PREEMTIVE STRIKE VS WEHRKREISSE

31

 

Dede x6

PREEMTIVE STRIKE VS WEHRKREISSE
Sering kita mendengar istilah “Preemtive Strike” saat ini dalam Doktrin Pertahanan kita…Doktrin ini menggariskan kita harus mampu menyerang dan menghancurkan kemauan musuh untuk berperang di luar wilayah kita…
Dasar dari pembelian alutsista adalah.doktrin.
Selama doktrin kita adalah.defensif represif (musuh masuk baru digebug) jangan harap kita punya alutsista ocean going macam destro ato carrier apalagi bomber).
Saat kita rubah doktrin pertahanan kita menjadi preventif/preemtive (musuh masih mikir kita gebug duluan kalo perlu di negaranya) maka alutsista akan mengikuti.

Jadi kesimpulannya selama Pimpinan kita kita masih didikan barat maka kita akan selalu melihat Barat yang selalu mengagungkan Alutsista untuk mendukung doktrin ini.
Mereka akan selalu merasa inferior sehingga tidak berani merumuskan doktrin yang lebih berani.Kalau doktrin nya gak lebih berani maka lupakan saja punya alutsista superior…
Jika sudah begitu marilah kita melihat Doktrin yang menarik ini…WEHRKREISSE

APA ITU WEHRKREISSE?
Wehrkreisse Dalam bahasa Jerman berarti Lingkar Pertahanan.Penciptanya adalah.Marsekal Erich Von Manstein sewaktu jerman sudah terpukul mundur hingga ke tanahnya sendiri.
Kemudian Doktrin ini di adopsi TNI sewaktu melawan belanda dalam agresinya yang kedua melalui Perintah Siasat No.1 Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Wehrkreisse berarti pertahanan wilayah dimana suatu wilayah di bagi dalam beberapa wilayah pertahanan yang didalamnya terdapat semua unsur TNI plus rakyat yang bahu membahu merongrong pendudukan Belanda.
Kita mengenalnya sebagai Perjuangan rakyat semesta.

Wehkreisse biasanya membawahi wilayah sebesar karesidenan (provinsi sekarang) yang di bagi lagi menjadi beberapa sub wehrkrrisse (Kabupaten.& kota) dan terbagi lagi menjadi beberapa sektor (kecamatan) dimana semua unsur IPOLEKSOSBUD saling bekerjasama untuk menciptakan neraka bagi tentara pendudukan musuh.
Doktrin ini sukses diterapkan sehingga Belanda merasa bukannya mengurung tapi seperti di kurung.Setelah kemerdekaan sistem ini tetap di pakai dalam bentuk Kodam,Korem,Kodim dan Koramil Koramil

Nah kogabwilhan adalah bentuk baru dari wehrkreisse yang efektif dalam waktu perang dan mengambil bentuk darurat militer.
Wehrkreisse hanya efektif apabila sudah dipersiapkan secara matang dan terorganisir dengan baik.
Tentu lebih baik kita menyiapkannya dari sekarang dengan dimana Werhkreisse modern terintegrasi dengan Wamil.
Bukankah lebih baik sedia payung sebelum hujan?

 

10872695_10203415083641844_1712233834_n

Dalam doktrin wehrkreisse pertahanan terkecil adalah sub sektor (seringkat desa atau kelurahan) yang self supporting (membekali dirinya sendiri) kecuali amunisi dan semua unsur didalamnya saling mendukung dan bekerjasama.
Sub sektor bertanggung jawab untuk menghancurkan musuh dalam lingkarannya.Beberapa sub sektor berada dalam lingkaran yang lebih besar yaitu sektor (setingkat kecamatan) dan beberapa sektor membentuk lingkaran yang lebih besar yaitu Sub Wehrkreisse (Kabupaten/Kota) dan akhirnya beberapa Sub Wehrkreisse membentuk lingkaran Wehrkreisse (Provinsi).Semua lingkaran saling bersinergi dan membantu.jika musuh dalam suatu subsektor sudah hancur maka sub sektor itu menggabungkan diri pada sub sektor terdekat untuk membantu menghancurkan musuh dalam sub sektor tersebut.Begitu juga dengan lingkaran lingkaran lain yang lebih besar.

Wehrkreise tidak memiliki garis depan.Jadi semua wilayah adalah medan tempur.Sistem tempurnya mirip dengan amuba yang mengurung makanannya dengan melingkari makanan tersebut dengan tubuhnya hingga makanan tersebut masuk kedalam tubuh si amuba.

By Patsus Wehrmacht
Gambar By Patsus Dede Sherman ,Patsus Citox dan Googel

Share.

31 Komentar

  1. Kalau bang werhmarcht pakarnya yg beginian, btw ane belom siap kalau wamil. Soalnya dah jarang2 olahraga 😀 tapi kalau soal bela negara ane siap kapanpun juga ibu pertiwi memanggil.

    • Amin…yang penting niatnya Bung Sanjaya…siapapun bs berpartisipasi dlm mempertahankan negara walau orang invalid sekalipun

  2. ulasan yang bagus bung Wehrmacht…
    doktrin pertahanan kita yang sudah menjadi Pre emptive strike saya rasa sudah di pertimbangkan oleh kabinet Presiden SBY, dengan perkuatan alutsista dan kesiapan personel tri matra TNI yang matang membuat banyak negara mengerutkan dahi, ada apa dengan Indonesia. apakah MEF I sudah sedemikian pesatkah shingga kita berani dan yakin dengan doktrin tersebut. Apabila kita arik benang merah dari list A1 patsus Narayana yang luar biasa gahar bukan hal yang mustahil doktrin ini akan ampuh, namun apabila alutsista ghoib list tersebut belum ada berarti memang TNI sudah percaya diri dengan personel dan kemampuan TNI untuk tidak saja bertahan apabila di serang bahkan sampai menusuk ke jantung pertahanan musuh. semoga kolaborasi preemptive strike plus Wehrkreisse akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi NKRI tercinta,.
    Jayalah Indonesia, Jayalah TNI tercinta

  3. kogabwilhan adalah sistem wehrkreisse dlm skala besar yaitu seperti kekuatan satu negara mandiri. gabungan tiga matra dan sekaligus logistik mandiri. jika ada empat kogabwilhan, maka kekuatan kita hampir sama dgn kekuatan pertahanan empat negara.
    bpk sby dulu udah merencanakan pemenuhan kekuatan kogabwilhan dlam bentuk mef, kalo dibandingkan dgn list a1 patsus nara dan kekuatan mef, maka kekuatan list tersebut dgn kebutuhan pemenuhan mef kogabwilhan masih kurang. menurut ane list a1 masih kurang utk memenuhi mef.
    tp sekali lg mef adalah kekuatan minimum bukan maksimum. hehehe…..
    yg belum diperhitungkan sama musuh garuda adlh, besarnya kekuatan rakyat semesta, kemampuan kemandirian bangsa, dan komponen2 pertahanan ghoibiyah.
    ane kasih masukan kepada pemerintah selain kogabwilhan dibutuhkan juga dibentuk juga kogabom ‘komando gabungan operasi militer’, yaitu kekuatan yang mudah di deploy, mobil, dna dinamis dari tiga matra. untuk memenuhi pre-emptive strike doctrine. biar musuh garuda tambah pusing lagi.

    • Betul bung TTTT…Kogabwilhan adl.wehrkreisse dlm skala besar…Wehrkreisse di terapkan apabila wilayah kita sudah di masuki musuh…

  4. Mm….werhkreise Sepertinya ini diterapkan oleh milisi pro rusian di ukraina timur. Sehingga bisa memukul mundur pasukan ukraina, klw seperti ini terus lama2 bisa terjepit. Kelihatan sekali kota2 yg sudah dikuasai oleh para milisi. Kok pintet yah..:D??

    • Milisi ukraina gak self supporting Bung FA…lagian mereka gak melawan musuh dr luar tp malah tentara pemerintah resmi…legitimasi internasionalnya mereka gak dapat…ada kekuaran asing yg memback up dan mensuplay persenjataan…

  5. salam buat bung Wehr dan bung bung Patga lainnya..
    gabungan doktrin yang hebat.,
    mengingat posisi indonesia yang punya potensi diserang dari negara tetanggga/ luar masih bisa terjadi maka doktrin wehrkreese / defensif reprensif ini sudah diterapkan sebelumya mulai tingkat kodam sampai koramil beserta batalyon pendukungnya untuk mengendalikan daerahnya masing masing..
    dan saya kira sekarang arah pengembangan pertahanan militer kita sudah melangkah lebih jauh lagi menuju pre eventif strike, ini bisa kita lihat dari progres belanja alutsista melalui MEF.
    dan doktrin defensif sampai saat ini masih dipertahankan karena ancaman datangnya bisa berbentuk konfensional dan non konfensional ( seperti masih dipertahankannya Babinsa di Desa – Desa dan didukung juga dari lembaga pembinaan Desa dari Kepolisisan ) sambil menguatkan otot otot untuk menuju kekuatan preventif strike..

    • Intinya Wehrkreisse bida ofensif dan bisa defensif bung E-Kafa…tergantung kebutuhan dan medan perangnya dimana…keunikannya Wehrkreisse tidak mengenal garis depan dan behind enemy lines…semua adalah garis depan baik di depan atau dibelakang kekuatan yg terlibat…

  6. Wuihh artikel dari Bung Wehr akhirnya..Dua jempol bung untuk artikelnya..
    Yang menarik disaat melihat TNI mengubah doktrinnya menjadi Pre emptive tetapi hanya berdasar kemampuan TNI semata. Cuma sayangnya sampai saat ini Indonesia belum punya wamil padahal wamil penting bagi kedua doktrin diatas selain untuk mempertebal jiwa nasionalisme kita.
    Seperti kata artikel diatas, “Sedia Payung Sebelum Hujan”…

    • Trims bung EA…benar…wamil adalah konsep sedia payung sebelum hujan…bukan keluarkan perahu karet setelah banjir…

  7. luar biasa informasinya bung patsus Wehrmacht

    btw dengan di cabutnya dwi fungsi abri,uu subversiv dan tatanan stategis WEHRKREISSE dan di ganti dengan PREEMTIVE STRIKE maka sejatinya pertahanan kita sedikit melemah kalau ada serangan baik itu simetris atau asimetris

    seperti halnya sekarang dengan di bukanya pintu ham dan liberalisasi maka atas nama ham dan kebebasan maka bermunculanlah paham paham yg terlalu exstrem yg bersifat gerakan transnasional seperti islam radikalis sehingga pelan tapi pasti menggerogoti comfortzone paham yg sudah mapan yaitu islam tradisionalis dan islam moderat yg mana tokoh tokohnya dan gerakanya sudah meresap lama bahkan sebelum kemerdekaan dan menjadi urat nadi dlm berbangsa dan bernegara.

    yg perlu kita hati hati juga adalah otonomi daerah,kalau tidak di awasi secara jelas dan di dukung regulasi yg jelas ketika otonomi daerah itu berhasil menelurkan daerah yg makmur dan berhasil,ketika yang timbul adalah semangat kesukuan atau kedaerahan atau semangat sara maka dampaknya mungkin ga akan di sangka sangka

    apalagi klo ada negara luar yg mensuport sebagai intectual actor,tentu akan sangat berbahaya,karena proxy itu bisa di aktivekan

    saya setuju sistem WEHRKREISSE diaktivkan lagi untuk pencegahan dini, dan bukan hanya militer akan tetapi ekomoni,politik dan informasi

    • Betul Bung Bre Wrengker…Sy ingin doktrin Wehrkreisse tetap dipertahankan sbg Plan B jika Plan A gagal…Musuh Garuda ingin mencekoki kita dengan doktrin mereka agar mereka tau kelemahannya….mereka sebenarnya amat takut pada perjuangan rakyat semesta…karena bisa melioatgandakan kekuatan padahal kekuatan mereka sendiri terbatas…

  8. “…musuh masuk baru digebug…”
    Mungkin yang dimaksud doktrin ini adalah jika musuh sudah mendarat. Sehingga komponen AD yang besar dan AL serta AU tidak besar. Apalagi dalam Orde Baru ada Dwifungsi ABRI sehingga AD menjadi yang terdepan.
    .
    “…musuh masuk baru digebug…”.
    Tapi kalau definisinya adalah “…musuh masuk wilayah batas NKRI, baru digebug…” jelas masih relevan sampai kapan pun dan dalam pergaulan dunia yang baik dan normal. Dan memang AU dan AL harus segera dikembangkan sayap dan siripnya, sehingga begitu musuh masuk wilayah udara atau laut NKRI maka AL dan AU sudah siap menggebug. Dan tentu saja tetap dibutuhkan pesawat pembom dan tempur jarak jauh serta kapal perang sekelas destroyer bahkan cruiser untuk mendukung hal ini, mengingat wliayah NKRI yang cukup luas.
    .
    A preemptive war is a war that is commenced in an attempt to repel or defeat a perceived imminent offensive or invasion, or to gain a strategic advantage in an impending (allegedly unavoidable) war shortly before that attack materializes.
    .
    Jadi, preemptive strike memang cenderung menyerang musuh di luar wilayah NKRI, misalnya mengebom langsung pangkalan udara dan/atau laut sebelum kekuatan udara dan/atau laut musuh berangkat menyerang NKRI.
    .
    Preemptive strike ini memerlukan politik luar negeri yang kuat karena kemungkinan serangan melintasi / melalui wilayah negara lain. Hal yang tidak diperlukan pada doktrin “masuk, baru digebug”.
    Jadi, pembanguna kekuatan preemptive strike harus diselaraskan dengan pembangunan politik luar negeri yang kuat.

      • Salam Patku Wehrmacht,

        Plan A: Pre-emptive Strike,
        Plan B: Wehrkreisse,

        Jangan lupakan inovasi yang dulu pernah dibuat oleh Stalin, Iron Curtain. Uni Sovyet menggunakan ideologi komunis dan negara-negara tetangganya sebagai tirai besi garis depan ancaman negara-negara beda ideologi. Sepertinya bangsa Indonesia bisa mulai modifikasi Iron Curtain untuk kepentingan kita, secara ideologi Indonesia tidak punya aliran yang bisa dominan pengaruhi politik negara-negara tetangga.
        Misalkan seluruh ASEAN kompak, seolah-olah kita punya Iron Curtain ancaman dari RRT.
        IMHO…

  9. modal berharga yg patut dijaga adalah jiwa militan anak bangsa ini yg tidak bisa dibilang sedikit..tinggal dimenej sesuai dengan doktrin tsb..o ya,kabarnya pegawai kemenhan dah mulai program wajib militer meski bru skala kecil..

  10. doktrin wehrkreese / defensif reprensif mengingatkan kita pada agresi militer Belanda ke 2 di Yogyakarta, pada waktu itu TNI menggunakan doktrin wehrkreese / defensif reprensif.

  11. bung Wehr, Preemtive strike bukan saja menggebuk musuh di luar teritori sebuah negara, tapi bisa juga mendahului menyerang musuh di wilayah musuh itu sendiri, contoh negara penganut preemptive strike modern saat ini adalah USA yang menyerang musuh di wilayahnya sendiri. ini tentu membutuhkan alutsista yang secara kuantitas harus memadai untuk menyerang sekaligus berjaga agar tidak di serang dari belakang baik oleh negara sekutu musuh maupun pihak2 yang memanfaatkan situasi perang,, pertanyaannya sekarang apakah TNI sudah mempunyai ke dua unsur tersebut..disamping unsur2 yang lain seperti koordinasi antar matra, teknologi yang mumpuni (satelit militer)……dll

  12. Bung wehr nongkrong disini juga rupanya ! Strateginya seperti ular phyton bung, mangsanya diremukkan dulu dengan lilitannya kemudian ditelan ! CMIIW

  13. Iya juga ya setuju dengan patsus Wehrmacht. Selama ini salah doktrin sepertinya jika dilihat dari setengah2nya jenis alutsista kita.

  14. Tadinya sy pikir, doktrin yg digunakan TNI lahir dari keputusan TNI sendiri. Namun ktika lihat bahwa doktrin kita skrg kurg efektif, dan seakan negara yg memutuskan, sy jd brpikir bahwa doktrin tsb berdsrkn dr pemimpin tertinggi (presiden). Mohon koreksi apabila sy slh.

    Lantas kenapa tidak diubah saja doktrin kita? Meski agak seram sih, tp mlht dr artikel ini sy pikir hal itu memang perlu.

Leave A Reply