduyun duyun datang dan berebut untuk mendapatkan membeli segala macam barang yang disediakan ,…………………………………………………
BERKAH SENYUM
Tempat pesiar Favorit Para Prajurit disela sela waktu Training pengawakan dan maintenance kapal,Para prajurit mendapatkan kesempatan pesiar selama berada dikota Barrow-in-Furness,Ada sebuah pertanyaan mendasar kira kira apa yang perlu dicari??
Pertama tama jelas Tujuan pesiar adalah untuk rekreasi ditengah tengah kesibukan waktu training dan maintenance yang sangat padat.
Tujuan berikutnya bisa bervariasi tergantung pada masing masing Prajurit.
Misalnya “berfoto” atau “ber-Selfie”mumpung berada diluar negeri
Kalau memiliki amunisi(Uang) yang cukup,tentu bisa digunakan untuk membeli sesuatu,paling tidak keperluan pribadi sehari hari seperti Top Up atau mengisi pulsa handphone,beli rokok,sabun mandi,shampo,pasta gigi,makan atau jajan saat pesiar dan lain sebagainya,
Apabila tidak memiliki cukup amunisi yang paling efektif adalah ‘Berfoto”‘ria karena kesempatan tugas keluar negeri apabila mengambil kapal ke Inggris memang tidak semua prajurit mengalaminya,Apabila amunisi lebih dari cukup atau memang diniatkan untuk membeli oleh oleh tentu para prajurit dituntut lebih mampu berimprovisasi alias “Putar otak”.Bukan Prajurit TNI AL kalau tidak mampu berimprovisasi.
Sifat atau karakter secara umum bangsa Indonesia khususnya para Prajurit yang kelihatan mudah dan murah senyum,baik mengerti ataupun tidak dalam berkomunikasi bahasa Inggris membuat teman teman’bule'(kata para Prajurit) merasa nyaman bila ‘ngobrol’ dengan mereka saat pesiar.Baik orang yang sudah lama kenal ataupun baru kenal/ketemu saat itu merasa dekat atau familier dengan para prajurit.
Selain dengan upaya sendiri mencari tempat atau toko yang menjual oleh oleh murah,melalui interaksi tersebut para prajurit dapat memperoleh informasi atau toko atau tempat untuk memperoleh suvenir dan oleh oleh secara murah sesuai dengan amunisi mereka.
Informasi toko suvenir atau oleh oleh yang mereka dapat yaitu toko barang barang ‘second hand’,toko amal dari organisasi kemasyarakatan nonprofit seperti cancer foundation,child foundation,dan charity shop,
Saat kami mendengarkan barang second hand tentu kami dapat membayangkan barang barang tersebut sudah terpakai dan kondisinya mungkin sudah berkurang dari kondisi awal barunya.
Bayangan ini memang benar pada awalnya,tetapi militansi dan semangat pantang menyerah para prajurit yang memang bertujuan supaya bisa mendapatkan oleh oleh atau suvenir yang mereka inginkan sesuai dengan amunisi,dengan tekun dan teliti tidak jarang mereka mendapatkan barang barang yang kondisinya benar benar baru.Hal ini disebabkan bahwa barang barang yang dijual pada toko toko tersebut bukan barang bekas yang sudah rusak tetapi telah dipilih dan bahkan direkondisi kembali apabila memungkinkan sehingga layak dijual kembali,
Barang barang yang dijual memang bukan bahan pokok,tetapi barang barang kebutuhan sehari hari seperti pakaian,tas,sepatu,aksesori penampilan seperti topi,perhiasan,barang elektronik,furniture dan juga buku buku,
Bahkan para prajurit sudah benar benar kenal akrab dengan pemilik toko,
Saking akrabnya mereka bisa mendapatkan harga yang jauh dibawah harga yang ditawarkan oleh para pemilik toko tersebut,
Kadang kami tertawa,,,,,,,toko amal kok ditawar.
Menurut para pemilik toko mereka sangat menghargai para pembeli,karena dari kami para pembeli tersebut mereka bisa mendapatkan dana yang disalurkan untuk kegiatan sosial yang mereka lakukan seperti pasar murah di Indonesia.Bedanya ,penjualan ditoko amal tersebut tidak dibatasi oleh waktu tertentu,semisal mendekati hari raya,,Selain itu juga tidak dijual kepada masyarakat tertentu dan kualitas barang yang dijual juga tidak rendah.
Murah bekas namun berkualitas,kata para prajurit Yang penting bisa dapat suvenir atau oleh oleh yang dibawah pulang ketanah air,
Sisi Humanis Para Prajurit TNI AL calon pengawak kapal MRLF saat mengambil KRI USman Harun-359
diceritakan dibuku Kolonel (L) Didong Ario Duta,ST,MAP yang berjudul “The Journey of KRI USMAN HARUN-359”
KISAH PENGAWAK PERTAMA ,Komandan dan Prajurit KRI Usman Harun-359.
Buku setebal 188 halaman diatas akan segera terbit dan kami akan memberikan cuplikan2 buku tersebut ,
para member Patriot Garuda bisa memulai pesan dari sekarang dengan menghubungi email kami [email protected] dan FB kami https://www.facebook.com/profile.php?id=100008403255117
by:Naga Samudra
Gambar by: Admint Patriot Garuda
9 Komentar
Terimakasih patku semuanya, sudah lama menunggu artikel berikutnya.. sungguh merasa merinding campur kagum dan haru melihat foto dua KRI ini sedang sandar di dermaga armatim dikala senja.. kangen sekali mengunjungi markas armatim..
terimakasih liputannya. semoga memberikan wawasan baru bagi kita semua.
semoga alusista yang dibeli bisa digunakan secara maksimal oleh TNI AL, guna menjaga wilayah NKRI.
Mantap Nih.
mantap….habis…senyumnya bung myun menggoda sekali….hehehehe.
salam hangat….salam Bhinneka Tunggal Eka…
Bung naga ane udah pesan via fb bukunya . Blm dibalas tapi . Tapi ngebet mau liat itu buku 😀
ayo rekan2 monggo di pesan bukunya biar mengetahui secara detil sejarah pahlawan kita usman dan harun, juga tentang latar belakang pembelian kapal mlrf KRI Usman Harun. kebetulan saya sempat baca sebagian isi dari buku tersebut ketika menemui komandan KRI Usman Harun kolonel Didong Aryo Bima dan saya jg pesan buku tersebut.
ralat maksud saya bapak kol Didong Aryo Duta.
Salken sebelumnya rekan-rekan,mau tanya kalo untuk pesan buku nya di mana ya?