Mengenal Bentuk Potensi ANCAMAN PERANG Terhadap Indonesia
Dan cara MENANGKALNYA
PERANG ASIMETRIS
Perang Asimetris dalam konteks perang GERILYA kurang lebih artinya perang antara pihak pihak terlibat dimana kekuatan militernya atau strategi dan taktiknya sangat berbeda secara signifikan.
Perbedaan signifikan militer, strategi dan taktik dapat terjadi pada kelompok sipil. Kelompok kelompok sipil yang memiliki pemimpin yang cerdas, akses luas ke media dan pengaruh yang kuat di level akar rumput bisa menjadi modal kekuatan untuk melancarkan serangan perang Asimetris.
Kelompok sipil tentunya tidak memiliki senjata, tidak memiliki pengalaman perang dan tidak mungkin menguasai taktik tempur.
Ketiga komponen tersebut pernah dimonopoli oleh TNI pada waktu awal pembentukkannya.
Yang mana perang gerilya terhadap penjajah justru menjadi sangat ampuh untuk menghalau kaum penjajah keluar dari bumi pertiwi.
Dan perang Asimetris sendiri adalah bentuk evolusi dari perang gerilya. Namun dibalik ketidakmampuan kelompok sipil menguasai tiga komponen tersebut, mereka memiliki kekuatan dahsyat yang sulit sekali dilawan perang modern non konvensional.
Dalam contoh perang Vietnam, kekuatan militer Amerika serikat tidak berdaya menghadapi kekuatan rakyat Vietnam yang berperang secara bergerilya dengan menggunakan persenjataan yang terbatas dan tradisional.
Mantan gubernur LEMHANAS Sayidiman SuryoHadirojo memberi contoh, keberhasilan rakyat Indonesia menghadapi penjajah Belanda sebagai suatu Perang asimetris.
Dimana jika rakyat Indonesia pada waktu perang pra kemerdekaan mengandalkan perang konvensional dengan mengandalkan senjata dan prajurit terlatih maka sulit bagi rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Perang Asimetris dalam konteks SEPARATIS adalah perang yang dilakukan oleh orang orang non pemerintah dan tidak terbuka. Perang semacam ini bisa dalam bentuk “Hit and run ” yang di sebabkan oleh ketidakseimbangan antara dua pihak yang terlibat dalam peperangan/konflik.
Dalam konteks TERORISME, perang Asimetris dianggap memiliki keterkaitan meski ada yang tidak setuju dengan pendapat tersebut.
Dalam konteks modern faktor faktor asimetris semakin dianggap sebagai perang generasi keempat yang sering didefinisikan sebagai Terorisme.
Pandangan lain menyatakan bahwa perang asimetris tidak bertepatan dengan terorisme, karena dalam suatu konflik asimetris sisi yang dominan dapat saja menuduh pihak yang lemah menjadi bandit atau teroris.
Hal ini terjadi pada perlawanan rakyat Irak terhadap Amerika serikat. Dimana Amerika serikat menggunakan media massa untuk menciptakan opini publik perlawanan rakyat tersebut adalah bentuk terorisme.
Dalam kasus di Indonesia perang Asimetris dalam konteks SEPARATIS
bisa dikaitkan dengan gerakan pengacau keamanan seperti OPM dan simpatisan GAM kontra pemberontakan. Dalam pada itu kemunculan gerakan radikal dan militan islam IS telah menyemarakkan lagi Gerakan terorisme yang berpaksikan perang Asimetris.
Perang Asimetris tidak hanya menggunakan cara cara militer tetapi meluas ke taktik Disinformasi (Propaganda) ,tekanan ekonomi, pengaruh sosial budaya, selain tentunya pertahanan keamanan.
Keberhasilan tokoh individual semacam Ramos Horta yang berkampanye dari satu negara ke negara yang lain terbukti berhasil memojokkan Indonesia terkait isu Timor timur dalam forum Internasional.
Ujung perang asimetris yang dilancarkan oleh Horta,aktifis aktifis LSM ( termasuk sejumlah aktifis LSM Indonesia sendiri ) dan para pendukungnya, adalah terwujudnya referendum yang penuh rekayasa yang memang sudah di desain untuk melepaskan Timor timur dari Indonesia.
BENNY WENDA dan sejumlah aktifis OPM lain kini mencoba cara yang sama terhadap kasus Papua dengan meniru yang pernah dilakukan oleh Ramos Horta.
Di bidang Ekonomi, Indonesia yang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi penurunan nilai rupiah terhadap Dollar AS, penurunan IHSG ( Indeks harga saham gabungan ) ,turunnya nilai ekspor, bahkan ada yang mengatakan berpotensi jatuh kedalam krisis ekonomi baru, juga sangat rawan menghadapi perang Asimetris dibidang informasi dan ekonomi.
Menghadapi perang Asimetris tidak bisa dilawan dengan perang konvensional.
Para perencana strategi di Amerika dan Inggris secara serius mempelajari taktik taktik perang Asimetris,menyadari bahwa bagian penting dari strategi itu bersifat “Psikologis”.
Hal ini pernah di praktekkan SAS pasukan khusus Inggris ketika menghadapi pemberontak di Malaya tahun 1950-an, di Oman pada tahun 1960-dan tahun 1970-an.
Sedangkan Amerika dalam memerangi “Terorisme” juga menggunakan berbagai macam front Politik, diplomatik, finansial dan ekonomi.
Bahkan Amerika bersedia membiayai upaya perubahan kurikulum di pesantren pesantren di Indonesia yang dianggapnya rawan sebagai tempat pembibitan radikalisme anti Amerika dan potensi potensi Terorisme.
Dengan latar belakang seperti itu,
Pemerintah Indonesia perlu lebih serius memperhatikan ancaman perang Asimetris ini.
Skala ekonomi Indonesia yang semakin besar dan peran politiknya di kancah Internasional yang juga semakin besar tidak lantas membuat posisi Indonesia lebih aman.
Tapi posisi ini justru menghadirkan potensi potensi rawan untuk diserang lewat taktik taktik perang Asimetris.
PERANG HIBRIDA
Perang Hibrida ( Hybird War ) adalah sebuah strategi militer yang memadukan antara perang Konvensional,perang yang tidak teratur dan ancaman cyber warfare baik berupa serangan Nuklir, senjata biologi dan kimia,alat peledak improvisasi dan perang Informasi.
Lalu bagaimana kita mengartikan perang Hibrida ini dalam konteks yang mudah di mengerti?
Untuk memudahkan pemahaman kita barangkali ada contoh yang sudah sangat dikenali oleh masyarakat yaitu perang di medan KURUSETRA dalam pewayangan yang melibatkan pihak PENDAWA dan KURAWA.
Perang Kurusetra merupakan perang 18 hari yang berakhir dengan kemenangan pihak Pendawa.
Perang Kurusetra merupakan gambaran perang Hibrida yang rasanya lebih mudah di mengerti.
Perang tersebut meliputi perang Konvensional karena mempunyai aturan perang dan dilakukan dalam formasi formasi tertentu, senjata yang digunakan pun Deskripsinya sudah mengarah kepada senjata Nuklir pada saat ini ( Hanya saja pada saat itu berupa Panah, Gada, pedang, Cakra dan sejenisnya namun Deskripsi ketika senjata itu digunakan efeknya sama dengan senjata Nuklir saat ini ).
- –Perang Irreguler menjadikan Srikandi tameng,padahal bukan Irreguler Forces.
- –Perang Asimetrik, Gatot kaca sendirian melawan pasukan yang besar.
- –Perang Informasi,lebih tepatnya Disinformasi dan rekayasa Informasi dengan menyebarkan Informasi terbunuhnya gajah bernama ASWATAMA yang merupakan faktor penentu kemenangan perang.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Perang Hibrida intinya adalah gabungan berbagaj jenis perang yang biasanya dilakukan pihak yang lebih lemah untuk melawan pihak yang lebih kuat secara Konvensional.
Inilah barangkali gambaran sederhana yang lebih mudah dimengerti tentang apa itu perang Hibrida.
Perang HIBRIDA merupakan campuran model perang asimetris, perang simetris ( serbuan militer ) ,perang proksi, perang informasi ( wujudnya bisa propaganda, edit dan kontra berita, penyesatan dll ) serta perang konvensional itu sendiri.
Ada empat jenis prakteknya atau bisa juga lebih. Artinya model mana duluan, siapa di belakang, kapan bersamaan, atau bagaimana manuver dengan intensitas berbeda maka terpulang The man behind the gun strategy.
-Gejolak politik di Libya tatkala campur tangan tangan asing menggusur Moammar Khadafi dari tampuk kekuasaan adalah salah satu contoh Perang Hibrida.
-Dari ARAB SPRING atau ” musim semi Arab” inilah model Perang asimetris dan perang Hibrida seolah olah gerakan rakyat /massa sebagaimana pernah menggulung negara negara PAKTA WARSAWA dekade 2000-an yang berslogan Colour revolution atau Revolusi warna.
-isu perang Balkan yang terkenal dengan istilah BALKANISASI tidak luput dari model perang campuran yaitu perang Asimetris ,perang Hibrida dan perang Proksi.
Apabila dicermati, ternyata para penulis Amerika ketika membicarakan perang Hibrida secara khusus adalah membahas tentang kasus kasus perang di Iraq, Afghanistan,syria,Libya,yaman dan Libanon yang bisa dipastikan ini adalah konsep perlawanan atau perjuangan yang mengusung konsep gerilya,perang kota, Asimetris, menggunakan persenjataan canggih dan perang Informasi dengan memanfaatkan segala upaya untuk dapat bertahan melawan agressor dan mengusirnya keluar dari negaranya.
Dalam hal ini, Amerika telah mempelajari kegagalan mereka pada perang Vietnam dan kegagalan mengendalikan Somalia.
Apabila mengacu pada hal itu, maka situasinya kira kira kembali sama ketika Indonesia mengalami perjuangan fisik yang tidak lain adalah PEOPLE’S WAR yang merupakan perang Inkonvensional dan tidak teratur ( Irregular ). namun sesuai kondisi saat ini dengan kesulitan yang lebih tinggi karena sudah memanfaatkan tehnologi informasi seperti yang digunakan dalam Cyber War. Kelompok Teroris dan Insurjen memanfaatkan internet untuk berkomunikasi,mendistribusikan propaganda, merekut anggotanya dan tugas tugas lainnya yang menambah kompleksitas perang tersebut.
Khusus mengenai kondisi di Indonesia,
Ada ancaman aktual terkait dengan perang Hibrida ini yaitu masalah:
-Konflik Horizontal antara kelompok etnis dan kelompok religius/militant, jaringan narkoba, kelompok Insurjen dan terorisme.
Dengan demikian ancaman perang Hibrida itu memang benar benar ada sesuai dengan yang dinyatakan dalam amanat oleh Panglima TNI,oleh karenanya TNI harus sedia payung sebelum hujan.
PERANG PROXY
Perang Proxy adalah sebuah konfrontasi antar dua negara yang menggunakan pemain pengganti untuk menghindari perang secara langsung yang beresiko pada kehancuran total.
Aktor non negara kekerasan dan tentara bayaran, pihak ketiga lainnya sering digunakan.
Diharapkan bahwa kelompok kelompok ini bisa menyerang lawan tanpa menggunakan perang skala penuh atau Perang Frontal.
Perang Proxy juga telah berjuang bersama konflik secara penuh. Hal ini hampir mustahil untuk memiliki perang Proxy yang murni.
Sebagai kelompok berjuang untuk bangsa tertentu biasanya memiliki kepentingan mereka sendiri,yang dapat menyimpang dari patron mereka.
Biasanya perang Proksi berfungsi dengan baik selama perang dingin,karena mereka menjadi kebutuhan dalam melakukan konflik bersenjata setidaknya antara dua pihak yang berperang sambil terus perang dingin.
Dalam pada itu KASAD Jendral GATOT NURMANTYO menyatakan,
Indonesia sebagai salah satu negara Ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadikan arena persaingan kepentingan Nasional berbagai negara. Untuk itu diperlukan langkah antisipasi agar keutuhan dan Kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia bisa terjaga.
Konflik konflik di belahan dunia terjadi akibat persaingan kepentingan antar negara untuk menguasai sumber energi.
Salah satu contohnya, invasi Iraq ke Kuwait pada 2 Agustus 1990 merupakan jalan pintas memulihkan ekonomi Iraq akibat turunnya harga minyak dipasaran Internasional.
Amerika serikat mengkhawatirkan situasi itu akan menggoyang harga minyak dunia dan mengganggu pasokan minyak ke negaranya.
Dengan berbagai dalih akhirnya Amerika melakukan Invasi ke Iraq dalam operasi militer yang bernama Badai Gurun Padang Pasir/ Dessert storm.
Posisi Geografis Indonesia yang dibawah tepat Garis Khatulistiwa menempatkan posisi Indonesia dalam wilayah Tropis yang hanya merasakan dua jenis musim penghujan dan kemarau sehingga di Indonesia bisa bercocok tanam sepanjang tahun.
Indonesia juga masih memiliki lebih dari 5.000 M3 air bersih per kapita per tahun. Dari sisi kepemilikan migas dan gas metana batu bara, sumur sumur minyak, gas dan simpanan batu bara di hampir seluruh wilayah Indonesia telah diolah perusahaan perusahaan asing yang memiliki modal besar.
Negara negara tersebut antara lain Usa, Inggris, Australia, Italia, Tiongkok, Malaysia, Norwegia.
Selain itu posisi Geopolitik Indonesia yang tepat di tengah negara negara Five Power Defense Arrangement ( FPDA ) yaitu perjanjian kerja sama pertahanan negara negara persemakmuran Inggris, menyimpan kerawanan yang patut menjadi perhatian serius.
Disebelah utara ada Malaysia dan Singapura,sedangkan di bagian selatan terdapat Australia dan Selandia baru.
Setidaknya tiga dari empat negara tersebut pernah memiliki sejarah hubungan bilateral yang kurang harmonis dengan Indonesia.
Sifat dan karakteristik perang telah bergeser seiring dengan perkembangan tehnologi.
Kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini kemungkinannya kecil. Namun adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang perang jenis baru seperti Perang PROXY, Perang HIBRIDA dan Perang ASIMETRIS.
Biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil. Namun juga bisa NONSTATE ACTORS yang dapat berupa LSM, Ormas, Kelompok masyarakat atau perorangan.
Melalui perang Proksi ini tidak diketahui dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan Nonstate Actor dari jauh.
Perang Proxy telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan Separatis,Militan IS/ISIS,Demonstrasi Massa, Hak asasi manusia ,bentrok antar kelompok dll dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lepasnya Timor timur dari Indonesia di mulai dengan pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi, sampai munculnya referendum,merupakan contoh Perang Proksi yang nyata .Celah Timor tanpa diduga menyimpan minyak dan gas bumi dalam jumlah yang fantastis.
Australia pun ingin menguasai kandungan minyak di celah Timor dengan pembagian yang lebih besar. Setelah perjanjuan celah Timor dengan Indonesia berakhir, Australia menggunakan isu hak asasi manusia HAM menyerukan perlunya penentuan nasib sendiri untuk rakyat Timor Timur.
Dijalur diplomatik, Australia juga membujuk PBB untuk mengeluarkan sebuah RESOLUSI Dewan Keamanan agar mengizinkan pasukan Multinasional dibawah pimpinannya masuk ke Timor Timur dengan alasan kemanusiaan, menghentikan kekerasan dan mengembalikan perdamaian.
MENGAPA AKTOR NON NEGARA LEBIH HEBAT DALAM BERPERANG….?
Hukum perang yang lebih dikenal dengan hukum Humaniter Internasional memang tidak dimasukkan untuk menjadi semacam kitab hukum yang berisi tentang aturan “Permainan perang “,melainkan untuk alasan alasan perikemanusiaan guna mengurangi atau membatasi penderitaan individu individu, serta untuk membatasi kawadan di dalam kombatan,dan alasan perikemanusiaan sedemikian membatasi ghairah negara negara untuk saling berperang.
Globalisasi dan kemajuan tehnologi akhirnya membuka tabir baru dalam arena peperangan yang multi aktor.
Prinsipnya semua negara sependapat pentingnya menjaga eksistensi negara dan oleh sebab itu maka perang adalah jalan yang memang harus dipilih karena timbulnya kepentingan sebagai dampak hubungan antar negara atau suatu keterpaksaan seperti akan kebutuhan suatu sumber daya dan dampak dari perubahan iklim.
Kemerdekaan adalah mahal,tetapi lebih mahal menjaga eksistensi sebuah negara yang telah merdeka.
Dan untuk menjaga eksistensi ini dapat dilakukan oleh AKTOR NON MILITER.
Walau bagaimanapun Perang sama penting dengan PERTAHANAN.
Hukum perang tidak memuat larangan bagi AKTOR NON KOMBATAN dalam berperang bahkan meski tidak menggunakan senjata,korban yang ditimbulkan jauh lebih besar oleh dampak bencana kelaparan, kemiskinan dan sejumlah gejolak sosial yang memakan korban jiwa.
Demikian hal yang paling mudah ketika AKTOR KOMBATAN di batasi dalam ketentuan hukum perang maka AKTOR NON KOMBATAN yang tidak terlibat dalam hukum perang berleluasa bertindak selaku NONSTATE menyusun strategi dan melancarkan peperangan. Media yang digunakan adalah Tehnologi, Informasi dan Lobi.
Mereka menggoyang dominasi suatu negara dan penyelenggaraan pemerintahan. Sekali lagi tidak ada negara manapun yang patut dipersalahkan sebagi AKTORNYA karena tidak cukup bukti kuat untuk mengatakan hal tersebut.
Selanjutnya, ketika virus Aktor non negara ini dengan cepat berkembang biak di negara yang kurang memiliki kemapanan dalam kesejahteraan dan kedewasaan dalam berpolitik,dia akan melahirkan aktor aktor baru yang jelas bertentangan dengan negara.
Tujuan utama adalah mempersempit gerak pemerintah,menunjukan eksistensi kelompok atau organisasi, menguras sumber daya alam dan merubah kultur budaya.
Kesemuanya dilakukan secara sistematik, perlahan dan tanpa terasa melalui pemisahan elemen demi elemen, kelompok demi kelompok dan membenturkan mereka hingga suatu negara akan mengalami kehancuran dari dalam.
LANDASAN TEORI
Perang tidak terjadi begitu saja tanpa melibatkan AKTOR AKTOR didalamnya.
Politik Luar negeri yang sering diaplikasikan sebagai kebijakan luar negeri berpengaruh besar terhadap maju mundur atau kuat lemahnya negara dalam mempertahankan eksistensinya.
Dalam studi hubungan Internasional pola pola aksi dan reaksi diantara negara negara yang berdaulat diwakili oleh para ELITE pemerintah / DIPLOMAT dan berlaku sama dalam masa perang dan masa Damai.
Morgenthau percaya bahwa Kapabilitas politik luar negeri suatu negara adalah POWER untuk mendominasi tindakan negara lain.
Akan tetapi Elite akan di pengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari Persepsi dan Estimasi atas lingkungannya.
Sampai pada TEORI ini cukuplah bagi kita untuk masuk pada lingkup politik dan kepentingan Internal.
ANALISISNYA,
jika kepentingan Internal lebih besar daripada tujuan Nasional maka akan timbul masalah baru.
Oleh karenanya berangkat dari kepentingan apapun jelas dibutuhkan suatu DOKTRIN yang pada dasarnya menuntun suatu strategi pertahanan negara untuk merumuskan Means,Ends and Away ( apa, dengan apa dan bagaimana ) untuk mempertahankan eksistensi negara.
Akan tetapi Doktrin tidak bisa berjalan tanpa JUDGEMENT, suatu realita tindakan yang harus dilakukan oleh para Elite.
Bila Doktrin tidak dijadikan sebagai suatu pijakan, maka dominasi Elite akan berpindah tangan kepada Aktor NonState.
Disinilah terjadi ASIMETRIS yang merujuk kepada kata ketidakseimbangan,dimana dominasi suatu negara tidak lagi absolut sebagaimana konsep negara/bangsa yang menggambarkan kondisi ideal dimana orang orang yang tinggal dalam suatu negara berketetapan hati untuk menciptakan Identitas yang sama.
Di dalam perang memang banyak variasi dan rangkaian strategi yang sengaja dibuat untuk membingungkan pihak lawan.
Hal ini selaras dengan SUN TZU : “….Sedemikian halus hingga tidak kentara…. Ia akan menjadi penentu nasib kepada musuhnya”.
Jadi yang dimaksud dengan perang GENERASI KEEMPAT bukan hanya perang antara Gajah dan pelanduk tetapi juga PENYUSUPAN sebagai aktor non negara dengan membawa berbagai misi.
Cara kerja mereka lebih mirip INTELIJEN ,tetapi tidak secara khusus melakukan kerja Intelijen.
Aktor non negara juga bertindak sebagai kekuatan organisasi non pemerintah telah memiliki jaringan mulai dari tingkat lokal sampai tingkat Global.Dapat mempengaruhi kebijakan dan tata kelola pemerintahan mulai dari tingkat regional, sub nasional – nasional sampai tingkat global.
Organisasi organisasi non-pemerintah ini juga terlibat dengan diplomasi untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat dan isu yang dibelanya.
Pada tingkat tingkat tertentu organisasi organisasi ini juga bergandengan tangan dengan Aktor aktor negara untuk memperjuangkan kepentingan tertentu dalam kancah diplomasi Internasional.
Jika aktor ini tidak memiliki kewaspadaan terhadap kepentingan nasional yang harus dibela dan pertahanan nasional yang harus dijaga, maka akan berdampak terhadap sistim pertahanan semesta.
Demikian pula bila aktor ini dipengaruhi kepentingan kelompok atau negara lain yang bertentangan dengan sistim yang berlaku dalam aturan hukum dan perundangan maka melalui kemampuan ekonomi dan intelektualnya, mereka mampu membuat kondisi menjadi terbalik.
Oleh sebab itu letak CENTRE OF GRAFITY dari pertahanan suatu negara harus senantiasa dilindungi.
Bila suatu negara bertahan habis habisan dan membuat pertahanan mendalam maka perlu dicermati bahawa perang Asimetris bisa membuat sistim ini menjadi timpang dan porak poranda.
Kita dapat melihat saat ini bagaimana wajah Irak telah berubah. Namun tidak satu pun organisasi di dunia yang mampu memberikan hukuman terhadap pelaku peperangan.
Harus diakui Sumber daya Manusia satu satunya komponen dinamis dalam pertahanan sehingga mampu diatur oleh berbagai kepentingan yang dapat merusak sistim pertahanan.
Keberadaan suatu sistim pertahanan suatu negara sebenarnya dirancang secara fisik dan non fisik untuk mendeteksi masuknya berbagai ancaman,hal ini bukanlah konsep yang mudah diaplikasikan.
Sekali lagi SUN TZU menyatakan : “Perang adalah soal Disposisi, yang ahli dalam bertahan menyulitkan musuh untuk menyerang, dan yang ahli dalam menyerang menyulitkan musuh untuk bertahan”.
BAGAIMANA RESPON SISTIM PERTAHANAN SEMESTA TERHADAP SERANGAN INI…?
Pertahanan adalah wajah untuk mengenal suatu negara.Ini adalah ungkapan yang tepat khususnya bagi INDONESIA.
Sebab perjuangan kita harus dilewati dengan darah dan air mata.
Ada dua faktor yang secara alamiah membentuk sebuah pertahanan, modal dasarnya adalah TANGIBLE dan INTANGIBLE factor.
- -TANGIBLE dimaknai sebagai sesuatu yang Given atau Kasat mata. Seperti faktor bahwa Indonesia terletak pada posisi silang dunia. Wilayahnya sebagian besar adalah lautan,daratannya sebagian besar adalah Tropis, memiliki keaneka ragaman hayati,kekayaan alam, keaneka ragaman suku bangsa yang hidup berdampingan.
- -INTANGIBLE adalah sesuatu yang tidak kasat mata atau sesuatu psikologis seperti kepemimpinan, wawasan kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta Ideologi.
Dari sini pertahanan semesta disusun secara kompatible untuk menghadapi dinamika ancaman.
Menyikapi Perang ASIMETRIS, Perang HIBRIDA dan Perang PROKSI dengan AZAS PANCASILA
Menurut Laksamana ( Purn ) Slamet Soebijanto, mantan KASAL periode 2005-2007 dalam bukunya MKPN ( Majelis Kebangsaan Pancasila Jiwa Nusantara ) edisi keempat ( PANCASILA BERDAULAT BANGSA SELAMAT ),
Beliau menyatakan, potensi dan posisi strategis yang dimiliki oleh Indonesia sangat menjadi perhatian dunia dan sangat tidak dikehendaki Indonesia untuk mengembangkan diri,karena akan sangat mengganggu kepentingan negara negara adidaya tertentu.
Oleh karena itu,
- -Indonesia tidak akan dibiarkan tumbuh berkembang menjadi negara besar dan kuat atas dasar potensi bangsa yang berasal dari sumber daya alamnya yang melimpah,
- -Tidak akan dibiarkan tumbuh berkembang menjadi negara besar dan kuat atas dasar potensi bangsa yang berasal dari jumlah penduduk yang besar,
- -Tidak akan dibiarkan tumbuh berkembang menjadi negara yang besar dan kuat atas dasar potensi keaneka ragaman budaya yang mempunyai nilai luhur budaya berdasarkan agama.
Oleh karena itu negara negara tertentu melakukan berbagai cara agar Indonesia bisa tetap dikendalikan,tetap tidak mempunyai peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk tumbuh dan berkembang sebagai negara yang besar dan kuat di dunia.
Indonesia adalah negara yang terbentuk bangsanya dahulu baru negaranya, maka bangsa adalah TITIK SENTRAL ( Center of Gravity ) yang harus dihancurkan dan dikuasai dengan cara menghancurkan Filosofi bangsa yaitu PANCASILA.
Begitu Dahsyatnya bentuk dan dampak dari serangan Perang ASIMETRIS, perang PROKSI dan perang HIBRIDA tersebut yang bertujuan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari dalam dan dari luar.
Menurut kenyataan mantan KASAL tersebut yang juga menjabat sebagai Pemimpin Majelis Kebangsaan Panji Nusantara ( MKPN ),
Bagi bangsa Indonesia PANCASILA adalah nilai nilai dan budaya luhur bangsa yang berdasarkan pada nilai nilai kebenaran agama agama yang ada di Nusantara yang bersifat tetap, pasti, tak berubah dan dapat diterima oleh setiap bangsa,dan hanya sistim PANCASILA dengan SISTIM MAJELIS-nya ( bukan SISTIM PARTAI ) yang dapat mengangkat harkat dan martabat kaum kaum agamawan, cerdik-cendikiawan, TNI dan Bala cadangan, para Sultan/Raja/Pemangku adat, Profesional dan seluruh rakyat INDONESIA. PANCASILA adalah KONSEP MURNI BANGSA INDONESIA yang dipersembahkan untuk Dunia, Konseptata ( Sistim ) bernegara yang bisa membawa kedamaian,kesejahteraan dan kemakmuran dunia.
Ujarnya lagi menurut mantan KASAL yang mempunyai sifat LOW PROFIL ini,
AZAS Bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perjalanan panjang bangsa menuju kemerdekaannya, oleh sebab itu para tokoh bangsa Indonesia bersepakat menetukan bahwa Azas bangsa Indonesia harus berdasarkan sejarah, budaya, adat istiadat dan nilai nilai luhur yang ada di bumi Nusantara.
Oleh karena itu kemerdekaan bangsa INDONESIA adalah :
1-Kemerdekaan yang berdasarkan pada nilai nilai ke-TUHAN-an
2-Kemerdekaan yang berdasarkan pada kemanusiaan yang adil dan beradab
3-Kemerdekaan yang berdasarkan pada Persatuan dan Kesatuan
4-Kemerdekaan yang berdasarkan pada budaya bangsa yang selalu bermusyawarah untuk mufakat dalam setiap pengambilan keputusan
5-Kemerdekaan yang berdasarkan pada tujuan untuk meraih keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
AZAS Bangsa Indonesia tersebut harus tertanam dan menancap dalam setiap relung jiwa anak bangsa dan dilangkahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam RUMAH BESAR INDONESIA.
Anak bangsa yang tinggal Di RUMAH BESAR INDONESIA adalah Bersaudara,diharapkan harus menyayangi satu sama lain dan setiap anak bangsa berkewajiban untuk menjadi yang terbaik bagi keluarga,lingkungan dan Negaranya.
Diharapkan Nilai nilai luhur dan murni pada AZAS Bangsa Indonesia yang bercirikan PANCASILA tersebut bisa membendung sekaligus melenyapkan anasir anasir jahat yang ingin memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini ,melalui rencana jahat dengan serangan ASIMETRIS,serangan PROXY dan serangan HIBRIDA yang sangat Dahsyat kehancurannya.
Sementara itu menurut kenyataan KASAD JENDRAL TNI GATOT NURMANTYO, bahwa Dr.otto Scharmer, seorang dosen di Massachusetts Institut of Technology ( MIT ) Amerika Serikat dan pendiri Presencing Institute, mengatakan bahwa Demokrasi baru yang lebih berdaya tahan dan tangguh adalah Demokrasi yang mengedepankan empat hal,yaitu :
- – Dialogis
- -Partisipasi langsung masyarakat
- -Turun kebawah
- -Digital
Keputusan yang di ambil dalam sistim Demokrasi ini berasal dari kesepakatan seluruh perwakilan masyarakat dan bukan berasal dari satu kelompok.
Di masa yang akan datang Dunia,negara,provinsi,kabupaten/kita,komunitas dan lembaga akan bersama sama membentuk “Global Forum” dalam semangat dan komitmen :
-memilih tanpa harus menghakimi
-menentukan tanpa harus menyalahkan
-memutuskan tanpa harus merendahkan
-menonjolkan tanpa harus meniadakan
-Unity in Diversity ( BHINNEKA TUNGGAL IKA) dan semangat gotong royong.
Semangat inilah yang dibutuhkan masyarakat dunia untuk menuju peradaban yang kuat dan madani penuh kehangatan dan kebersamaan.
*Diaduk dari berbagai nara sumber
By Bung Lek Umar Mentaras Biro Kuala Lumpur Malaysia
Foto by Patsus Dede Sherman ,Patsus Citox dan Google
10 Komentar
terimakasih ilmunya,,
Terimakasih atas wejangan ilmunya
Dari rahim bangsa nusantaralah pernah lahir Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit kemudian negara yg dikenal dgn nama Indonesia. Dan dari rahim bangsa Nusantara juga akan lahir Negara/kerajaan baru yg lebih hebat jikapun Indonesia tinggal sejarah. Bangsa kitalah yg melahirkan negara dgn nama Indonesia bukan sebaliknya.
PANCASILA jangan sampai luntur.
NKRI POROS MARITIM DUNIA
POROS KEUANGAN DUNIA.
AMIN….
Ilmu …?saya suka saya suka… semoga banyak lagiiiiii artikel seperti ini,,,,trimakasih banget,,
perang asymetris cs lbh berbahaya dampaknya ketmbng perang biasa, selain berpengaruh pd sluruh sendi kehidupan negara (krismon, arab springs) dan eksistensi keutuhan negara jg diambang kemusnahan (Balkanisasi)..
kekuatan fisik yg hebat wajib dipondasi dg jiwa yg tangguh..
pancasila kalo boleh saya katakan adalah contoh kecil penerapan syariat islam dalam akar budaya bangsa indonesia. al-qur’an dan hadist nabi muhammad saw, merupakan yg tertinggi dan merupakan pegangan utama umat islam, dan mempunyai makna dan aturan yang lebih luas. pancasila mengambil dari sedikit bagian syariat islam dan sudah mengakar dalam budaya bangsa, dan diterima oleh semua kalangan bangsa.
jadi menerapkan syariat islam keseluruhan berarti sudah mengamalkan lebih dari sekedar sila2 pancasila.
namun jika bertentangan dengan pengamalan pancasila otomatis syariat islamnya lemah.
islam dan pancasila tidak dapat dipisahkan, jika demokrasi berjalan tidak sesuai dgn syariat islam, maka demokrasi pancasila berjalan dalam aturan syariat islam
janganlah memisahkan pancasila dan islam, karena itu merupakan kejahatan, kekejian, dan pendholiman terhadap umat islam indonesia, bagi orang2 yang menginjak2 islam atas dasar pancasila atau menginjak2 pancasila atas dasar islam, maka boleh aku sebut sebagi penghianat atau orang bingung/tidak mengerti, jika muncul seperti itu, maka tanyalah apa ada bagian kecil pancasila yang bertentangan dgn syariat islam. karena tidak ada kontradiksi antara sila2 pancasila dengan syariat islam.
Pancasila Berdaulat
@Numpang Info : Info, tadi sekitar pukul 15.00 wib RI 1 merapat ke KOOPS I Halim PK Jl. Helicopter..ada apa gerangan sampai RI1 merapat ke KOOPS I Halim PK.? Salam NKRI..