Catatan Tukang Warnet Part 5

10

 

 

dedenew92

PEMIMPIN bersifat Hasta Brata
Ada ajaran dari leluhur kita tentang kiat kiat menjadi Pemimpin dengan meniru sifat sifat Alam Semesta sekitarnya , untuk mendapatkan maknanya dalam mewujutkan sikap dan perilaku dalam memimpin yang BENAR
Banyak sudah dijelaskan sifat Hasta Brata dalam berbagai pemaknaan dalam memahami bagaimana berprilaku yang benar dalam memimpin,

Piwulang Hastha Brata dalam pedhalangan terdapat dalam lakon Wahyu Makutharama, diajarkan oleh Begawan Kesawasidi (Prabu Kresna) kepada Raden Arjuna,
ajuarannya Sebagai berikut

  1. “ Kapisan hambege surya, tegese sareh ing karsa, derenging pangolah nora daya-daya kasembadan kang sinedya. Prabawane maweh uriping sagung dumadi, samubarang kang kena soroting Hyang Surya nora daya-daya garing. Lakune ngarah-arah, patrape ngirih-irih, pamrihe lamun sarwa sareh nora rekasa denira misesa, ananging uga dadya sarana karaharjaning sagung dumadi.
  2. Kapindho hambege candra yaiku rembulan, tegese tansah amadhangi madyaning pepeteng, sunare hangengsemake, lakune bisa amet prana sumehing netya alusing budi anawuraken raras rum sumarambah marang saisining bawana.
  3. Katelu hambeging kartika, tegese tansah dadya pepasrening ngantariksa madyaning ratri. Lakune dadya panengeraning mangsa kala, patrape santosa pengkuh nora kengguhan, puguh ing karsa pitaya tanpa samudana, wekasan dadya pandam pandom keblating sagung dumadi.
  4. Kaping pate hameging hima, tegese hanindakake dana wesi asat; adil tumuruning riris, kang akarya subur ngrembakaning tanem tuwuh. Wesi asat tegese lamun wus kurda midana ing guntur wasesa, gebyaring lidhah sayekti minangka pratandha; bilih lamun ala antuk pidana, yen becik antuk nugraha.
  5. Kalima ambeging maruta, werdine tansah sumarambah nyrambahi sagung gumelar; lakune titi kang paniti priksa patrape hangrawuhi sakabehing kahanan, ala becik kabeh winengku ing maruta.
  6. Kaping nem hambeging dahana, lire pakartine bisa ambrastha sagung dur angkara, nora mawas sanak kadang pawong mitra, anane muhung anjejegaken trusing kukuming nagara.
  7. Kasapta hambeging samodra, tegese jembar momot myang kamot, ala becik kabeh kamot ing samodra; parandene nora nana kang anabet. Sa-isene maneka warna, sayekti dadya pikukuh hamimbuhi santosa.
  8. Kaping wolu hambeging bantala, werdine ila legawa ing driya; mulus agewang hambege para wadul. Danane hanggeganjar myang kawula kang labuh myang hanggulawenthah.

Saya mempunyai versi sendiri pemahaman tentang Hasta Brata berdasarkan catatan catatan tua dahulu yang pernah saya catat, dan mungkin lebih berguna bila ditularkan kepada anak bangsa, tetapi bila ini dianggap salah atau kurang tepat, maka saya memohon maaf atas segala kekurangan dalam pemahaman saya, Ambillah yang baik buanglah yang jelek karena pada muaranya kita ingin menyampaikan kebaikan dan menularkan kebaikan .,

HASTA BRATA

  • LAKU Hambeging Candra ( Meniru perilaku Rembulan )
    Merupakan salah satu Ajaran Hasta Brata yang maknanya Seorang pemimpin harus memberi PENERANGAN yang menyejukan seperti Bulan, bersinar terang benderang namun tidak panas, Bulan menyinari bumi dikala malam yang gelap, maknanya harus tahu saat yang tepat untuk bertindak,.
  • Laku Hambeging Dahana ( Meniru perilaku Api )
    Maknanya Seorang pemimpin harus TEGAS, seperti api yang membakar. Namun pertimbangannya berdasarkan akal sehat yang harus dipertanggung jawabkan sehingga tidak membawa KERUSAKAN
  • Laku Hambeging Kartika ( Meniru Perilaku Bintang )
    Maknanya seorang pemimpin harus tetap PERCAYA DIRI meskipun dalam dirinya ada KEKURANGAN,
    Ibarat bintang bintang diangkasa walaupun ia sangat kecil tapi dengan optimis memancarkan cahayanya, sebagai sumbangan buat kehidupan. Bintang bintang tidak malu dianggap kunang kunang
  • Laku Hambeging Kisma ( Meniru perilaku Tanah/ Bumi )
    Maknanya seorang Pemimpin yang selalu berbelas kasih dengan siapa saja,
    Kisma artinya tanah, Tanah tidak memperdulikan siapa yang menginjak, semua dikasihani
  • Laku hambeging Samirana ( meniru perilaku Angin)
    Maknanya seorang Pemimpin harus WASPADA dan teliti dimana saja berada. tanpa menggantungkan laporan dari bawahan saja. Baik buruk rakyat harus diteliti benarr tanpa menggantungkan laporan dari bawahan saja,
    Seorang pemimpin TERUKUR dari bicaranya (tidak asal ngomong), setiap perkataannya difikirlkan dan dipertimbangkan dahulu dan selalu disertai argumentasi serta dilengkapi data dan fakta.
    Dengan demikian, pemimpin yang menguasai sifat Angin ini akan selalu melakukan check and recheck sebelum berbicara atau mengambil keputusaan
  • Laku hambeging Samodra ( Meniru perilaku Samudra )
    Maknanya seorang Pemimpin harus mempunyai sifat PEMAAF sebagaimana samudra raya yang siap menampung apa saja yang hanyut dari daratan.
    Pemimpin harus siap menjadi MUARA dan memberikan penyelesaian yang tepat dari setiap problematika sebagaimana samudra ,yang sebagai muara dari sekian juta sungai di dunia .
  • Lelaku hambeging Surya ( Meniru perilaku Matahari )
    Maknanya seorang Pemimpin harus memberi INSPIRASI pada bawahannya ibarat matahari yang selalu menyinari Bumu dan memberikan energi pada setiap mahkluk, Matahari selalu teapt waktu di pagi hari dan kembali sore hari,
    Artinya seorang pemimping membutuhkan KEDISPLINAN tinggi dalam bekerja, Matahari menyinari lorong lorong gelap dipermukaan bumi tanpa pilih kasih, sehingga karenannya dedaunan dapat bersemi dan manusia dapat melakukan aktivitasnya. Artinya Pemimpin harus bisa menjadi MOTIVATOR dan pemberi RUH pada rakyatnya
  • Laku Hambeging Tirta ( Meniru Perilaku Air )
    Maknanya seorang Pemimpin harus ADIL seperti air yang selalu rata permukaannya, KEADILAN yang ditegakkan bisa memberi kecerahan ibarat air yang bersih dari kotoran.
    Harapan Rakyat terhadap pimpinan yang paling utama adalah rasa keadilan. Oleh karena itu muncul harapan mesianistik berupa RATU ADIL, bukan Ratu Makmur atau Ratu Kuasa.
    Air bersifat luwes, tidak pernah berusaha mengalahkan, juga tidak kalah tapi sampai tujuan,

 

hastabrata1

GODAAN Lauwamah, Amarah Supiyah, Muthmainah ( Perlambang empat nafsu Manusia)
Seorang Pemimpin selalu mempunyai sifat sifat dasar manusia itu, dan ada pengaruh pengaruh dan bisikan bisikan yang berusaha mempengaruhi atas dasar empat sifat tersebut diatas,
Perlambang empat nafsu manusia tersebut terdiri dari Tiga Nafsu yaitu yang pertama suka makanan enak, suka marah, suka kenikmatan seksual.
Jika sudah berhasil dikendalikan maka manusia bisa mencapai ketenangan dan kesucian diri, dan itu dilambangkan dengan warna HITAM. Menunjukan tingkat kesucian diri,
Hawa hawa nafsu negatif; nafsu lauwamah (nafsu serakah; makan, minum, kebutuhan ragawi), amarah (nafsu angkara murka), supiyah (mengejar kenikmatan duniawi) dan mengapai nafsu positif dalam sukma sejati (al mutmainah).

Sehingga jasad dan nafsu/ hawa nafsu lah yang harus mengikuti kehendak DIRI (sukma sejati ) untuk menyamakan frekuensinya dengan gelombang Yang Maha Suci. Sukma menjadi suci tatkala sukma kita sesuai dengan karakter dan sifat hakekat gelombang Dzat Yang Maha Suci,
Bung Karno dalam pidato atau kuliahnya di hadapan para pimpinan partai dan elit bangsa pada tanggal 26 juni 1958 di Istana Negara menerangkan bahwa diperlukan tiga syarat bagi seorang pemimpin. Syarat tersebut adalah
1. Mampu menyampaikan iming-iming, idaman terhadap hal ihwal yang ingin dicapai dengan kepemimpinannya,
2. Menimbulkan rasa mampu pada yang dipimnpin untuk mencapai cita-cita tersebut, dan
3. Membentuk kekuatan yang nyata untuk mencapai cita-cita yang dimaksud.
Dinyataikan secara jelas bahwa pemimpin dunia, bahkan para nabi sekalipun selalu menggambarkan sesuatu yang menjadi idaman para pengikutnya.

Para nabi menggambarkan idaman atau iming-iming itu adalah kehidupan sorgawi, yang digambarkan penuh dengan kenikmatan yang luar biasa.
Bagi Adolf Hitler idaman tersebut adalah terwujudnya kerajaan ketiga, suatu kerajaan bagi ras Aria, ras yang paling mulia di dunia, dengan semboyannya Deutschland uber alles.
Kaisar Tenno Haika ingin mewujudkan Asia Timur Raya,
Bung Karno dan para founding fathers Indonesia mencita-citakan negara yang berkeadilan sosial dengan berdasar pada PANCASILA.
Cita-cita tersebut yang oleh Bung Karno disebut sebagai landasdan dinamis atau Leitstar [Leitstern] perjuangan. Dengan adanya hal ihwal yang menjadi idaman tersebut mendorong pengikut berkeinginan untuk mencapainya.

meme satrio

DERAJAT NARAYANA
TETAPI kita juga harus ingat pepatah
” Kridahning ati ora bisa mbedhah kuthaning pasthi,”
( Gejolak jiwa tidak bisa mengubah kepastian, Budi daya manusia tidak bisa mengatasi takdir Yang Maha Kuasa)

Manusia sekedar berusaha , Tuhanlah yang menentukan, sekuat apapun manusia memberontak, ia akan berhadapan dengan kekuasaan tertinggi di alam semesta ini yakni Tuhan Yang Maha Kuasa, Karena besarnya nafsu manusia seing kali ingin menguasai semuanya , memeluk gunung, melangkahi samudra, menembus langit atau memutar masa lalu bangsa ini agar berulang kembali, Namun semua akan berhadapan dengan kekuasaan Tuhan,
Bukankah sudah banyak dicontohkan didunia bagaimana nasib akhir hayat seorang pemimpin bila tidak amanah dan terlalu menonjolkan nafsunya ???
Karena memang sejatinya semuanya harus berimbang dalam kehidupan dunia dan akhiratnya nanti, menuju derajat Narayana.

Seperti perlambang sosok NARAYANA ( Manusia Paripurna) perlambang manusia yang telah mencapai KESEMPURNAAN hidup dalam menggapai kebahagian dan kehidupan sejati,
Dalam pentas wayang, tokoh yang dikatakan manusa berjiwa Dewa dan derajat Narayana adalah SEMAR.

Setiap pemimpin yang tidak mampu melaksanakan Hasta Brata bagai “Raja Tanpa Mahkota”.
Tetapi sebaliknya, rakyat jelata yang dalam hidupnya mampu melaksanakan Hasta Brata, berarti ia adalah rakyat jelata yang BERMAHKOTA , dalam arti Manusia yang luhur budi pekertinya.

Maaf hanya sekedar catatan usang dari seorang Tukang Warnet Sahaja
Salam, Persatuan

by Patku Satrio Suroboyo
Gambar by google dan Patsus Dede Sherman

Share.

10 Komentar

  1. mungkin ada baiknya dengan ajaran/ilmu seperti itu, tpi saat mayoritas indonesia adalah muslim, alangkah lebih bermakna seperti ajaran islam karena sumber ilmunya lngsung dari pencipta…

    • janganlah terpaku dg apa yang tersurat…..ada banyak ilmu2 allah yang tersirat.
      semuanya adalah sunatullah.

      apalagi hanya terpaku pada apa yang tersurat yang sepotong2 bisa bahaya tuh.

  2. Assalamualaikum wr wb Kang Ss dan sdr/i Patriot Garuda.ijin singgah sebentar…
    Tulisan yg bagus Kang,mudah2an smua org bs menerapkan sifat2 pemimpin d dlm kehidupan sehari2,baik d pekerjaan atau pun d keluarga,yg sesuai dng ajaran agama masing2…
    Semoga Kang Ss sehat selalu…amin ya rob…

    Klo ad salah2 kata mohon di maap kan,maklum cm sy hanya orang awam yg ga makan bangku sekolahan,cm tukang jaga kios rokok…hehehe

    Assalamualaikum wr wb….sdr/i para Patriot Garuda
    Over n Out…

  3. Terima kasih bung satrio,atas artikelnya sangat bagus dan mengingatkan saya akan petuah orang tua dulu,kamu orang jawa harus tahu jawab nya atau jawabanya ,artinya asal usul manusia di ciptakan dan untuk apa tujuan kita hidup .skli lg terima kasih bung smoga anada slalu sehat skluarga.dan buat rekan2 yg lain makin sehat selalu.amin

Leave A Reply