* Merajut Kembali Panji Panji Nusantara *
Bagian 7
NEGERI TALAM DUA MUKA vs NEGERI GANDA MAYIT
( Kisah sang NAGA melamar sang GARUDA )
” Jalmo moro jalmo mati “
” Dhemit moro dhemit mati “
” Dewa moro dewa keplayu “
” Dhemit ora ndulit “
” Setan ora doyan “-Makhluk datang makhluk mati ( penjajah )
-Makhlus halus datang makhluk halus mati ( agen asing / ular )
-Dewa datang dewa lari terbirit birit ( perang proxy )
-Makhluk halus tidak mau menyentuh ( Agen asing / ular )
-Setan pun tidak suka ( negara kuasa besar )
MODUS PERANG ASIMETRIS OLEH CHINA
Sebelum bicara tentang modus perang nirmiliter yang dikembangkan oleh China,
Sebaiknya membahas secara sekilas perihal kekuatan militernya.
Kemajuan militer China terutama Angkatan lautnya cukup signifikan,akan tetapi China sebenarnya menghadapi kendala struktural terkait GEO-STRATEGI militer.
Kenapa?
Betapa sistem pertahanan China itu sangat tergantung pada laut lepas,termasuk dalam hal ini pengamanan jalur “Energi Security-nya”.
Konfigurasi perairannya baik di Laut China Selatan maupun Laut China Timur sangatlah mudah diblokade fihak luar.
Laut China Timur contohnya,terbentang diantara wilayah Korea,Jepang dan Taiwan.
Sedangkan Laut China Selatan pada bentangan antara Taiwan-Filiphina-Indonesia-Singapura.
Keprihatinan besar Beijing hingga kini adalah rencana blokade oleh Amerika Serikat di Laut China yang niscaya akan berdampak langsung terhadap perekonomian secara menyeluruh apabila hal itu terjadi.
Barangkali inilah Shock and awe ( Gertak menakut nakuti ) yang dijalankan oleh Amerika Serikat dalam rangkah “melemahkan mental” China.
Belum lagi munculnya masalah ancaman dari India,Taiwan,Jepang,Korea,Vietnam,Filiphina dan lainnya.
Dan ketika China beraksi membangun pangkalan militer di kepulauan Spratly yang menjadi punca konflik Laut China Selatan yang menjadi rebutan antara Vietnam,Filiphina,Brunei,Malaysia dengan China berdalih reklamasi mengembangkan sektor sipil,Maka Amerika Serikat pun bereaksi terhadap tindakan China tersebut dengan melakukan patroli udara oleh pesawat pengintai Poisedon di sekitaran langit kepulauan Spratly.
Inilah sekilas MAPPING kekuatan militer China yang dihadapkan dengan potensi serta prakiraan ancaman kedepan.
Mengurai MODUS ASYMMETRIC WARFARE yang dikembangkan oleh China bisa dilacak dan ditelusuri dari Model kebijakan politik terbaru yang dikembangkan di mulai dari abad 21.
Betapa China sejak REFORMASI ,menurut Prof.Wang Gung Wu dalam seminar CSIS ,16 november 1997 mengalami Transformasi dan Konvergensi ke arah Kapitalisme yang melahirkan ONE COUNTRY AND TWO SYSTEM yakni ;
– System negara dalam Eloborasi ideologi sosialis/komunis dan kapitalis.
Dengan kata lain ,Model perekonomian boleh saja bebas sebagaimana kapitalisme berpola mengurai pasar,namun secara politis tetap dalam kontrol negara Partai Komunis China.
Titik berat Konsep ini adalah Swasta pada satu sisi,sedang peran negara diperkecil di sisi lain.
Artinya,para pengusaha boleh didepan membuka ladang ladang usaha di luar negeri,akan tetapi ada BACK UP Militer ( Negara ) di belakangnya.
Itu titik poin konsepsi ONE COUNTRY TWO SYSTEM yang kini dijalankan oleh China di berbagai belahan dunia.
Ciri lain China dalam menerapkan reformasi politiknya,jika kedalam ia gunakan cara PENDEKATAN NAGA terhadap rakyatnya.
Sangat keras,tegas bahkan tanpa kompromi demi stabilitas di internal negeri.
Kasus di lapangan Tianamen merupakan bukti nyata ,betapa negeri Tirai bambu tidak terpengaruh oleh angin surga demokrasi ,HAM,Freedom dll yang digemborkan oleh barat.
Termasuk dalam hal ini adalah hukuman tembak mati bagi para koruptor dll.
Lalu ketika China melangkahkan kaki keluar maka tata cara pun diubah.
Ia menerapkan cara PENDEKATAN PANDA/ SIMPATIK,sangat bertolak belakang dengan kebijakan Internalnya.
Menebar Investasi misalnya ataupun bantuan ataupun hibah dalam ujud pembangunan gedung gedung,Infrastruktur dll dan sudah barang tentu dengan persyaratan “Tersiratnya” yang mengikat.
Pendekatan Panda akan diperdalam karena merupakan ruh dan Jiwa pada model perang Asimetris yang sering dikerjakan oleh China.
Apabila sumber peperangan Asimetris Barat adalah SAPs-nya IMF sebagaimana yang diuraikan diatas tadi,maka modus perang non militer China adalah TURNKEY PROJECT MANAGEMENT.
Ia adalah sebuah model investasi asing yang ditawarkan dan disyaratkan oleh China kepada negara peminta dengan Sistem “Satu Paket” ,Artinya mulai dari Top Management,pendanaan,materiil dan mesin,tenaga ahli,bahkan metode dan tenaga kasar ( kuli ) di dropping dari China.
Modus TURNKEY PROJECT ini relatif sukses dijalankan di Afrika sehingga warga China migrasi besar besaran bahkan tak sedikit yang menikah dengan penduduk lokal.
Mereka menganggap Afrika kini tanah air yang kedua.
Timor leste pun tampaknya demikian,betapa bangunan fisik beberapa kantor kementerian bermotif ala China yang katanya hibah dari pemerintahan negeri Tirai bambu,dan gayung pun bersambut setelah Xanana gusmao mempersilahkan terhadap militer China sewaktu masih menjadi perdana menteri Timor leste.
Beberapa Investasi China di Indonesia sebenarnya telah menerapkan modus ini.
Bukan barang baru memang,karena dari dulu sudah berjalan.
Penelusuran GFI,Sinar Mas ( Indah kiat ) ketika membangun pabrik pulp dan paper juga menerapkan Turnkey Project.
Atau pembangunan pembangkit tenaga listrik di Purwakarta ,hampir semua tenaga kerja mulai dari Direksi sampai kuli bangunan didatangkan dari negeri China.
Demikian juga sewaktu pembangunan Lippo Kawarachi dekade 1990-an dikerjakan oleh pekerja China termasuk di muara jawa ,Kutai kertanegara dll.
Maka boleh ditebak ,bahwa rencana pembangunan terusan Brito di Nicaragua dan Kanal Isthmus di Thailand oleh China niscaya menerapkan Turnkey project Management pula.
Artinya bakal ada migrasi besar besaran warga China ke Thailand dan Nicaragua guna mengerjakan Proyek spektakuler tersebut sebagaimana yang terjadi di Medan,dimana pemerintah China membawa sekitar 50.000 orang tenaga kerja ( warganya).
Bila Investasi di Medan saja mendatangkan sekitar 50.000 warganya,lalu berapa banyak warga China bakal migrasi melalui Investasi China pada 24 pelabuhan laut,14 pelabuhan udara dan sekitar 8000-an Kilometer jalur kereta api di Indonesia.
Selain rencana mempererat hubungan bilateral China – Indonesia menargetkan pertukaran 10 Juta warga China dalam berbagai bidang pada dekade 2020-an nanti.
Rencana tersebut berpeluang memberikan persaingan budaya antara warga China dan pribumi bila terjadi pertarungan untuk mempertahankan siapa lebih dominan ,mengingat jumlah 10 Juta Jiwa itu bukan angka yang sedikit.
Dikhawatirkan hal ini merupakan strategi China untuk menguasai Indonesia secara Non Militer.
Secara perlahan Ia memasukkan warganya ke Indonesia,kemudian mendesak keluar warga pribumi Indonesia pada peran di sektor sektor strategis di Indonesia di ganti dengan warga China.
Hingga akhirnya ,pemilik Indonesia bukanlah orang orang keturunan NUSANTARA tetapi adalah pemilik orang orang pendatang dari negara China seperti yang terjadi di negara tetangga Singapura.
NEGERI GANDA MAYIT MENJADI NEGERI GANDA WANGI
Pada tahun 1960-an Indonesia bersama sama China,Korea utara,pakistan dan India belajar membuat rudal ke Uni soviet.
Rudal rudal Uni soviet itu di bawa ke Indonesia untuk dibedah agar orang Indonesia bisa mempelajarinya.
Tidak itu saja,pakar rudal Uni soviet juga didatangkan ke Indonesia untuk membantu para Insinyur Indonesia.
Praktek lapangan dari para ahli rudal Uni soviet ini dilakukan di Pameungpeuk Garut Jawa Barat.
Awalnya Indonesia seperti siswa yang cerdas,
Munculah Roket pertama yang diberikan nama KARTIKA 1.
Namun setelah roket itu berhasil diluncurkan,Indonesia memutus keluar dari sekolah,padahal masih sekolah di bangku SD.
Sementara China,India,Pakistan dan korea utara terus melanjutkan sekolah dan kini menjadi sarjana dengan nilai yang fantastis.
Mereka berhasil membuat peluru kendali dengan hulu ledak nuklir.
Melihat teman teman seangkatannya telah sukses,
Indonesia pun berpikir ulang untuk kembali melanjutkan sekolah.
Dalam hatinya berkata ” Tidak ada kata terlambat dalam belajar ( sambil menunduk tersipu malu ) ”
Namun apa daya,
Guru yang mengajarnya pada tahun 1960-an tersebut telah meninggal dunia ( Uni Soviet).
Untunglah ada teman seangkatan yang mau membantu dari sekolah Jakarta – Peking – Pyongyang.
“Sudah….sekarang belajar dulu membuat peluru kendali jarak pendek aja…..gak usah macam macam dech…..nanti bolos sekolah lagi” ujar negara China.
Materi pelajaran yang disampaikan oleh China antara lain ;
-Alih tehnologi rudal dari proses awal,perakitan,pengujian,pemeliharaan,modifikasi, ” up-grade” rudal dan pelatihan.
Produksi dan pemasaran bersama atas produk persenjataan tertentu antara lain Peluru kendali C-705 ,jika rudal ini berhasil dibuat maka setiap pembelian oleh pihak lain harus dilakukan antar pemerintah G to G.
ERA PELURU KENDALI BUATAN INDONESIA
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan China membangun pabrik peluru kendali C-705 di Indonesia.
Dalam skema joint production ini akan terdapat TRANSFER OF TEHNOLOGY ( ToT ) untuk membantu penguasaan tehnologi rudal.
Diharapkan dengan adanya ToT ini selanjutnya pihak peneliti dan industri lokal bisa mengembangkan rudal dengan performa yang lebih baik dibanding C-705 untuk menunjang kebutuhan TNI.
Untuk diketahui ,baik Indonesia atau China tidak terikat dengan MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME ( MTCR ) yang melarang perpindahan / Transfer tehnology yang berkaitan dengan Platform tanpa awak yang mampu membawa muatan 500 kg dalam jarak 300 km.
Sehingga kedepannya kerja sama ini bisa dilanjutkan untuk platform yang lebih jauh dengan ukuran lebih besar seperti C-803 atau bahkan C-805 yang berjangkauan 500 km.
Rudal C-705 adalah hasil pengembangan dari C-704 dan bentuknya lebih mirip miniatur C-602.
Pengembangan rudal baru ini fokus ketiga hal :
– Elemen mesin,hulu ledak dan sistem pemandu.
Desain modular dari mesin baru meningkatkan jangkauan rudal yang sebelumnya 75-80 km menjadi sampai 170 km.
Dengan jarak efektif 140 km jika didukung sistem targeting dibalik cakrawala ( OTHT ).
Rudal C-705 dipersiapkan untuk mengandaskan kapal perang lawan yang berbobot hingga 1500 ton ( kelas light Corvette ).
Daya hancur yang dihasilkan rudal ini bisa mencapai 97% ,ideal untuk menenggelamkan kapal.
Rudal C-705 ini menggunakan pemandu Inersia dan GPS untuk fase jelajah dan pemandu radar aktif untuk fase terminal.
Pada fase terminal rudal akan mencapai target dan menghujam ke target ( Homing ).
Kedepannya juga akan dikembangkan pemandu TV dan IR ( Infra red ) untuk mengatasi kemungkinan salah sasaran dan target yang berkategori STEALTH.
Dari kerja sama ini diharapkan produsen dan peneliti dalam negeri bisa mendapatkan ilmu praktis tentang material casing,seeker/sensor,guidance dan motor roket.
Jikalau ilmu itu bisa di kuasai maka akses untuk mengembangkan rudal murni buatan dalam negeri bisa lebih mudah.
Karena Trnsfer of Technology (ToT)merupakan jalan pintas untuk meraih kemandirian di bidang alutsista.
Kerja sama rudal C-705 sangat penting bagi Indonesia dan sangat strategis.
Dari rudal ini Indonesia akan mengembangkan kemampuan rudal CRUISER RX – 420 yang ditargetkan memiliki daya jangkau 300 km lebih.
Jika technology CRUISER telah dimiliki oleh para pakar Indonesia ,tidak mustahil daya jelajah RX – 420 bisa ditingkatkan naik kelas ke RX – 550 yang berdaya jangkau 500 km atau RX – 750 yang berdaya jangkau 700 km lebih.
Dengan ToT maka pengembangan RKX ( Roket Kendali Eksperimental ) dan RKN ( Roket Kendali Nasional ) dapat dipercepat dan hambatan hambatan yang ada segera diatasi.
Selain itu diharapkan juga bisa mengakses sisi software dari rudal ini yaitu Algoritma navigasi dan algoritma pencarian sasaran yang bisa digunakan bukan hanya untuk rudal anti kapal tapi juga rudal anti pesawat maupun rudal serang darat.
Efek dari kerja sama ini bisa membuat kita mandiri di bidang rudal.
Dengan produksi mandiri maka negara negara lain tidak akan mudah mengetahui jumlah pasti rudal yang kita produksi dan kita miliki sehingga meningkatkan daya DETTERENCE ( efek gentar ) yang dimiliki oleh TNI yang akhirnya mampu memperkuat kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Diharapkan munculnya rudal versi militer Indonesia akan menggentarkan negara negara tetangga.
Negara negara tetangga dan juga negara negara kuasa besar yang mencoba mengganggu teritorial Indonesia ,akan berpikir puluhan kali jika pertahanan rudal Indonesia bisa dikembangkan secara optimal .
Dan juga akan menjadi kuburan buat mereka di NEGERI GANDA MAYIT ini bila ada yang coba coba berani mengganggunya.
* Dirangkum dari berbagai nara sumber
by Lek Umar Mentaras biro Kuala Lumpur
gambar by Google , Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman
12 Komentar
HMMM lanjutkan…..
TURNKEY PROJECT MANAGEMENT ini yang sudah menjadi kenyataan lihat…dikota-kota besar maka kita perlu untuk mewaspadainya….Bagi penentu kebijakan kami mengharapkan untuk lebih pro Pribumi..
NKRI BISA
Semoga Terwujud…
kenapa artikel si patga ini suka tdk tersambung satu paragraf satu dengan paragraf lainnya, seperti terpotong, tapi nyari potongannya tidak ketemu. pada nyadar ga ya yang baca artikel.
Ini Puzzle Saudara!!!
sampek dimana ya proses tot missil c705 ini..???
sudah dibanggunkah prasarananya di Indonesia..???
atau masih wacanaa..???
Saya kira untuk memaksimalkan potensi pertahanan Natuna kita harus segera bentuk Kogabwilhan Utara. Perkuatan Natuna merupakan langkah cerdas para pengambil keputusan, disamping untuk menghadang Tiongkok, juga memotong supply / bantuan Malaysia pada Sabah – Serawak. Jika di Ambalat kisruh, bantuan tidak akan sampai ke Malaysia Timur karena dihadang di Natuna.
Pengembangan Rudal buatan dalam negeri yg bisa menggetarkan kawasan
…..artikel ini sepertinya susah aku mengerti….ada yg missing….seperti kebolak-balik…..maklum hanya ungkapan sopir truck yg ngetem di pojokan…..
Maksudnya 10 jt warga cina akan tergantikan dengan kemandirian rudal tipe c?
artikel yang bagus, berurutan—terima kasih Bung 🙂
Indonesia sebuah negeri hebat yg sedang di dekati oleh china dgn kebijakan politik guna mendukung perang asimetris. ditambah kucuran dana infrastruktur dgn berabgai syarat khusus, memberikan ToT dgn timbal balik lain, mengerjakan proyek dgn membawa penduduknya (alias transmigrasi dari china ke Indonesia, supaya bisa berbaur lagi dengan penduduk nusantara, ntah setelah itu apa lagi skenarionya guna menguasai negeri ini)
Yin dan Yang , kemesraan dg China disisi lain mengkhawatirkan, disisilain menggembirakan. Pemerintah hrs concern menjaga agar kedua sisi tetap imbang ato lebh condong ke tanah air..
Mesra its Ok, tp curiga tetap jalan..