Aku Generasi Kapuk Randu,Bukan Bulu Angsa Ataupun Busa

33

AKU GENERASI KAPUK RANDU, BUKAN BULU ANGSA ATAUPUN BUSA

dede x5
Aku anak kedua dari lima bersaudara. Aku satu-satunya anak yang terlahir di bumi Indonesia, sedangkan sudaraku yang lain terlahir di belahan bumi lain. Di usia remaja, sempat ada rasa minder, jika ada sahabat yang membandingkan aku dengan saudara lainnya, maklum dalam akta kelahiranku, tempat lahirkulah yang satu-satunya merupakan kota di Indonesia.

Tapi dari sinilah justru aku lebih bisa menikmati keindonesiaanku.
Aku sejak kecil sudah sangat familiar dengan aroma dan rasa masakan di sepanjang Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, hingga sepanjang Jawa, Bali, NTB, NTT dan Timor Timur.
Aku juga menjadi penutur Bahasa Indonesia terbaik dalam keluarga, selain tentu saja menjadi sumber rujukan bagi setiap informasi tentang Indonesia untuk saudara-saudaraku di luar negeri.
Namun demikian, bukan berarti aku tidak pernah mengecap pengalaman hidup di luar negeri. Dengan hanya sekedar berbekal perbedaan tempat lahir, ternyata aku dinilai lebih Timur jika sedang berada di luar.
Termasuk saat aku menjenguk kelahiran anak sepupuku di sebuah rumah sakit di Eropa.

yayan7 yayan6

Sesaat setelah bayi itu terlahir, incubator telah siap sedia dengan bantal berisi air yang bisa diatur suhunya. Setelah tengkorak kepala diyakini cukup kuat, bayi akan digantikan bantal berbahan bulu angsa kemudian busa..!

Dokter akan senantiasa mengontrol peningkatan daya tahan sang bayi setiap waktu. Hal ini sangat berbeda dengan aku yang terlahir di Indonesia pada dekade 70an.
Bantal pertama yang menyangga tengkorak kepalaku di Rumah Sakit adalah bantal berisikan kapuk randu..!
Teringat akan bantal itu, akupun jadi turut teringat dengan deretan pohon randu yang menghiasi sekeliling desa, tempat sepenggal kisah masa laluku dulu.

Tidak terasa, kini sudah hampir 30 tahun, aku tidak pernah melihat keberadaan pohon randu, bahkan bantal dan kasur kapuk randunyapun sudah lama tidak terlihat dipajang di toko-toko perabotan rumah tangga. Manusia zaman sekarang kebanyakan sudah tidur di atas kasur berisikan ulir-ulir kawat sebagai penyangga.

Ironisnya, dengan hadirnya springbed, harga busa menjadi relatif lebih murah, bulu angsa menjadi kian mahal, tetapi kapuk randu malah menjadi musnah. Sangat disayangkan jika hal itu benar-benar terjadi,
Karena sesungguhnya nilai keekonomisan pohon randu tidak paralel dengan kualitas kayunya yang rapuh jika digunakan sebagai bahan bangunan.

citoxnew24

Dari hasil riset perusahaan Ibunda waktu dulu, pernah mencatatat potensi ekonomi yang sangat besar dimiliki oleh tumbuhan yang satu ini.
Kayunya bisa menjadi bahan baku pulp berkualitas tinggi, kulit batang dan kapuknya bisa dimanfaatkan untuk industri textile, bijinya bisa menghasilkan minyak sejenis biodiesel, dan tentu saja, kayunya juga masih bisa tetap digunakan sebagai bahan utama kerajinan kayu yang telah ada, seperti wayang golek atau barang-barang ukiran lainnya.
Yang jelas, pohon randu sangat multi guna, selain sangat cocok dengan iklim di Indonesia, masyarakat kita pun sudah sangat familiar dengan tumbuhan ini. Jadi image rendahan yang selama ini dimiliki oleh pohon randu bisa hilang sirna seketika.

Ungkapan yang menyebut, jika lahirmu ditimang oleh bantal kapuk randu, maka matimu pun akan ditutup kayu randu, hanya akan menjadi sebuah kenangan dan lelucon konyol.
Kapuk randu, adalah produk asli kampung kita. Apa salahnya jika kita kembali menggalakannya.
Tidak mustahil kelak keberadaannya mampu menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa dan negara..!

Anda mengenal dan tahu pohon kapuk randu..? Berikut adalah salah satu contoh gambarnya. Jika ungkapan ‘No Roses without the Thorn’ telah lama melekat pada bunga mawar, maka sejatinya masih ada duri lain yang juga sudah lama melekat pada sebuah pohon, itulah pohon kapuk randu, sumber kapas yang bisa jadi asli milik bangsa ini.
Masih malu dengan kapuk randu..? No way..!

By Patku Yayan Supriatna
Gambar :Patsus Dede sherman dan Google

Share.

33 Komentar

    • Numpang boncenger bung Paladin.

      Bung Yayan, sampai detik ini saya cuma bisa tidur pules pake bantal dan kasur dari kapuk, kalo busa bakal seperti cacing kepanasan saya… 😆

      masih ada kok kasurnya bung, tapi harus cari di pinggiran kota, dulu waktu di Jakarta saya cari disekitar Parung, kalo di Bandung beli di kampung cihaurgeulis apa saya lupa namanya….

  1. Kapuk randu masih banyak digunakan di Lombok Barat NTB..industri kasurnya masih berjalan dan mampu menjadi mata pencaharian sebagian masyatakat Lombok Barat tepatnya di Desa Kuripan Selatan

  2. Tak ad yg ndeso, kmpunga, n tak berguna dari kekayaan alam Nusantara.. hingga kini, msh merasa lbh nyaman tidur di ranjang kapuk randu ktimbang sepringbed

  3. sebagai generasi kapuk randu,janganlah kita merasa inferior apalagi merasa hina,rendah diri di banding generasi busa ataupun generasi bulu angsa

    kita harus bangga dengan apa yg kita punya dan ga perlu terseret dengan euforia generasi busa atau generasi bulu angsa

    karena sejatinya euforia generasi busa atau generasi bulu angsa tentu beda dengan sociocultural masyarakat kita,semakin kita ikut euforia sejatinya kita akan semakin hancur dan semakin tidak punya jati diri

    generasi kapuk randu adalah generasi pancasila bukan generasi komunis atau generasi liberalis

    terima kasih patku yayan

    salam 43

  4. Selamat pagi Indonesia..inilah kekayaan alam nusantara kita..bahkan kabupaten pasuruan menggunakan pohon randu ini sebagai lambang kabupatennya..kayu randu bila diolah dengan benar nilai ekonomisnya tidak kalah dengan kayu sengon atau albasia

  5. anak pertiwi on

    sebagai rakyat sipil terus terang saya tercerahkan dengan semua yg bung-bung katakan ternyata TNI kita kuat,,amieen ya allah semoga Indonesia khususnya TNI bisa selalu jadi pelindung ibu pertiwi yg sangat kita cintai,,mantafff merdeka

  6. nusantara.majapahit on

    well… tidak pernah ada kata ndeso untuk kapuk randu… semasa kecil saat tinggal di komplek serdadu kualifikasi komando, kami sering mencari pohon kapuk bersama “om-om” yang ditugasi mencari bahan kayu untuk target lempar pisau. Dengan bahu membahu om om itu merobohkan, memotong, dan membelah pohon kapuk dan membawanya ke lapangan tembak untuk jadi “lawan”. saat ini lempar pisau bisa jadi bukan lagi menjadi mata keahlian di pasukan kualifikasi khusus dunia, tapi bagi Indonesia hal itu masih keahlian wajib. bravo… cleb manteb

  7. Alhamduliiah sampaI saat ini saya msh menggunakan kapuk randu sebagai bantalan saya,,,, artikel yg menarik patku yayan

  8. ismeds beckham on

    Surga yg diberikan oleh Allah di alam dunia..ya disini di negeri ini, INDONESIA tercinta..semuanye tersedia,tdk ada yg bisa menyamai ..!!!kekayaan alam,keberagaman bahasa,adat istiadat,& keindahan negeri ini adalah sebuah berkah yg sangat besar buat rakyat INDONESIA..kurangnye rasa bersyukur dari sebahagian rakyat negeri ini & adanye ular-ular yg merusak & menjual negeri ini demi kepentingan pribadi,golongan maupun partai, menjadikan keberkahan berubah menjadi malapetaka..karena keseimbangan alam tlh dirusak..

    ….NKRI HARGA MATI…

    • Sudah lama saya menjadi pembaca setia tulisan2 bung Yayan yg sgt menggugah rasa nasionalisme saya.. Baru kali ini berani memperkenalkan diri.. Terus berkarya bung Yayan..saya akan selalu menjadi pwmbaca setia bung.. Merdeka..!!

  9. penjaga hati on

    wejangan iso tumus ning athi..yen sing diwenehi pangkerti wes duwe dasaran roso iso-o rumonso dudu swali-e…ning kabeh iku balik marang diri kabeh sepiro gedhene niat ngemong rogo supados saget ditrimo marang kahanan.=mendewasakan diri menerima kenyataan memang ta mudah,tapi menghina,mengumpat,mengumbar caci makian demi pelampiasan kecewa,kebencian ataopun sakit hati hanyalah melihatkan bahwasanya diri ini belumlah siap menjadi manusia seutuhnya …sepurane asal ngawur ngumbar sworo..hehehheeee

    • Kalau rakyat sudah mendewasakan diri bung PENJAGA HATI.
      tetap maklum dan tidak meminta lebih walau bbm dan sembako melambung tinggi.karena suaranya sudah dibeli saat pemilu kemarin.
      rakyat juga maklum minum tajin+gula jawa, bukan susu formula.
      rakyat juga maklum makan ketela bakar , bukan hotdog dan hamburger.
      rakyat juga maklum seorang putri indonesia memakai T-SHIRT bergambar p*l* ar*t.
      Bahkan rakyat juga maklum UANG LIMARIBU rupiah, terduga pelopor ISIS.

  10. Terimakasih Bung Yayan, hikmah yang sy tarik dan dapat sy implementasikan dari cerita anda adalah kita harus selalu bersyukur dan bangga atas apa yang dihasilkan oleh negeri ini jika kita serius menekuninya bukan mustahil negeri inilah yang akan menginspirasi dunia, beda dengan kondisi saat ini yang terkesan kita telah mengadopsi apa yang telah dihasilkan negara2 luar karena ingin dibilang modern dan maju padahal segala sesuatu dapat dirubah melalui bagaimana kita menciptakan brand image yang baik dan jangan mudah terbawa atau hanya ikut2an kultur barat. Tradisional bukan berarti ketinggalan zaman, justru tradional adalah citarasa tinggi.

    Salam sy untuk Bung Yayan.

  11. Jangan sampai warisan budaya indonesia tersingkir dengan adanya budaya asing.ngeri kalau cucu-cucu kita nanti untuk belajar budaya sendiri sampai ke negara orang,,kita sebagai pemuda n pemudi bangsa harus n wajib melestarikannya,,
    Salam sejahtera bung yayan dan sesepuh patga

  12. Atmoooooo ^_^ on

    Waow….. saya masih pake Bantal guling dan kasur kapok….. nothing to be ashamed for…. enak buat tidur kalo habis dijemur…angeeeet.

  13. Generasi kapuk randu.
    Apa ayunan kain tapih/selendang saat ini msh banyak digunakan?
    Brgkl cm org didaerahku sj yg msh banyak menggunakannya, praktis dan murah sih. Maklum ordes, jd pertimbangan ekonomis sll dikedepankan. Hehehe!

  14. masih ingat kalau pas musim kapuk banyak buah kapuk yg sudah tua tertiup angin sehingga banyak kapuk yang berterbangan di jalan seakan-akan turun salju, terkadang kalau pas naik sepeda secara tidak sengaja si kapuk mengenai muka dan terkang masuk ke dalam mulut. Dan yang selalu saya ingat adalah dimana ada pohon randu disitu pula banyak burung manyar bersarang ..sayang sekarang susah di temukan

  15. sya tidur msh pake kasur kapuk,mungkin krna msh di desa yah 😀
    dsini juga msh ada tukang yg benerin & bikin tuh kasur kapuk wlwpun dah sepuh beliau..

  16. Artikel yang dalam makna dari bung Yayan Supriatna yang mengingatkan kembali tentang kebanggaan terhadap potensi lokal yang mulai luntur dilupakan oleh anak bangsa. Seharusnyalah kita sebagai bangsa Indonesia mampu mengembangkan seluruh potensi alam ini karena secara langsung akan mengangkat harkat kehidupan masyarakat.

  17. bung yayan… hadirmu menyenangkan semua orang, pencerahan mu membeningkan pikiran serta membuka kenangan, tulisan mu yg membaggakan rekan dan jg bahasamu yg mengagumkan…. terimakasih artikelmu bung yayan….

  18. Orang tuaku salah satu pengusaha kapuk randu di tegal. Kapuk tsb dibuat bantal, guling dan juga kasur, kainnya pun beliau jahit sendiri. Dulu usaha ini berjalan dg lancar, tapi seiring berjalannya waktu masyarakat mulai meninggalkan kapuk randu, sekarang mungkin dalam 1bulan hanya menerima 1 atau 2 pesanan saja. Akan tetapi orangtuaku tetap bertahan dg usaha ini karena baginya dengan usaha kapuk randu inilah aku dan adik2ku bisa sekolah semua sehingga beliau enggan meninggalkan usaha ini walaupun sudah sangat sepi peminat.

Leave A Reply