WIDYA MWAT YASA Memiliki arti yakni: Menuntut ilmu guna diabadikan kepada negara dengan hati yang suci.
Ya, terdengar sangat indah bukan ???? tapi bukan keindahan itu yang ingin saya “Curhatkan”.
Melainkan bentuk realisasi dari sesanti yang selayaknya wajib ditanamkan kepada seluruh bagian dari Tanah, Air dan Tumpah Darah Indonesia.
Bagaimana tidak, jikalau melihat kondisi negeri ini yang semakin hari semakin membuat pilu,dengan permasalahan yang timbul semakin hari semakin banyak. Lalu, kemana semua “Ilmu” tersebut dimanfaatkan ?..
Saya yakin 100%, Bahwa setiap hari negeri ini menelurkan Jiwa Raga yang amat sangat berilmu. Akan tetapi apa guna jika Jiwa Raga yang amat sangat berilmu tersebut bila tidak mau menggunakan ilmunya untuk mengurai segala permasalahan serta ikut memperbaiki segala kekurangan di negeri ini ????
Sedikit jujur, Banyak dari bagian orang berilmu tersebut menggunakan “Ilmu” milik nya hanya untuk pribadi, keluarga dan bahkan hanya di “Spesialkan” untuk sebuah kelompok. Dan hasilnya apa ?
ya bisa dilihat sendiri kondisi negeri disaat kini.Sangat sarat akan kepentingan, hampir hilang “Hati yang Suci”.
Bagaimana kalau begini, setiap yang Jiwa Raga yang berilmu ini wajib menyumbangkan “Ilmu” milik nya untuk diabadikan kepada negara dengan hati yang suci agar tidak ada embel-embel apapun yang dapat menimbulkan permasalahan di kemudian hari,
Ibaratnya hanya boleh melihat “Kedepan” tidak boleh menengok ke “Kanan” dan “Kiri” tetapi boleh sesekali menengok “Kebelakang”. Mengapa hanya di bolehkan menengok “Kedepan” ? agar tujuan dari mengabadikan ilmu tersebut adalah untuk meyongsong kejayaan negeri ini dimana hasil dari kejayaan tersebut adalah Kemakmuran danKesejahteraan bagi seluruh Bagian dari Tanah,Air dan Tumpah Darah.
Bukankah KeIndonesiaan kita adalah saling Bergotong royong ?? Bergotong Royong Bahu Membahu demi Kejayaan Negeri Calon Pemimpin Dunia ini ?? sudah saatnya kita Bangkit dari Keheningan dan Kegelapan Malam, Bersemangat Menyongsong Mentari Pagi agar Siang Tak Kesusahan dan hasilnya adalah Senja yang dapat Dinikmati semua orang.
Mengutip dari Imam Ghozali, ”Semua manusia akan celaka kecuali orang yang berILMU, Semua orang yang berilmu akan celaka kecuali orang yang mengAMALkan ilmunya, Orang yang mengamalkan ilmunya akan terperdaya kecuali orang yang mengamalkan ilmunya dengan IKHLAS, dan Orang-orang yang ikhlas akan senantiasa dalam kedudukan yang AGUNG”.
Ah, Alangkah Indahnya jika “yang ikhlas akan senantiasa dalam kedudukan yang AGUNG”. Ah, Alangkah Indahnya jika “ WIDYA MWAT YASA “ terealisasi. Karena “Widya Mwat Yasa” adalah salah satu bentuk dari Bela Negara yang Indah nan Murni dari Hati yang terdalam
MARS BELA NEGARA
Arr. Dharma Oratmangun
Bangkitlah seluruh Bangsa Indonesia
Hadapi Tantangan dan Cobaan
Raihlah cita-cita yang mulia
Indonesia Makmur dan SentosaWalau Berbagai Suku dan Agama
Ragam, Budaya serta Golongan
Satu untuk Semua, Semua untuk Satu
Jayalah Indonesiaku TercintaPersatuan dan Kesatuan
Negara Republik Indonesia
Undang-Undang Dasar Empat Lima
Pancasila Dasar NegaraSeluruh Rakyat Wajib Bela Negara
Songsong Hari Esok Makmur Sejahtera#SekelumitCurhatanAnakNegeri
By Patsus Alfan Robyansah Mahasiswa UPN Veteran biro Surabaya
Gambar by Patsus Dede Sherman dan Patsus Citox
11 Komentar
jayalh kembali NUSANTARAKU.,
sistem pendidikan Indonesia adalah terberat di dunia tapi tidak diimbangi dengan budi pekerti dan malah merusak kreatifitas anak didiknya. Walau ada beberapa sekolah yang menerapkan pendidikan dengan baik.
Yah anda benar Bung.. Dan efek nya kedepan malah timbul persaingan antar individu yang malah kedepannya merugikan..
Selain orang tua, Media Televisi yang paling bertanggung jawab dengan keadaan moral anak-anak saat ini yang seringkali menyuguhkan tayangan yang tidak mendidik. Beda sekali saat jaman saya kecil dulu, sinetron jaman dulu slalu mempunyai nilai nilai moral yang mendidik.
konon di jepang, anak sekolah setingkat sd kelas 1-4 justru bekali dengan budi pekerti. baru setelah itu mereka dididik dengan ilmu pengetahuan lainnya. tapi di indonesia, yang dahulu sudah ada pendidikan budi pekerti malah ditinggalkan/dihapuskan daan diganti “ilmu pasti” mulai dari sekolah dasar sampai kuliah 🙁 akhirnya banyak generasi kita sekarang, pintar ilmu tapi lemah budi pekerti…
Jangan menyerah dan tetap semangat untuk INDONESIA
seluruh warga negara wajib hukumnya membela negeri ini terlepas dari apapun latar belakangnya.
Kelihatanya para pemimpin lupa akan amanat lagu indonesia raya “Bangunlah jiwanya,bangunlah badanya untuk indonesia raya”….barulah ..”Indonesia raya merdeka..merdeka..tanahku negriku yg ku ciinta ” dan barulah disusul “Hiduplah Indonesia Raya ”
Ketika yg di bangun adalah otaknya dengan pendidikan yg modern dan uptodate tapi lupa mengisi jiwanya,hatinya,idiologinya dengan ideologi yg kokoh dan dasar budi pekerti yg kuat. maka akan mencetak orang yg pinter secara akademik.akan tetapi buta dan bodoh akan budi pekerti.
dan ketika di korel,asikan dengan amanat ki hajar dewantoro ” ing ngarso sun tulodho,ing madyo mangun karso,tut wuri handayani” maka tidak akan pernah nyambung
Konsepnya Ki Hajr Dewantoro itu sudah sangat benar sekali.. Tapi banyak praktiknya yg salah.. Misal nih.. Jika si A ujian dapat nilai 95 dan si B dapat nilai 75.. Para pembimbing kebanyakan mungkin langsung mencap si A pintar dan Si B tidak terlalu pintar.. Padahal para pembimbing tidak tahu bagaimana proses cara mendapatkan nilainya.. Bisa jadi si A dapat nilai bagus karena nyontek temanya yg pintar.. Dan si B dapat nilai segitu karena murni nilai sendiri.. Jadi inti yang saya maksud bagaimana caranya “MengayomiYangSesuaiProsesnya” .. Bukan asal cap dari nilai saja.. Biar nanti si B dan si A tak terlibat persaingan individual yg bisa menjadi kebiasaan sampai kedepanya.. Jadi guru tak hanya harus membangun “nilainya ” akan tetapi juga semangatnya,kemurnian jiwa nya, moralnya dan yang paling penting yaitu sikap dan kedisiplinan yang dapat membuat seorang merasa Terayomi oleh pembimbing nya
Bagaskara manjer kawuryan
mottonya UPN VETERAN